tirto.id - Perilaku menyimpang atau biasa disebut dengan penyimpangan sosial merupakan salah satu topik yang dikaji dalam sosiologi dan antropologi. Tema ini merujuk pada fenomena perilaku individu dalam masyarakat yang dinilai menyimpang. Mengutip materi kuliah "Konformitas, Penyimpangan, dan Kejahatan" terbitan UPH yang dilansir di laman Kemdikbud, pengertian perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial di dalam masyarakat. Dengan kata lain, perilaku menyimpang tidak sesuai dengan kehendak umum dalam masyarakat. Show
Sementara dalam buku Sosiologi 1, Volume 1 (2008:119), Andreas Suroso menjelaskan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial adalah segala bentuk tindakan dari individu ataupun kelompok yang tidak sesuai, bahkan menentang, aturan ataupun nilai-nilai norma sosial dalam masyarakat. Beberapa pakar sosiologi juga menyodorkan beragam pengertian perilaku menyimpang, demikian dijelaskan di buku Sosiologi untuk SMA Kelas X (2009, Hlm 104). Setidaknya ada 3 definisi yang bisa dicermati. Menurut Bruce J. Cohen, perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tak bisa menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak di masyarakat. Sedangkan James Vander Zander mendefinisikan perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang. Adapun Robert M.Z. Lawang menjelaskan, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut. Sekalipun begitu, dalam buku CMS Sosiologi SMA/MA Kelas X, XI, XII, diterangkan bahwa perilaku menyimpang ada yang positif dan negatif. Penilaian positif itu dapat muncul akibat perubahan nilai dan norma-norma di masyarakat.Contoh perilaku menyimpang yang dinilai positif ialah kegigihan R.A. Kartini saat memperjuangkan emansipasi perempuan di tengah budaya dan aturan yang membatasi peran wanita. Perjuangan itu dahulu mungkin dinilai menyimpang dan negatif, tetapi kini justru dianggap positif (hlm. 54). Penjelasan 4 Teori Penyimpangan SosialSetidaknya ada 4 teori perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial yang bisa dicermati untuk memperkaya pemahaman akan tema ini. Sebenarnya, teori tentang perilaku menyimpang dapat dijelaskan pula dari segi mikroantropologi dengan mencari akar penyimpangan pada interaksi sosial. Penyimpangan sosial pun bisa dijelaskan dari segi makroantropologi dengan mencari sumber penyebabnya di struktur sosial.Selain itu, ada pula teori biologi dan psikologi (seperti psikoanalisis Freud) yang juga menjelaskan mengapa seseorang melakukan perilaku menyimpang.
Infografik SC 4 Teori Penyimpangan Sosial. tirto.id/Sabit Sebagaimana diterangkan dalam Modul Antropologi terbitan Kemdikbud (2017), berikut substansi 4 teori yang menerangkan penyebab perilaku menyimpang. 1. Teori Differential Association (Edwin H. Sutherland) Teori ini divetuskan oleh Edwin H. Sutherland. Dalam teori differential association, penyimpangan sosial dianggap terjadi karena pergaulan berbeda. Maka itu, perilaku menyimpang dipahami terjadi karena proses alih budaya (cultural transmission). Baca juga: Pengertian Perubahan Sosial dan Teorinya Menurut Ahli Sosiologi Melalui proses tersebut, seseorang mempelajari suatu deviant subculture (suatu sub kebudayaan menyimpang). Contoh yang diajukan Sutherland ialah perilaku mengisap ganja (mariyuana), tetapi proses yang sama berlaku pula dalam mempelajari beraneka jenis perilaku menyimpang lainnya.Menurut Sutherland, semua perilaku dipelajari. Karena itu, perilaku menyimpang juga merupakan hasil dari proses belajar dari individu. Proses belajar tersebut bisa terjadi karena intensitas kontak dengan orang yang menyimpang, atau hubungan dengan orang yang menyimpang.Adapun sumber penyimpangan dalam teori Sutherland adalah keluarga, teman sebaya, lingkungan hunian, subkultur, bahkan penjara. 2. Teori Labeling (Edwin M. Lemert) Teori Labeling digagas oleh Edwin M. Lemert. Dalam pandangan Lemert, penyimpangan bisa terjadi karena masyarakat memberikan cap/label negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary deviation). Seorang yang telah dicap sebagai pencuri, penipu, pendusta, perampok, dan lain sebagainya, akan cenderung mengulangi lagi perbuatannya (penyimpangan sekunder/secondary deviation), karena masyarakat tidak mempercayainya lagi sebagai orang baik-baik.Lewat teori Labeling, Lemert memperkenalkan konsep penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer ialah pengalaman yang terhubung dengan perilaku yang terbuka. Adapun penyimpangan sekunder: peran yang diciptakan untuk menangani kecaman masyarakat terhadap perilaku. 3. Teori Anomie Robert K. Merton merumuskan teori Anomie untuk menjelaskan penyebab perilaku menyimpang. Menurut dia, perilaku menyimpang merupakan pencerminan tidak adanya kaitan antara aspirasi yang ditetapkan kebudayaan dan cara yang dibenarkan struktur sosial untuk mencapai tujuan itu. Merton berpendapat, struktur sosial dapat menghasilkan tekanan sehingga mendorong seseorang melakukan penyimpangan. Jadi, teori Anomie menjelaskan bahwa penyimpangan merupakan akibat dari berbagai ketegangan dalam struktur sosial. Perilaku menyimpang terjadi sebab adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.4. Teori Fungsi (Emile Durkheim) Menurut Emile Durkheim, kesadaran moral setiap individu berbeda satu dengan yang lain karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berlainan, seperti faktor keturunan,lingkungan fisik, dan lingkungan sosial. Oleh karena, perilaku menyimpang akan tetap ada kapan pun dan semua tempa, sekaligus sangat sulit dihilangkan. Namun, dengan adanya berbagai penyimpangan, moralitas dan hukum beserta lembaga penegaknya dapat berkembang secara normal.Jadi perilaku menyimpang, dalam pandangan Durkheim, justru bisa berfungsi: memperkokoh nilai dan norma sosial; memperjelas batas-batas moral di masyarakat; mendorong perubahan sosial; serta melahirkan solidaritas masyarakat untuk menghadapi penyimpangan sosial.Baca juga: Teori Pembentukan Bumi dan Tata Surya: Big Bang hingga Nebula Hubungan Penyimpangan Sosial dan Norma MasyarakatPertanyaan penting dalam studi tentang penyimpangan sosial adalah: kenapa, dalam konteks yang sama, ada orang yang memiliki perilaku menyimpang dan ada yang tidak?Secara umum, perilaku penyimpang atau penyimpangan sosial dikaitkan dengan pelanggaran satu atau lebih norma yang berlaku dalam masyarakat.Norma adalah aturan perilaku yang memandu tindakan orang. Sumner (1906) memecah norma menjadi tiga kategori: folkways, mores, dan laws. Folkways adalah norma sehari-hari yang tak menimbulkan banyak keributan jika dilanggar. Adapun mores merupakan norma "moral" yang dapat menghasilkan lebih banyak kemarahan jika dilanggar. Sementara Laws (hukum) dianggap sebagai norma terkuat karena didukung adanya sanksi resmi (atau respons formal) dari lembaga penegaknya. Penyimpangan terjadi saat pelanggaran terhadap aturan-aturan yang diberlakukan di masyarakat itu dilanggar. Pelanggaran itu bisa sepele dan juga bisa serius. Namun, penyimpangan justru dilihat dengan sudut pandang berbeda di konsepsi konstruksionisme sosial. Perspektif ini menilai perilaku menyimpang terjadi karena definisi penyimpangan diterapkan pada perbuatan itu.Maka, dalam konstruksionisme sosial, kajian soal penyimpangan bukan tentang mengapa individu tertentu melanggar norma, melainkan bagaimana norma-norma dibangun, demikian sebagaimana dikutip dari Introduction to Deviance terbitan Sage Publishing. Baca juga: Macam-macam Konflik Sosial dan Contohnya di Masyarakat
Pengertian Penyimpangan Sosial – Dalam hidup sehari-hari, terdapat aturan atau norma yang harus kita patuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian bersama. Namun, seringkali kita juga melihat bahwa banyak orang-orang yang bertindak diluar norma yang ada dan menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi pihak lain. Fenomena atau gejala sosial yang sering terjadi ini dianggap merupakan suatu perilaku menyimpang atau yang kita kenal dengan penyimpangan sosial. Dimana orang yang melanggar norma tersebut, seringkali sadar akan perbuatannya tersebut namun tetap melakukannya karena suatu dorongan. Berikut pembahasan mengenai penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. A. Pengertian Penyimpangan SosialPenyimpangan Sosial atau perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan seseorang maupun suatu kelompok yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat maupun kelompok yang telah menyepakati aturan atau norma sosial tersebut. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial sebagai suatu tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan tersebut. Menurut Profesor Robert M.Z.Lawang yang merupakan profesor ahli sosiologis, perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang ada dan berlaku pada suatu sistem sosial, hal tersebut dapat menimbulkan usaha para pihak yang memiliki wewenang untuk mengatasi dan memperbaiki hal tersebut. Bruce J. Cohen juga menyatakan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial merupakan setiap perilaku seseorang atau individu sebagai bentuk atau hasil ketidak berhasilan dalam menyesuaikan diri dengan norma atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat maupun kelompok di lingkungan tersebut. Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang bagaimana cara kita memahami hal tersebut. Hal ini dibahas dalam buku mereka yaitu, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan yang dirilis pada tahun 2004. Berikut empat sudut pandang yang mereka maksud.
B. Bentuk dan Contoh Penyimpangan SosialPerilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sifat dan juga perilaku. Penjelasan mengenai bentuk penyimpangan sosial sebagai berikut. Terbagi menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif. a. Penyimpangan positifMerupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat juga kreatif serta memperkaya wawasan masyarakat. Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan seringkali dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif ini biasanya akan diterima karena merupakan bentuk penyesuaian akan perkembangan zaman. Salah satu contoh dari penyimpangan positif adalah emansipasi wanita, dimana dengan berkembangnya zaman seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain. Wanita juga zaman dulu digambarkan sebagai seseorang yang bekerja di dapur atau mendampingi suami, namun dengan berkembangnya zaman stigma seperti itu sudah tidak ada lagi. Selain itu, kemunculan berbagai aplikasi pencarian jodoh dimana yang sebelumnya merupakan sesuatu hal yang kurang baik, sekarang menjadi sesuatu yang normal dilakukan oleh setiap orang.
b. Penyimpangan NegatifMerupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak negatif terhadap sistem sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu menyebabkan hal-hal buruk terjadi seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan. Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya secara fisik, namun juga mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia yang memaparkan mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban. Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan primer atau primary deviation dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation. Berikut penjelasannya.
Berlangganan Gramedia Digital Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda. Rp. 89.000 / Bulan
2. Penyimpangan berdasarkan perilakuDibagi menjadi tiga macam, yaitu penyimpangan individual, penyimpangan kelompok, dan penyimpangan campuran. Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya dilakukan oleh satu orang atau individu yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contoh dari penyimpangan individual adalah ketika seorang siswa di sekolah menyontek ketika mengerjakan ujian, baik kepada teman maupun membuat contekan pribadi. b. Penyimpangan Kelompok atau group deviationMerupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan dan biasanya didasari perasaan dan juga dorongan secara kolektif. Contoh dari penyimpangan kelompok adalah para siswa SMA atau Sekolah Menengah Akhir secara bergerombolan mengadakan balapan motor liar yang mengganggu lalu lintas jalan raya. c. Penyimpangan Campuran atau combined deviationMerupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau individu yang merupakan bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contoh dari penyimpangan campuran adalah ketika seseorang yang memutuskan untuk bergabung ke organisasi atau kelompok ekstrimis agama, sehingga pandangan individu sudah tertutup dengan nilai-nilai yang ditanam oleh organisasi tersebut, sehingga dapat merugikan orang lain ataupun kelompok agama yang berbeda dengannya. C. Penyebab Penyimpangan SosialDalam terjadinya penyimpangan sosial terdapat faktor-faktor yang mendorong hal tersebut, yaitu: 1. Perubahan nilai dan norma sosialSemakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki menjadi berbeda dari yang lain dan sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang. Contohnya adalah, dengan semakin banyaknya orang-orang yang menyuarakan pendapat mereka mengenai emansipasi wanita, tetap ada beberapa kelompok yang tidak setuju dengan opini-opini tersebut.
Sehingga yang tadinya kelompok tersebut merupakan mayoritas, dengan perubahan zaman yang ada mereka menjadi minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial. 2. Proses sosialisasi yang tidak sempurnaMerupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar. Seperti pada contohnya adalah, ketika seorang anak yang kurang diberikan pengetahuan oleh orang tuanya, hal mana yang baik dan hal mana yang seharusnya dihindari. Keluarga sebagai agen sosialisasi utama yang dapat sangat menentukkan penilaian dari anak tersebut, jadi ketika anak tersebut tidak memiliki nilai atau norma yang dia pahami dengan baik, nilai-nilai menyimpang dapat dengan mudah ditanamkan ke diri anak tersebut karena kurang informasi mengenai hal itu. 3. Teori LabellingMerupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang ataupun individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-orang ataupun kelompok disekitarnya.
Seperti pada contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, terdapat stigma dimana orang yang memiliki tato merupakan orang jahat atau orang yang kurang baik, padahal hal tersebut belum tentu benar. Namun, karena sudah ada stigma tersebut, membuat segala hal yang dilakukan individu tersebut menjadi negatif dan mendorongnya untuk tidak peduli akan nilai dan norma yang ada karena apapun perbuatannya akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif. Di Indonesia sendiri dengan adanya keberagaman suku bangsa, ras, agama, kelompok serta golongan membuat timbulnya berbagai stigma tertentu yang dapat menimbulkan konflik seperti halnya yang dibahas dalam buku Sistem Sosial Indonesia karya Nasikun. 4. Teori AnomieMerupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang maupun kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah lingkungan masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial. Seperti pada contohnya, ketika seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak memiliki batasan-batasan, ketika di tempatnya dahulu orang tersebut harus pulang sebelum jam sepuluh malam, sekarang setelah berpindah tempat tidak ada peraturan yang mengatur mengenai jam pulang, sehingga dia tidak mengetahui batasan yang membuatnya melakukan penyimpangan sosial. 5. Teori Differential AssociationMerupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang atau individu dapat dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang jika terus menerus berinteraksi dengan individu lain yang memiliki sifat menyimpang.
Seperti pada contohnya, ketika seorang yang selalu masuk sekolah tepat waktu bergaul dengan siswa lain yang sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Hal tersebut dapat merubah perspektif siswa yang tadinya rajin dan menganggap bolos merupakan suatu hal yang buruk, menjadi memiliki pemikiran kalau bolos atau tidak masuk sekolah merupakan hal yang tidak terlalu buruk sesuai dengan pemikirannya. Terdapat tiga faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial menurut Casare Lombroso yang merupakan kriminolog Italia serta pendiri dari Mazhab Kriminologi Positivis Italia, yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis. Penjelasan untuk ketiga faktor penyebab perilaku menyimpang sebagai berikut:
Dimana seorang individu yang sudah melakukan penyimpangan sosial akan sulit untuk berubah karena tidak memiliki norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat dan harus mempelajari kembali bagaimana untuk tidak melakukan penyimpangan sosial. D. Dampak dari perilaku penyimpangan sosialSetiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal tersebut mengubah sesuatu menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula dengan penyimpangan sosial, dengan adanya perilaku tersebut akan menimbulkan dampak-dampak di tengah lingkungan masyarakat tersebut. Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi pula perubahan di lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang dibahas dalam buku Perilaku Menyimpang: Tinjauan Sosiologis dibawah ini. Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial:
KesimpulanBerdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa penyimpangan sosial terbagi menjadi berbagai bentuk yang beragam, dari yang dapat memberikan dampak positif hingga dampak negatif ke masyarakat sekitar. Dengan mempelajari tentang penyimpangan sosial kita jadi mengerti bahwa hal tersebut bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain. Namun, walaupun seseorang telah melakukan penyimpangan sosial atau sikap menyimpang bukan berarti individu tersebut tidak dapat berubah, jika orang tersebut memiliki keinginan dan mengakui kesalahan yang telah dilakukannya maka kita sebagai orang-orang yang ada di sekitarnya harus dapat membantunya menjadi pribadi yang lebih baik. Nah, seperti itulah penjelasan mengenai penyimpangan sosial yang ada, beserta pengertian, bentuk, penyebab, dan contohnya yang diharapkan dapat membantu Grameds mendapatkan informasi. Baca juga artikel terkait “Penyimpangan Sosial” : Jika Grameds memiliki ketertarikan untuk mempelajari mengenai ilmu sosial yang ada di tengah masyarakat saat ini, kamu bisa mempelajarinya dengan membaca referensi-referensi yang ada di internet maupun buku yang hanya bisa kamu dapatkan di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan informasi terbaik dan terbaru untuk kamu. Penulis: Andrew
Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.
|