Jelaskan cara pencegahan penyakit menular aids

Tempat yang ramai atau sarana publik yang sirkulasi udaranya kurang baik merupakan lingkungan yang dihuni banyak kuman. Hindari tempat-tempat seperti ini supaya penderita HIV tidak mudah terkena penyakit. Tempat-tempat lain seperti rumah sakit, klinik, tempat-tempat yang lembap, atau penjara juga rentan terdapat banyak kuman.

5. Hindari penggunaan jarum suntik, merokok, dan mengonsumsi alkohol

Penderita HIV akan lebih mudah terkena infeksi TB jika mengonsumsi alkohol dan menggunakan jarum suntik narkotika. Merokok juga meningkatkan risiko terkena infeksi oportunistik PCP pada penderita HIV/AIDS.

Artikel Lainnya: Benarkah Kelompok Profesional Muda Rentan Tertular HIV/AIDS?

6. Cegah penularan

Jika kamu penderita HIV atau ODHA, jagalah diri kamu dan orang lain. Cegah penularan terhadap diri kamu dan orang lain baik dari infeksi HIV tersebut ataupun infeksi oportunistik lainnya seperti TB.

Jika kamu sudah mengonsumsi obat TB selama 3 minggu, kamu sudah tidak akan dapat menularkan kuman tersebut. Menggunakan kondom ketika berhubungan intim juga dapat mencegah penularan CMV.

7. Mengonsumsi obat profilaksis dari dokter

Dokter dapat memberikan antibiotik seperti klaritomisin dan azitromisin jika jumlah sel CD4 kamu di bawah 50 untuk mencegah MAC. Ketika jumlah sel CD4 sudah di atas 100 untuk 6 bulan, kamu mungkin dapat menghentikan pemakaian antibiotik. Pemakaian obat profilaksis juga dapat mencegah infeksi lainnya seperti PCP, CMV, dan lain-lain.

8. Lakukan pemeriksaan rutin sistem reproduksi untuk wanita

Wanita penderita HIV sebaiknya melakukan pemeriksaan panggul (pelvis) dan pap smear secara teratur untuk mencegah adanya infeksi, bahkan kanker sistem reproduksi.

HIV/AIDS adalah penyakit dengan berbagai komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Karena itu, lakukan langkah-langkah pencegahan seperti yang dijabarkan di atas.

Selain itu, perubahan gaya hidup ke yang lebih sehat juga dapat membantu meningkatkan kesehatan. Jangan lupa untuk selalu menjalani terapi pengobatan secara teratur dan rutin cek kesehatan ke dokter yang menangani kamu, ya!

Kamu bisa tanya dokter online lewat KlikDokter untuk membahas seputar penyakit HIV/AIDS ini.

Yuk, mulai sekarang #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengikuti informasi seputar kesehatan terkini.

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.

Jelaskan cara pencegahan penyakit menular aids

Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik.

HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.

HIV dan AIDS di Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari 50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks.

Sementara itu, jumlah penderita AIDS di Indonesia cenderung meningkat. Di tahun 2019, tercatat ada lebih dari 7.000 penderita AIDS dengan angka kematian mencapai lebih dari 600 orang.

Akan tetapi, dari tahun 2005 hingga 2019, angka kematian akibat AIDS di Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini menandakan pengobatan di Indonesia berhasil menurunkan angka kematian akibat AIDS.

Gejala HIV dan AIDS

Kebanyakan penderita mengalami flu ringan pada 2–6 minggu setelah terinfeksi HIV. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain mungkin tidak akan terlihat selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh penderitanya, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.

Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia, atau toksoplasmosis otak.

Penyebab dan Faktor Risiko HIV dan AIDS

Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai dengan nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan berkembang menjadi AIDS.

Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai berikut:

  • Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan pengaman
  • Menggunakan jarum suntik bersama-sama
  • Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa menggunakan alat pengaman diri yang cukup

Lakukan konsultasi ke dokter bila Anda menduga telah terpapar HIV melalui cara-cara di atas, terutama jika mengalami gejala flu dalam kurun waktu 2–6 minggu setelahnya.

Pengobatan HIV dan AIDS

Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.

Bagaimana cara penularan penyakit AIDS dan jelaskan cara pencegahannya brainly?

Penularan HIV/AIDS dapat melalui : Seks bebas, berganti-ganti pasangan Transfusi darah dari penderita HIV/AIDS Jarum suntik, jarum tindik, jarum pembuat tato yang berganti dan tercemar virus HIV Pada bayi, melalui plasenta yang ibunya penderita HIV/AIDS Pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan cara : Menghindari seks ...

Bagaimana cara menghindari penularan penyakit AIDS yang dapat dilakukan oleh remaja?

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, untuk mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS. Di antaranya: tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah, mencari info tentang HIV/AIDS, mendiskusikan tentang HIV/AIDS, tidak menggunakan narkotika dan obat terlarang (khususnya suntikan), aktif dalam kegiatan yang positif, ...

Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit AIDS di lingkungan sekolah?

Masukkan pendidikan pencegahan HIV ke dalam kurikulum sekolah. ... .
Meyakinkan mereka yang terinfeksi HIV dan yang terkena dampak HIV dan AIDS tetap bersekolah. ... .
Dukungan medis dan moral bagi mereka dengan HIV. ... .
Mengurangi stigma dan diskriminasi..