Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah

Menentukan banyaknya gamet,  genotip, dan fenotip dalam suatu persilangan merupakan langkah awal yang harus kita lakukan dalam membuat diagram persilangan. Berikut ini adalah cara mudah menentukan dan menghitung macam gamet, genotip, dan fenotip suatu persilangan.

1. Cara Menentukan Jumlah Macam Gamet

Jumlah macam gamet dari induk dapat dihitung menggunakan rumus 2n (baca: 2 pangkat n) dengan n merupakan jumlah pasangan alel heterozigot yang bebas memisah.

Teknik dalam mencari macam gametnya adalah dengan Diagram Anak Garpu. Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut:

*) Penulisan alel heterozigot dilakukan secara terpisah, sedangkan yang alel homozigot ditulis salah satu.



*) Pada alel heterozigot diberi penghubung garis bercabang, sedangkan  pada alel homozigot diberi penghubung garis lurus

Contoh 01

Terdapat individu memiliki 2 pasang alel heterozigot yang bergenotip Pp Qq RR. Tentukan berapa jumlah dan macam gametnya!

Penyelesaian

Diketahui:

Genotip Pp Qq RR (terdapat 2 pasang alel heterozigot dan 1 pasang alel homozigot)

Ditanya:

Jumlah dan macam gametnya = ..... ?

Jawab:


Digunakan rumus 2n untuk mencari jumlah macam gametnya, di mana n adalah pasangan alel heterozigot. Maka didapatkan 22 = 4 macam gamet.

Macam gametnya dapat dicari dengan menggunakan Diagram Anak Garpu seperti Gambar 01.

Jadi macam gamet yang dihasilkan adalah PQR, PqR, pQR, dan pqR.

Contoh 02

Carilah jumlah dan macam gamet yang terbentuk dari individu bergenotip EeFf Gg Hh!

Penyelesaian

Diketahui :

Genotip EeFf Gg Hh memiliki 4 pasangan alel heterozigot. Namun, pada genotip tersebut terdapat tautan antara Alel Ee dan Ff, sehingga dihitung 3 pasangan alel yang heterozigot.

Ditanya :

Jumlah dan macam gametnya = ..... ?

Jawab :

Karena terdapat tautan alel, maka jumlah macam gametnya sebanyak :

2n = 23 = 8 macam

Untuk membuktikan kedelapan macam gamet tersebut, maka digunakan metode diagram anak garpu pada Gambar 02.

Jadi, dari diagram di atas dapat diketahui macam gametnya adalah EFGH, RFGh, EFgH, EFgh, efGH, efGh, efgH, dan efgh.

2. Cara Menentukan Macam Genotip dan Fenotip Hasil Keturunan

Dalam menentukan genotip dan fenotip hasil keturunan, maka cara termudahnya adalah langsung dengan memasangkan alel antara kedua induk yang sealel, menghitung jumlahnya kemudian menggabungkan dengan alel lainnya yang bukan sealel dan mengalikan koefisiennya.

Contoh 03

Sebuah tanaman Kacang Ercis biji bulat kuning heterozigot bergenotip (BbKk) disilangkan dengan sesamanya. Tentukan rasio fenotip keturunannya jika sifat alel Bulat (B) dan Kuning (K) dominan terhadap alel Keriput (b) dan Hijau (h)!

Penyelesaian

Diketahui :

Ercis bergenotip BbKk dengan fenotip biji Bulat Kuning disilangkan sesamanya. Alel B dan K dominan terhadap b dan k.

Ditanya :

Rasio fenotip keturnannya berapa ?

Jawab :


P1 : BbKk (Biji bulat - kuning jantan) >< BbKk (Biji bulat - kuning betina)

G1 :  BK, Bk, bK, dan bk (jantan) - BK, Bk, bK, dan bk (betina)

F1 : Gambar 03

- B jantan dengan K dan k betina.


- b jantan dengan K dan k betina.

- K jantan dengan B dan b betina.


- k jantan dengan B dan b betina. Maka dari cara tersebut didapatkan jumlah : BB = 1, Bb = 2, bb = 1 KK = 1, Kk = 2, kk = 1 Selanjutnya, dilakukan penggabungan dari alel - alel tersebut menjadi seperti berikut :

1 BB digabung dengan :

1 KK menjadi 1 BBKK (biji bulat - kuning). 2 Kk menjadi 2 BBKk biji bulat kuning). 1 kk menjadi 1 BBkk (biji bulatiuu - hijau).

2 Bb digabung dengan :

1 KK menjadi 2 BbKK (biji bulat - kuning). 2 Kk menjadi 4 BbKk (biji bulat - kuning). 1 kk menjadi 2 Bbkk (biji bulat - hijau.

1 bb digabung dengan :

1 KK mennjadi 1 bbKK (biji bulat - hijau). 2 Kk menjadi 2 bbKk (biji keriput - kuning). 1 kk menjadi 1 bbkk (biji keriput - hijau). Jumlah fenotip pada F1 di atas adalah :

*) Biji bulat kuning = 9


*) Biji bulat hijau = 3
*) Biji keriput kuning = 3
*) Biji keriput hijau = 1

Jadi, dari hasil di atas rasio fenotip F1 didapatkan :

= Bulat-kuning : Bulat-hijau : Keriput-kuning : Keriput-hijau = 9 : 3 : 3 : 1

3. Rumus Hubungan antara Jumlah Sifat Beda dengan Jumlah Genotip - Fenotip pada F2 (keturunan kedua)


Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah
Cara Menentukan Jumlah Gamet dan Menghitung Macam Genotip - Fenotip Beserta Contoh Soalnya
Untuk memudahkan kita dalam mencari jumlah macam genotip dan fenotip pada keturunan kedua (F2), maka dapat dicari menggunakan rumus berikut ini berdasatkan pada jumlah sifat beda yang akan disilangkan.

Jumlah sifat beda = n


Jumlah jenis gamet F2 = 2n
Jumlah jenis gamet F2 = 3n
Jumlah jenis fenotip F2 = 2n
Jumlah perbandingan F2 = 4n
Perbandingan fenotip F2 pada :
1 sifat beda = 3 : 1
2 sifat beda = 9 : 3 : 3 : 1
3 sifat beda = 27 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 1
4 sifat beda = 81 : 27 : 27 : 27 : 27 : 9 : 9 : 9 : 9 : 3 : 3 : 3 : 3 : 1

Contoh 04

Diketahui suatu individu disilangkan secara dihibrid. Tentukan jenis jumlah gamet F2, jumlah jenis genotip F2, jumlah jenis fenotip F2, jumlah perbandingan F2, dan perbandingan fenotip pada F2!

Penyelesaian

Diketahui :

Persilangan dihibrid (melibatkan 2 sifat beda, n = 2)

Ditanya :

Jumlah jenis dan macam gamet, genotip, fenotip, dan perbandingan serta perbandingan fenotip pada F2 = ..... ?

Jawab :


Karena n = 2, maka jumlah jenis gamet F2-nya 2n = 4, jumlah jenis gamet F2-nya = 3n = 9, jumlah jenis fenotip F2-nya = 2n = 4, jumlah perbandingan F2-nya = 4n = 16, serta perbandingan fenotip F2-nya = 9 : 3 : 3 : 1.

Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah

Pada artikel Biologi kelas XII kali ini, kamu akan mempelajari tentang persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid pada Hukum Mendel.

--

Halo teman-teman yang di sana! Kamu, iya kamu! Siapa di antara kamu yang tahu siapa ilmuwan yang dijuluki sebagai Bapak Genetika Modern?

Jawabannya pasti sudah ketebak ya saat kamu membaca judul artikel ini. Yup! Beliau adalah Mendel. Nama lengkapnya adalah Gregor Johann Mendel. Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya mengikuti suatu pola tertentu.

Penemuan itulah yang sampai sekarang kita sebut dengan nama Hukum Mendel. Nah, Hukum Mendel ini dibagi menjadi dua nih, yang pertama adalah Hukum I Mendel dan yang kedua adalah Hukum II Mendel.

Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah

Baca juga: Pola-Pola Hereditas

Perlu kamu ketahui, Hukum I Mendel disebut juga dengan hukum segregasi bebas. Kenapa? Karena pada hukum ini, gen di dalam alel mengalami pemisahan (segregasi) secara bebas saat pembentukan gamet. Alel itu sendiri adalah pasangan gen yang terletak di lokus yang sama pada kromosom homolog. 

Di sisi lain, Hukum II Mendel disebut juga dengan hukum asortasi bebas karena gen di dalam gamet mengalami penggabungan (asortasi) secara bebas saat pembentukan individu baru. So, jangan sampai tertukar ya, Squad. Nah, Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel ini diterapkan pada proses persilangan yang akan kita bahas pada artikel kali ini. Yuk, langsung saja kita simak!

Sebelum kita masuk ke inti dari pembahasan kita, ada istilah-istilah dalam persilangan yang perlu kamu ketahui dulu nih. Supaya kamu nggak bingung, ayo kita kenali istilah-istilah tersebut. Apa saja ya? Ini dia!

Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah

Oke, setelah kamu tahu apa saja simbol dan istilah-istilah dalam persilangan itu, sekarang yang harus kamu ketahui adalah bagaimana cara dalam menentukan gamet. Gamet yang akan kita ketahui adalah berapa jumlahnya serta apa jenisnya.

Baca juga: Mengenal Gen, DNA, dan Kromosom


Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah

Nah, sekarang kamu sudah tahu macam-macam simbol, istilah, serta cara dalam menentukan gamet, nih. Berarti kamu sudah siap untuk masuk ke pembahasan yang kita nanti-nanti dari tadi. Daripada terlalu banyak nulis, mending langsung kita simak saja, yuk!

Persilangan Monohibrid

Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada persilangan ini, kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna bunga (merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb).

Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan gamet kedua (G2), gen di dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel anak (gamet). Secara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan kedua gen tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan gen yang lainnya.

Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara penuh (intermediet).

Baca juga: Mengenal Hukum Mendel tentang Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Kasus dominansi penuh

Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen yang satu lebih kuat dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Akibatnya, sifat gen yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat gen yang lemah. Dalam hal ini, gen yang memiliki sifat yang kuat disebut gen dominan dan gen yang memiliki sifat yang lemah disebut gen resesif.

Perhatikan contoh di bawah ini, ya.

Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan gen M bersifat dominan penuh terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!

Penyelesaian:

Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah

Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan fenotip dan genotipnya. Perlu diingat kalau fenotip adalah sifat yang tampak. Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu kalau perbandingan fenotipnya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih). Sedangkan, untuk perbandingan genotipnya diperoleh MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.

Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)

Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari kedua gen sama-sama kuat. Jadi, tidak ada gen yang bersifat dominan ataupun resesif.

Perhatikan contoh di bawah ini.

Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan M dan m sama-sama merupakan gen dominan. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!

Penyelesaian:

Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah
 

Bagaimana nih? Sampai di sini paham ya? Kalau begitu, ayo kita lanjut ke jenis persilangan yang kedua, yaitu persilangan dihibrid.

Baca juga: Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Persilangan Dihibrid

Jika pada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja, maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih. Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb.

Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan F2, gen di dalam gamet yang tadinya mengalami pemisahan kemudian akan bergabung secara bebas. Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah gen yang satu dapat secara bebas bergabung dengan gen yang lainnya tanpa adanya syarat tertentu.

Perhatikan contoh berikut ini.

Persilangan antara biji bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bulat (B) dominan terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) dominan terhadap warna hijau (k). Lakukan persilangan sampai mendapat F2!

Penyelesaian:

Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah

Sehingga, akan diperoleh F2 = bulat kuning (B_K_), bulat hijau (B_kk), kisut kuning (bbK_), kisut hijau (bbkk). 

Untuk perbandingan fenotipnya adalah sebagai berikut:

Perbandingan fenotip = bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1. 

Wow, lumayan panjang ya pembahasan kita kali ini. Bagaimana, sudah mulai pusing?

Tapi tenang, pembahasan yang kelihatannya panjang dan rumit ini aslinya mudah kok, serius deh! Nah, kalau kamu cuma baca doang tanpa latihan soal, kan nggak afdol tuh. Oleh karena itu, di bawah ini ada latihan soal nih. Langsung dicoba, ya! Nanti yang sudah dapat jawabannya, bisa langsung tulis di kolom komentar. Oke?

Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah

Oke, selesai sudah pembahasan menarik kita kali ini tentang persilangan monohibrid dan dihibrid pada Hukum Mendel. Oh iya, kalau kamu masih bingung dengan materi ini, atau kamu ingin pelajari materi ini lewat video animasi biar lebih menarik lagi belajarnya, kamu bisa lho download aplikasi Ruangguru, lalu pilih aplikasi ruangbelajar. Dijamin, belajar jadi tambah asik dan nggak membosankan! Semangat belajar, ya! Semangat meraih mimpi!

Jika diketahui genotipe induk adalah bbkk maka gamet yang tidak mungkin terbentuk adalah

Referensi:

Irnaningtyas. (2018). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Revisi. Jakarta: Erlangga.

Artikel ini diperbarui pada 14 Desember 2020.