Alquran mengabadikan Luqman dan nasihatnya dalam kitab suci Alquran. Senin , 19 Oct 2020, 15:17 WIB pxhere Rep: Ali Yusuf Red: Nashih Nashrullah REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT telah mengisahkan seorang ayah bernama Luqman yang kehidupannya penuh dengan nasihat (hikmah). Siapakah sesungguhnya Luqman Al-Hakim itu? Apakah dia seorang nabi atau bukan? Baca Juga Para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini. Menurut pendapat mayoritas ulama, Luqman hanyalah seorang ahli hikmah karena dalam Alquran disebutkan bahwa Allah memberikan hikmah kepadanya. Selain itu, dia terkenal dengan nasihat kepada anaknya untuk berbakti kepada kedua orang dan tidak menyekutukan Allah. Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wa an-Nihayah dan Tafsir Ibnu Katsir berpendapat, nama panjangnya ialah Luqman bin ‘Anqa' bin Sadun, sedangkan anaknya bernama Taran, demikian pula menurut As-Suhaili. Sementara itu, Syauqi Abu Khalil dalam kitabnya Athlas Al-Qur’an menyebutkan, Luqman adalah putra saudara perempuan Ayyub atau putra bibinya. Namun, ada juga yang berpendapat Luqman hidup hingga Nabi Dawud AS diutus menjadi seorang rasul. Ibnu Katsir menjelaskan, mayoritas ulama berpendapat Luqman adalah seorang hamba Allah yang saleh tanpa menerima kenabian. Sementara itu, Jabir bin Abdullah mengidentifikasi, Luqman memiliki tubuh yang sangat pendek dan hidungnya tidak mancung. Sedangkan, Ibnu Jarir berpendapat Luqman seorang hamba sahaya yang berprofesi sebagai tukang kayu dan berasal dari Habsyi. Menurut Syauqi, ketika Dawud diutus Allah menjadi nabi dan rasul, Luqman tidak lagi memberikan fatwa. Ketika hal itu ditanyakan kepadanya, Luqman menjawab bahwa ia sudah cukup memberikan fatwa, Tidakkah aku merasa cukup, bila aku sudah diberi kecukupan?” Sementara itu, menurut Fariadi dan Ruslan dalam artikelnya yang bertajuk Menyelami Nasihat Lukman Al-Hakim di sebuah majalah menyebutkan, para ulama berbeda pendapat mengenai asal usulnya. Ibnu Abbas RA menyebutkan, Luqman adalah seorang tukang kayu yang berasal dari Habsyi. Said bin Musayyab mengatakan, bahwa Luqman berasal dari kota Sudan dan memiliki kekuatan dan mendapatkan hikmah dari Allah, namun dia tidak menerima kenabian. Ibnu Abbas dalam Mausu’ah al-Qarn al’Isyrin VIII/370 meriwayatkan, Luqman Al-Hakim bukanlah seorang nabi maupun raja. Dia hanya seorang penggembala yang dimerdekakan majikannya. Pada suatu hari majikannya pernah menyuruhnya untuk menyembelih seekor kambing dan memintanya untuk mengeluarkan salah satu gumpalan daging yang paling baik dari kambing tersebut. Luqman pun mengeluarkan lidah dan hati dari tubuh kambing tersebut. Kemudian, selang beberapa hari, sang majikan menyuruhnya kembali untuk melakukan hal yang sama dan memintanya untuk mengeluarkan gumpalan daging yang paling buruk dari kambing tersebut. Luqman kemudian memberikan lidah dan hati. Dengan penuh keheranan, sang majikan menanyakan alasan Luqman melakukan hal itu. Luqman menjawab, Kedua bagian itu adalah yang paling enak jika ia benar-benar baik. Dia menjadi paling tidak enak atau buruk, jika keduanya itu buruk.” Siapa pun yang menyebutkan Luqman seorang ahli hikmah, itu karena di antara kata-kata bijak yang disampaikan Luqman adalah diam itu hikmah, tapi hanya sedikit sekali pelakunya.” Riwayat lain menyebutkan, Luqman bertubuh pendek dan berhidung mancung. Ia berasal dari Nuba dan ada yang berpendapat di berasal dari Sudan. Ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman Nabi Dawud.
Selasa , 20 Oct 2015, 16:20 WIB saharamet.org Red: Agung Sasongko REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak nama nabi dan rasul yang disebut dalam Alquran. Sedikitnya ada 25 nabi dan rasul yang wajib diimani. Sebagaimana disebutkan Syekh Ahmad Marzuqy dalam kitabnya Aqidah al-Awwam dan Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani dalam Nur az-Zhalam, jumlah nabi adalah sebanyak 124 ribu dan rasul ada 313. Keduanya mengutip pendapat Ibnu Katsir yang bersumber dari hadis riwayat Ibnu Mardawiyah dari Abu Dzar RA. Sementara itu, Syekh Al-Bajuri berpendapat, jumlah nabi dan rasul itu tidak terbatas. Pendapat yang sahih mengenai jumlah para nabi dan rasul adalah dengan tidak membatasi jumlahnya dalam hitungan tertentu, karena hal itu bisa menetapkan kenabian pada seorang yang kenyataannya bukan nabi atau sebaliknya menabikan kenabian pada seorang yang realitasnya dia benar-benar nabi.” Keterangan Bajuri ini bersumber pada Alquran surah An-Nisa ayat 164. (Kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu dan para Rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu.” Namun, dalam Alquran terdapat beberapa nama yang diperselisihkan, apakah mereka itu seorang nabi, rasul, atau bukan, misalnya Dzulqarnayn, Luqman Al-Hakim, dan Imran. Nama Luqman Al-Hakim dalam Alquran disebut sebanyak dua kali. Keduanya terdapat dalam surah Luqman [31] ayat 12-13. Sesungguhnya Kami telah berikan hikmah kepada Luqman, yaitu ‘Bersyukurlah kepada Allah. Barang siapa bersyukur (kepada Allah), sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Barang siapa yang tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” (QS Luqman [31]: 12). Siapakah sesungguhnya Luqman Al-Hakim itu? Apakah dia seorang nabi atau bukan? Para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini. Menurut pendapat mayoritas ulama, Luqman hanyalah seorang ahli hikmah karena dalam Alquran disebutkan bahwa Allah memberikan hikmah kepadanya. Selain itu, ia terkenal dengan nasihat kepada anaknya untuk berbakti kepada kedua orang dan tidak menyekutukan Allah. Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wa an-Nihayah dan Tafsir Ibnu Katsir berpendapat, nama panjangnya ialah Luqman bin ‘Anqa' bin Sadun, sedangkan anaknya bernama Taran, demikian pula menurut As-Suhaili. Sementara itu, Syauqi Abu Khalil dalam kitabnya Athlas Al-Qur’an menyebutkan, Luqman adalah putra saudara perempuan Ayyub atau putra bibinya. Namun, ada juga yang berpendapat Luqman hidup hingga Nabi Daud AS diutus menjadi seorang rasul. Ibnu Katsir menjelaskan, mayoritas ulama berpendapat Luqman adalah seorang hamba Allah yang saleh tanpa menerima kenabian. Sementara itu, Jabir bin Abdullah mengidentifikasi, Luqman memiliki tubuh yang sangat pendek dan hidungnya tidak mancung. Sedangkan, Ibnu Jarir berpendapat Luqman seorang hamba sahaya yang berprofesi sebagai tukang kayu dan berasal dari Habsyi. Menurut Syauqi, ketika Daud diutus oleh Allah menjadi nabi dan rasul, Luqman tidak lagi memberikan fatwa. Ketika hal itu ditanyakan kepadanya, Luqman menjawab bahwa ia sudah cukup memberikan fatwa, Tidakkah aku merasa cukup, bila aku sudah diberi kecukupan?” Sementara itu, menurut Fariadi dan Ruslan dalam artikelnya yang bertajuk Menyelami Nasihat Lukman Al-Hakim di sebuah majalah menyebutkan, para ulama berbeda pendapat mengenai asal usulnya. Ibnu Abbas RA menyebutkan, Luqman adalah seorang tukang kayu yang berasal dari Habsyi. Said bin Musayyab mengatakan, bahwa Luqman berasal dari kota Sudan dan memiliki kekuatan dan mendapatkan hikmah dari Allah, namun dia tidak menerima kenabian. Ibnu Abbas dalam Mausu’ah al-Qarn al’Isyrin VIII/370 meriwayatkan, Luqman Al-Hakim bukanlah seorang nabi maupun raja. Ia hanya seorang penggembala yang dimerdekakan oleh majikannya. Pada suatu hari majikannya pernah menyuruhnya untuk menyembelih seekor kambing dan memintanya untuk mengeluarkan salah satu gumpalan daging yang paling baik dari kambing tersebut. Luqman pun mengeluarkan lidah dan hati dari tubuh kambing tersebut. Kemudian, selang beberapa hari, sang majikan menyuruhnya kembali untuk melakukan hal yang sama dan memintanya untuk mengeluarkan gumpalan daging yang paling buruk dari kambing tersebut. Luqman kemudian memberikan lidah dan hati. Dengan penuh keheranan, sang majikan menanyakan alasan Luqman melakukan hal itu. Luqman menjawab, Kedua bagian itu adalah yang paling enak jika ia benar-benar baik. Ia menjadi paling tidak enak atau buruk, jika keduanya itu buruk.” Siapa pun yang menyebutkan Luqman seorang ahli hikmah, itu karena diantara kata-kata bijak yang disampaikan Luqman adalah Diam itu hikmah, tapi hanya sedikit sekali pelakunya.” Riwayat lain menyebutkan, Luqman bertubuh pendek dan berhidung mancung. Ia berasal dari Nuba dan ada yang berpendapat di berasal dari Sudan. Ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman Nabi Daud. Sumber: Pusat Data Republika/Syafruddin El Fikri
Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...
Home » Kelas V » Kisah Teladan Luqman AL-Hakim Luqman adalah hamba Allah Swt. yang £alih. Ia tidak menerima kenabian, tetapi menjadi seorang ayah pilihan Allah Swt. Dia berkebangsaan Habsyi berasal dari Kota Sudan. Pekerjaannya sebagai tukang kayu, tubuhnya pendek, dia memiliki kekuatan dan mendapat hikmah dari Allah Swt., sehingga nasihat yang disampaikan kepada anaknya diabadikan dalam al-Qur’an. Luqman adalah anak dari Bau’ra bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar ayah nabi Ibrahim a.s. Luqman hidup selama 1.000 tahun. Ia menjadi guru Nabi Daud a.s. sebelum diangkat menjadi nabi. Pekerjaan Luqman pada awalnya adalah tukang kayu, tukang jahit, dan juga menggembala domba. Ia kemudian diangkat menjadi qadhi (hakim). Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semua anaknya meninggal dunia ketika masih kecil. Semua itu ia terima dengan ikhlas, karena ia yakin dan sadar bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah Swt. A. Luqman Banyak Bersyukur Amati dan bacalah dengan tart³l Q.S. Luqman/31: 12 berikut!وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (walaqad aataynaa luqmaana alhikmata ani usykur lillaahi waman yasykur fa-innamaa yasykuru linafsihi waman kafara fa-inna allaaha ghaniyyun hamiidun)
B. Nasihat Luqman kepada Anaknya 1. Jangan Musyrik atau Menyekutukan Allah Swt. Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqman/31: 13 berikut! وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (wa-idz qaala luqmaanu liibnihi wahuwa ya'izhuhu yaa bunayya laa tusyrik biallaahi inna alsysyirka lazhulmun 'azhiimun) Artinya:“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah Swt.) sesungguhnya mempersekutukan (Allah Swt.) adalah benar-benar kedzaliman yang besar”.Mempersekutukan artinya menyerupakan sesuatu dengan Allah Swt. Misalnya menjadikan matahari sebagai Tuhan lalu disembah. Membuat batu atau patung sebagai Tuhan lalu disembah. Menjadikan kayu besar sebagai Tuhan lalu dipuja-puja dan disembah. Wahai anakku, janganlah menyamakan Allah Swt. dengan sesuatu apa pun, dan tidak akan pernah sama, karena sehebat apapun manusia, matahari, apalagi patung, tidak akan bisa menyamai Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta dan sebagai sumber nikmat dan karunia. Barangsiapa ingkar kepada pemberi nikmat dan karunia (Allah Swt.) maka orang tersebut telah berbuat kezaliman yang besar. zalim ialah kejam, bengis, aniaya, dan tidak menaruh kasih sayang. 2. Jangan Angkuh dan Sombong Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqman/31: 18 berikut!وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (walaa tusha''ir khaddaka lilnnaasi walaa tamsyi fii al-ardhi marahan inna allaaha laa yuhibbu kulla mukhtaalin fakhuurin) Artinya: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah Swt. tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q.S Luqman:18).Ciri-ciri sikap angkuh dan sombong menurut Q.S. Luqman/31: 18 di atas adalah:
3. Hendaklah Berbuat Kebajikan Amati dan bacalah dengan tartil Q.S. Luqman/31: 17 berikut!يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (yaa bunayya aqimi alshshalaata wa/mur bialma'ruufi wainha 'ani almunkari waishbir 'alaa maa ashaabaka inna dzaalika min 'azmi al-umuuri) Artinya: Hai anakku, dirikanlah ¡alat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah Swt). (Q.S. Luqman/31: 17).Luqman berseru: “Hai Anakku”.
Ayo Berlatih Jawablah pertanyaan pertanyaan di bawah berikut ini dengan dan jelas!
Posted by Nanang_Ajim Mikirbae.com Updated at: 1:56 PM |