Etanol dapat digunakan pada Mesin sebagai pengganti Bahan bakar

Terbit pada Kamis, 7 Pebruari 2019

Kebutuhan konsumsi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia terus mengalami kenaikan seiring dengan berkurangnya cadangan bahan bakar fosil. Pada tahun 2025, kebutuhan akan EBT ditargetkan mencapai 23% dari total energi yang dibutuhkan (KESDM, 2015). Disisi lain kebutuhan energi di Indonesia khususnya bahan bakar minyak (BBM) terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tingkat konsumsi rata-rata meningkat 6% setiap tahunnya, sementara cadangan dan produksi BBM mengalami penurunan 10%, setiap tahunnya (Kuncahyo dkk., 2013).

Salah satu dampak terbesar dari selalu digunakannya bahan bakar fosil adalah global warming. Pada tahun 2010 ada lebih dari 1 miliar kendaraan bermotor diseluruh dunia dan diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan. Hal ini tentunya meningkatkan kadar emisi CO2 dipermukaan bumi.

Karbondioksida di atmosfer mencapai level tertinggi tahun 2016. Kondisi ini membuat suhu bumi semakin panas dan berbahaya buat generasi mendatang. Hal ini disampaikan badan World Meteorological Organization (WMO). Menurut laporan tersebut, kadar karbondioksida mencapai rekor tertinggi dengan konsentrasi CO2 di angka 403,3 bagian per juta (ppm) pada tahun 2016, naik dari angka 400 bagian per juta (ppm) di tahun 2015. “Tanpa upaya mengurangi kadar CO2 dan emisi gas rumah kaca, kita akan berada di kondisi membahayakan akhir abad ini, melebihi target yang juga kita ingin capai dari kesepakatan Paris,” ungkap Petteri Taalas, Sekjen WMO dalam pernyataan resminya seperti dilansir dari CNBC.

Global warming bisa menjadi salah satu penyebab masalah global yang kompleks apabila tidak ada langkah yang positif dan cara penanggulangan yang tepat. Dampak yang paling berbahaya dari global warming adalah lapisan ozon mulai menipis dimana fungsi utamanya menyelimuti bumi. Oleh karena itu pemerintah menyusun berbagai opsi pemanfaatan EBT, salah satunya adalah dengan memanfaatkan Bahan Bakar Nabati (BNN). Salah satu jenis BBN berbasis biofuel yang sudah diterapkan pemerintah sampai saat ini adalah bieotanol (BPPT, 2015).

Etanol dapat digunakan pada Mesin sebagai pengganti Bahan bakar

Ethanol merupakan terobosan bioteknologi yang bisa menjadi alternatif bahan bakar energi terbarukan yang ramah lingkungan. Ethanol dikembangkan dengan teknologi modern, salah satunya ethanol dari pengolahan bahan dasar molasses (tetes tebu) hingga tingkat kemurnian mencapai 99.5%.

Ethanol fuel grade 99.5% merupakan bio-energi yang mampu menjadi pengganti bahan bakar fosil. Salah satu keunggulan bahan bakar etanol yang paling jelas adalah

  1. Bahan bakar etanol merupakan sumber energi terbarukan, yang berarti bahwa bahan bakar etanol tidak terbatas seperti bahan bakar fosil.
  2. Pembakaran etanol lebih bersih daripada bahan bakar fosil yang berarti mengurangi emisi gas rumah kaca. Hal ini merupakan keuntungan etanol yang paling signifikan bagi lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
  3. Bioethanol memiliki nilai oktan yang lebih tinggi dengan nilai (110)
  4. Bioethanol memiliki kadar emisi yang rendah, penurunan emisi NO sebanyak 25%-32%, penurunan emisi VOC sebanyak 20%, dan penurunan emisi CO 12%-24%. Emisi CO2 juga lebih rendah, karena setiap mol bioethanol hanya menghasilkan 2 mol CO2. Berbeda dengan bensin yang dapat menghasilkan hingga 8 mol CO2.

Di era globalisasi sekarang sudah ada beberapa jalan keluar untuk hal ini, yang kita butuhkan sekarang adalah kemauan politik global dan respons akan kondisi darurat dan genting saat ini. Faktanya bahwa bio-fuel grade ethanol mampu mengurangi kadar CO2 dipermukaan bumi apabila digunakan secara maksimal dalam segi bahan bakar, sehingga ethanol bisa menjadi salah satu alternatif yang baik untuk menjadi solusi mengatasi permasalahan isu global warming.

Referensi:

Rahman Indra. Kadar Karbon Dioksida di Atmosfer Capai Level Tertinggi”.www.cnnindonesia.com. 31 November 2017. 19 Desember 2018.https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171031142925-255-252425/kadar-karbon-dioksida-di-atmosfer-capai-level-tertinggi

https://en.wikipedia.org/wiki/Alcohol_fuel

Sumber gambar: www.maxmanroe.com

Etanol dapat digunakan pada Mesin sebagai pengganti Bahan bakar

Indonesiabaik.id - Bioetanol, biodiesel, dan biogas adalah jenis biofuel. Biofuel adalah energi yang terbuat dari materi hidup, biasanya tanaman. Biofuel dianggap energi terbarukan, mengurangi peran dari bahan bakar fosil dan telah mendapat perhatian dalam transisi ke ekonomi rendah karbon.

Bioetanol dibuat dengan teknik fermentasi biomassa seperti umbi-umbian, jagung atau tebu, dan dilanjutkan dengan destilasi. Jenis bioetanol ini dapat digunakan secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan bakar.

Biodiesel adalah minyak dari tumbuham atau hewan yang sudah dipakai sebagai alternatif atau digabung dnegan minyak solar untuk mobil dan armada industri dengan mesin diesel. Biodiesel menggunakan bahan baku minyak sawit mentah (Crude Palm Oil), minyak nyamplung, minyak jarak, minyak kelapa, Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), dan minyak ikan. Bodiesel dapat digunakan pada mesin diesel tanpa modifikasi.

Sebagai salah satu sumber energi alternatif yang diklaim ramah lingkungan, kemunculan bahan bakar bioetanol mendapatkan reaksi negatif dari pasar. Kondisi tersebut menjadi kendala dalam hal penerapan bioetanol sebagai bahan bakar wajib di beberapa negara, seperti halnya yang terjadi di Tiongkok dan Indonesia.

Pemerintah Tiongkok sudah merilis kebijakan dalam negeri yang mewajibkan penggunaan etanol di seluruh wilayah pemerintahannya pada Januari 2020, namun terkendala oleh berbagai macam faktor. Beberapa alasan yang menghambat adalah penolakan dari pengusaha lokal, ongkos produksi etanol yang tinggi, serta terbatasnya pasokan bahan baku.

Berbeda dengan Tiongkok, Amerika Serikat (AS) dan Brazil merupakan negara yang sukses menerapkan etanol sebagai komponen wajib dalam campuran bahan bakar kendaraan. AS dan Brazil juga merupakan negara dengan tingkat produksi etanol tertinggi di dunia. Sebagai contoh, sepanjang periode 2018 AS berhasil memproduksi 16.1 miliar gallon sedangkan Brazil berada di posisi kedua dengan jumlah produksi sebesar 7,95 miliar gallon.

Saat ini, mayoritas jenis kendaraan di Brazil adalah flexible-fuel vehicle yang dapat mengkonsumsi bioetanol. Hal tersebut terjadi karena sejak tahun 1976, pemerintah Brazil telah menerapkan kebijakan bahwa etanol wajib digunakan sebagai campuran bahan bakar kendaraan dengan komposisi 22% etanol dan 78% bensin yang disebut dengan E22. Dan sejak tahun 2015 hingga saat ini Brazil sudah berhasil menggunakan bioetanol E25.

Bagaimana dengan perkembangan bioetanol di Indonesia? Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) sudah merilis Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015 yang di dalamnya menyebutkan bahwa penggunaan bioetanol E5 diwajibkan pada 2020 dengan formulasi 5% etanol dan 95% bensin dan meningkat ke E20 pada 2025. Namun dalam perjalanannya rencana tersebut menghadapi kendala seperti yang dialami oleh pemerintah Tiongkok. Pemerintah bahkan akhirnya merevisi penerapan bioetanol tersebut dengan menurunkan kandungan etanol menjadi 2%. Setelah serangkaian uji coba dilakukan termasuk dengan Pertamina, penerapan E2 pun masih jauh dari harapan karena terkendala ongkos produksi yang masih tinggi, sehingga kehadiran etanol kurang kompetitif sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan. Dalam upaya mewujudkan cita-cita pemerintah tersebut, Dewan Energi Nasional (DEN) mengharapkan adanya kerja sama terintegrasi antar Kementerian terkait termasuk dengan industri otomotif.

Sumber : Investor Relations – Corporate Secretary
Untuk komentar, pertanyaan dan permintaan pengiriman artikel Market Update via
email ke

JAKARTA - Dengan kemajuan teknologi yang terus meningkat saat ini, industri otomotif mulai gencar dalam mengembangkan kendaraan yang hemat energi serta ramah lingkungan.

Tidak hanya mengembangkan teknologi pada kendaraan, berbagai energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar bensin juga mulai dikembangkan untuk menjadi solusi harga minyak yang mahal dan kian menipis.

 

Etanol dapat digunakan pada Mesin sebagai pengganti Bahan bakar

Bahkan saat ini pemerintah mulai gencar dalam penggunaan biodiesel B30 di Indonesia. Saat ini Indonesia masih menggunakan biodiesel B20 dengan penerapan bauran minyak sawit sebesar 20%.

Rencananya pemerintah Indonesia sendiri menggunakan biodiesel B30 dengan penerapan penggunaan bauran minyak sawit sebesar 30% pada tahun 2020 mendatang.

 

Etanol dapat digunakan pada Mesin sebagai pengganti Bahan bakar

Selain biodiesel terdapat juga energi terbarukan yang menjadi solusi untuk mengganti bahan bakar bensin yakni bioetanol. Etanol adalah singkatan dari etil dan alkohol, sebuah sediaan yang bersifat alkoholik serta bahan utamanya terbuat dari gula tebu dan jagung.

Di negara penghasil gula tebu yang besar seperti Brazil, angka penjualan FFV (flexible fuel vehicle) yang digerakan oleh campuran bensin dan etanol dapat melampaui angka penjualan mobil yang menggunakan bensin konvensional.

 

Etanol dapat digunakan pada Mesin sebagai pengganti Bahan bakar

Bahkan di negara maju seperti Jepang telah memulai lebih dulu dalam melakukan pengembangan bahan bakar etanol. Ketika mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan kabinet baru pada pemerintahannya tahun 2006, terdapat salah satu program kerjanya yang mendukung rencana peningkatan penggunaan bahan bakar etanol.

Dalam program yang disusun dalam pemerintahan Jepang saat itu memiliki satu tujuan utama untuk mengurangi ketergantungan pada minyak impor sekitar 50% dari energi yang dibutuhkan menjadi kurang dari 40% sebelum tahun 2030 mendatang.

Strategi yang ditetapkan ini adalah untuk mengurangi hampir sekitar 100% ketergantungan pada minyak asing di sektor transportasi menjadi sekitar 80% saja sebelum tahun 2030 mendatang.

 

Etanol dapat digunakan pada Mesin sebagai pengganti Bahan bakar

Bahan bakar alternatif bioetanol dibuat dengan cara melumatkan tebu atau jagung menjadi suatu partikel yang lembut, kemudian dibiarkan berfermentasi dan tahap selanjutnya dilakukan distilasi.

Satu hektar kebun tebu dapat menghasilkan sekitar 85 ton tebu yang secara kasar menghasilkan sekitar 7,04 kiloliter (1,859 galon atau 59 barel) biofuel. Jumlah itu setara dengan 9,5 kiloliter (1,321 galon atau 42 barel) minyak bumi.

 

Etanol dapat digunakan pada Mesin sebagai pengganti Bahan bakar

Tentu dengan kehadiran energi terbarukan seperti biodiesel dan bioetanol dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak yang kian mahal dan terus menipis. Hingga saat ini pengembangan energi terbarukan terus mengalami peningkatan agar menghasilkan energi yang efisien serta ramah lingkungan.

  • #BBM
  • #Bioetanol
  • #Bahan bakar ramah lingkungan
  • #Biodiesel