TRIBUNNEWS.COM – Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) bernama Ade Fahmi (22) mengaku bersyukur dapat berobat tanpa biaya dan sembuh dari penyakit pneumonia yang dideritanya. Show “Dari awal saya kontrol ke dokter pas pertama kali merasakan gejalanya (pneumonia), sampai saya melakukan pemeriksaan radiologi dan kontrol rutin pun saya tidak mengeluarkan biaya,” tutur Ade, dikutip Tribunnews.com dari laman resmi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Kamis (25/11/2021). Singkat cerita, Ade mulai merasakan gejala mual, lemas, dan detak jantung meningkat. “Akhirnya, saya memutuskan untuk ke dokter karena saya takut kenapa-kenapa. Dokter menyarankan saya melakukan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui kondisi tubuh bagian dalam saya,” katanya. Melalui pemeriksaan itulah, Ade mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit paru, yaitu pneumonia. “Pemeriksaan radiologi kan cukup lumayan mahal, ya, tapi saya tidak ragu melakukan pemeriksaan saat disarankan dokter, karena seluruh biaya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” ujar Ade. Baca juga: Jalani Pengobatan Kanker Payudara hingga Rp 1,5 Miliar, Wanita Ini Bersyukur Punya JKN-KIS Laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjelaskan pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Adapun organ paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveoli. Kantung ini akan terisi dengan udara ketika orang sehat bernapas. Namun, saat seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan yang membuat pernapasan terasa sakit. Hal ini menyebabkan asupan oksigen menjadi terhambat. Sementara itu, selain melakukan pemeriksaan paru-paru, Ade juga diberi obat penghilang mual dan lemas untuk meringankan gejala pneumonia yang dideritanya. Setelah hampir tiga tahun Ade menjalani perawatan medis, kondisinya pun jauh lebih baik. Ia tidak lagi merasakan mual atau lemas akibat pneumonia. Ade bersyukur karena telah menjadi peserta JKN-KIS, sehingga ia dapat rutin berobat sampai sembuh tanpa terbebani biaya rumah sakit. Baca juga: Kenali 7 Jenis Infeksi Paru-paru Ini, Antisipasi Biaya Berobat dengan BPJS Kesehatan Pada kesempatan sama, ia menyarankan agar masyarakat dapat menjaga kesehatan dan mengantisipasi hal-hal tak diinginkan pada masa depan. “Kita tidak akan tahu kapan kita akan sakit. Entah sakit ringan ataupun sakit keras sekalipun,” ucapnya. Ade juga menyarankan masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan, agar segera mendaftarkan diri menjadi peserta JKN-KIS. “Karena manfaat yang akan diterima sangat berharga untuk kesehatan kita,” pungkasnya. Pendaftaran peserta JKN-KISBagi Anda yang ingin mendaftarkan diri menjadi peserta program JKN-KIS dari BPJS Kesehatan, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, baik online maupun offline. 1. Pandawa BPJS Kesehatan berinovasi dengan pelayanan administrasi melalui WhatsApp (Pandawa). Layanan Pandawa beroperasi setiap Senin-Jumat pukul 08.00 – 15.00 WIB dapat diakses melalui pesan WhatsApp ke nomor 08118750400 (CHIKA) atau menghubungi masing-masing nomor Pandawa Kantor Cabang. 2. Aplikasi Mobile JKN Anda dapat mendaftarkan diri melalui aplikasi Mobile JKN yang dapat diunduh di Play Store dan App Store. Siapkan data berupa kartu tanda penduduk (KTP) elektronik, kartu keluarga (KK), nomor rekening bank, fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dipilih, dan nomor handphone. Kemudian, lakukan proses pendaftaran. Setelah proses pendaftaran berhasil, Anda dapat melakukan pembayaran iuran pertama dalam jangka waktu 14 hari sampai paling lambat 30 hari setelah pendaftaran melalui autodebet. Selanjutnya, kartu JKN-KIS akan dikirimkan paling lambat enam hari setelah pembayaran pertama dilakukan. Baca juga: Usia Muda Bisa Alami Gagal Ginjal, Siap Siaga dengan JKN-KIS BPJS Kesehatan 3. Mobile customer service (MCS) Jika ingin mendaftar secara tatap muka, Anda dapat mengunjungi mobile customer service (MCS) BPJS Kesehatan pada hari dan waktu yang telah ditentukan. Isi formulir daftar isian peserta (FDIP), lengkapi persyaratan dan data yang dibutuhkan, kemudian tunggu antrean untuk mendapatkan pelayanan. Setelah proses pendaftaran berhasil, Anda dapat melakukan pembayaran iuran pertama dalam jangka waktu 14 hari sampai paling lambat 30 hari setelah pendaftaran melalui autodebet. Selanjutnya, kartu JKN-KIS akan dikirimkan paling lambat enam hari setelah pembayaran pertama dilakukan. 4. Kantor BPJS Kesehatan terdekat Anda dapat melakukan pendaftaran dengan mengunjungi kantor BPJS Kesehatan terdekat. Jangan lupa siapkan data berupa KTP elektronik, KK, nomor rekening bank, fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dipilih serta nomor handphone. Setelah proses pendaftaran berhasil, Anda dapat melakukan pembayaran iuran pertama dalam jangka waktu 14 hari sampai paling lambat 30 hari setelah pendaftaran melalui autodebet. Selanjutnya, kartu JKN-KIS akan dikirimkan paling lambat enam hari setelah pembayaran pertama dilakukan. Hanya, menurut anggota UKK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bambang Supriyatno, jika tidak menjaga diri dari faktor risikonya, seseorang bisa terkena pneumonia lagi. "Pneumonia bukan seperti cacar air yang setelah sembuh, hampir tidak mungkin terkena lagi. Selama faktor-faktor risiko masih ada, pneumonia bisa dialami kembali," tutur guru besar ilmu kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM ini dalam diskusi kesehatan yang diadakan IDAI pekan lalu di Jakarta. Bahkan, kata dia, pneumonia bisa dialami berkali-kali, lebih dari dua kali setiap tahun. Atau jika dialami saat bayi dan balita, maka ketika dewasa seseorang juga bisa mengalami penyakit tersebut lagi. Kendati demikian, Bambang menjelaskan, pneumonia bukan seperti penyakit asma yang kambuhan. Pengobatan adekuat dapat membuat penyakit itu sembuh sepenuhnya. "Jika pengobatannya cocok, etiologi kuman dan antibiotiknya cocok, gizi anak diperbaiki maka bisa sembuh seratus persen," paparnya. Sementara itu, faktor risiko untuk pneumonia antara lain bayi berat lahir rendah, tidak diberi ASI, tidak diimunisasi dasar (BCG, DPT, campak, tetanus), lingkungan tempat tinggal yang terlalu padat, polusi di dalam rumah, dan gizi kurang hingga buruk. "Kalau sudah sembuh, tapi tetap merokok, atau ada anggota keluarga lain yang merokok di dalam rumah, maka tidak heran bisa berulang kembali," pungkasnya. Baca berikutnya Jakarta - Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RS Persahabatan, Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengatakan bahwa pneumonia yang disebabkan COVID-19 ada yang bisa sembuh. Namun ada juga yang tidak bisa kembali normal atau irreversible. Namun, jika pneumonia yang dialami pasien COVID-19 ini masih berada pada derajat yang tidak berat atau sedang, biasanya dapat disembuhkan dengan bantuan perawatan medis. Lama waktunya bisa sekitar dua sampai tiga minggu. "Kalau pneumonianya berat sampai kritis, maka walaupun dia sembuh butuh waktu. Berdasarkan dari data yang ada itu sekitar 3-6 minggu," jelasnya dalam diskusi daring yang disiarkan BNPB pada Kamis (21/01/2021).
Tetapi, dr Agus mengatakan derajat keparahan pneumonia akibat COVID-19 ini bisa berubah saat pasien menjalani rawat inap. Misalnya, seorang pasien masuk dengan pneumonia ringan tanpa hipoksemia, tapi dalam beberapa lama kondisinya berubah menjadi berat. Berdasarkan data RS Persahabatan, kondisi tersebut dialami sekitar 2-3 persen pasien. Sementara sekitar 8 persen pasien yang masuk dengan derajat sedang, bisa berubah menjadi kritis dan meningkatkan risiko kematian. "Jadi ini yang saya pesankan pada masyarakat, ketika terkena COVID-19 maka selain PCR harus tetap konsultasi ke dokter. Apakah saya perlu di periksa X-ray atau tidak. Karena untuk mendeteksi pneumonia itu adalah dengan pemeriksaan radiologi atau rontgen dada," jelas dr Agus. Simak Video "Kasus Harian Covid-19 Jepang Tembus 100.000" [Gambas:Video 20detik] (sao/kna) pneumonia covid-19 virus corona pasien corona pasien covid-19 Ada beragam tanda pneumonia pada bayi yang perlu Bunda ketahui. Hal tersebut penting, karena pneumonia bisa berakibat fatal bila tidak segera ditangani dan penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama kematian pada balita. Pneumonia merupakan penyakit infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Meski jarang terjadi, pneumonia juga bisa disebabkan oleh jamur. Kondisi ini dapat dialami siapa saja, tetapi bayi usia di bawah 2 tahun umumnya lebih rentan terkena pneumonia. Berdasarkan data UNICEF pada tahun 2018, tercatat ada sekitar 19 ribu balita di Indonesia yang meninggal akibat pneumonia. Berbagai Tanda dan Gejala Pneumonia pada BayiBanyak orang tua yang tidak mengenali gejala atau tanda pneumonia pada bayi. Hal inilah yang menyebabkan pneumonia sering kali terlambat ditangani. Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala pneumonia pada bayi:
Selain gejala pneumonia di atas, bayi juga bisa mengalami muntah atau diare. Keadaan ini semakin meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi pada bayi. Cara Menghitung Laju Pernapasan BayiUntuk memastikan apakah Si Kecil mengalami sesak napas atau tidak, Bunda perlu mengetahui laju pernapasan bayi yang normal. Bayi usia 2–12 bulan biasanya akan bernapas sekitar 50 kali per menit. Sedangkan pada anak usia 1–5 tahun, laju napas normal adalah sekitar 40 kali per menit. Bunda bisa memeriksa sendiri laju pernapasan Si Kecil dengan cara membuka pakaiannya, kemudian melihat gerakan dadanya saat bernapas. Hitung berapa kali dada Si Kecil mengembang untuk bernapas dalam waktu 1 menit. Apabila ia bernapas lebih cepat dari batasan laju pernapasan normal, Si Kecil dapat dikatakan mengalami sesak napas. Penanganan Pneumonia pada BayiApabila Si Kecil menunjukkan gejala atau tanda pneumonia di atas, segeralah bawa ia ke dokter anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan akan menyarankan tes darah atau foto Rontgen untuk memastikan diagnosis. Jika Si Kecil terdiagnosis mengalami pneumonia, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan penyebabnya. Pada kasus pneumonia yang disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan obat antibiotik. Sementara itu, pneumonia yang disebabkan oleh virus biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4 minggu. Meski begitu, dokter tetap akan memantau kondisi Si Kecil dan memberikan obat-obatan untuk meredakan gejalanya. Agar Si Kecil dapat segera pulih, pastikan asupan cairan dan nutrisinya tercukupi dengan baik. Bunda juga dianjurkan untuk tetap memberikan ASI atau susu formula sesuai anjuran dokter. Kasus pneumonia berat umumnya ditandai dengan bayi tampak sangat lemas, tidak mau minum atau makan, gagal napas, kejang, atau muncul tanda-tanda dehidrasi. Bila Si Kecil mengalami tanda-tanda ini, segera bawa ia ke rumah sakit terdekat agar dapat dilakukan penanganan langsung oleh dokter. Pneumonia pada bayi tidak boleh dianggap sepele. Untuk mencegah penyakit ini, pastikan Si Kecil mendapatkan imunisasi PCV sesuai jadwal serta menjauhkan bayi dari orang yang sedang sakit dan paparan polusi, seperti asap rokok. Gejala dan tanda pneumonia pada bayi perlu diketahui setiap orang tua. Jika Bunda melihat gejala tersebut pada Si Kecil, bawalah ia secepatnya ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat. |