Apakah cek darah lengkap bisa mendeteksi hiv

Jangan Takut, Lakukan Tes HIV Seperti Tes Darah Biasa

- detikHealth

Kamis, 14 Nov 2013 17:42 WIB

Apakah cek darah lengkap bisa mendeteksi hiv
Foto: Ilustrasi/Thinkstock

Jakarta - HIV dan AIDS selama ini sering dianggap sebagai penyakit kotor yang kerap dihubungkan dengan perilaku seks bebas. Padahal siapapun dapat terinfeksi, termasuk ibu rumah tangga yang tak tahu apa-apa. Karena itu, jangan takut untuk melakukan pemeriksaan HIV, anggap saja sebagai pemeriksaan darah rutin biasa.

"Tes HIV harus dianggap seperti tes darah biasa," tutur Dr Kemal Siregar, Sekretaris Komisi Pengendalian AIDS Nasional (KPAN), dalam acara Konferensi Pers Pekan Kondom Nasional 2013, di Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Hal ini disampaikannya karena banyak orang dengan infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang terlambat berobat, akibatnya HIV ditubuhnya terlanjur menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). "Orang yang berobat seringkali terlambat. Kalau CD4 (nilai imunitas atau daya tahan tubuh) sudah 200, artinya sudah AIDS," ujar Dr Kemal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk itu, Dr Kemal menganjurkan agar kelompok berisiko tinggi yang sudah positif HIV agar langsung berobat. Meski sudah positif HIV, orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) tetap dapat hidup sehat dan produktif asal melakukan terapi ARV (anti-retroviral) lebih dini dan secara rutin.

Orang-orang yang sudah positif HIV tapi tidak mau berobat, atau malah selalu terpapar infeksi virus, level CD4 bisa semakin menurun dan membuat kondisinya semakin parah. "Kalau pekerja seks, pemakai narkoba jarum suntik, waria, lelaki seks lelaki (LSL), napi, harus segera melakukan tes. Tes HIV harus dianggap seperti tes darah biasa," tegasnya.

Terinfeksi HIV bukanlah vonis mati. AIDS dapat dicegah dengan pengobatan anti-retroviral atau ARV. Pengobatan ARV menekan dan mengendalikan laju perkembangan HIV di dalam tubuh, sehingga orang dengan infeksi HIV dapat kembali 'sehat' atau 'bebas gejala' dan tetap produktif serta beraktivitas seperti biasa. Namun ODHA perlu menjaga agar tidak menularkan kepada orang lain.

Walaupun belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV dan AIDS, namun HIV dapat dikendalikan dengan ARV lebih dini segera setelah dinyatakan terinfeksi. Semakin cepat ODHA memulai minum ARV, semakin baik. Selain itu, ketaatan minum ARV juga dapat membantu ODHA untuk dapat tetap produktif di sepanjang hidupnya.

(mer/vit)

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa diagnosis HIV dapat ditegakkan rata-rata satu minggu lebih cepat lewat pemeriksaan Ab-Ag dibandingkan dengan pemeriksaan antibodi saja.

Cara kera tes ini menggunakan proses reaksi yang dikenal sebagai chemiluminescence.

Reaksi chemilumenescene adalah proses yang berguna untuk mendeteksi antibodi dan p24 protein antigen.

Dengan kata lain, jika ada antibodi atau antigen di dalam tubuh, hasil dari proses ini akan memancarkan cahaya pada detektor.

Hanya ada satu tes antibodi-antigen yang disetujui saat ini, yaitu tes Arsitek HIV Ag/Ab Combo.

Jika hasil tes ini positif, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, yaitu tes Western blot.

3. Tes serologi

Ada tiga jenis tes serologi yang umum direkomendasikan sebagai pemeriksaan HIV dan AIDS, yaitu:

Tes darah cepat

Tes darah HIV/AIDS cepat dengan reagen (bahan kimia aktif) sudah dievaluasi dan direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan.

Pemeriksaan ini dapat mendeteksi antibodi HIV-1 maupun HIV-2.

Tes darah HIV ini dapat dijalankan meskipun hanya menggunakan jumlah sampel yang sedikit.

Selain itu, tes darah cepat sebagai pemeriksaan HIV hanya butuh sekitar 20 menit untuk mengetahui hasilnya.

Prosedur tes darah HIV ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis yang sudah terlatih.

Tes ELISA

Pemeriksaan HIV ini mendeteksi antibodi untuk HIV-1 dan HIV-2 yang dilakukan dengan ELISA (enzyme-linked immunisorbent assay) atau dikenal juga dengan EIA (enzyme immunoassay).

Untuk melakukan tes ELISA, sampel darah akan diambil dari permukaan kulit Anda kemudian dimasukkan ke dalam tabung khusus.

Sampel darah kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Di laboratorium, sampel darah dimasukkan ke cawan petri yang berisi antigen HIV.

Antigen adalah zat asing, seperti virus, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh merespons dengan cara memproduksi antibodi.

Jika darah Anda mengandung antibodi terhadap HIV, darah akan mengikat antigen.

Tes darah HIV yang satu ini akan diperiksa dengan menambahkan enzim ke cawan petri tersebut untuk membantu mempercepat reaksi kimia.

Jika isi cawan petri berubah warna, Anda mungkin terinfeksi HIV.

Hasil dari tes darah HIV dengan ELISA bisa didapatkan dalam waktu 1-3 hari.

Jika tes ELISA menunjukkan hasil positif, dokter akan menyarankan tes lanjutan yang lebih spesifik, misalnya dengan tes Western bolt untuk memastikan diagnosis HIV.

Tes lanjutan atau pemeriksaan HIV penunjang dianjurkan karena masih ada kemungkinan kecil antibodi salah menempel pada protein non-HIV selama tes pertama.

Itu sebabnya, diperlukan tes kedua untuk memastikannya.

Tes Western blot

Tes Western blot hanya dilakukan untuk menindaklanjuti tes skrining awal yang menunjukkan hasil positif HIV.

Biasanya, tes ini disarankan jika tes ELISA menunjukkan hasil positif HIV.

Terkadang, tes ELISA dapat menunjukkan hasil positif (false positive).

Pemeriksaan ini juga diperlukan jika Anda memiliki hasil positif HIV dari tes sebelumnya, tetapi diketahui memiliki kondisi lain.

Kondisi lain tersebut meliputi penyakit Lyme, lupus, atau sifilis yang mungkin dapat memengaruhi hasil pemeriksaan HIV.

Nah, agar hasil akurat dan lebih pasti, tes yang sudah Anda lakukan sebelumnya perlu konfirmasi ulang melalui tes Western blot.

Pemeriksaan HIV ini merupakan tes antibodi untuk memastikan apakah Anda benar terinfeksi virus HIV atau tidak.

Dalam tes ini, protein HIV dipisahkan oleh ukuran, muatan listrik, serta serum yang dilapisi pada strip tes.

Jika hasil pemeriksaan HIV lewat Western blot menunjukkan hasil positif, serangkaian pita (band) yang terdeteksi menandakan adanya pengikatan spesifik antibodi terhadap protein virus HIV tertentu.

Tes Western blot hanya membutuhkan 1 hari untuk pengujian. Namun, perlu diingat, ini adalah tes atau pemeriksaan lanjutan.

Pemeriksaan ini tidak membantu bila dilakukan sendiri alias tanpa tes lainnya.

4. Tes virologis dengan PCR

Tes virologis adalah salah satu jenis pemeriksaan HIV dan AIDS yang dilakukan dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Tes virologis penting bagi ibu hamil yang positif memiliki HIV.

Bayi yang baru lahir dari ibu positif HIV juga wajib melakukan pemeriksaan ini minimal saat ia berusia 6 minggu.

Selain bayi, tes ini juga direkomendasikan untuk mendiagnosis anak berumur kurang dari 18 bulan apabila dicurigai mengalami HIV.

Tes ini mungkin juga membantu dalam mendeteksi infeksi HIV dalam 4 minggu pertama setelah terpapar virus.

Jika pada pemeriksaan pertama hasil tes virologis bayi dilaporkan positif HIV, pengobatan HIV harus segera dimulai.

Terapi biasanya dimulai saat pengambilan sampel darah kedua untuk pemeriksaan tes virologis kedua.

Tes virologis yang dianjurkan, yaitu:

HIV DNA kualitatif (EID)

Tes HIV/AIDS DNA kualitatif dari darah lengkap atau dried blood spot (DBS) adalah pemeriksaan yang fungsinya mendeteksi keberadaan virus HIV, bukan pada antibodi penangkalnya.

Cek HIV ini digunakan untuk diagnosis pada bayi.

HIV RNA kuantitatif

Tes HIV/AIDS RNA kuantitatif dilakukan dengan menggunakan plasma darah.

Pemeriksaan penunjang HIV ini berguna untuk memeriksa jumlah virus di dalam darah (viral load HIV).

Metode cek HIV dengan PCR melibatkan bantuan enzim untuk menggandakan virus HIV dalam darah.

Selanjutnya, reaksi kimia akan menunjukkan seberapa banyak virus. Hasil pengujian RNA biasanya memakan waktu beberapa hari sampai seminggu.

Viral load HIV dinyatakan “tak terdeteksi” jika berada sangat sedikit dalam 1 cubical centimeter (cc) sampel darah.

Jika viral load tinggi, tandanya ada banyak virus HIV dalam tubuh Anda.

Ini dapat menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh Anda gagal melawan HIV dengan baik.

Apakah pemeriksaan HIV akurat?

Apakah cek darah lengkap bisa mendeteksi hiv

Tes HIV modern bisa dikatakan sangat akurat. Namun, keakuratan tes harus mempertimbangkan masa jendela.

Masa jendela adalah waktu saat virus masuk ke dalam tubuh sampai terbentuk antibodi. Masa ini biasanya berlangsung selama 2 minggu hingga 6 bulan.

Ambil contohnya, tes generasi ke-4 dapat memastikan 95% infeksi pada hari ke-28 setelah terpapar.

Melakukan tes konfirmasi disarankan setidaknya setelah 3 bulan virus masuk ke dalam tubuh.

Jangka waktu kurang lebih 3 bulan ini dikarenakan virus butuh waktu untuk menginfeksi tubuh sampai akhirnya menunjukkan hasil positif saat tes.

Ketika tes menunjukkan hasil positif, Anda dapat melakukan pemeriksaan ulang dengan tes Western blot.

Hal-hal yang bisa memengaruhi pemeriksaan HIV

Apakah cek darah lengkap bisa mendeteksi hiv

Pemeriksaan HIV dan AIDS umumnya tidak terpengaruh oleh keadaan lain.

Ambil contohnya, infeksi yang sedang Anda alami, obat-obatan yang sedang Anda minum, atau berat badan tidak akan memengaruhi hasil tes.

Bahkan, apabila Anda mengonsumsi alkohol dan narkoba sebelum pemeriksaan HIV, ini tetap tidak memengaruhi hasil cek HIV.

Anda juga tidak perlu berpuasa sebelum cek HIV karena makanan dan minuman tidak berpengaruh pada hasil cek tersebut.

Kapan waktu yang tepat untuk tes HIV pertama kali?

Apakah cek darah lengkap bisa mendeteksi hiv

Jika Anda tahu atau ingat betul bahwa paparan virus pertama terjadi kurang dari 3 bulan, cek HIV biasanya dianjurkan pada 3 bulan setelah paparan.

HIV.gov menyarankan bahwa bila seseorang pernah melakukan aktivitas yang berisiko HIV, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kesehatan.

Lebih cepat melakukan pemeriksaan tentu lebih baik daripada Anda harus menunggu dan terus merasa khawatir.

Kesimpulannya, setelah melakukan hal yang berisiko menyebabkan HIV, sebaiknya jangan tunggu gejala atau keluhan muncul.

Cek darah lengkap bisa mendeteksi penyakit apa saja?

Penyakit yang Bisa Diketahui Melalui Cek Darah.
Penyakit Kardiovaskular. Tingginya kadar kolesterol sering menjadi pemicu utama penyakit kardiovaskular. ... .
Penyakit Paru-Paru. ... .
Diabetes. ... .
Penyakit Pembekuan Darah. ... .
Gangguan Elektrolit. ... .
Penyakit Autoimun. ... .
Peradangan Tubuh..

Apakah HIV terdeteksi saat medical check up?

Secara umum, pemeriksaan terkait virus atau infeksi HIV bukanlah merupakan standar pemeriksaan untuk MCU.

Cara Cek Apakah HIV?

Tes HIV umumnya dilakukan melalui prosedur pengambilan sampel darah, yang hanya memakan waktu kurang dari 5 menit. Pengambilan sampel darah ini biasanya dilakukan di lipatan siku.