Pernyataan tentang proses pelapukan batuan yang benar terdapat pada angka

Pernyataan tentang proses pelapukan batuan yang benar terdapat pada angka

Faktor pembentukan tanah dimulai dari bahan induk dan berlanjut untuk jangka waktu yang sangat lama yang memakan waktu 1000 tahun atau lebih. Faktor pembentukan tanah terjadi saat bahan induk mengalami pelapukan dan atau diangkut, diendapkan dan diendapkan, bahan tersebut diubah menjadi tanah. Material induk dapat berupa batuan dasar, endapan glasial, dan endapan lepas di bawah air atau material yang bergerak menuruni tanah miring. Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi pembentukan tanah.

Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Tanah

Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

Komposisi bahan induk

Ini mengacu pada bahan mineral yang tidak terkonsolidasi atau bahan organik dari mana tanah terbentuk. Tanah akan membawa sifat fisik dan kimiawi dari bahan induknya seperti warna, tekstur, struktur, komposisi mineral dan lain sebagainya. Sebagai contoh, jika tanah terbentuk dari daerah dengan batuan besar (batuan induk) dari batupasir merah, maka tanah tersebut juga akan berwarna merah dan memiliki rasa yang sama dengan bahan induknya. Laju pembentukan tanah juga dipengaruhi oleh bahan induk.

Iklim

Ini adalah salah satu faktor terpenting yang Mempengaruhi Pembentukan Tanah. Komponen iklim seperti suhu dan curah hujan / curah hujan merupakan faktor utama yang mempengaruhi pengaruh iklim. Komponen tersebut mempengaruhi jumlah vegetasi dan tutupan hutan serta aktivitas manusia / hewan di kawasan tersebut. Iklim suatu daerah juga mempengaruhi proses pelapukan yang mempengaruhi proses pembentukan dan kecepatan tanah.

Topografi

Bentuk permukaan tanah, kemiringan dan posisinya pada bentang alam sangat mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. Pembentukan tanah juga dipengaruhi oleh aliran permukaan atau kedalaman permukaan air. Tanah yang berkembang di dataran tinggi dan daerah miring umumnya memiliki drainase yang berlebihan atau drainase yang baik. Lereng yang curam dan panjang berarti air akan mengalir lebih cepat dan berpotensi mengikis permukaan lereng. Permeabilitas bahan tanah; Selain itu, panjang, kecuraman, dan konfigurasi lereng mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk di suatu daerah.

Organisme

Semua organisme hidup termasuk bakteri, jamur, tumbuh-tumbuhan, manusia dan hewan secara aktif mempengaruhi proses pembentukan tanah. Beberapa jenis mikro-organisme mempromosikan kondisi asam dan mengubah kimiawi tanah yang pada gilirannya mempengaruhi jenis proses pembentukan tanah yang berlangsung. Hewan mikroba menguraikan bahan organik dan mengembalikan produk dekomposisi ke tanah. Kotoran hewan, serangga dan hewan yang mati menghasilkan tambahan bahan organik yang membusuk. Mikroorganisme juga membantu siklus mineral dan nutrisi serta reaksi kimia. Cacing tanah dan hewan penggali mencampur tanah dan mengubah karakteristik fisiknya. Mereka umumnya membuat tanah lebih mudah ditembus udara dan air. Produk limbahnya menyebabkan agregasi partikel tanah dan memperbaiki struktur tanah. Kegiatan manusia seperti bercocok tanam, membajak lapisan, penggunaan pupuk, irigasi dan praktek drainase juga sangat mempengaruhi sifat kimia dan fisik tanah dan proses pembentukannya.

Waktu

Waktu untuk semua faktor ini berinteraksi dengan tanah juga menjadi faktor. Pembentukan tanah merupakan proses yang berkelanjutan dan umumnya membutuhkan waktu beberapa ribu tahun untuk terjadinya perubahan yang signifikan. Faktor pembentuk tanah ini terus mempengaruhi tanah bahkan pada lanskap yang “stabil”. Bahan disimpan di permukaannya, dan bahan tertiup atau hanyut dari permukaan. Penambahan, penghapusan, dan perubahan berlangsung lambat atau cepat, tergantung pada iklim, posisi lanskap, dan aktivitas biologis.

Alam mempunyai banyak peran yang penting bagi kehidupan makhluk hidup, baik manusia, binatang dan tumbuh- tumbuhan. Makhluk hidup menggantungkan kehidupan mereka kepada alam dan dari alam pula makhluk hidup mendapatkan makanan dan juga kebutuhan lain yang dibutuhkan. Alam terdiri komponen biotik dan abiotik. komponen biotik merupakan komponen yang berupa makhluk hidup, sementara komponen abiotik merupakan komponen yang terdiri atas benda- benda tak hidup namun keberadaannya mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Komponen biotik contohnya adalah binatang dan tumbuh- tumbuhan. Dan komponen abiotik contohnya adalah tekanan udara, sinar matahari (baca: lapisan-lapisan matahari), batu, angin (baca: jenis angin), air (baca: jenis air), dan lain sebagainya. Baik komponen biotik dan abiotik ini saling berkaitan satu sama lain dan mempunyai hubungan timbal balik.

Makhluk hidup mempunyai umur dari dilahirkan hingga mati, dan semua ini sudah pasti. Bukan hanya makhluk hidup saja yang bisa mati, kemudian hancur namun komponen abiotik juga bisa hancur, contohnya adalah batuan (baca: jenis batuan). Batuan bisa hancur karena mengalami pelapukan. Pelapukan yang terjadi pada batuan disebabkan karena berbagai faktor baik alami maupun tidak alami. Pelapukan yang menyerang batuan juga dapat terjadi setelah waktu yang lama. Batu yang telah mengalami pelapukan akan berubah menjadi tanah (baca: jenis tanah) atau menjadi batuan sedimen apabila mengendap dalam waktu yang lama. Pelapukan batuan menjadi sesuatu yang perlu untuk kita pelajari agar menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai lingkungan yang ada di sekitar kita.

Apa Itu Pelapukan?

Kita tentu pernah merasakan sakit bukan? Ya, semua makhluk hidup pasti pernah merasakan sakit, dan semua mahkluk hidup pasti juga akan mati apabila telah tiba masanya. Ternyata sikluk hidup mati ini tidak hanya dimiliki atau dialami oleh makhluk hidup saja, namun masa hidup- mati ini juga terjadi pada komponen tak hidup. Salah satu komponen tak hidup yang mengalami kehancuran adalah batu.

Pernahkah kalian menjumpai batu yang hancur? Atau batu yang tidak sekeras batu- batu yang lainnya? Tentu saja hal ini pernah kita jumpai bukan? Batu seperti makhluk hidup, apabila umur sebuah batu sudah tua, maka batu tersebut tidak akan sekeras sebelumnya. Batu lama- lama akan terasa lebih lunak, bahkan lebih rapuh. Hal ini karena batu telah megalami pelapukan. Pelapukan merupakan sebuah proses alterasi dan fragsiasi batuan dan juga material tanah pada dan/ atau dekat permukaan Bumi (baca: kerak Bumi) yang disebabkan oleh berbagai proses, yakni fisika, kimia dan biologi. Pelapukan terjadi karena adanya peristiwa- peristiwa yang terjadi dan saling berakumulasi  serta berlangsung secara terus menerus. Peristiwa- peristiwa yang mendukung terjadinya pelapukan batuan antara lain perubahan suhu siang dan malam, gerak angin, hujan (baca: proses terjadinya hujan), gelombang air laut, dan lain sebagainya. Pelapukan batuan terjadi karena banyak faktor dan juga meliputi waktu yang tidak sebentar. Batu yang telah mengalami pelapukan akan menghasilkan material- material yang menjadi asal dari tanah (baca: tanah humus) dan asal dari batuan sedimen,

Jenis- jenis pelapukan

Pelapukan pada batuan terjadi karena berbagai faktor alam dan juga faktor non alam. Beberapa faktor alam yang menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan seperti pergantian suhu udara yang ekstrim, terpaan angin, air hujan, juga timbulnya mikroorganisme atau tumbuhan tertentu. Dan beberapa faktor non alam yang menyebabkan pelapukan dalah adanya bahan kimia dari limbah pabrik. Semuanya membuat batuan menjadi cepat mengalami pelapukan.

Secara umum proses pelapukan batuan terdiri atas tiga jenis, yakni pelapukan fisik, pelapukan kimia dan juga pelapukan organis. Ketika jenis pelapukan tersebut perbedaannya terletak pada penyebab terjadinya pelapukan tersebut. Meski demikian, ketiga jenis pelapukan tersebut pada dasarnya terjadi secara bersama- sama, namun ada satu faktor yang lebih dominan sehingga seolah sebuah batu disebabkan karena salah satu jenis pelapukan. Dan mengenai masing- masing jenis pelapukan akan kita bahas sebagai berikut:

  • Pelapukan organis atau biologis, yakni pelapukan yang disebabkan karena adanya makhluk hidup. Makhluk hidup yang menyebabkan pelapukan organis ini bisa manusia, binatang, maupun tumbuh- tumbuhan. Namun dari ketiga jenis makhluk hidup tersebut pada umumnya kita lebih banyak menemukan tumbuhanlah sebagai penyebabnya. Contoh dari pelapukan organis atau biologis ini adalah hancurnya batuan karena adanya tanaman lumut yang hidup menempel di baruan tersebut.
  • Pelapukan fisika, yakni pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim, hujan lebat maupun ringan, ombak di lautan, dan lain sebagainya. Pada dasarnya semua ini terjadi karena adanya peristiwa- peristiwa alamiah yang terjadi di Bumi. Sebagai contoh dari pelapukan ini adalah hancurnya batuan dikarenakan adanya perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan (baca: pembagian musim di Indonesia).
  • Pelapukan kimia atau kimiawi, yakni pelapukan yang terjadi karena tercampurnya batuan dengan zat- zat kimia. Contoh dari pelapukan ini adalah hancurnya batuan yang disebabkan karena tercampur oleh limbah pabrik yang banyak mengandung bahan kimia. Hal ini karena bahan kimia biasanya mengandung zat- zat yng berbahaya, sehingga tidak hanya batuan saja yang cepat mengalami pelapukan, namun bisa sampai mematikan makhluk yang masih hidup. Contohnya adalah tanaman- tanaman yang ada di sekitar pembuangan limbah menjadi mati, atau ikan- ikan di sungai yang menjadi tempat buangan limbah juga mati.

Itulah ketiga jenis pelapukan batuan yang seringkali kita jumpai. Ketiga jenis pelapukan tersebut menyerang batuan serta mineral- mineral sehingga hancur dan sebagian menjadi tanah (baca: tanah litosol), serta sebagian lagi mengendap menjadi batuan sedimen (baca: batuan beku dan batuan metamorf). Pelapukan sering kita temui, misalnya ketika kita sedang berada di sebuah gua. Gua mempunyai banyak air yang menetes di sebuah sudutnya bukan? Nah, tetesan dari air tersebut apabila mengenai batu secara terus menerus maka batu tersebut pasti akan menjadi cekung karena terlalu sering dikenai oleh tetesan air. Dan itulah salah satu contoh dari pelapukan batuan.

Pelapukan Organis

Kita telah mengetahui mengenai tiga bentuk pelapukan batuan, yakni pelapukan fisik, kimia dan juga organis. Ketiga jenis pelapukan tersebut terjadi karena faktor yang mempengaruhinya berbeda- beda. Pelapukan fisik disebabkan karena adanya peristiwa- peristiwa alamiah, pelapukan kimia disebabkan karena adanya limbah pabrik yang bersifat kimiawi, sementara pelapukan organis disebabkan karena adanya aktivitas makhluk hidup, baik binatang maupun tumbuhan. Dalam kesempatan ini kita akan membahas salah satu jenis pelapukan, yaitu pelapukan organis.

Pelapukan organis merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh adanya makhluk hidup, baik berupa binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Pelapukan organis ini juga seringkali disebut dengan pelapukan biologis. Di atas sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ketiga jenis pelapukan (fisik, kimia dan organis) bekerja dalam melapukkanbatuan batuan. Nah, sebenarnya pelapukan organis ini selalu berperan dalam pelapukan batuan, dan begitu pula dengan pelapukan organis ini. pelapukan organis bersifat menyempurnakan pelapukan fisika dan juga kimia yang telah terjadi sebelumnya. Sebagai contoh adalah ketika kita melihat batu yang sudah retak karena ada perubahan suhu yang tadinya sangat panas menjadi sangat dingin. Kemudian dari sela- sela retakan batuan yang telah terbentuk tadi muncul tanaman- tanaman semacam lumut dan juga mikroorganisme, tentu lama- kelamaan batu tersebut akan hancur. Itulah contoh dari perpaduan pelapukan fisika dan biologi.

Proses Pelapukan Organis

Telah disebutkan sebelumnya bahwa pelapukan organis merupakan pelapukan yang disebabkan karena adanya aktivitas makhluk hidup, baik itu manusia, binatang maupun tumbuh- tumbuhan. Proses pelapukan biologi melibatkan 2 cara, yakni cara biokimia dan juga cara mekanis. Untuk lebih jelasnya, kita akan mempelajari mengenai contoh- contoh pelapukan organis dan juga prosesnya .

  • Tumbuhan lumut yang berada di permukaan batuan kemungkinan akan membuat batuan tersebut mengalami degradasi. Lembabnya permukaan batuan tersebut diakibatkan oleh proses penyerapan akar serta tingginya pH di sekitar permukaan batuan tersebut karena eksresi sisa metabolisme lumut. Hal ini akan berakibat permukaan batuan akan cepat mengalami pelapukan.
  • Batuan yang berada di sekitar tanaman akan lebih cepat melapuk karena adanya penetrasi akar tumbuhan ke dalam sela- sela batuan tersebut, sehingga mudah mengalami perpecahan. Dalam proses penerobosan atau penetrasinya, akar- akar tumbuhan akan mengeluarkan semacam enzim yang berfungsi untuk menghancurkan batuan. Semakin lama, akar tersebut akan membesar dan memecah belah batu tersebut menjadi beberapa bagian. Beberapa tumbuhan yang akarnya termasuk kuat untuk memecah batuan antara lain tanaman pinang raja, akasia, dan juga pilisium.
  • Binatang juga menjadikan batuan lebih cepat mengalami pelapukan. Binatang yang berperan dalam pelpaukan organis antara lain cacing tanah dan beberapa serangga tanah.
  • Manusia pun juga berperan dalam proses pelapukan organis. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan cepat terjadinya pelapukan adalah penambangan dan juga penebangan pohon secara liar.

Itulah beberapa contoh dari pelapukan organis yang sering berada di sekitar kita. selain contoh yang telah disebutkan, sebenarnya masih banyak contoh lain apabila kita mau untuk mengamati kejadian- kejadian di sekitar kita. semoga hal ini memberikan manfaat bagi kita semua.