Sebab sebab turunnya ayat al qur an disebut

Asbābun Nuzūl (bahasa Arab: اسباب النزول‎, sebab-sebab turunnya (suatu ayat)) adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat al-Qur'an diturunkan. Pada umumnya, Asbabun Nuzul memudahkan para Mufassir untuk menemukan tafsir dan pemahaman suatu ayat dari balik kisah diturunkannya ayat itu. Selain itu, ada juga yang memahami ilmu ini untuk menetapkan hukum dari hikmah di balik kisah diturunkannya suatu ayat.[1] Ibnu Taimiyyah mengemukakan bahwa mengetahui Asbabun Nuzul suatu ayat dapat membantu Mufassir memahami makna ayat. Pengetahuan tentang Asbabun Nuzul suatu ayat dapat memberikan dasar yang kukuh untuk menyelami makna suatu ayat Al-Qur’an.[2]

Al-Quran bukanlah merupakan sebuah "buku" dalam pengertian umum, karena ia tidak pernah diformulasikan, tetapi diwahyukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW sejauh situasi-situasi menuntutnya. Al-Quran pun sangat menyadari kenyataan ini sebagai suatu yang akan menimbulkan keusilan di kalangan pembantahnya (QS. Al-Furqan [251: 32). Seperti yang diyakini sampai sekarang, pewahyuan Al-Quran secara total dalam sekali waktu secara sekaligus adalah sesuatu yang tidak mungkin, karena pada kenyataannya AlQuran diturunkan sebagai petunjuk bagi kaum muslimin secara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang timbul.[3]

Sebagian tugas untuk memahami pesan dari Al-Quran sebagai suatu kesatuan adalah mempelajarinya dalam konteks latar belakangnya. Latar belakang yang paling dekat adaiah kegiatan dan perjuangan Nabi yang berlangsung selama dua puluh tiga tahun di bawah bimbingan terhadap perjuangan Nabi Yang secara keseluruhan sudah terpapar dalam sunnahnya, kita perlu memahaminya dalam konteks perspektif Arab pada masa awal penyebaran Islam, karena aktivitas Nabi berada di dalamnya. Oleh karena itu, adat-istiadat, lembaga-lembaga serta pandangan hidup bangsa Arab pada umumnya menjadi esensial diketahui dalam rangka memahami konteks aktivitas Nabi. Secara khusus, situasi Makkah pra Islam perlu dipahami terlebih dahulu secara mendalam. Tanpa memahami masalah ini, pesan Al-Quran sebagai suatu kebutuhan tidak akan dapat dipahami. Orang akan salah menangkap pesan-pesan Al-Quran secara utuh, jika hanya memahami bahasanya saja, tanpa memahami konteks historisnya. Agar dipahami secara utuh, Al-Quran harus dicerna dalam konteks perjuangan Nabi dan latar belakang perjuangannya. Oleh sebab itu, hampir semua literatur yang berkenaan dengan Al-Quran menekankan pentingnya asbab annuzul (alasan pewahyuan).[3]

  • Menurut Az-Zarqani

Asbab An-Nuzul adalah sesuatu yang terjadi serta ada hubungannya dengan turunnya ayat Al-Qur'an sebagai penjelas hukum saat peristiwa itu terjadi.

  • Menurut Ash-Shabuni

Asbab An-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.

  • Menurut Shubhi Shalih

Asbab An-Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat Al-Quran (ayat-ayat) terkadang menyiratkan peristiwa itu, sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum di saat peristiwa itu terjadi.

  • Menurut Mana' Al-Qathathan

Asbab An-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Qur'an berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi.

Kendatipun redaksi-redaksi pendefinisian di atas sedikit berbeda, semuanya menyimpulkan bahwa Asbab An-Nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Quran. Ayat tersebut dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian-kejadian tersebut. Asbab An-Nuzul merupakan bahan-bahan sejarah yang dapat dipakai untuk memberikan keterangan-keterangan terhadap lembaran-lembaran dan memberinya konteks dalam memahami perintah-perintahnya. Sudah tentu bahan-bahan sejarah ini hanya melingkupi peristiwa-peritiwa pada masa Al-Qur'an masih turun ( 'ashrat-tanzif).[3]

Bentuk-bentuk peristiwa yang melatarbelakangi turunnya Al-Quran itu sangat beragam, di antaranya berupa: konflik sosial seperti ketegangan yang terjadi antara suku Aus dan suku Khazraj; kesalahan besar, seperti kasus salah seorang sahabat yang mengimami shalat dalam keadaan mabuk; dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang sahabat kepada Nabi, baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat, sedang, atau yang akan terjadi. Persoalan apakah seluruh ayat Al-Quran memiliki asbab An-NuzuI atau tidak, ternyata telah menjadi bahan kontroversi di antara para ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak semua ayat AI-Quran memiliki asbab An-Nuzul. Sehingga, diturunkan tanpa ada yang melatarbelakanginya (ibtida), dan ada pula ayat Al-Quran itu diturunkan dengan dilatarbelakangi oleh suatu peristiwa (ghairibtida).

Pendapat tersebut hampir merupakan konsensus para ulama. Akan tetapi, ada yang mengatakan bahwa kesejarahan Arabia pra-Quran pada masa turunnya Al-Quran merupakan latar belakang makro Al-Quran; sementara riwayat-riwayat Asbab An-Nuzul merupakan latar belakang mikronya. Pendapat ini berarti menganggap bahwa semua ayat Al-Qur'an memiliki sebab-sebab yang melatarbelakanginya.[3]

  1. Untuk menjelaskan hikmah tentang pensyariatan terhadap hukum
  2. Untuk mengkhususkan hukum yang bersifat umum

  1. ^ Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta: Gama Media ISBN 979-95526-1-3
  2. ^ "Hudzaifah.org - Asbabun Nuzul (Sebab-Sebab Turunnya Ayat) Surat Al Qadr SESAT". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-30. Diakses tanggal 2008-09-25.  line feed character di |title= pada posisi 73 (bantuan)
  3. ^ a b c d Anwar, Rosihon. Ulum Al-Quran.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

 

Artikel bertopik Al-Qur'an ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asbabunnuzul&oldid=21638280"

Sebab – sebab turunnya ayat Al – Quran disebut?

  1. asbabun nuzul
  2. asbabul wurud
  3. alumul hadist
  4. ulumul qur’an
  5. Semua jawaban benar

Berdasarkan pilihan diatas, jawaban yang paling benar adalah: A. asbabun nuzul.

Dari hasil voting 987 orang setuju jawaban A benar, dan 0 orang setuju jawaban A salah.

Sebab – sebab turunnya ayat Al – Quran disebut asbabun nuzul.

Pembahasan dan Penjelasan

Jawaban A. asbabun nuzul menurut saya ini yang paling benar, karena kalau dibandingkan dengan pilihan yang lain, ini jawaban yang paling pas tepat, dan akurat.

Jawaban B. asbabul wurud menurut saya ini 100% salah, karena sudah melenceng jauh dari apa yang ditanyakan.

Jawaban C. alumul hadist menurut saya ini juga salah, karena dari buku yang saya baca ini tidak masuk dalam pembahasan.

Jawaban D. ulumul qur’an menurut saya ini salah, karena dari apa yang ditanyakan, sudah sangat jelas jawaban ini tidak saling berkaitan.

Jawaban E. Semua jawaban benar menurut saya ini salah, karena setelah saya cari di google, jawaban tersebut lebih tepat digunkan untuk pertanyaan lain.

Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa disimpulkan pilihan jawaban yang benar adalah A. asbabun nuzul

Jika masih punya pertanyaan lain, kalian bisa menanyakan melalui kolom komentar dibawah, terimakasih.

Jakarta -

Al Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam mempelajari Al Quran, ada satu pokok pembahasan yang sering disebut dengan asbabun nuzul.

Asbabun nuzul digunakan untuk memahami ayat-ayat Al Quran. Ungkapan asbabun nuzul atau asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata "asbab" dan "nuzul". Secara etimologi, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu.

Pan Suaidi dalam Jurnal Almufida (Jurnal Ilmu Ilmu Keislaman) menjelaskan, meskipun segala fenomena yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu disebut asbabun nuzul, namun dalam pemakaiannya ungkapan asbabun nuzul khusus digunakan untuk menyatakan sebab-sebab yang melatarbelakangi turunnya Al Quran. Seperti halnya asbab al-wurud yang secara khusus digunakan untuk mengetahui sebab terjadinya hadits.

Ada perbedaan redaksional terkait pengertian asbabun nuzul di kalangan ulama. Namun, dapat disimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat Al Quran dalam rangka menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari kejadian tersebut.

Asbabun nuzul juga dapat dikatakan sebagai bahan sejarah yang digunakan untuk memberikan keterangan terhadap turunnya ayat-ayat Al Quran. Safril dalam jurnal Syahadah menjelaskan, ilmu ini memberikan pemahaman terhadap hubungan nash dan realitas.

Macam-macam Asbabun Nuzul dan Contohnya

Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi menjadi 2 macam. Sebagai berikut:

1. Ta'addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil Wahid

Ta'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Dalam hal ini, turunnya wahyu bertujuan untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab. Contohnya dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤

Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."

Ayat-ayat tersebut diturunkan sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah. Ayat tersebut juga diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah Rasulullah SAW hijrah.

2. Ta'adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid

Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang melatarbelakangi beberapa ayat. Contohnya terdapat pada surat Ad-Dukhan ayat 10,15, dan 16. Allah SWT berfirman:

فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ - ١٠

Artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas," (QS. Ad-Dukhan: 10).

اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ - ١٥

Artinya: "Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15).

يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ - ١٦

Artinya: "(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan." (QS. Ad-Dukhan: 16).

Asbabun nuzul ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka (kaum Quraisy) mendapatkan kelaparan sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf AS. Maka, Allah SWT menurunkan penderitaan kepada kaum Quraisy sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 10.

Kemudian, para kaum Quraisy menghadap Nabi SAW untuk meminta bantuan. Lalu, Rasulullah SAW berdoa kepada Tuhan untuk diturunkan hujan. Allah SWT lalu menurunkan hujan dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 15.

Namun, setelah mereka mendapatkan nikmat dari Allah SWT, mereka kembali sesat dan durhaka maka turunlah ayat ke-16. Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa siksaat yang dimaksud akan turun saat Perang Badar.

Imam As- Suyuthi dalam bukunya Asbabun Nuzul menjelaskan, ilmu asbabun nuzul merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi'in serta penukilan Al Quran dan as-sunnah. Tidak ada ruang bagi akal di dalamnya kecuali dengan melakukan tarjih antara berbagai dalil atau menghimpun berbagai dalil yang kerap bertentangan.

(nwy/nwy)