Jakarta - Teknik pengumpulan data adalah metode yang dipakai untuk mengumpulkan data-data penelitian. Artinya, dalam menulis maupun membuat karya ilmiah, penulis harus menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dan tepat. Show
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data diperlukan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan, hambatan, atau permasalahan. Tidak hanya tepat, teknik pengumpulan data sebaiknya bersifat sistematis. Berikut ini adalah ulasan mengenai pengertian, jenis-jenis, hingga contoh teknik pengumpulan data. Berdasarkan buku berjudul Statistika Terapan terbitan Tahta Media Group, teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan bahan riset. Dalam pengerjaannya dapat menggunakan metode pengamatan, dokumentasi, angket, wawancara, hingga tes atau pengujian. Pengertian Metode Penelitian juga diungkapkan oleh Dr. Muhammad Ramdhan, S,Pd., M.M melalui bukunya yang berjudul Metode Penelitian. Menurutnya, teknik pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan berbagai fakta atau informasi-informasi yang ada di lapangan. Jenis-jenis Teknik Pengumpulan DataBerdasarkan pemahaman di atas, maka disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data terdiri dari beberapa dan metode untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut. Pengambilan data menggunakan angket biasanya dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner sebagai alat mengumpulkan data. Mengumpulkan data melalui interview biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab, peneliti harus memerhatikan sikap, respon, dan keseluruhan penampilan narasumber saat sesi tanya-jawab berlangsung. Hal tersebut sangat berpengaruh dengan isi jawaban narasumber yang nantinya diterima oleh peneliti. Oleh sebab itu, peneliti harus terbiasa dan latihan secara intensif jika ingin melaksanakan interview. Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah metode observasi. Melalui metode ini, peneliti dituntut untuk cermat dan teliti terhadap setiap gerakan, proses, atau kejadian. Observasi atau mengamati adalah aktivitas yang tidak mudah. Peneliti harus memposisikan dirinya se-objektif mungkin dan tidak terpengaruh situasi lapangan. Sesuai dengan namanya, metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang memanfaatkan berbagai hal atau variabel, seperti: surat kabar, majalah, prasasti, catatan, transkrip, surat, agenda, dan lain-lain. Teknik ini disebut juga sebagai studi pustaka, yakni penelusuran data melalui kepustakaan yang memuat teori-teori karya ilmiah soft copy dan hard copy. Contoh sumber studi literatur adalah buku, tugas perkuliahan, makalah, dan jurnal online. 8 Proses Pengumpulan DataDalam prosesnya, peneliti harus melewati berbagai tahapan sebagai berikut: Pertama, peneliti harus mengumpulkan beragam informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Informasi tersebut didapatkan melalui tinjauan literatur dan berkonsultasi dengan para ahli. Tentu saja yang digunakan adalah literatur dan para ahli yang mumpuni dan benar-benar memahami konsep, variabel, dan isu yang ada dalam penelitian. Setelah melalui proses tinjauan literatur dan berkonsultasi dengan ahli, langkah selanjutnya adalah mempelajari dan menerapkan pendekatan terhadap kelompok maupun tokoh-tokoh yang berhubungan dengan penelitian. Selanjutnya, peneliti harus memiliki kemampuan untuk membina hubungan baik dengan responden dan lingkungan sekitarnya. Lantas, apa saja yang harus dilakukan? Peneliti setidaknya harus memahami pola-pola dan kebiasaan responden yang mendukung proses penelitian. Uji coba dilakukan pada kelompok masyarakat yang terlibat dari populasi, bukan sampel. Artinya, uji coba membantu peneliti untuk mengetahui apakah instrumen yang mereka gunakan sudah cukup baik untuk digunakan, dipahami, apakah komunikatif atau tidak, dan seterusnya. Setelah tahapan di atas selesai dilakukan, selanjutnya peneliti harus merumuskan dan menyusun pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan tersebut harus mengandung makna yang substantif dan signifikan. Mencatat dan memberikan kode atau biasa disebut dengan recording and coding, adalah proses pencatatan terhadap data yang dibutuhkan oleh masing-masing responden. Beragam informasi yang didapatkan perlu dicatat untuk mempermudah proses analisis. Selanjutnya, peneliti harus menerapkan metode cross checking terhadap data yang sudah ada untuk menguji kebenarannya. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan tidak ada keraguan terhadap reliabilitas dan validitasnya. Langkah paling akhir dalam proses pengambilan data adalah peneliti harus melakukan koordinasi terhadap data yang sudah terkumpul. Kemudian peneliti dapat menganalisis data tersebut sehingga tidak ada data yang validitasnya kurang. Contoh Pengumpulan DataSetelah mengetahui pengertian, jenis-jenis, dan proses pengambilan data, berikut ini adalah contoh-contoh teknik pengumpulan data. Survei dan KuesionerSebagian besar memilih pengambilan data menggunakan survei dan kuesioner karena dianggap lebih mudah, bisa dilakukan secara online, tidak mengeluarkan biaya yang banyak, dan datanya fleksibel untuk dianalisis. Berikut adalah contoh pertanyaan survei atau kuesioner: 1. Berapa lama Anda menggunakan komputer?
2. Apa saja yang bisa Anda lakukan saat menggunakan komputer?
3. Pertanyaan dan pilihan jawaban dapat disesuaikan apabila kamu menggunakan teknik ini. InterviewInterview atau wawancara biasanya dilakukan dengan secara personal maupun berkelompok. Jenis interview juga bermacam-macam, mulai dari yang terstruktur dan tidak. Termasuk media yang digunakan: apakah interview dilakukan secara langsung atau melalui telepon? Semua dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. ObservasiContoh observasi ada 3 macam, yakni observasi terstruktur (structured observation), observasi natural (naturalistic observation), dan observasi partisipan (participant observation). DokumentasiMacam-macam instrumen dokumentasi di antaranya adalah:
Nah, itulah informasi tentang teknik pengumpulan data beserta jenis-jenis dan contohnya. Teknik pengumpulan data penting untuk diketahui, terutama bagi kamu yang sedang melangsungkan penelitian maupun karya ilmiah. Simak Video "Surat Terbuka Calon Mitra Tuli Kepada Grab soal Diskriminasi" [Gambas:Video 20detik] (des/row)
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti. Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa tertentu. Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen. Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat. Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan metode pengumpulan data. Pengertian Teknik Pengumpulan DataMenurut Suharsimi Arikunto (2000: 134), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Sedangkan menurut Ibnu Hadjar (1996: 160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008: 52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikol ogis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif . Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif , perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan ol eh peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitat if tentang variable yang sedang diteliti. Proses Pengumpulan DataProses pengumpulan data itu sendiri menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai berikut:
Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi- informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjau literatur yang relevan dan konsultasi dengan para ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh peneliti lain dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang menjadi responden kita dalam penelitian.
Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu dikaitkan pendekatan terhadap tokoh- tokoh yang bersangkutan.
Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan- kebiasaan respondennya termasuk cara mereka berpikir, cara mereka melakukan sesuatu, bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya.
Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sample. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami, dan sebagainya.
Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian dalam bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia mengandung makna yang signifikan dan substansif.
Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi- informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna memudahkan proses analisis.
Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya.
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable. Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu penelitian. Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif). Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi. Beberapa teknik pengumpulan data secara umum: 1. Observasi (pengamatan)Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.Mursall (1995) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior” melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Sanafiah Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi (participant observastion), Observasi secara terang-terangan dan tersamar (overt observastion and covert observastion), observasi yang tak berstruktur (unstructured observation), masing-masing tipe dan jenis observasi tersebut digunakan sesuai dengan karakteristik objek material sumber data penelitian.
Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lengkap.Hal ini dilakukan dengan mengembangkan keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok orang dilingkungan alamiah mereka.Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang di telitinya. Susan Stainback (1998), menyatakan bahwa “in participant observation, the researcher observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities”. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan yang terjadi di lapangan penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam kategori peran partisipan dilapangan yaitu:
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara alamiah (natural setting). Konsekuensinya peneliti harus secara cermat dan bijaksana menerapkan teknik pengumpulan data di lapangan pada nara sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah. Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data “menyatakan terus terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang ditelitinya, bahwa peneliti sedang melakukan observasi dalam penelitian”. Pada tipe ini semua proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui semuanya oleh orang yang diteliti. “Tapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.
Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan penelitian tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Selanjutnya Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif memiliki tahapan dan objek yang observasi.Tahapan observasi, yaitu; Observasi deskriftif, Observasi terfokus, dan Observasi terseleksi.Dan objek yang diobservasi adalah ruang (tempat), pelaku (aktor) dan kegiatan (aktivitas). Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item pokok, yaitu; Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi; Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu; Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu tindakan-tindakan tertentu; Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan; Waktu, yaitu menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai dan emosi; Perasaan yang dirasakan dan dinyatakan. 2. Questioner (Kuesioner/Angket)Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Berdasarkan cara menyusun pertanyaan dalam teknik questioner ini dibagi menjadi dua:
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak disediakan jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat/pandangan dan pengetahuannya. Kelebihan kuesioner terbuka; 1) Menyusun pertanyaan sangat mudah, 2) Memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan isi hati dan pemikirannya. Kelemahan kusioner terbuka; 1) Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan mengelompokkan jawaban karena sangat bervariasinya jawaban yang diberikan oleh responden, 2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama, satu dan lain hal peneliti harus membaca satu persatu, 3) Untuk peneliti mungkin menimbulkan rasa bosan karena tulisannya sulit dibaca, kalimat tidak jelas dari jawaban yang diberikan oleh responden, 4) Rasa malas akan timbul pada responden yangtidak mempunyai banyak waktu luang untuk menjawab.
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah disediakan. Kelebihan kuesioner tertutup; 1) Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban yang masuk, 2) Untuk peneliti, waktu yang dimanfaatkan dalam pengelompokkan jawaban menjadi singkat karena dapat memanfaatkan bantuan enumerator, 3) Untuk responden, mudah memilih jawaban, 4) Untuk responden, dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu singkat. Kelemahan kuestioner tertutup; 1) Untuk peneliti, dalam penyusunan pertanyaan perlu berhati-hati agar tidak ditafsirkan lain (berarti ganda), 2) Untuk responden, kebebasan menjawab merasa dibatasi. 3. Interview (Wawancara)Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut: “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in-communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu. Menurut Mishler (1986:82), ia mengungkapkan tentang wawancara lapangan adalah “The field interview is a joint production of researcher and a member. Member are active participant whose insights, feelings, and cooperation are essential part of a discussion process that reveals subjective meanings. The interviewer’s presence and from of involvement how she or he listens, attends, encourages, interrupts, digresses, initiates topics, and terminates responses-is integral to the respondent’s account”. Wawancara lapangan adalah produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta aktif yang wawasan, perasaan, dan kerjasama merupakan bagian penting dari proses diskusi yang mengungkapkan makna subjektif. Kehadiran pewawancara dan dari keterlibatan bagaimana dia mendengarkan, menghadiri, mendorong, menyela, digresses, memulai topik, dan berakhir tanggapan-merupakan bagian integral akun responden.
Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu; Wawancara terstruktur (structured interview); Wawancara semiterstruktur (semistructure Interview); Wawancara tak berstruktur (unstructured Interview).
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
Beberapa jenis yang dapat dinyatakan dalam wawancara adalah:
Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan terhadap sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat melingkupidimensi waktu, seperti tentang apa-apa yang dikerjakan responden di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan pada intinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian atau harus sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Document (Dokumen)Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu.Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya.Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain.Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan, prasasti dan lain sebagainya. Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi program dan data statistik pengajaran. Nasution menjelaskan bahwa:” ada sumber yang non manusia (non human resources), antara lain adalah dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai kegunaan dokumen dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel yang tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu.Begitu pula autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya sendiri. Jenis-Jenis DataBerikut ini terdapat beberapa jenis-jenis data, terdiri atas: 1. BERDASARKAN TIPE PENELITIAN Terdiri atas: Data kuantitatif adalah data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam numerik. Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati. 2. BERDASARKAN SUMBER Terdiri atas: Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain. 3. BERDASARKAN CARA MEMPEROLEH Terdiri atas:
4. BERDASARKAN FORMAT BERKAS
Prinsip-Prinsip Pengumpulan DataAda beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data, yakni sebagai berikut:
Demikianlah pembahasan mengenai Teknik Pengumpulan Data – Pengertian, Proses, Jenis dan Prinsip semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. Dikutip Dari Sumber:
Baca Juga : |