Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

Jakarta -

Taat atau patuh terhadap perintah Allah SWT sudah semestinya dilakukan muslim. Orang yang taat kepada Allah SWT akan senantiasa mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Perintah untuk taat kepada Allah SWT termaktub dalam Al Quran surat An Nisa ayat 59:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ - ٥٩

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

Dalam ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan hambaNya untuk taat kepadaNya, kepada Rasulullah, dan kepada Ulil Amri atau pemimpin di antara mereka. Ulama tafsir, Muhammad Quraish Shihab menerangkan, ketaatan terhadap Ulil Amri sebagaimana dijelaskan dalam ayat tersebut berkaitan dengan ketaatan kepada Allah SWT dan RasulNya.

Artinya, perintah Ulil Amri haruslah sejalan dengan perintah Allah SWT dan RasulNya. Apabila perintah tersebut bertentangan, maka tidak dibenarkan untuk mentaatinya.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak untuk MTs Kelas VII karya Hasan, seseorang disebut taat kepada Allah jika selalu mengerjakan perintahNya menjauhi laranganNya. Begitu pula dengan taat kepada Rasul seperti dalam hadits berikut,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ

Artinya: "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: "Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,'Apa saja yang aku larang terhadap kalian, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian, maka kerjakanlah semampu kalian. Sesungguhnya apa yang membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka (tidak mau taat dan patuh)'.(HR Bukhari dan Muslim).

Dijelaskan dalam kitab Ar-Risalah karya Imam Syafi'i, melalui surat An Nisa ayat 80, Allah SWT memberitahukan perjanjian dengan Rasulullah adalah perjanjian dengan Allah SWT. Begitu pula dengan ketaatan kepada Rasulullah juga merupakan ketaatan kepada Allah SWT.

Salah satu hikmah taat kepada Allah SWT dan RasulNya adalah kelak masuk surga, bersama orang-orang yang diberi nikmat Allah SWT. Hikmah ini dijelaskan dalam QS An Nisa ayat 69,

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا - ٦٩

Artinya: "Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."

Itulah makna taat kepada Allah SWT beserta RasulNya, yakni dengan mengerjakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang taat.

Simak Video "Asa Menjadi Penghapal Al-Qur'an"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/row)

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bekerja sama dengan Pengurus Ranting Muhammadiyah Tamantirto menyelenggarakan ibadah sholat Idul Adha di pelataran Lapangan Bintang Kampus Terpadu UMY, Minggu (11/8) pagi. Pada sholat Idul Adha kali ini diimami oleh Wakil Rektor Bidang Akademik UMY Dr. H. Sukamta, M.T., IPM, yang juga sekaligus bertindak sebagai khatib.

Pada khutbah Idul Adha 1440 Hijriyah, Sukamta mengingatkan para jamaah tentang kisah Nabi Adam AS dan Hawa yang bertemu pertama kali di Arafah setelah diusir dari Surga karena melanggar perintah Allah SWT. “Tepat hari ini 10 Dzulhijah kita kaum muslimin merayakan Idul Adha, di hari sebelumnya kita menjalankan puasa Arafah yang memiliki ganjaran akan diampuni dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun ke depan. Allah SWT memberikan pelajaran yang banyak untuk kita dengan peristiwa Arafah tentang sejarah Nabi Adam AS dan Hawa. Arafah merupakan tempat pertemuan kedua manusia pertama di bumi, setelah diusir dari Surga akibat melanggar larangan yang diperintahkan Allah SWT.”

Pelajaran terbaik yang bisa dipetik dari peristiwa terusirnya Adam dan Hawa adalah kepatuhan terhadap perintah Allah SWT. “Allah SWT telah memberikan kenikmatan melimpah kepada Adam dan Hawa di satu tempat terindah yaitu Surga. Hanya satu larangan yaitu memakan atau mendekati buah khuldi, tapi mereka tergoda oleh Iblis kemudian Allah murka. Maka dari itulah kita harus selalu mematuhi segala perintah-Nya, karena barang siapa menjalankan perintah Allah maka akan diberikan karunia kenikmatan tiada tara,” sambung Sukamta di depan para jamaah seusai menjalankan ibadah sholat Idul Adha berjamaah.

Sebagai seorang manusia, kita harus berani memerangi hawa nafsu, karena itu adalah jihad yang paling sulit untuk dilakukan. “Besi sangat kokoh bisa dikalahkan oleh api yang membara, api dapat dipadamkan oleh air, air bisa memporak-porandakan apa saja tapi kalah oleh matahari yang menyerapnya di awan, awan bisa menghalangi pesawat terbang tapi terombang-ambing oleh angin, angin kalah dengan gunung yang berdiri kokoh, tapi gunung kalah oleh tangan manusia yang mampu membuat terowongan serta jalan di sana. Sedangkan manusia kalah dengan hawa nafsunya sendiri yang bisa menghancurkannya kapan saja,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik UMY itu.

Ketauladanan berikutnya yang bisa dipelajari pada momen Idul Adha adalah tentang kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS tentang ketaatan dan kesabaran, yang kemudian muncullah perintah untuk menyembelih hewan Qurban seperti yang disampaikan Sukamta dalam khutbahnya. “Ibrahim bercerita dengan jelas di depan anaknya mengenai mimpi yang baru saja ia alami yaitu perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail. Dengan penuh ketaatan dan kesabaran keduanya menunaikan wahyu tersebut, sebelum kemudian Allah SWT mengganti raga Ismail dengan seekor domba.”

Enam hari lagi kita akan memperingati hari Kemerdekaan RI yang ke-74, Sukamta berpesan pada penutup khutbahnya agar umat Muslim tetap menjaga kerukunan dan mengakui dasar Pancasila. “eperti yang kita tahu kemerdekaan RI diraih karena tak lepas dari pengaruh para ulama terdahulu, jadi kita harus menjaga kerukunan bangsa dan mengakui dasar ideologi Pancasila. Jadi mari kita berikan yang terbaik bagi umat, bangsa dan kemanusiaan,” tutup Sukamta. (Hbb)

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

Renungkan:

Apakah hukum-hukum yang harus saya patuhi untuk menjadi lebih mandiri?

Saksikan:

“Kepatuhan Mendatangkan Berkat” (Tidak ada video? Baca halaman berikutnya).

Bahas:

Kepatuhan terhadap hukum dan asas Allah menuntun pada berkat-berkat rohani dan jasmani. Apakah pengalaman-pengalaman yang Anda miliki untuk membuktikan ini?

Baca:

Ajaran dan Perjanjian 130:20–21; pernyataan oleh Joseph Smith (di sebelah kanan)

“Ada suatu hukum … yang di atasnya segala berkat dilandaskan—Dan ketika kita mendapatkan berkat apa pun dari Allah, itu adalah karena kepatuhan pada hukum itu yang di atasnya itu dilandaskan.”

“Saya menjadikan ini sebagai aturan saya: Ketika Tuhan memerintahkan, lakukanlah.”

Praktik:

Lihatlah tabel di bawah. Perhatikan bagaimana kepatuhan terhadap hukum-hukum tertentu menuntun pada berkat-berkat tertentu. Beberapa contoh diberikan.

Sekarang, luangkanlah waktu beberapa menit untuk:

  1. Menuliskan berkat-berkat tertentu yang Anda hasratkan dalam pencarian kerja Anda, berwiraswasta, atau pendidikan Anda. Gunakan kolom sebelah kanan.

  2. Gunakan kolom kiri untuk mencantumkan hukum-hukum yang dapat Anda patuhi untuk menerima berkat-berkat tersebut.

Patuh

Untuk menerima

Hukum atau asas

Berkat-berkat

Firman Kebijaksanaan (A&P 89)

Kesehatan yang lebih baik, pengetahuan yang lebih banyak

Persepuluhan dan persembahan (Maleakhi 3:10–12)

Berkat jasmani dan rohani, keberhasilan dalam pekerjaan kita, perlindungan

Pergi bekerja setiap hari tepat waktu

Memiliki pekerjaan yang berkelanjutan dan kemampuan untuk menabung

Makan makanan yang sehat dan berolahraga secara teratur

Anda akan kekurangan hari kerja akibat penyakit

Praktik:

Tulislah dua atau tiga cara tertentu Anda dapat meningkatkan kepatuhan Anda terhadap hukum-hukum yang Anda pilih.

Komitmen:

Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Berilah tanda centang pada kotak setelah Anda menyelesaikan setiap tugas:

  • Praktikkan kepatuhan setiap hari.

  • Ajarkan asas ini kepada keluarga Anda.

  • Lanjutkan mempraktikkan asas landasan sebelumnya.

Imbaulah semua orang untuk membuat dan memenuhi komitmen tertentu mereka dan untuk mengajar keluarga mereka.

Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, baca naskah berikut.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

Betapa janji yang agung! “Dia yang menaati perintah-perintah [Allah] menerima kebenaran dan terang, sampai dia dimuliakan dalam kebenaran dan mengetahui segala sesuatu” [A&P 93:28] .…

Brother dan sister yang terkasih, ujian besar kehidupan ini adalah kepatuhan. “Kita akan menguji mereka dengan ini,” firman Tuhan, “untuk melihat apakah mereka akan melakukan segala hal apa pun yang akan Tuhan Allah mereka perintahkan kepada mereka” (Abraham 3:25)

Dimaklumkan oleh Juruselamat, “Karena semua yang menghendaki untuk memperoleh berkat dari tangan-Ku hendaknya menuruti hukum yang ditetapkan bagi berkat itu, dan syarat-syarat darinya, yang ditegakkan sejak sebelum pelandasan dunia” [A&P 132:5].

Tidak ada teladan kepatuhan lebih besar yang ada daripada teladan Juruselamat kita. Mengenai Dia, Paulus mengamati:

“Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya;

Dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” [Ibrani 5:8–9].

Juruselamat memperlihatkan kasih yang tulus bagi Allah dengan menjalankan kehidupan yang sempurna, dengan menghormati misi sakral yang adalah milik-Nya. Tidak pernah Dia takabur. Tidak pernah Dia congkak penuh kesombongan. Tidak pernah Dia tidak loyal. Selamanya Dia rendah hati. Selamanya Dia tulus. Selamanya Dia patuh .…

Ketika dihadapkan dengan keperihan di Gesemani, di mana Dia menanggung rasa sakit yang sedemikian rupa sehingga “peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah” [Lukas 22:44], Dia meneladankan Putra yang patuh dengan berfirman, “Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” [Lukas 22:42].

Sebagaimana Juruselamat memberikan kepada para Rasul terdahulu-Nya petunjuk, begitu pula Dia memberi Anda dan saya petunjuk, “Ikutlah Aku” [Yohanes 21:22]. Apakah kita bersedia untuk patuh?

Pengetahuan yang kita cari, jawaban yang kita dambakan, dan kekuatan yang kita hasratkan hari ini untuk menghadapi tantangan dari dunia yang rumit dan berubah dapat menjadi milik kita ketika kita dengan rela mematuhi perintah-perintah Tuhan. Saya mengutip sekali lagi firman Tuhan: “Dia yang menaati perintah-perintah [Allah] menerima kebenaran dan terang, sampai dia dimuliakan dalam kebenaran dan mengetahui segala sesuatu” [A&P 93:28].

Adalah doa rendah hati saya agar kita dapat diberkati dengan pahala berlimpah yang dijanjikan kepada yang patuh. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita, amin.

(Thomas S. Monson, ““Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 89, 92)


Page 2

Renungkan:

Mengapa mengelola uang sedemikian sulit—dan begitu penting?

Saksikan:

“Yang Utama Dahulu!” (Tidak ada video? Baca halaman berikutnya).

Bahas:

Apa yang Anda pelajari dari anak-anak ini? Mengapa kita hendaknya memantau uang kita? Mengapa kita hendaknya menabung uang?

Baca:

Pernyataan dari Semua Dikumpulkan dengan Aman; Ajaran dan Perjanjian 104:78 (di sebelah kanan)

Bayarlah persepuluhan dan persembahan, …hindari utang, … gunakan anggaran, …tentukan bagaimana mengurangi apa yang Anda belanjakan untuk hal-hal yang tidak penting … [dan] disiplinkan diri Anda untuk hidup sesuai dengan rencana anggaran Anda.”

“Dan lagi, sesungguhnya Aku berfirman kepadamu, mengenai utangmu—lihatlah adalah kehendak-Ku bahwa kamu hendaknya membayar seluruh utangmu.”

Praktik:

Berikut adalah empat langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengelola uang Anda agar Anda dapat melayani orang lain dengan lebih baik. Bacalah langkah-langkah ini. Bersama kelompok, bahaslah bagaimana Anda dapat menjadikan ini sebagai kebiasaan.

Bekerja Keras dan Cerdas

Buktikan kepada pemberi kerja Anda bahwa Anda bekerja keras setiap hari. Buktikan bahwa Anda berharga. Jadilah jujur.

Membayar Persepuluhan dan Persembahan

Ketika Anda mendapatkan uang pribadi, bayarlah persepuluhan terlebih dahulu. Maka Allah dapat memberkati Anda.

Membelanjakan Lebih Sedikit daripada yang Anda Peroleh

Buatlah anggaran. Catatlah jumlah uang yang Anda peroleh dan yang dibelanjakan. Hindari utang. Dapatkan lebih banyak uang. Belanjakan lebih sedikit dari yang Anda peroleh.

Menabung Setiap Hari

Tabunglah uang setiap hari untuk memperoleh lebih banyak kedamaian dan kebebasan.

Komitmen:

Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Berilah tanda centang pada kotak setelah Anda menyelesaikan setiap tugas:

  • Praktikkan mengelola uang Anda setiap hari.

  • Ajarkan asas ini kepada keluarga Anda.

  • Lanjutkan mempraktikkan asas landasan sebelumnya.

Mintalah seseorang untuk membagikan bagaimana asas-asas ini memberkati keluarganya.

Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, pilihlah peran dan baca naskah berikut.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

LATAR BELAKANG: Seorang anak lelaki dan anak perempuan, memakai pakaian orang dewasa, bermain peran seperti orang tua mereka.

ANAK LELAKI: Saya pulang, sayang.

ANAK PEREMPUAN: Selamat datang. Ya ampun, kamu terlihat lelah.

ANAK LELAKI: Kamu juga. Kamu bekerja sangat keras, bukan?

ANAK PEREMPUAN: Ya, kita memang harus bekerja, bukan?

ANAK LELAKI: Saya mendapatkan uang hari ini.

ANAK PEREMPUAN: Oh, itu berkat yang luar biasa. Jadi, yang utama terlebih dahulu. Kita akan membayar persepuluhan kita, bukan?

ANAK LELAKI: Tetapi bagaimana kalau kita tidak memiliki cukup uang?

ANAK PEREMPUAN: Itulah sebabnya kita perlu memiliki iman!

ANAK LELAKI: Baiklah. Lalu berikutnya apa?

ANAK PEREMPUAN: Kita perlu membeli makanan dan uang untuk ongkos bis, dan membayar sewa rumah. Dan kemudian, akan lebih bagus lagi kalau bisa membeli satu kursi .…

ANAK LELAKI: Tetapi kita tidak bisa. Lihat? Kita tidak memiliki cukup uang.

ANAK PEREMPUAN: Bisakah kita meminjam sejumlah uang?

ANAK LELAKI: Mereka bilang berutang itu berbahaya. Kita tidak ingin terlibat dalam masalah.

ANAK PEREMPUAN: Baiklah. Kamu benar. Jadi apa yang akan kita lakukan dengan sisa uang ini?

ANAK LELAKI: Mari kita tabung! Kita tidak tahu apa yang akan terjadi.

ANAK PEREMPUAN: Itu benar. Tetapi tidak ada uang sisa untuk bersenang-senang.

ANAK LELAKI: Yang penting kita saling memiliki! Dan saya akan berusaha memperoleh lebih banyak uang lagi

ANAK PEREMPUAN: Saya akan berusaha berbelanja lebih sedikit!

ANAK LELAKI: Dengan cara ini kita bisa bahagia—dan mandiri!

ANAK PEREMPUAN: Benar! Itu ternyata tidak begitu sulit. Mengapa orang dewasa membuatnya begitu sulit?

ANAK LELAKI: Ah, kamu tahu kan. Begitulah orang dewasa!


Page 3

Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, baca naskah berikut.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

SEDRICK: Nama saya Sedrick Kambesabwe. Saya tinggal di Republik Demokrasi Kongo. Saya adalah anggota Gereja OSZA.

Saya adalah misionaris cabang di desa Kipusanga. Saya mempersiapkan diri untuk pergi ke misi asing. Agar dapat pergi misi, saya membutuhkan paspor, yang biayanya sekarang 250 dolar Amerika.

Untuk mendapatkan uang, saya dan ayah saya membeli pisang, Beberapa desa menghasilkan banyak pisang: Tishabobo, Lusuku, dan Kamanda.

Tishabobo terletak kira-kira 14.48 kilometer dari sini. Jarak Lusuku adalah 28.97 kilometer. Jarak Kamanda juga 28.97 kilometer. Kami pergi ke sana untuk membeli pisang, dan kami membawanya kembali ke sini untuk dijual.

Untuk pergi ke desa kami menggunakan sepeda. Kami bisa membawa empat atau enam tandan pisang.

Ketika saya naik sepeda, sekali perjalanan membutuhkan waktu satu setengah jam, jika sepeda berfungsi dengan baik dan saya memiliki kekuatan. Ketika di tengah hari dan panas sangat menyengat, saya mengayuh sepeda dengan perlahan karena panas matahari.

Saya bisa melakukan dua kali perjalanan per hari jika saya bangun pagi-pagi sekali. Ini adalah cara yang baik untuk membantu membiayai paspor saya.

Sekarang saya memperoleh uang sedikit demi sedikit, sehingga saya bisa menabung untuk biaya sekolah dan misi. Dan sekarang, setelah empat tahun bekerja, saya memiliki cukup uang untuk biaya paspor saya, ditambah dengan tabungan 70 dolar.


Page 4

Renungkan:

Mengapa Anda merasa Bapa Surgawi membiarkan kita menghadapi masalah dan kesulitan-kesulitan?

Saksikan:

“Menyelesaikan Masalah dan Membuat Keputusan” (Tidak ada video? Baca halaman berikutnya).

Bahas:

Apa yang Domba lakukan untuk membantu Babi menyelesaikan masalahnya? (Pikirkanlah mengenai bagaimana Domba membantu Babi mengidentifikasi masalah yang sesungguhnya, lihat pada pilihan ini, dan kemudian putuskan dan bertindaklah).

Baca:

Eter 2 dan 3 (baca hanya cuplikan-cuplikan di sebelah kanan)

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

“Saudara laki-laki Yared berseru kepada Tuhan, mengatakan … aku telah membuat kapal-kapal barkas … [dan] di dalamnya tidak ada terang .… Dan Tuhan berfirman … Apakah yang kamu kehendaki agar hendaknya Aku lakukan …? [Dan saudara laki-laki Yared] melelehkan dari batu karang enam belas batu kecil … dan berseru lagi kepada Tuhan, mengatakan … Dan aku tahu, ya Tuhan, bahwa Engkau memiliki segala kuasa .… Oleh karena itu sentuhlah batu-batu ini … agar boleh bersinar dalam kegelapan.”

Bahas:

Apa yang saudara laki-laki Yared lakukan untuk menyelesaikan masalahnya?

Praktik:

Berikut adalah tiga langkah yang dapat Anda lakukan untuk menyelesaikan segala jenis masalah dengan doa dan iman. Baca dan bahaslah langkah-langkah tersebut dengan seorang anggota kelompok. Anda masing-masing hendaknya mengidentifikasi sebuah masalah tertentu yang Anda hadapi dan bahaslah langkah-langkah ini.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

Mengidentifikasi

Apa masalah yang sesungguhnya?

Mempelajari Pilihan

Apa kemungkinan solusinya?

Manakah solusi terbaik?

Memutuskan dan Bertindak

Berdoa memohon bimbingan. Memutuskan. Kemudian bertindak dengan iman. Hasil yang baik? Jika tidak, cobalah langkah 1–3 lagi.

Jangan menyerah!

Praktik:

Pilihlah sebuah masalah yang sedang Anda hadapi sebagai keluarga dan tulislah di sini:

Selama minggu ini, berusahalah untuk mengatasi ini bersama keluarga Anda. Ingatlah, jangan menyerah! Diperlukan waktu untuk menyelesaikan masalah dan membuat perubahan.

Komitmen:

Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Berilah tanda centang pada kotak setelah Anda menyelesaikan setiap tugas:

  • Praktikkan langkah-langkah ini untuk menyelesaikan masalah yang telah Anda tulis di atas.

  • Ajarkan asas ini kepada keluarga Anda.

  • Lanjutkan mempraktikkan asas landasan sebelumnya.

Tambahkan semangat untuk diskusi. Pastikan semua orang terlibat.

Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, pilihlah peran dan baca naskah berikut.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

BABI: Saya lapar sekali! Petani telah pergi. Anak lelakinya malas dan saya tidak mendapatkan makanan! Apa yang harus saya lakukan?

DOMBA: Babi? Babi! Apa masalahnya?

BABI: Masalah? Masalah? Sudah jelas, bukan? Saya lapar sekali!

DOMBA: Hmmm. Itu bukan masalah kamu.

BABI: Ha? Apa maksud kamu? Saya lapar! Dan anak yang malas itu tidak melakukan pekerjaannya.

DOMBA: Betul, tetapi itu kan masalah dia. Masalah kamu adalah, Ke mana kamu bisa pergi untuk mencari makanan?

BABI: Saya? Mencari makanan?

DOMBA: Tepat sekali. Apa pilihan-pilihan yang kamu miliki?

BABI: Yah, saya bisa tetap di sini dan menunggu!

DOMBA: Itu satu pilihan. Hasilnya bagaimana?

BABI: Yah .… Hmmm .… Kalau saya bisa keluar dari sini, saya mungkin bisa mendapatkan makanan di tumpukan sampah.

DOMBA: Itu pilihan yang lain. Saya perhatikan bahwa anak lelaki tersebut membiarkan pintu gerbangmu tidak terkunci.

BABI: Ya, tetapi saya belum pernah keluar dari sini. Dan bagaimanapun di sana mungkin tidak ada makanan.

DOMBA: Baiklah, mungkin sudah waktunya untuk memutuskan dan melakukan sesuatu—tetap di sini atau pergi.

BABI: Baiklah. Ini masalah saya, bukan?

DOMBA: Betul.

BABI: Dan tumpukan sampah adalah pilihan terbaik saya.

DOMBA: Kalau menurutmu demikian.

BABI: Jadi saya perlu memutuskan dan bertindak.

DOMBA: Tampaknya demikian.

BABI: Baiklah .… Oke .… Yah, … ini dia. [Mulai makan]. Hei, Domba, ini enak sekali.

DOMBA: Bagus, Babi!


Page 5

Renungkan:

Apa artinya “menjadi satu”? Apa hubungannya ini dengan menjadi mandiri?

Saksikan:

“Menurut Jalan Tuhan” (Tidak ada video? Baca halaman berikutnya).

Bahas:

Apa yang diajarkan pesan ini mengenai melayani dan membantu satu sama lain?

Baca:

Musa 7:18; Ajaran dan Perjanjian 104:15–17 (di sebelah kanan)

“Dan Tuhan menyebut umat-Nya SION, karena mereka satu hati dan satu pikiran … dan tidak ada yang miskin di antara mereka.”

“Dan adalah tujuan-Ku untuk menyediakan bagi para orang suci-Ku, karena segala sesuatu adalah milik-Ku. Tetapi itu mestilah perlu dilakukan dengan cara-Ku sendiri; dan lihatlah inilah cara yang telah Aku, Tuhan, tetapkan untuk menyediakan bagi para orang suci-Ku, agar yang miskin akan dipermuliakan, di mana yang kaya dijadikan rendah. Karena bumi penuh adanya, dan ada cukup dan berlebih-lebih.”

Praktik:

Lakukan kegiatan berikut:

  1. Secara sendiri-sendiri, pikirkanlah dalam hati bakat-bakat, kontak, atau sumber-sumber lain yang Anda miliki. Bagaimana bakat-bakat Anda dapat membantu para anggota kelompok yang lain menjadi lebih mandiri? Tulislah gagasan-gagasan Anda.

  2. Sebagai kelompok, bagikanlah kepada satu sama lain bakat-bakat, kontak, dan sumber-sumber yang telah Anda cantumkan. Tulislah kontak atau sumber-sumber yang orang lain miliki yang dapat membantu Anda.

  3. Sekarang tulislah di bawah sumber-sumber yang tersedia di pusat kemandirian Gereja, termasuk mentor, komputer, dan lain sebagainya. Mengapa Anda membutuhkannya?

  4. Apakah sumber-sumber yang Anda miliki yang dapat membantu Anda dan orang lain untuk menjadi mandiri?

  5. Bagaimana Anda akan membantu orang lain dalam jalan mereka menuju kemandirian?

  6. Bagaimana Anda dapat menggunakan bantuan dari orang lain pada jalan Anda?

Baca:

Untuk mempraktikkan menjadi satu, Anda dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Membantu keluarga Anda meningkatkan kesatuan dan bekerja bersama.

  • Berbicara kepada para anggota di lingkungan Anda yang sudah mandiri. Tanyakan bagaimana orang atau sumber-sumber telah membantu mereka. Tanyakan apakah mereka bersedia menjadi mentor Anda!

  • Pergilah ke tiga tempat di komunitas Anda yang memiliki sumber-sumber untuk membantu Anda menjadi lebih mandiri. Tulislah layanan-layanan yang dapat mereka berikan. Mulailah menggunakannya!

Komitmen:

Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Berilah tanda centang pada kotak setelah Anda menyelesaikan setiap tugas:

  • Praktikkan bekerja dengan orang lain (bekerja dengan keluarga Anda, anggota lingkungan, dan sumber-sumber komunitas sebagaimana yang dicantumkan di atas).

  • Ajarkan asas ini kepada keluarga Anda.

  • Lanjutkan mempraktikkan asas landasan sebelumnya.

Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, baca naskah berikut.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

PRESIDEN EYRING: Asas-asas sebagai landasan program kesejahteraan Gereja tidak hanya satu kali atau di satu tempat. Asas-asas itu adalah untuk seluruh waktu dan semua tempat .…

Cara melakukannya adalah jelas. Mereka yang telah berhasil mengumpulkan lebih banyak hendaknya merendahkan hati mereka untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Mereka yang berkelimpahan hendaknya dengan sukarela mengurbankan sebagian dari kenyamanan, waktu, keterampilan, dan sumber-sumber mereka untuk meringankan penderitaan mereka yang membutuhkan. Dan bantuan ini hendaknya diberikan dengan cara yang meningkatkan kemampuan yang menerima untuk mengurus diri mereka sendiri [dan kemudian mengurus orang lain].

Jika dilakukan dengan cara ini, yaitu caraTuhan, maka sesuatu yang luar bisa bisa terjadi. Baik si pemberi maupun si penerima keduanya diberkati.

(Henry B. Eyring, ceramah yang diberikan saat dedikasi Pusat Layanan Kesejahteraan Sugarhouse Utah, Juni 2011, lds.org; kata-kata di dalam kurung ditambahkan oleh Presiden Eyring dalam wawancara bulan Maret 2014)

PRESIDEN UCHTDORF: Brother dan sister, kita masing-masing memiliki tanggung jawab perjanjian untuk peka akan kebutuhan orang lain dan melayani sebagaimana yang Juruselamat lakukan—untuk menjangkau, memberkati, dan menghibur mereka di sekeliling kita.

Sering kali, jawaban atas doa-doa kita tidak datang sewaktu kita berlutut tetapi saat kita berada di atas kaki kita, melayani Tuhan dan melayani mereka di sekeliling kita. Tindakan tidak mementingkan diri dari pelayanan dan persucian … memperhalus roh kita, menghilangkan sisik dari mata kerohanian kita, dan membuka jendela surga. Dengan menjadi jawaban atas doa orang lain, kita sering kali menemukan jawaban atas doa kita sendiri.

(Dieter F. Uchtdorf, “Menunggu di Jalan Menuju Damsyik,” Ensign atau Liahona, Mei 2011, 76)


Page 6

Renungkan:

Pernahkah Anda memiliki pengalaman ketika Bapa Surgawi telah menjawab doa Anda mengenai suatu pekerjaan, bisnis Anda, atau pendidikan Anda

Saksikan:

“Menciptakan Daya Angkat” (Tidak ada video? Baca halaman berikutnya).

Bahas:

Apa menurut Presiden Uchtdorf yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan diri kita dari kepedulian dunia? Adakah waktu ketika kita tidak mengenali jawaban terhadap doa kita? Apakah mendengarkan merupakan bagian penting dari doa?

Baca:

Ajaran dan Perjanjian 8:2; Kutipan Penatua Nelson (di sebelah kanan)

“Aku akan memberi tahu kamu dalam pikiranmu dan dalam hatimu, melalui Roh Kudus, yang akan datang ke atas dirimu dan yang akan berdiam dalam hatimu.”

“Jiwa Anda akan diberkati sewaktu Anda belajar untuk mendengarkan, kemudian mendengarkan untuk belajar dari anak-anak, orangtua, mitra, tetangga, dan para pemimpin Gereja, yang kesemuanya akan meningkatkan kemampuan untuk mendengar nasihat dari tempat yang tinggi.”

Bahas:

Sebagai kelompok, bahaslah pertanyaan-pernyataan ini: Mengapa mendengarkan merupakan keterampilan yang penting? Bagaimana mendengarkan dengan saksama dapat menolong kita dalam pekerjaan kita?

Praktik:

Lakukan kegiatan ini untuk belajar meningkatkan keterampilan mendengarkan Anda:

  • Sebagai kelompok, bacalah langkah-langkah di bawah dan bahaslah secara singkat.

  • Mintalah satu atau dua anggota kelompok untuk menceritakan kepada yang lainnya mengenai sebuah tantangan atau pertanyaan yang mereka miliki. Anggota yang lainnya hendaknya berusaha mendengarkan, mengikuti langkah-langkah ini.

  • Tanyakan kepada anggota kelompok yang berbicara bagaimana perasaan mereka ketika kelompok benar-benar berusaha mendengarkan.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

Konsentrasi

  • Fokuskan pada kata-kata dan bahasa tubuh si pembicara.

  • Jangan menyela.

Apresiasi

  • Lihatlah kepada pembicara.

  • Gunakan kata-kata singkat seperti “ya” atau “oke.”

  • Ucapkan terima kasih kepada pembicara.

Ikhtisar

  • Katakan: “Jadi, tadi Anda mengatakan …”

  • Lalu ulangi apa yang telah Anda dengar.

Bertanya

  • Tanyakan: “Apakah Saya mengerti?”

  • Tunggulah jawaban dan dengarkan.

Komitmen:

Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Berilah tanda centang pada kotak setelah Anda menyelesaikan setiap tugas:

  • Praktikkan langkah-langkah untuk mendengarkan dengan lebih baik lagi bersama keluarga Anda:

    • Mintalah seorang anggota keluarga untuk membagikan sebuah tantangan atau pertanyaan yang dia hadapi.

    • Praktikkan langkah-langkah mendengarkan sewaktu Anda mendengarkan tantangan ini.

  • Ajarkan asas ini kepada keluarga Anda.

  • Lanjutkan mempraktikkan asas landasan sebelumnya.

Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, baca naskah berikut.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

PRESIDEN UCHTDORF: Agar pesawat udara dapat lepas landas, harus diciptakan daya angkat. Dalam aerodinamik, daya angkat terjadi ketika udara melewati bagian atas sayap pesawat udara sedemikian rupa sehingga tekanan di bawah sayap lebih besar daripada tekanan di atas pesawat. Ketika daya angkat ke atas melebihi tarikan gravitasi ke bawah, pesawat naik dari tanah dan terbang.

Dengan cara yang sama, kita dapat menciptakan daya angkat dalam kehidupan rohani kita. Ketika kekuatan yang mendorong kita ke arah surga lebih besar daripada godaan dan kesulitan yang menarik kita ke bawah, kita dapat naik dan membumbung tinggi ke alam Roh.

Walaupun ada banyak asas Injil yang menolong kita mencapai daya angkat, saya ingin memfokuskan pada satu yang sangat khusus.

[Doa!]

Doa adalah salah satu asas Injil yang memberikan daya angkat. Doa memiliki kekuatan untuk mengangkat kita dari [kecemasan duniawi. Doa dapat] mengangkat kita mengatasi keputusasaan [atau] kegelapan ke dalam cakrawala yang cemerlang dan terang.

Salah satu berkat terbesar dan hak istimewa dan kesempatan yang kita miliki sebagai anak-anak dari Bapa Surgawi kita adalah bahwa kita dapat berkomunikasi dengan-Nya [melalui doa]. Kita dapat berbicara kepada-Nya mengenai pengalaman kehidupan kita, pencobaan, dan berkat-berkat kita. Kita dapat mendengarkan dan menerima bimbingan selestial dari Roh Kudus [kapan saja dan di mana saja].

(Dieter F. Uchtdorf, “Prayer and the Blue Horizon,” Ensign atau Liahona, Juni 2009, 5–6; kata-kata di dalam kurung ditambahkan oleh Presiden Uchtdorf dalam wawancara bulan Maret 2014)


Page 7

Renungkan:

Bagaimana kita belajar untuk terus bekerja dalam suatu tugas sampai selesai?

Saksikan:

“Hanya Seorang Pemahat Batu” (Tidak ada video? Baca halaman berikutnya).

Bahas:

Bagaimana kita belajar untuk terus maju bahkan meskipun sulit? Bagaimana percaya kepada Tuhan memengaruhi kemampuan kita untuk bertahan?

Baca:

Pernyataan oleh Presiden Faust; Ibrani 12:1; Ajaran dan Perjanjian 58:4 (sebelah kanan)

“Sifat bertahan ditunjukkan oleh mereka yang … tidak menyerah bahkan ketika orang lain berkata, “Ini tidak dapat dilakukan’”

“Marilah kita … berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”

“Karena setelah banyak kesukaran datanglah berkat.”

Praktik:

Bekerjalah bersama untuk mempelajari pola ini untuk bertahan dan mengatasi tantangan-tantangan:

  • Sebagai kelompok, bacalah setiap langkah dalam pola di bawah.

  • Berpalinglah kepada seseorang dalam kelompok. Bertanyalah terhadap satu sama lain apakah ada kewajiban atau tugas yang sangat sulit bagi mereka.

  • Bantulah satu sama lain memeriksa empat langkah di bawah, membicarakan mengenai kewajiban atau tugas yang sulit.

  • Buatlah komitmen terhadap satu sama lain bahwa Anda akan bertahan—bahwa Anda akan terus maju sampai kewajiban atau tugas diselesaikan dengan baik.

Miliki Sikap yang Positif

Buatlah daftar berkat-berkat Anda.

Ingatlah untuk Bekerja Bersama

Mintalah teman, teman sebaya, anggota kelompok, dan orang lain untuk bantuan.

Mengganti Rasa Takut dengan Iman

Hindari keraguan. Ingatlah Tuhan memiliki segala kuasa. Berserulah kepada-Nya dan terimalah kehendak-Nya.

Maju Terus dengan Kesabaran dan Keberanian

Jangan pernah menyerah; bertahanlah dengan iman.

“Jangan terjatuh ke dalam godaan yang menjerat Laman dan Lemuel. Ketika mereka menerima tugas yang luar biasa untuk mengambil lempengan-lempengan Laban, laporan menunjukkan bahwa mereka menggerutu, mengatakan bahwa hal yang telah diperintahkan untuk mereka lakukan adalah sulit. Dan mereka kehilangan kesempatan untuk memperoleh berkat mereka. Sebaliknya, biarkanlah sikap Anda menjadi seperti yang dimiliki adik mereka, Nefi: ‘Aku akan pergi dan melakukan apa yang telah Tuhan perintahkan’ (lihat 1 Nefi 3:5–7).”

Praktik:

Pilihlah sebuah tantangan yang dihadapi keluarga Anda. Gunakan pola di atas dan identifikasi dua atau tiga cara Anda dapat maju terus dengan iman, percaya bahwa Allah akan menyediakan:

Komitmen:

Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Berilah tanda centang pada kotak setelah Anda menyelesaikan setiap tugas:

  • Praktikkan untuk bertahan dengan cara-cara yang Anda identifikasi di atas.

  • Ajarkan asas ini kepada keluarga Anda.

  • Lanjutkan mempraktikkan asas landasan sebelumnya.

Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, baca naskah berikut.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

PENATUA HOLLAND: John R. Moyle adalah seorang pionir dari Inggris yang melintasi Amerika Serikat menarik kereta tangan. Dia menetap di Alpine, Utah, kira-kira 22 mil (35 kilometer) dari Bait Suci Salt Lake.

Brigham Young memanggil Brother Moyle untuk menjadi ketua pengawas dalam pekerjaan tukang batu selama pembangunan Bait Suci Salt Lake.

Untuk memastikan dia selalu di tempat kerja pukul 8.00 pagi setiap Senin, Brother Moyle mulai berjalan 22 mil kira-kira pukul 2.00 pagi. Dia menyelesaikan pekerjaan mingguannya pukul 5.00 sore pada hari Jumat dan kemudian mulai berjalan pulang, tiba di rumah hampir tengah malam. Setiap minggu dia mengulangi jadwal tersebut selama hampir 20 tahun selama pembangunan bait suci.

Pernah pada saat dia berada di rumah di suatu akhir pekan ketika, salah satu dari sapinya tiba-tiba berlari saat dia sedang memerah susu dan menendang kaki Brother Moyle, sehingga membuat tulang tepat di bawah lututnya patah.

Di tanah pertanian mereka tidak memiliki bantuan medis yang baik, sehingga keluarga dan teman-temannya membuka daun pintu dari engsel dan mengikat dia di atasnya, meja operasi sementara itu. Lalu mereka mengambil gergaji yang mereka gunakan untuk memotong cabang kayu sebuah pohon di dekat rumah dan mengamputasi kakinya tepat beberapa inci di bawah lutut.

Ketika kakinya akhir mulai sembuh, Brother Moyle mengambil sepotong kayu dan membuat sebuah kaki buatan. Pertama dia berjalan di dalam rumah. Lalu dia berjalan di sekeliling pekarangan rumah. Akhirnya dia berjalan ke luar mengelilingi tanah pertaniannya.

Ketika dia merasa bahwa dia bisa tahan terhadap rasa sakit, dia mengikat kaki kayunya pada kakinya, berjalan 22 mil ke Bait Suci Salt Lake, naik ke perancah, dan dengan sebuah pahat di tangannya mengukir pernyataan yang berbunyi “Holiness to the Lord [Kekudusan bagi Tuhan].”

(Lihat juga Jeffrey R. Holland, “Bagaikan Merpati di Jendela Kita,” Liahona, Juli 2000, 93).


Page 8

Renungkan:

Mengapa Anda merasa Tuhan mengasihi mereka yang memiliki “integritas hati”? (Lihat Ajaran dan Perjanjian 124:15).

Saksikan:

“Apakah yang Dapat Diberikannya Sebagai Ganti Nyawanya?” (Tidak ada video? Baca halaman berikutnya).

Bahas:

Apa yang dimaksud dengan memiliki integritas? Apa beberapa cara kecil orang memberikan jiwa mereka untuk mendapatkan hal-hal dalam kehidupannya?

Baca:

Pasal-Pasal Kepercayaan 1:13; Mosia 4:28; Ayub 27:5 (di sebelah kanan)

“Kami percaya harus jujur.”

“Dan aku menghendaki agar kamu hendaknya ingat, bahwa barang siapa di antara kamu meminjam dari sesamanya hendaknya dia mengembalikan apa yang dia pinjam, menurut seperti yang dia sepakati, bila tidak engkau akan berbuat dosa; dan barangkali engkau akan menyebabkan sesamamu berbuat dosa juga.”

“Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah.”

Praktik:

Secara perorangan, nilailah diri Anda sendiri di bidang-bidang berikut.

Berikan angka di depan setiap pernyataan untuk menunjukkan seberapa sering Anda bertindak dengan cara ini. 1 = tidak pernah 2 = kadang 3 = sering 4 = hampir selalu 5 = selalu

  1. Saya memenuhi semua janji, komitmen, dan perjanjian saya.

  2. Saya jujur sepenuhnya dalam segala hal yang saya ucapkan dan dalam catatan yang saya simpan.

  3. Saya tidak melebih-lebihkan untuk membuat segala sesuatu terlihat lebih baik daripada yang sebenarnya.

  4. Saya mengembalikan semua yang saya pinjam dan tidak mengambil barang yang bukan milik saya.

  5. Saya benar-benar setia terhadap pasangan saya baik dalam perkataan maupun tindakan.

  6. Saya tidak pernah berbuat curang, bahkan meskipun saya tahu saya tidak akan ketahuan.

  7. Ketika saya menemukan sesuatu yang bukan milik saya, saya mengembalikannya kepada pemiliknya.

  8. Saya selalu mengembalikan uang yang saya pinjam, termasuk pinjaman DTP dari Gereja.

Komitmen:

Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Berilah tanda centang pada kotak setelah Anda menyelesaikan setiap tugas:

  • Praktikkan untuk menunjukkan integritas setiap hari.

  • Ajarkan asas ini kepada keluarga Anda.

  • Lanjutkan mempraktikkan asas landasan sebelumnya.

Bantulah semua orang fokus pada tindakan—bukan hanya pada pembicaraan.

Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, baca naskah berikut.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

PENATUA ROBERT C. GAY: Juruselamat pernah menanyakan kepada para murid-Nya pertanyaan berikut, “Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?””

Ini adalah pertanyaan yang diajarkan ayah saya kepada saya untuk dipikirkan dengan cermat bertahun-tahun yang lalu. Sewaktu saya beranjak dewasa, orang tua saya memberi saya tugas di sekitar rumah dan memberi uang saku untuk pekerjaan tersebut. Saya sering menggunakan uang tersebut, sedikit lebih dari 50 sen seminggu, untuk menonton film di bioskop. Waktu itu harga karcis bioskop adalah 25 sen untuk anak usia 11 tahun. Sisa uang 25 sen saya gunakan untuk membeli coklat batangan, yang harganya 5 sen sepotong. Nonton film dengan lima batang coklat! Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada itu.

Semuanya berjalan dengan baik sampai usia saya beranjak 12 tahun. Sambil berdiri mengantre di suatu sore, saya menyadari bahwa harga karcis untuk anak usia 12 tahun adalah 35 sen, dan itu berarti coklat yang bisa dibeli berkurang dua batang. Karena kurang siap untuk mengurbankan berkurangnya coklat tersebut, saya berdalih pada diri saya sendiri, “Penampilanmu tidak berbeda dengan penampilanmu seminggu yang lalu.” Saya kemudian melangkah dan meminta karcis seharga 25 sen. Petugas kasir tidak mengedipkan mata, dan saya membeli lima batang alih-alih tiga batang coklat, seperti biasa.

Merasa senang dengan keberhasilan saya, saya kemudian bergegas pulang untuk memberitahukan kepada ayah saya mengenai penaklukan saya. Sewaktu saya mengungkapkan perinciannya, dia tidak berkata sepatah kata pun. Setelah saya selesai berbicara, dia hanya memandang saya dan berkata, “Nak, apakah kamu bersedia menjual jiwamu hanya untuk uang lima sen?” Kata-katanya seakan menusuk hati seorang anak yang berusia 12 tahun. Itu adalah pelajaran yang tidak pernah saya lupakan.

(Robert C. Gay, “Apakah yang Dapat Diberikannya Sebagai Ganti Nyawanya?” Ensign atau Liahona, November 2012, 34).


Page 9

Renungkan:

Para nabi telah mengatakan bahwa pendidikan adalah kunci bagi kesempatan. Apa bukti yang telah Anda lihat bahwa ini benar?

Saksikan:

“Kemuliaan Allah Adalah Kecerdasan” (Tidak ada video? Baca halaman berikutnya).

Bahas:

Mengapa Alexander percaya pembelajaran seumur hidup adalah penting? Bagaimana perasaan Emelda mengenai pendidikan dan belajar dengan tekun? Bagaimana pinjaman DTP membantu dia? Apakah ini adalah alasan yang baik untuk berutang?

Baca:

Ajaran dan Perjanjian 88:118–119; Buku Pegangan 2, 6.1.1 (di sebelah kanan)

“Carilah kamu dengan tekun dan saling ajarkanlah kata-kata kebijaksanaan; ya, carilah kamu dari buku-buku terbaik kata-kata kebijaksanaan; upayakanlah pembelajaran, bahkan melalui penelaahan dan juga melalui iman .… Tegakkanlah sebuah rumah … rumah pembelajaran.”

“[Anggota Gereja] hendaknya meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan mengerjakan matematika dasar. Mereka hendaknya mendapatkan pendidikan sebanyak yang mereka bisa, termasuk sekolah resmi atau teknik jika memungkinkan.”

Praktik:

Kita dapat terus belajar di sepanjang kehidupan kita. Dalam kotak di bawah, tulislah sesuatu yang telah Anda pelajari baru-baru ini dari setiap sumber pembelajaran ini.

Sumber Pembelajaran

Sesuatu yang Saya Pelajari Baru-Baru Ini dari Sumber Pembelajaran Ini

Orang-orang di sekitar saya, pemimpin saya

 

Pengalaman hidup

 

Buku dan media

 

Ruang kelas/guru

 

Tulisan suci, bait suci, Roh Kudus

 
Bahas:

Bagaimana Anda dapat terus belajar dan tumbuh setiap hari?

Komitmen:

Buatlah komitmen untuk melakukan tindakan-tindakan berikut selama minggu ini. Berilah tanda centang pada kotak setelah Anda menyelesaikan setiap tugas:

  • Carilah peluang-peluang untuk belajar, dan tulislah apa yang Anda pelajari.

  • Ajarkan kepada keluarga Anda mengenai sumber-sumber yang berbeda dalam pembelajaran seumur hidup. Pertimbangkanlah cara-cara keluarga Anda dapat memperoleh lebih banyak pendidikan—untuk orang dewasa dan anak-anak.

  • Lanjutkan mempraktikkan asas landasan sebelumnya.

Jika Anda tidak bisa menyaksikan video, pilihlah peran dan baca naskah berikut.

Sedangkan patuh adalah melaksanakan perintah dengan

NARATOR: Alexander adalah seorang pria dari Peru yang mengabdikan kehidupannya untuk belajar dan mengajar. Dia membagikan hal-hal berikut:

ALEXANDER: Ketika saya masih muda, ayah saya mengajari kami untuk sekolah dan menghargai pendidikan.

Ada dua hal yang dapat kita lakukan untuk maju dan menjadi makmur dalam kehidupan ini. Pertama, setia dan bertahan sampai akhir. Kedua, menelaah dan belajar.

Saya telah belajar seumur hidup saya bahwa pendidikan adalah sarana duniawi penting yang kita miliki untuk mencapai gol-gol kehidupan kita.

Saya pergi misi dengan pengetahuan yang sangat sedikit tentang Injil tetapi dengan hasrat yang besar untuk melakukan yang benar dan belajar.

Saya tidak belajar di ruang kelas, tetapi saya percaya bahwa misi saya adalah masa pembelajaran yang paling penting dalam kehidupan saya.

Saya mengambil kesempatan untuk belajar di mana pun saya berada: Di rumah saya, di tempat kerja, di Gereja, di universitas, atau bahkan di dalam bis. Saya selalu berusaha untuk belajar.

Bait suci adalah tempat paling penting dalam kehidupan saya dan merupakan sekolah terbaik di bumi.

NARATOR: Emelda adalah anggota insaf di Gereja dari Afrika Selatan yang mewujudkan impiannya melalui Dana-tetap Pendidikan. Dia membagikan kesaksiannya:

EMELDA: Sebagai murid yang beprestasi, ini bukan merupakan hasil usaha saya sendiri; Ini adalah berkat bantuan Gereja! Saya tahu menjadi anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir akan membawa saya pada dunia rohani yang lebih kuat, tetapi saya tidak pernah membayangkan itu akan membuka kesempatan bagi saya secara akademis .…

Mempelajari Injil benar-benar menjadi peringatan bagi saya. Itu membuat saya sadar bahwa saya bertanggung jawab terhadap masa depan saya .… Terlepas bagaimana pun keadaan kita saat ini dan apa yang mungkin kita rasakan, saya tidak memiliki keraguan bahwa Bapa Surgawi memiliki rencana yang baik untuk kita.


Page 10