Menurut judul bab-bab dalam buku tersebut merupakan gambaran sebuah proses

Skip to content

Menurut judul bab-bab dalam buku tersebut merupakan gambaran sebuah proses

Menurut judul bab-bab dalam buku tersebut merupakan gambaran sebuah proses

Menurut judul bab-bab dalam buku tersebut merupakan gambaran sebuah proses

Menurut judul bab-bab dalam buku tersebut merupakan gambaran sebuah proses

Menurut judul bab-bab dalam buku tersebut merupakan gambaran sebuah proses

Menurut judul bab-bab dalam buku tersebut merupakan gambaran sebuah proses

Menurut judul bab-bab dalam buku tersebut merupakan gambaran sebuah proses

  • Online Users: 0
  • Today's Visits: 333
  • Today's Visitors: 249
  • Total Visits: 829,339
  • Total Visitors: 328,837

By Prof.Yohannes Surya,Ph.D

Mestakung (2006) merupakan sebuah buku yang menceritakan tentang rahasia untuk meraih impian dengan menggunakan filosofi yang ada di alam semesta. Anda juga akan mempelajari bagaimana Prof. Yohannes Surya berhasil membuat Indonesia menjadi juara Olimpiade Fisika tingkat dunia. Bagi Anda yang sedang mengejar impian, sayang sekali kalau pimtar ini dilewatkan.

Siapa penulis buku ini?

Prof. Yohannes Surya,Ph.D dikenal sebagai tokoh Fisika Indonesia. Ia merupakan seorang pengajar, peneliti dan juga penulis puluhan buku fisika dan matematika. Ia juga merupakan pendiri Surya Institute, sebuah lembaga yang bertujuan untuk mempersiapkan guru dan siswa yang akan mengikuti berbagai kompetisi di bidang sains/fisika.

Untuk siapa buku ini?

  • Para pelajar, mahasiswa dan siapa saja yang ingin memenangkan sebuah kompetisi
  • Siapa pun yang ingin mewujudkan impiannya menjadi kenyataan


Page 2

Konsep Mestakung yang merupakan singkatan dari “Semesta Mendukung” pertama kali diperkenalkan melalui ilmu fisika. Konsep ini mengacu kepada sebuah fenomena yang terjadi ketika sebuah zat berada di titik paling kritis. Di titik paling kritis inilah semua komponen dan molekul yang terdapat dalam sebuah zat berubah secara bersama-sama secara spontan dan alami.

Pasir yang dituangkan sedikit demi sedikit di atas lantai akan membentuk sebuah bukit kecil. Ketika berada pada ketinggian kritis, pasir tersebut akan mengatur dirinya secara otomatis yang mengakibatkan kemiringan bukit tidak berubah. Peristiwa penyesuaian diri secara bersama-sama dalam kondisi kritis yang menghasilkan wujud yang berbeda ini disebut dengan Mestakung.

Air yang dipanaskan sampai suhu 374 derajat celcius juga akan mencapai situasi kritis. Ketika suhu ditingkatkan sedikit saja, air akan berubah wujud menjadi uap air secara bersama-sama. Hal ini juga merupakan sebuah peristiwa Mestakung.

Konsep Mestakung ini tidak hanya terjadi dalam bidang fisika saja, namun juga terjadi dalam berbagai bidang lainnya seperti biologi, sosial, ekonomi dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa mestakung diawali dengan sebuah kondisi kritis yang memacu semua komponen dalam diri untuk bereaksi dan berubah.

Dalam ilmu biologi, sekumpulan angsa terbang secara bersamaan dengan membentuk pola huruf “V” ketika pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Demikian juga cara sekumpulan ikan bereaksi terhadap bahaya yang mengancam dengan berenang secara bersama-sama. Peristiwa ini terjadi secara spontan yang berasal dari diri mereka sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mampu meloncat pagar yang cukup tinggi ketika dikejar oleh seekor anjing. Seseorang pelajar juga mampu menyelesaikan sebuah tugas dalam waktu singkat karena sudah tiba masa tenggang. Peristiwa–peristiwa ini juga merupakan Mestakung karena bermula dari sebuah kondisi kritis yang membuat diri mereka melakukan sesuatu yang luar biasa dan berbeda tanpa dipaksa.

Lalu bagaimana kaitan Mestakung dengan kekuasaan Sang Pencipta? Di dalam buku tersebut, Profesor Yohannes Surya menegaskan bahwa adanya pola yang teratur dalam Mestakung ini membuktikan ada Yang Maha Pengatur di baliknya. Itulah kekuasaan Sang Pencipta.


Page 3

Keikutsertaan Indonesia dalam Olimpiade Fisika Internasional untuk pertama kalinya merupakan sebuah kebetulan yang diusahakan. Mengetahui bahwa kampusnya, College of William Mary, menjadi tuan rumah ajang bergengsi tersebut, Prof Yohannes Surya berinisiatif untuk mengikutkan siswa-siswa dari Indonesia.

Hal ini ternyata bukanlah suatu hal yang mudah. Ada dua permasalahan yang dihadapi pada waktu itu, yaitu masalah perizinan dan pendanaan. Agar dapat mengikuti olimpiade ini untuk pertama kalinya, peserta baru disyaratkan harus menjadi pengamat minimal 2 kali atau mendapatkan undangan khusus dari tuan rumah acara.

Masalah pendanaan juga menjadi kendala karena beasiswa yang diberikan panitia sangat minim dan tidak mencukupi.

Meskipun belum mendapatkan kepastian keikutsertaan, dua bulan sebelum acara Prof Yohannes tetap mengundang lima orang siswa SMA yang sudah diseleksi oleh Universitas Indonesia. Dalam situasi kritis tanpa kepastian ini Prof Yohannes dan tim berpikir keras agar masalah perizinan dan pendanaan ini dapat terselesaikan.

Situasi kritis ini pun memacu otak untuk berpikir lebih kreatif dan terjadilah Mestakung. Dana pun mulai diperoleh dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri, penerbit dan juga orang tua siswa. Izin pun akhirnya didapat setelah pihak panitia tersentuh melihat kesungguhan dan perjuangan siswa Indonesia.

Kepastian keikutsertaan ini membuat siswa Indonesia berjuang sangat keras agar dapat memberikan hasil yang terbaik. Mereka belajar setiap hari mulai dari pagi sampai dini hari. Meskipun demikian, mereka tidak mengeluhkan apa-apa dan menikmati pelatihan yang diberikan.

Setelah mendapat pelatihan yang cukup, kompetisi pun dimulai dan Mestakung terjadi lagi. Proses Mestakung terjadi ketika siswa diberikan soal baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Dalam kondisi kritis ini, sel-sel otak secara bersama-sama berusaha menggabungkan informasi-informasi yang tersimpan dalam memori dan pada satu titik ditemukanlah solusi dan pencerahan atas pertanyaan ini.

Kondisi kritis ini memungkinkan lahirnya jawaban-jawaban kreatif yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Akhirnya, dalam olimpiade yang kali pertama diikuti ini, Indonesia berhasil meraih satu perunggu dan hadiah harapan. Sebuah prestasi yang membanggakan bagi sebuah tim debutan.


Page 4

Mestakung diharapkan tidak hanya terjadi pada keikutsertaan pertama, namun juga pada keikutsertaan berikutnya. Dalam masa persiapan Olimpiade Fisika Internasional yang ke-25, beberapa mahasiswa Indonesia yang kuliah di Amerika Serikat menawarkan diri untuk melatih peserta secara cuma-cuma, juga memberikan bantuan secara moril dan bantuan lainnya.

Waktu persiapan yang hanya satu bulan ini ternyata tidak cukup untuk membuat terjadinya Mestakung. Dalam Olimpiade Fisika ke-25 yang diadakan di Cina ini, tim Indonesia tidak mendapatkan prestasi apa-apa. Salah satu faktor utamanya adalah masa persiapan yang begitu singkat.

Kegagalan tim Indonesia pada Olimpiade Fisika ke-25 ini membuat Prof Yohannes memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan kembali ke Indonesia agar bisa fokus melatih Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI). Keputusan ini tentunya tidak mudah karena setiba di Indonesia beliau belum mendapatkan pekerjaan tetap dan hidup di Indonesia tanpa karir yang jelas.

Dalam kondisi kritis inilah Mestakung terjadi lagi. Bantuan pun datang dari berbagai pihak, mulai dari bentuk pendanaan, akomodasi dan pelatihan gratis. Dalam kehidupan pribadi pun Prof Yohannes mendapatkan tawaran untuk menulis buku yang honornya cukup untuk membiayai hidupnya selama di Indonesia.

Waktu persiapan yang cukup lama dan fasilitas yang mendukung ini akhirnya berdampak positif terhadap pencapaian tim.

Dalam Olimipade Fisika Internasional ke-26 yang diadakan di Australia, tim Indonesia mendapatkan hasil yang luar biasa. Kelima peserta memperoleh penghargaan berupa satu medali perak, satu medali perunggu dan tiga lainnya mendapatkan hadiah harapan.

Pada tahun 1998, Indonesia hampir saja tidak mengirimkan timnya untuk mengikuti Olimpiade Fisika ke-29 yang diadakan di Islandia. Hal ini disebabkan situasi krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia saat itu sehingga pemerintah Indonesia tidak memiliki dana untuk membiayai pelatihan dan juga pemberangkatan.

Dengan semangat pantang menyerah, Prof Yohannes berusaha mencarikan dana dengan menghubungi berbagai sponsor dari kalangan pengusaha dan pejabat. Usaha ini ternyata tidak sia-sia sehingga Indonesia dapat mengikuti Olimpiade ini meskipun tidak mendapatkan medali dan hanya mendapatkan tiga hadiah harapan.


Page 5

Meskipun tidak terlalu sukses pada Olimpiade sebelumnya, Prof Yohannes dan tim tetap berpikiran positif dan menargetkan medali emas pada olimpiade berikutnya.

Target yang sangat jelas ini memunculkan berbagai Mestakung. Mulai dari penemuan siswa yang rajin, cerdas dan berbakat sebagai kandidat, keterlibatan alumni dalam proses pelatihan dan juga kecukupan dari segi pendanaan .

Impian, tujuan dan keinginan yang digambarkan secara jelas dan diucapkan secara berulang-ulang akan masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Ketika hal ini diwujudkan dalam bentuk tindakan, maka alam dan lingkungan sekitar akan mendukungnya dan terjadilah Mestakung.

Impian meraih emas untuk pertama kalinya merupakan sebuah target yang sangat jelas yang ingin diwujudkan pada Olimpiade ke-30.

Berbagai kendala pun dihadapi dengan sabar dan pantang menyerah agar tujuan ini tercapai, mulai dari masalah penerjemahan soal sampai tahap peninjauan ulang nilai (moderasi). Perjuangan ini pun akhirnya membuahkan hasil dan Indonesia berhasil mendapatkan medali emas untuk pertama kalinya!

Pada tahun 2000, Indonesia menerima tawaran sebagai penyelenggara Olimpiade Fisika tingkat Asia yang diadakan untuk pertama kalinya. Keputusan ini dapat dikatakan sebagai sebuah tindakan yang berani dan nekat karena belum adanya kepastian pembiayaan. Keberanian dan kenekatan ini memicu terjadinya situasi kritis dan melahirkan Mestakung.

Semua pemikiran dan perhatian terfokus pada acara besar ini. Berbagai dukungan dan bantuan datang dari berbagai pihak. Berbagai program berupa seminar, pameran dan pertunjukan pun berhasil terlaksana dengan lancar dan sukses.

Kesuksesan dalam penyelanggaraan Olimpiade tingkat Asia ini ternyata sangat berpengaruh terhadap prestasi Tim Indonesia dalam Olimpiade Fisika Internasional berikutnya yang diadakan di Inggris. Perubahan fokus dari persiapan tim menjadi penyelenggara membuat tim Indonesia hanya mampu meraih empat perunggu.

Ini membuktikan bahwa fokus merupakan sebuah faktor penting dalam mewujudkan Mestakung.


Page 6

Kegagalan dalam Olimpiade di Inggris menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Indonesia. Fokus pun kembali diarahkan untuk meraih tiga emas pada Olimpiade Fisika tingkat Internasional ke-35 yang diadakan di negeri sendiri.

Pada Olimpiade tersebut, Prof Yohannes dan tim tidak terlibat lagi dalam kepanitiaan dan hanya fokus kepada pembinaan. Strategi ini berhasil dan tiga emas berhasil diraih Indonesia sesuai dengan target yang sudah ditetapkan.

Kesuksesan Indonesia pun berlanjut pada Olimpiade Fisika Asia pada tahun 2003 yang diadakan di Thailand. Pada olimpiade ini, Indonesia berhasil meraih enam medali emas dan hasil ini membuat tim Indonesia semakin percaya diri untuk meraih kesuksesan-kesuksesan di olimpiade-olimpiade berikutnya.

Kepercayaan diri yang terlalu tinggi ternyata membuat Indonesia sedikit lalai dalam Olimpiade Fisika tingkat Asia berikutnya yang diadakan di Vietnam. Kesalahan dalam penerjemahan menjadi faktor kegagalan Indonesia dalam olimpiade ini sehingga tidak satu pun medali yang diperoleh pada olimpiade ini. Hal ini menimbulkan kekecewaan dan juga kesedihan dalam tim Indonesia .

Kekecewaan dan kesedihan ini tidak berlangsung lama karena tim kembali termotivasi untuk menjadi juara dunia pada Olimpiade tingkat Internasional yang akan diadakan di Singapura. Semua tim kembali berbenah, mengevaluasi kegagalan-kegagalan dan menutupinya.

Target menjadi juara dunia pada tahun 2006 di Singapura memunculkan berbagai Mestakung. Mulai dari ditemukannya bibit-bibit baru yang potensial, pendanaan yang mencukupi untuk dua tim sekaligus sampai pemberian motivasi gratis dari seorang motivator.

Kegagalan-kegagalan pada tahun sebelumnya menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam menghadapi Olimpiade kali ini, salah satunya dalam penerjemahan soal. Tim pun bekerja keras dan memastikan tidak ada kesalahan dalam penerjemahan soal. Kerja keras pun juga berlanjut pada tahap moderasi yang sangat menentukan hasil akhir perjuangan.

Perjuangan ini pun berbuah kesuksesan. Pada Olimpiade tersebut, Indonesia berhasil meraih empat emas dan satu perak. Tidak hanya itu, Indonesia juga berhasil menjadi juara dunia Fisika setelah Jonathan Pradhana Mailoa berhasil memperoleh nilai tertinggi pada olimpiade tersebut.


Page 7

Buku

By Prof.Yohannes Surya,Ph.D

  • Mestakung merupakan sebuah proses pengaturan diri yang terjadi secara spontan dan alami saat sebuah situasi kritis terjadi.

  • Dalam situasi kritis, segala komponen dalam diri Anda berjuang secara bersama-sama untuk melakukan sesuatu hal yang berbeda dan luar biasa.

  • Keberanian dalam memulai dan melangkah merupakan salah satu syarat terjadinya Mestakung.

  • Mestakung tidak lahir secara instan, namun membutuhkan beberapa proses dan juga waktu.

  • Mestakung juga dipicu oleh adanya target dan tujuan yang jelas dan diutarakan secara berulang-ulang sehingga masuk ke alam pikiran bawah sadar.

  • Pantang menyerah, tidak berputus asa dan bangkit dari kegagalan merupakan hal yang penting untuk mewujudkan Mestakung.

  • Mestakung terdiri dari tiga hukum utama yaitu kritis, langkah dan tekun

Baca di Pimtar App Beli Buku Ini