Pembuatan koloid berikut yang didasarkan pada reaksi hidrolisis adalah

Kondensasi adalah mengubah partikel-partikel kecil (partikel larutan) menjadi partikel yang lebih besar (partikel koloid) dengan cara membentuk agregat atau gumpalan kecil. Cara kondensasi pada umumnya melibatkan suatu reaksi kimia. Cara kondensasi dapat dilakukan dengan reaksi hidrolisis, reaksi redoks, kesetimbangan ion, dan mengubah medium pendispersi.

Reaksi hidrolisis adalah reaksi yang melibatkan air, yaitu molekul air pecah dan bereaksi dengan zat lainnya. Reaksi ini biasanya digunakan dalam proses pembuatan koloid basa dari suatu garam. Jenis koloid yang dihasilkan berupa sol.
Contohnya, pembuatan sol besi (III) hidroksida, Fe(OH)3, dari larutan FeCl3 yang direaksikan dengan air panas.

FeCl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

Reaksi ini spesifik hanya dapat terjadi dengan air panas. Jika kita menggunakan air dingin, maka yang terjadi hanyalah pengenceran larutan FeCl3. Sementara jika menggunakan air panas akan membentuk sol Fe(OH)3 yang berwarna merah kecokelatan.
Contoh reaksi hidrolisis yang lain adalah dalam pembuatan sol Al(OH)3.

AlCl3(aq) + 3H2O(l) → Al(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi, baik itu penambahan biloks (oksidasi) maupun penurunan biloks (reduksi).
        Dalam pembuatan koloid, reaksi redoks dilakukan dengan mereaksikan antara bahan dengan agen pengoksidasi maupun agen pereduksi. Contohnya dalam pembuatan sol emas. Sol emas dibuat dengan mereduksi garam emas (III) klorida dengan formalin. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

2AuCl3(aq) + H3CHO(aq) + H2O(l) → 2Au(koloid) + 6HCl(aq) + H3COOH(aq)

Dalam larutan awal, emas berupa ion-ion Au3+ bebas, kemudian berkumpul membentuk partikel koloid. Selanjutnya partikel koloid ini mengadsorbsi ion OH-yang berasal dari ionisasi air dan menjadi penstabil koloid yang terbentuk.
Contoh lainnya adalah pembuatan sol belerang melalui reaksi oksidasi gas H2S oleh SO2. Reaksinya sebagai berikut.

2H2S(g) + SO2(aq) → 3S(koloid) + 2H2O(l)

Reaksi kesetimbangan atau metatesis merupakan reaksi penggantian ion. Reaksi ini umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat yang sukar larut. Contohnya adalah pembuatan sol As2S3 dengan mereaksikan larutan H3AsO3 dan larutan H2S.

2H3AsO3 + 3H2S → As2S3 + 6H2O

Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan H2S secara perlahan-lahan melalui larutan H3AsO3 dingin hingga terbentuk sol yang berwana kuning terang. Sol As2S3menjadi stabil karena mengadsorbsi ion S2- pada permukaannya.

Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi larutan dengan medium pendispersi lain, sehingga fase terdispersi berkurang kelarutannya dan beragregat membentuk partikel koloid. Contohnya, belerang larut dalam etanol tetapi tidak larut dalam air. Bila larutan jenuh belerang dalam etanol dituangkan ke dalam air, maka akan terbentuk sol belerang. Contoh lainnya adalah dalam pembentukan gel kalsium asetat. Kalsium asetat mudah larut dalam air, tapi sukar larut dalam alkohol. Penambahan alkohol ke dalam larutan kalsium asetat akan menyebabkan partikel kalsium asetat mengalami kondensasi membentuk partikel koloid.

Pembuatan koloid berikut yang didasarkan pada reaksi hidrolisis adalah

S1

Pada pembuatan koloid dengan cara kondensasi, peristiwa yang terjadi pada partikel terdispersi adalah ….

S2

2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq) → 2Au(koloid) + 3SnCl4(aq)
Berdasarkan reaksi di atas, proses pembuatan koloid menggunakan cara….

S3

Pembuatan sol besi(III)hidroksida dari larutan jenuh besi(III)klorida, berdasarkan reaksi ….

S4

Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara:
1. reaksi metatesis;
2. reaksi hidrolisis;
3. reaksi oksidasi reduksi;
4. penggerusan/ penggilingan;
5. homogenesis; dan
6. peptisasi.
Proses pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah….

S5

Pembuatan gel kalsium asetat dilakukan dengan mengubah pelarut … menjadi ….

S6

Proses pembuatan koloid berikut yang merupakan cara kondensasi adalah….

S7

Koloid berikut ini dibuat dengan cara kondensasi, kecuali….

S8

Perhatikan reaksi pembuatan koloid berikut.
I. FeCl3 + 3H2O → Fe(OH)3 + 3HCl
II. 2H2S + SO2 → 2H2O + 3S
III. AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3
IV. 2H2AsO3 + 3H2S → 6H2O + As2O3
V. As2O3 + 3H2S → As2S3 + 3H2O
Pembuatan koloid melalui reaksi redoks terdapat pada reaksi berikut, kecuali ....

S9

Berikut adalah produk reaksi hidrolisis yang terbentuk pada pembuatan koloid, kecuali ….

S10

Perhatikan beberapa proses pembuatan koloid berikut.

Pembuatan koloid berikut yang didasarkan pada reaksi hidrolisis adalah

Pasangan contoh pembuatan koloid dengan cara kondensasi yang tepat adalah….

Ilustrasi praktikum Kimia pembuatan koloid. Foto: Unsplash

Pembuatan koloid sering kali ditemukan dalam pelajaran Kimia. Sebenarnya, bagaimana koloid bisa terbentuk?

Mengutip dari buku Kimia terbitan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009, koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium dispersi.

Misalnya, campuran susu dengan air. Susu merupakan fasa terdispersi dan air adalah medium dispersinya. Campuran seperti itulah yang disebut dengan koloid.

Cara pembuatan koloid dapat dilakukan dengan mengelompokkan partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan yang masih kasar. Kemudian, diaduk dengan medium dispersi.

Ada dua metode pembuatan koloid, yaitu dengan cara kondensasi dan dispersi. Berikut ini adalah penjelasannya.

Pembuatan Koloid dengan Cara Kondensasi

Ilustrasi praktikum Kimia pembuatan koloid. Foto: Unsplash

Proses pembuatan koloid dengan metode kondensasi adalah menggabungkan ion, atom, molekul, atau partikel yang kecil menjadi ukuran yang lebih besar.

Contoh pembuatan koloid dengan cara kondensasi adalah:

Reaksi redoks merupakan reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

Contohnya, saat pembuatan sol emas yang dilakukan dengan mereduksi garamnya. Lalu, menggunakan reduktor formaldehida, maka reaksi kimianya dapat dituliskan:

2 AuCl3(aq) + 3 HCHO(aq) + H2O(l) --> 2 Au(koloid) + 6 HCl(aq) + 3 HCOOH(aq)

Contoh lain reaksi redoks dalam pembuatan koloid dapat ditemukan pada reaksi kimia pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida dan belerang dioksida.

2 H2S(g) + SO2(aq) --> H2O(l) + 3 S (koloid)

Reaksi hidrolisis merupakan reaksi suatu zat yang membutuhkan air pada prosesnya.

Contoh reaksi hidrolisis adalah saat pembuatan sol Fe(OH)3 yang terbuat dari larutan FeCl3. FeCl3 ditambahkan pada air panas dalam prosesnya, sehingga menghasilkan sol Fe(OH)3.

Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:

FeCl3(aq) + H2O(l) --> Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

Pembuatan koloid dengan teknik dekomposisi rangkap. Misalnya, saat membuat sol AgCl dengan cara mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer. Rumus reaksi kimianya dapat dituliskan:

AgNO3(aq) + HCl(aq) --> AgCl(koloid) + HNO3(aq)

Selain menggunakan cara-cara kimia, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan menggantikan pelarut. Misalnya, saat membuat larutan jenuh asam asetat, lalu dicampurkan dengan alkohol yang akan membentuk koloid berupa gel.

Selain itu, saat kamu membuat sol belerang. Belerang bersifat mudah larut pada etanol dan sukar larut pada air. Untuk membuat sol belerang, nantinya akan dilarutkan dalam etanol terlebih dahulu.

Kemudian, larutan belerang dan etanol tersebut dimasukkan ke dalam air sedikit demi sedikit. Partikel belerang akan menggumpal dan berbentuk sol dalam air.

Pembuatan Koloid dengan Cara Dispersi

Ilustrasi praktikum Kimia pembuatan koloid. Foto: Unsplash

Pembuatan koloid secara dispersi adalah memecahkan berbagai partikel kasar menjadi berukuran koloid. Setelah itu, partikel tersebut didispersikan dalam medium pendispersinya.

Ada tiga teknik pembuatan sistem koloid dengan metode dispersi, yaitu mekanik, peptisasi, dan busur Bredig. Berikut adalah contoh pembuatan koloid dengan cara dispersi.

Teknik mekanik dalam pembuatan koloid ini akan menggerus butir-butir kasar dengan penggiling koloid hingga tingkat kehalusan tertentu.

Kemudian, butiran halus tersebut dicampur dengan medium dispersi. Misalnya, saat membuat sol belerang.

Awanya, belerang yang berbentuk serbuk digerus dan dicampurkan dengan air.

Teknik peptisasi merupakan salah satu teknik pembuatan koloid yang berasal dari butir-butir kasar atau endapan yang pada prosesnya dibantu oleh zat pemeptisasi.

Zat inilah yang memecahkan butiran kasar menjadi butiran koloid. Contohnya, saat pemecahan zat protein dalam tubuh yang dikatalisis oleh enzim pepsin.

Pembuatan koloid dengan teknik Busur Bredik ini biasa digunakan pada pembuatan sol-sol logam. Logam tersebut digunakan sebagai elektroda dan dicelumpak dalam medium dispersi.

Kemudian, pada logam diberi loncatan listrik di kedua ujungnya. Atom-atom pada logam akan terlempar ke air dan mengalami kondensasi yang akhirnya membentuk partikel koloid.

Kesimpulannya, pembuatan koloid metode kondensasi dilakukan lewat molekul atau ion yang bergabung menjadi partikel koloid. Sedangkan untuk metode dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.