Apakah bahasa resmi yang digunakan dalam proses integrasi nasional

Apakah bahasa resmi yang digunakan dalam proses integrasi nasional

Apakah bahasa resmi yang digunakan dalam proses integrasi nasional
Lihat Foto

Agus Suparto/ Fotografer Pribadi Presiden

Ilustrasi Kapal Pinisi di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

KOMPAS.com - Integrasi suatu bangsa adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Proses integrasi akan melahirkan satu kekuatan bangsa yang ampuh untuk bersama-sama menghadapi segala persoalan yang timbul.

Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah wujud konkret dari proses integrasi bangsa.

Proses integrasi bangsa Indonesia sudah berlangsung lama sejak awal tarikh masehi. Dan mulai mengalami kemajuan pesat sejak proses Islamisasi. Tahukah kamu apa saja faktor integrasi nusantara?

Faktor integrasi nusantara

Terdapat tiga faktor yang memengaruhi proses integrasi nusantara yaitu:

Baca juga: Pengaruh Islam di Indonesia

Peran para ulama

Kedatangan para pedagang Islam memicu kemunculan tempat perdagangan berupa pelabuhan dan kota-kota pantai yang berkembang menjadi kerajaan.

Munculnya kerajaan Islam merupakan awal terjadinya proses integrasi. Para ulama berperan memberikan pengajaran kepada keluarga kerajaan hingga masyarakat umum.

Faktor pemersatu nusantara terpenting adalah Islam karena mengatasi perbedaan-perbedaan di antara berbagai suku bangsa. Islam menjadi identitas yang mengatasi batas-batas geografis, sentimen etnis, identitas kesukuan, adat istiadat dan tradisi lokal lain.

Karena agama Islam yang masuk dan berkembang di nusantara mengajarkan kebersamaan dan mengembangkan toleransi dalam kehidupan beragama.

Islam mengajarkan persaman dan tidak mengenal kasta dalam kehidupan masyarakat. Konsep ajaran Islam memunculkan perilaku ke arah persatuan dan persamaan derajat.

Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia

Peran perdagangan antarpulau

Proses integrasi terlihat dari kegiatan pelayaran dan perdagangan antarpulau yang berlangsung di nusantara sejak zaman kuno. Umumnya, pelayaran dan perdagangan berlangsung dalam waktu lama.

Perdagangan antarpulau dengan pelayaran menimbulkan pergaulan dan hubungan kebudayaan antara para pegadang dengan penduduk setempat. Kegiatan ini mendorong terjadinya proses integrasi.

Awalnya penduduk di suatu pulau cukup memenuhi kebutuhan hidup dengan komoditas yang ada. Pada perkembangannya, mereka ingin mendapatkan barang-barang dari pulau lain.

Untuk memenuhi kebutuhan, terjadi hubungan perdagangan antarpulau. Angkutan yang paling murah dan mudah adalah angkutan laut dengan kapal atau perahu. Maka berkembanglah pelayaran dan perdagangan antarpulau di nusantara.

Baca juga: Teori Masuknya Islam di Nusantara

Peran bahasa

Faktor pemersatu dari segi bahasa adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu diadopsi sebagai lingua franca para penyiar Islam, ulama dan pedagang.

Kedudukan bahasa Melayu menjadi semakin kuat ketika bahasa Melayu ditulis dengan aksara Arab. Serta para ulama menulis banyak karya dengan bahasa Melayu berhuruf Jawi. Sehingga, tulisan Jawi menjadi alat komunikasi dan dakwah tertulis bagi masyarakat Melayu-nusantara.

Sebelum kedatangan Islam, bahasa Melayu digunakan hanya di lingkungan etnis terbatas. Yaitu suku bangsa Melayu di Palembang, Riau, Deli (Sumatera Timur), dan Semenanjung Malaya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

105 Sejarah Indonesia Bahasa merupakan sarana pergaulan. Bahasa Melayu digunakan hampir di semua pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu sejak zaman kuno sudah menjadi bahasa resmi negara Melayu Jambi. Pada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi dan bahasa ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun 683 M, Prasasti Talang Tuo tahun 684 M, Prasasti Kota Kapur tahun 685 M, dan Prasasti Karang Berahi tahun 686 M. Para pedagang di daerah-daerah sebelah timur Nusantara, juga menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Dengan demikian, berkembanglah bahasa Melayu ke seluruh Kepulauan Nusantara. Pada mulanya bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa dagang. Akan tetapi lambat laun bahasa Melayu tumbuh menjadi bahasa perantara dan menjadi lingua franca di seluruh Kepulauan Nusantara. Di Semenanjung Malaka Malaysia seberang, pantai timur Pulau Sumatra, pantai barat Pulau Sumatra, Kepulauan Riau, dan pantai-pantai Kalimantan, penduduk menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan. Masuk dan berkembangnya agama Islam, mendorong perkembangan bahasa Melayu. Buku-buku agama dan tafsir al- Qur’an juga mempergunakan bahasa Melayu. Ketika menguasai Malaka, Portugis mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Portugis, namun kurang berhasil. Pada tahun 1641 VOC merebut Malaka dan kemudian mendirikan sekolah-sekolah dengan menggunakan bahasa Melayu. Jadi, secara tidak sengaja, kedatangan VOC secara tidak langsung ikut mengembangkan bahasa Melayu. Uji Kompetensi 1. Diskusikan mengapa bahasa Melayu cepat berkembang di Nusantara? 2. Bagaimana Islam dapat mempercepat proses integrasi bangsa Indonesia? Uraikan jawaban kamu dalam 2 - 3 lembar 106 Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semestert 2

G. Kesimpulan

1. Perkembangan Islam di Nusantara tidak pernah terlepas dari dinamika Islam di kawasan-kawasan lain. Karena itu, adalah keliru pandangan yang menganggap seolah-olah Islam Nusantara berkembang secara tersendiri serta terisolasi dari perkembangan dan dinamika Islam di tempat-tempat lain. Peradaban Islam Nusantara juga menampilkan ciri-ciri dan karakter yang khas, relatif berbeda dengan peradaban Islam di wilayah-wilayah perabadan Muslim lainnya, misalnya Arab, Turki, Persia, Afrika Hitam, dan Dunia Barat. 2. Islam yang datang pertama kali adalah Islam yang umumnya dibawa para guru pengembara Sufi, yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain untuk menyebarkan Islam. Islam sufistik yang dibawa para guru pengembara ini jelas memiliki kecenderungan kuat untuk lebih menerima terhadap tradisi dan praktik keagamaan lokal. Bagi guru- guru Sufi pengembara ini, yang paling penting adalah pengucapan dua kalimah syahadat, setelah itu barulah memperkenalkan ketentuan- ketentuan hukum Islam. 3. Masyarakat Nusantara pada umumnya adalah masyarakat pesisir yang kehidupan mereka tergantung pada perdagangan antarpulau dan antarbenua. Sedangkan mereka yang berada di pedalaman adalah masyarakat agraris, yang kehidupan mereka tergantung kepada pertanian. 4. Dalam bidang kebudayaan, umat Islam mempunyai ciri yang khusus pula dari budaya material material culture dalam kehidupan sehari- hari, sampai kepada budaya spiritual spiritual culture. Bahkan sampai sekarang kita masih bisa menyaksikan berbagai kesinambungan tertentu antara tradisi Islam dengan tradisi budaya spiritual praIslam yang sedikit banyak diwarnai tradisi Hindu, Buddha, dan bahkan tradisi keagamaan spritual lokal. 107 Sejarah Indonesia 5. Faktor pemersatu terpenting di antara berbagai suku bangsa Nusantara adalah Islam. Islam mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara berbagai suku bangsa dan menjadi identitas yang mengatasi batas-batas geografis, sentimen etnis, identitas kesukuan, adat istiadat dan tradisi lokal lainnya. Tentu saja, sejauh menyangkut pemahaman dan pengamalan Islam, terdapat pula perbedaan- perbedaan tertentu terhadap doktrin dan ajaran Islam sesuai rumusan para ulama, bukan dengan identitas suku bangsa. 6. Faktor pemersatu kedua, yaitu bahasa Melayu. Bahasa ini sebelum kedatangan Islam digunakan hanya di lingkungan etnis terbatas, yakni suku bangsa Melayu di Palembang, Riau, Deli Sumatra Timur, dan Semenanjung Malaya. Terdapat bahasa-bahasa lain yang digunakan lebih banyak orang suku bangsa lain di Nusantara, seperti bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Bahasa Melayu yang lebih egaliter dibanding bahasa Jawa, diadopsi sebagai lingua franca oleh para penyiar Islam, ulama, dan pedagang. Kedudukan bahasa Melayu sebagai lingua franca Islam di Nusantara bertambah kuat ketika bahasa Melayu ditulis dengan aksara Arab. Bersamaan dengan adopsi huruf-huruf Arab, maka dilakukan pula pengenalan dan penyesuaian pada aksara Arab tertentu untuk kepentingan bahasa-bahasa lokal di Nusantara. Kedudukan bahasa Melayu itu menjadi semakin lebih kuat lagi ketika para ulama menulis banyak karya mereka dengan bahasa Melayu berhuruf Jawi tersebut, sehingga pada gilirannya, tulisan Jawi menjadi alat komunikasi dan dakwah tertulis bagi masyarakat Melayu-Nusantara menggantikan beberapa bentuk tulisan yang berkembang sebelumnya. 7. Warisan terbaik dari sejarah zaman Islam lainnya ialah adanya pengintegrasian Nusantara lewat nasionalisme keagamaan dan jaringan perdagangan antarpulau.

Tuliskan 2 contoh peristiwa bersejarah yang menunjukkan bentuk keberlanjutan!

Tuliskan 3 contoh peristiwa bersejarah yang menujukkan sebuah bentuk perubahan?

1. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. kurang lebih selama .... 22 tahun 2 bulan 22 hari 24 tahun 10 bulan 22 hari 25 tahun 5 bulan 15 hari … 26 tahun 6 bulan 12 hari a. b. c. d.tolong jawab ya​

peristiwa penting selama periode abbasiyah ke-4 / IV?​

mengapa inggris di anggap musuh oleh belanda????​

Arti lambang keris dan rantai dalam bed sangga perintis pramuka

Keturunan dari perkawinan campuran di masa Abbasiyah disebut...a. taulidb. taklidc. tauhidd. tahmid​

Jelaskan kenapa sejarah boleh salah tapi tidak boleh bohong Tolong jawab ya kakk, yang jawabannya ngasal atau salin dari internet lain gw banned!!

mengapa kehadiran voc menjadi babak baru sejarah indonesia​

1. Diketahui A 1, 2, 3, 4) Suatu fungsi2x-1, denganxe 4. Buatlah tabelhimpunan pasangan terurut dari fungsi fkemudian gambarkan grafik fungsi f6.​