Selamat siang, BTerima kasih atas pertanyaan AndaPubertas adalah masa ketika seseorang melewati masa anak-anak menuju masa remaja. Ketika terjadi masa purbertas ini terjadi beberapa perubahan, seperti perubahan fisik dan perubahan hormonal. Yang mana, kondisi ini bisa berpengaruh terhadap emosional. Show
Halodoc, Jakarta - Masa remaja sering dikaitkan dengan emosi yang tidak stabil. Pada masa tersebut, remaja mungkin akan mudah marah padahal tidak ada penyebab yang jelas. Remaja terbilang labil dan sedang dalam pencarian jati diri menuju dewasa. Walau begitu, pasang-surutnya emosi yang terjadi sehingga mudah marah harus segera diketahui penyebabnya. Dengan begitu, anak akan menjadi lebih tenang dan mungkin juga menurunkan stres yang tengah dirasakannya. Berikut adalah beberapa penyebab remaja terbilang mudah marah! Baca juga: Anak Mudah Marah dan Tersinggung, Hati-Hati Gejala ODD Penyebab Remaja Mudah MarahKemarahan adalah ekspresi yang akan dikeluarkan oleh remaja karena banyak hal. Beberapa perilaku kemarahan tersebut akan berhenti hingga dirinya menemukan penyebab kemarahannya yang akan meredakan emosinya sendiri. Walau begitu, umumnya penyebab remaja mudah marah adalah karena perasaan emosi dan kejadian yang sedang terjadi, bukan dari perilaku. Kemarahan yang terjadi pada remaja mungkin saja menjadi hal yang menakutkan, walaupun pada dasarnya tidak menyebabkan bahaya. Hal tersebut mungkin akan terjadi berupa kekerasan pada fisik dan verbal, prasangka buruk, hingga gangguan psikosomatik. Kelainan mudah marah ini dapat menghancurkan hubungan dengan orang lain, mengganggu kesehatan fisik, hingga berpengaruh pada masa depannya. Hal tersebut juga mungkin mempunyai sisi positif karena dirinya menunjukkan apabila sedang ada masalah. Memang rasa mudah marah tersebut dapat timbul karena rasa takut. Maka dari itu, kamu sebagai orangtua, harus membantu untuk mengatasinya. Berikut beberapa penyebab remaja mudah marah: Salah satu penyebab seorang remaja mudah marah adalah dirinya sedang merasa ditindas. Orang tersebut sedang belajar untuk mandiri dan memandang sebagian besar otoritas sebagai suatu penindasan pada orang lain. Dirinya akan mencoba banyak kepribadian dan mencocokannya dengan dirinya. Selain itu, pengaruh lingkungan juga dapat membuatnya berubah dengan drastis. Jika ibu mempunyai pertanyaan terkait pertumbuhan remaja, diskusikan saja dengan psikolog di Halodoc. Ibu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang kamu gunakan! Selain itu, ibu juga dapat membeli obat tanpa perlu ke luar dari rumah dengan aplikasi tersebut. Baca juga: Emosi Meledak-Ledak, Tanda Mental yang Tidak Stabil? Depresi juga dapat menyebabkan seorang remaja menjadi lebih mudah untuk marah. Hal ini disebabkan penumpukan rasa sedih dan tertekan setelah berbulan-bulan tertahan. Hal ini terkadang disertai dengan perasaan putus asa, berkurangnya energi, dan tidak merasa ada kesenangan yang diberikan oleh orang sekitarnya. Perasaan cemas yang tidak kunjung surut juga dapat menjadi penyebab remaja menjadi mudah marah. Memang, rasa cemas akan timbul ketika terjadi suatu peringatan yang penting dan merasakan situasi yang berbahaya atau sulit. Walau begitu, jika perasaan tersebut tidak kunjung surut, emosi menjadi tidak stabil dan menyebabkan lebih mudah untuk marah. Semua remaja pasti akan masuk ke lingkungan sosial yang baru ketika akan memasuki tahun ajaran baru. Dirinya akan mulai menyesuaikan diri dengan teman-teman barunya dan mungkin merasakan perbedaan latar belakang, serta cara bersosialisasi. Terkadang, proses tersebut terbilang sulit untuk dilalui. Baca juga: 5 Gangguan Mental yang Kerap Dialami Anak Milenial Remaja akan mengalami perubahan hormon dan perkembangan fisik yang dapat membuatnya menjadi labil secara emosi. Hal ini bisa menjadi metamorfosis fisik dan fisiologis yang lengkap. Dirinya tidak mengerti semua yang dirasakannya dan tidak nyaman dengan apa yang terjadi. Oleh karena itu, dirinya sulit untuk mengontrol emosi yang pada akhirnya diekspresikan secara meledak-ledak. Remaja memang menghadapi banyak masalah emosi pada tahap ini. Dirinya akan menghadapi pertanyaan mengenai identitas, hubungan, tujuan, hingga perpisahan. Selain itu, hubungan antara anak dan orangtua akan berubah setelah memasuki fase remaja yang akan berkembang hingga dewasa.
Referensi:Psych Central. Diakses pada 2019. Teenage AngerYour Tango. Diakses pada 2019. 10 Reasons Why Teens Are Angry
Perubahan emosional dan fisik sering terjadi selama masa pubertas. Perubahan psikologis atau emosional selama masa pubertas bermanifestasi dengan cara yang berbeda, tetapi seringkali melalui perubahan perilaku. Menghadapi perubahan emosional ini tidak mudah bagi remaja, tetapi mungkin juga tidak mudah bagi orang tua. Pada artikel ini akan membahas mengenai berbagai perubahan emosional yang dialami remaja selama masa pubertas dan bagaimana Anda dapat membantu mereka menghadapinya.
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️
Mengapa perubahan emosional terjadi selama masa pubertas?Pubertas adalah proses di mana seorang anak berkembang menjadi orang dewasa yang matang secara seksual. Masa remaja adalah periode yang digambarkan sebagai naiknya roller coaster secara emosional. Pubertas dimulai dengan peningkatan produksi hormon, yang mengarah pada perubahan neurobiologis yang menghasilkan perubahan fisik dan psikologis. Perubahan hormon memiliki efek langsung pada perkembangan, pertumbuhan, dan fungsi otak, tulang, kulit, dan organ seks. Selain itu, juga dapat merangsang libido, yang merupakan salah satu pemicu emosional utama selama masa pubertas. Perubahan emosional selama pubertas pada anak perempuan dan laki-lakiAnak perempuan mencapai usia puber sekitar 10 atau 11 tahun, sementara anak laki-laki mencapai sekitar 11 atau 12 tahun. Namun, baik anak laki-laki maupun perempuan dapat memiliki onset pubertas dini atau tertunda. Perubahan ini dapat mengubah perilaku dan interaksi mereka secara sosial dan di rumah. Sementara perubahan biologis atau tubuh pada pria dan wanita berbeda, namun perubahan emosional dan kognitif kurang lebih sama. Perubahan-perubahan ini juga menimbulkan perubahan suasana hati, yang dialami remaja laki-laki dan perempuan. Anak-anak juga memiliki banyak pertanyaan dan keraguan tentang siapa mereka dan apa yang mereka alami, berkat hormon aktif yang mengendalikan tubuh dan emosi mereka.
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️
Perubahan emosional yang dialami anak remaja Anda selama pubertasSebagai orang tua, Anda dapat membuat masa remaja lebih menyenangkan dan tidak membuat stres anak Anda dengan memahami apa yang dialami anak Anda selama periode itu dan bagaimana Anda dapat membantunya. Berikut adalah daftar perubahan emosional yang kemungkinan akan dialami anak Anda selama masa pubertas. 1. Perubahan yang terjadi karena perubahan fisikTimbulnya masa puber memicu perkembangan organ seksual sekunder dalam tubuh. Perubahan-perubahan ini dapat secara lahiriah seperti perkembangan payudara dan lekuk pada anak perempuan, dan rambut wajah, jakun yang lebih besar, dan perubahan suara pada anak laki-laki.
Perubahan tubuh bisa membingungkan dan menakutkan bagi seorang anak, apalagi jika mereka tidak tahu apa yang terjadi. Kurangnya kesadaran dapat membuat anak-anak Anda berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dengan mereka dan membuat mereka merasa malu. Bagaimana cara mengatasinyaKesadaran tentang perubahan fisik yang dialami sangatlah penting untuk membantu anak-anak menghadapinya secara efisien. Penting bagi orang tua untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang perubahan ini saat mereka mendekati usia pubertas. Membicarakan perubahan dan perasaan seksual bisa jadi sulit, dan bahkan canggung untuk anak-anak Anda. Perkenalkan topik secara halus dan dengan cara yang menarik perhatian mereka. Jangan mendorong mereka untuk membicarakannya, karena itu hanya akan menambah tekanan mereka.
Iklan dari HonestDocs
Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️
2. Perubahan suasana hati - lonjakan emosional, serangan menangis, agresiPerubahan suasana hati biasa terjadi di kalangan remaja. Perubahan ini disebabkan oleh perubahan hormonal dalam tubuh mereka. Remaja yang mengalami pubertas lebih mudah tersinggung, bersemangat dan terlalu emosional. Kemarahan adalah salah satu emosi yang remaja rasakan dengan kuat. Mengalami emosi yang berbeda dalam rentang waktu yang singkat bisa mengarah pada frustrasi, kemarahan dan sikap agresi. Bagaimana cara mengatasinyaKematangan emosional diperlukan untuk menjalani kehidupan yang sehat. Sebagai orang tua, adalah tanggung jawab Anda untuk membantu anak Anda menghadapi pasang surut emosi yang mereka alami. Selalu ingat bahwa perubahan emosional ini disebabkan oleh perubahan kadar hormon. Jadi mood ekstrem yang ditampilkan anak Anda biasanya akibat dari itu dan tidak bertahan lama. Cara terbaik untuk menghadapi perubahan suasana hati ini adalah dengan tidak bereaksi terhadapnya. Jika anak Anda membentak Anda, jangan kembali menyerang anak. Luangkan waktu sebentar untuk memikirkan apa yang mungkin mereka alami untuk berperilaku seperti itu. Hal ini juga memberi anak itu waktu untuk tenang. Bicarakan tentang apa yang mereka lakukan atau katakan, tanpa menggunakan nada menuduh dan nada keras. Biarkan mereka tahu bahwa mereka selalu dapat berbicara dengan Anda jika mereka merasa kewalahan atau bingung. 3. Krisis identitas- sadar tentang diriSelama masa remaja, anak-anak mulai mengalami perasaan dan emosi baru selama masa pubertas. Mereka menjadi sadar akan perubahan dalam tubuh mereka. Ini terutama berlaku untuk anak perempuan yang berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki. Remaja mencoba untuk mengetahui apa yang mereka sukai dan tidak sukai. Ini adalah waktu untuk bereksperimen dan mengalami hal-hal yang berbeda untuk mengenal diri mereka lebih baik dan memahami apa yang membuat mereka unik. Upaya untuk mencari tahu siapa mereka juga merupakan hasil dari tekanan untuk menyesuaikan diri. Bagaimana cara mengatasinyaPada tahap ini, anak remaja Anda membutuhkan panutan yang bisa mereka perhatikan untuk pertumbuhan pribadi. Jika Anda memiliki hubungan yang baik dengan anak Anda, anak mungkin ingin menjadi seperti Anda dan mendapat nasihat dari Anda. Namun, jika anak Anda memberontak, mereka mungkin mencari model peran di luar, dan itu merupakan hal yang normal. Meskipun demikian, penting bagi Anda untuk jeli dan sadar akan pilihan dan sikap mereka dan menawarkan bimbingan bila perlu.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.
Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda? Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat. |