Show Lancang Kuning - Banyak orang yang menginginkan memiliki kebun yang dapat menghasilkan banyak buah, sayuran atau jenis tumbuhan lainnya, entah hasil itu nanti akan di konsumsi untuk pribadi atau bahkan menjadikannya sebagai ladang penghasilan yang menjadi wujud dari kreativitas atau kemampuan wirausaha yang ada pada diri orang tersebut. Sebenarnya banyak tanaman yang berbuah melalui cara buatan, hal ini bisa terjadi karena tanaman tersebut tak berbuah meski sudah sering di pupuk. Entah pupuknya yang tidak berkhasiat atau memang ada hal yang tak biasa dari tumbuhan tersebut. Namun jika tanaman tersebut masih tetap tak berbuah meski telah di pupuk maka kita dapat mencobanya dengan cara buatan yang juga telah banyak dilakukan di Indonesia. Selain menguntungkan karena kita dapat menghasilkan panen, hal ini juga dapat menambah ilmu pengetahuan kita tentang beberapa cara menghasilkan buah secara buatan, yaitu seperti mencangkok atau kultur jaringan ini. Tapi sebelum lanjut, saya akan memberitahu bahwa menurut pemikiran saya, kegiatan cangkok dan kultur jaringan itu berbeda. Mungkin perbedaannya terletak pada alat – alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut. Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru Dalam melakukan kultur jaringan ini, kita membutuhkan beberapa alat, dan tahapan yang cukup banyak. Untuk lebih mudah dipahami, saya akan menjelaskan sedikit tentang arti dari kultur jaringan ini. Kultur jaringan ialah kegiatan menumbuhkan sel baru pada tumbuhan, kegiatan kultur jaringan ini dapat dilakukan dengan tujuan menambah jumlah buah yang akan dipanen, melakukan perbaikan pada tumbuhan tersebut hingga pelestarian plasma. Karena tahapan yang cukup banyak, hal ini menyebabkan hasil dari kegiatan kultur jaringan cenderung lebih lama dan dalam pelaksanaannya kita harus benar – benar mengetahui tata caranya bagaimana, dan kapan waktu terbaik saat akan memanen dan lain sebagainya. Dan terdapat beberapa metode pula dalam melakukan kultur jaringan, yaitu secara padat dan secara cair. Dan kali ini kita akan membahas mengenai kelebihan serta kekurangan kultur jaringan, yaitu : Baca Juga : Indikator Pendukung Dalam Meningkatkan Akreditasi Kampus Kelebihan Kultur Jaringan Kelebihan dari kultur jaringan Ialah sebagai berikut :
Baca Juga : Tempat Wisata di Riau Kekurangan Kultur Jaringan Sedangkan kekuranagn dari Kultu Jaringan ialah sebagai berikut :
Itulah artikel mengenai kelebihan dan kekurangan kultur jaringan, semoga bermanfaat.(Rita)
BAGI sebagian masyarakat awam, istilah kultur jaringan pasti masih asing. Kultur jaringan adalah jenis perkembangbiakan vegetatif buatan, yaitu perkembangbiakan yang digunakan untuk melakukan perbanyakan tanaman tanpa harus melalui penyerbukan. Dilansir dari Science Direct, kultur jaringan dilakukan dengan pemotongan jaringan tanaman dan menumbuhkannya pada media nutrisi buatan. Potongan jaringan ini dapat tetap hidup dan berkembang menjadi tanaman dewasa karena sifat totipotensi. Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Otot Polos? Ini Jawaban Lengkapnya Teknik kultur jaringan berkembang dari adanya teori totipotensi sel oleh Schwann dan Schleiden pada 1838 yang menyatakan di dalam masing-masing sel tumbuhan mengandung informasi genetik dan sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap bila ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai. Fungsi Kultur JaringanSelain untuk perbanyakan bibit unggul, kegunaan kultur jaringan di bidang lainnya, yaitu:
Kultur jaringan ini memiliki keuntungan dan kerugian sebagai berikut:Keuntungan:Menghasilkan tanaman anakan yang serupa persis dengan tanaman induk Tanaman anakan yang dihasilkan dari proses kultur jaringan ini adalah clone atau memiliki genetis yang sama persis dengan tanaman induknya. Akibatnya tanaman anakan akan memiliki sifat yang sama persis dengan tanaman induk, seperti ukuran dan warna buah yang sama. Keseragaman sifat ini sangat menguntungkan untuk perkebunan besar karena dapat memproduksi buah atau bunga dari tanaman dengan kualitas yang sama dalam jumlah yang banyak. Menghasilkan tanaman anakan dengan lebih cepat Kultur jaringan dapat dilakukan tanpa menunggu pertumbuhan bunga, penyerbukan bunga, tumbuhnya biji dan pembenihan. Petani hanya perlu memotong atau menyayat tanaman untuk mendapatkan sel untuk kultur jaringan. Sehingga metode ini jauh lebih cepat dan hemat waktu dibanding perkembangbiakan alami secara kawin (generatif). Menghasilkan tanaman langka yang susah tumbuh dari benih Beberapa tanaman seperti bunga anggrek susah tumbuh dari benih. Karena itu perkembangbiakan generatif pada tanaman jenis ini sangat jarang dan perlu usaha besar. Karena tidak memerlukan pembenihan, kultur jaringan adalah alternatif yang lebih mudah untuk pengembangbiakan tanaman dengan sifat ini. Dapat mengendalikan kualitas yang dihasilkan Dengan metode kultur jaringan kita bisa mengendalikan kualitas tanaman hasil, karena kita bisa menghindari pembuahan dari varietas yang tidak diinginkan dan hanya membuat varietas tertentu saja yang berkembang, misalnya mangga yang buahnya besar atau bunga yang harum. Kerugian:Tidak ada keragaman genetik pada tanaman anakan Tanaman anakan yang dihasilkan akan sama persis karena merupakan klone dari induk. Meski ini bermanfaat menghasilkan tanaman yang seragam ini juga beresiko jika ada wabah penyakit. Karena materi genetik tanaman anakan sama persis, bila ada satu tanaman terkena penyakit maka tanaman lain juga beresiko terkena penyakit yang sama. Tidak dapat menghasilkan varietas baru Karena tidak adanya penyerbukan, maka tidak bisa dilakukan persilangan untuk membentuk variasi tanaman baru. Sehingga tanaman hibrida jenis baru tidak bisa dihasilkan dengan metode vegetatif buatan. Akar tanaman dari metode seperti pencangkokan lebih lemah Akar yang dihasilkan dari pembenihan tanaman akan memiliki akar yang lebih kuat dan tumbuhan umumnya lebih sehat dan berumur panjang dibandingkan tanaman hasil perkembangbiakan vegetatif buatan. (OL-1) PENGENALAN PERBANYAKAN TANAMAN PISANG DENGAN TEKNIK KULTUR JARINGAN/IN VITRO
(volume 1) Apa Itu Kultur Jaringan? Tak kenal maka tak sayang. Sebuah peribahasa yang tepat untuk mengungkap istilah jika suatu hal yang asing akan sulit diketahui jika tidak kenal. Bagi sebagian masyarakat awam tentu masih asing dengan istilah kultur jaringan. Pada kesempatan ini mari kita belajar lebih lanjut tentang kultur jaringan. Kultur jaringan adalah suatu metode untuk memisahkan/mengisolasi bagian dari tanaman seperti sel, jaringan atau organ (daun, akar, batang, tunas dan sebagainya) serta membudidayakannya dalam lingkungan yang terkendali [secara in vitro] dan aseptik sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri/beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Teknik kultur jaringan berkembang dari adanya teori totipotensi sel oleh Schwann dan Schleiden, tahun 1838 yang menyatakan didalam masing-masing sel tumbuhan mengandung informasi genetik dan sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap bila ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai. Hal ini didukung penemuan zat pengatur tumbuh oleh Skoog dan Miller, tahun 1957, penemuan bahwa regenerasi tunas dan akar secara in vitro dikendalikan secara hormonal oleh zat pengatur tumbuh sitokinin dan auksin. Keuntungan Dan kelemahan Teknik Kultur Jaringan Kelebihan kultur jaringan dibandingkan dengan perbanyakan bibit secara konvensional adalah; perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan cepat dan dalam skala banyak, kontinuitas ketersediaan bibit akan terjaga sepanjang waktu, tanpa harus menunggu musim berbuah, bibit yang dihasilkan akan sama dengan induknya, tingkat keseragaman pertumbuhan bibit di lapangan tinggi, hemat biaya pengiriman/transportasi, dan bebas hama penyakit. Kelemahan kultur jaringan antara lain; Membutuhkan biaya operasional dan fasilitas produksi yang mahal, membutuhkan tenaga kerja yang khusus dan terampil, dan harga bibit kultur jaringan lebih mahal. Kegunaan Kultur Jaringan Selain untuk perbanyakan bibit unggul, kegunaan kultur jaringan di bidang lainnya, yaitu:
Secara umum terdapat berbagai teknik kultur jaringan untuk penyediaan bibit tanaman, tetapi teknik yang sering digunakan: 1. Teknik Kultur tunas 2. Teknik Organogenesis 3. Teknik Somatik embryogenesis. Kultur tunas adalah perbanyakan tanaman dengan cara merangsang pertumbuhan (proliferasi) tunas aksiler atau lateral yang sudah ada pada eksplan. Memiliki keuntungan diantaranya: paling sering digunakan untuk produksi bibit secara komersial, lebih mudah dilakukan pada banyak jenis tanaman, dan lebih menjamin kestabilan genetik pada bibit tanaman yang dihasilkan. Sebagai contoh tanaman pisang, jati, eucalyptus, dan lain sebagainya. Organogenesis adalah proses pembentukan tunas dari eksplan yang tidak memiliki jaringan meristematik. Tunas yang dihasilkan disebut tunas adventif. Dapat kita terapkan untuk kultur tanaman caladium/keladi, nanas. Emriogenesis somatik adalah proses pembentukan embrio dari jaringan somatik tanaman. Sel-sel somatik berkembang melalui pembelahan sel dan membentuk embrio yang sama dengan embrio zigotik, yaitu mempunyai struktur bipolar yang terdiri dari jaringan meristem tunas dan meristem akar. Semua sel somatik dalam tanaman mengandung seluruh set informasi genetik yang diperlukan untuk berdiferensiasi menjadi tanaman utuh. Perubahan pola ekspresi gen tersebut bisa diinduksi oleh ZPT auksin. Lazim diterapkan pada tanaman kurma ,rumput laut, kelapa sawit, coklat/kakao. [bersambung] |