Apa perbedaan antara hiv dan aids

Beberapa kelompok masyarakat masih mengira bahwa HIV dan AIDS merupakan istilah yang sama. Walau memang saling berkaitan, keduanya merupakan hal yang berbeda. Apa perbedaan HIV dan AIDS?

Apa perbedaan HIV dan AIDS?

Penemu penyakit HIV/AIDS pertama kali adalah dua ahli mikrobiologi dari Perancis, yaitu Luc Montaigneur dan Françoise Barré-Sinoussi pada tahun 1983.

Kasus AIDS itu sendiri pertama kali diidentifikasi di Amerika Serikat pada tahun 1981. Namun barulah pada tahun 1984, 3 tahun setelah para ilmuwan mengidentifikasi AIDS, mereka menemukan penyebabnya yaitu HIV.

HIV adalah virus yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sementara itu, AIDS adalah sebuah kondisi akibat infeksi HIV.

Orang yang terinfeksi HIV harus mengonsumsi obat ARV (antiretroviral) untuk mencegah perkembangan penyakit menjadi AIDS.

1. HIV adalah virus

HIV merupakan singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”.

Awalnya virus HIV hanya ditemukan pada simpanse di Afrika, serta hanya menginfeksi simpanse saja. Namun, peneliti berspekulasi bahwa virus HIV bermutasi dan dapat menginfeksi manusia karena manusia mengonsumsi daging simpanse yang terinfeksi virus HIV.

Virus ini mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia. Lebih spesifik, HIV menyerang sel T atau CD4 yang merupakan bagian dari sistem imunitas manusia.

Apabila tubuh tertular HIV, sistem imun akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus mematikan tersebut. Tes darah di berbagai fasilitas kesehatan akan mendeteksi antibodi ini sehingga menentukan tubuh telah tertular HIV atau tidak.

Penularan HIV hanya dapat terjadi jika darah, air mani, cairan dari anus, air susu ibu, atau cairan dari vagina penderita HIV masuk ke dalam tubuh orang lain.

Masyarakat umumnya mengetahui penularan HIV melalui jarum suntik dan melakukan hubungan seksual, padahal faktor penyebabnya bisa beragam

2. AIDS adalah tahap akhir infeksi HIV

AIDS adalah singkatan dari “Acquired Immunodeficiency Syndrome”. AIDS dapat terjadi apabila infeksi HIV tidak ditangani dengan segera.

AIDS merupakan infeksi HIV pada stadium 3. Umumnya, infeksi HIV memerlukan waktu 10 tahun untuk menjelma menjadi AIDS jika tidak ditangani.

AIDS terjadi apabila HIV menimbulkan kerusakan pada sistem imun. Gejala AIDS pun dapat bervariasi antara penderita yang satu dengan penderita lainnya.

Gejala AIDS tersebut berkaitan dengan beragam infeksi hasil kerusakan sistem imun, atau yang dikenal dengan infeksi oportunistik. Beberapa jenis infeksi oportunistik tersebut yakni pneumonia dan tuberkulosis.

Karena HIV merusak sel CD4, salah satu cara untuk mendiagnosis AIDS pada orang yang positif HIV adalah dengan menghitung jumlah sel CD4 tersebut. Rentang jumlah CD4 yang normal adalah 500-1200.

Apabila hasil tes CD4 seorang ODHIV menunjukkan angka di bawah 200, orang tersebut dianggap menderita AIDS atau infeksi HIV stadium 3.

Faktor lain yang dapat membantu diagnosis AIDS adalah adanya infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus yang biasanya tidak terlalu berpengaruh pada orang yang sistem imunnya sehat.

Penularan HIV dan AIDS

Penularan HIV dan AIDS hanya dapat terjadi jika darah, air mani, cairan dari anus, air susu ibu, atau cairan dari vagina penderita HIV masuk ke dalam tubuh orang lain.

Masyarakat umumnya mengetahui penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik dan melakukan hubungan seksual, padahal faktor penyebabnya bisa beragam.

Berikut adalah berbagai penyebab penularan HIV yang bisa Anda alami:

1. Transfusi darah

Penularan HIVAIDS dapat terjadi melalui transfusi darah dari penderita HIV. Namun, risiko penularan HIV melalui transfusi darah sangat kecil karena rumah sakit akan selalu memeriksa darah yang didonorkan terlebih dahulu.

2. Kehamilan, melahirkan, dan menyusui anak

Wanita yang menderita HIV dapat menularkan virus HIV ke bayinya saat janin masih di kandungan maupun saat bayi dilahirkan. Penularan HIV ke bayi juga dapat ditularkan melalui ASI.

3. Seks tanpa kondom

Selain itu, seseorang juga dapat terinfeksi virus HIV saat berhubungan seksual dengan penderita HIV, terutama jika tidak menggunakan kondom.

Bila air mani, cairan dari vagina, atau cairan dari anus penderita HIV masuk ke dalam tubuh saat berhubungan seksual, Anda dapat terinfeksi virus HIV.

4. Berbagi jarum suntik

Penularan HIV melalui jarum suntik biasanya terjadi di lingkungan pemakai narkotika. Alat-alat yang digunakan untuk menindik ataupun membuat tato yang tidak disterilkan juga dapat menjadi cara penularan HIV.

5. Bertukar alat seks

Penularan HIV juga dapat terjadi jika seseorang saling berbagi alat-alat yang digunakan saat berhubungan seksual (sex toys). Saat melakukan seks oral, seseorang juga dapat terinfeksi HIV bila terdapat luka di mulutnya.

6. Luka di kulit

Penularan HIV dapat terjadi melalui kontak luka dengan penderita HIV. Jika seseorang memiliki luka di kulitnya dan tersentuh dengan luka penderita HIV, maka orang tersebut dapat terinfeksi virus HIV.

Kondisi AIDS dapat dicegah pada orang yang positif HIV

Infeksi HIV tidak selalu berkembang menjadi AIDS. Saat ini, konsumsi obat-obatan antiretroviral (ARV) dapat mencegah kondisi AIDS bagi orang yang terinfeksi HIV.

Dengan demikian, orang-orang yang positif HIV yang mengonsumsi ARV secara rutin dapat menjalani hidup yang nyaris seperti orang normal serta memiliki harapan hidup yang lebih panjang.

Walau begitu, penting untuk diingat bahwa ARV tidak dapat menyembuhkan infeksi HIV. Orang yang positif HIV harus mengonsumsi obat tersebut seumur hidup.

Pentingnya tes HIV untuk cegah AIDS

Tes HIV menjadi hal yang vital untuk dilakukan untuk mengetahui status diri. Apabila positif HIV, kondisi AIDS  dapat dicegah dan memberi harapan hidup yang tetap sehat.

Beberapa orang yang sepatutnya melakukan tes HIV, yaitu:

  • Aktif berhubungan seks, termasuk pria yang berhubungan seks dengan pria
  • Mengalami pelecehan seksual
  • Menggunakan narkoba suntik
  • Menjalani pengobatan injeksi, seperti injeksi hormon dan steroid
  • Terdiagnosis penyakit menular seksual dan tuberkulosis
  • Hamil dan berencana untuk hamil

Orang yang terinfeksi HIV seringkali tidak menyadari bahwa ia telah tertular. Apabila kondisi tersebut tidak ditangani dengan konsumsi ARV, individu tersebut akan berisiko mengalami AIDS yang lebih sulit untuk ditangani.

Perlu diketahui bahwa HIV/AIDS tidak menular melalui sentuhan fisik dengan penderita (seperti berjabat tangan, berpelukan, dan sebagainya), berbagi makanan dan minuman, kamar mandi, handuk, ataupun tempat tidur dengan penderita.

Virus HIV/AIDS tidak dapat menular melalui udara, air, ataupun gigitan serangga (seperti nyamuk, dan sebagainya). HIV/AIDS tidak menular melalui saliva, keringat, maupun air mata penderita, kecuali jika saliva, keringat, dan air mata penderita bercampur dengan darah penderita.

HIV tidaklah sama dengan AIDS. HIV adalah virus, dan AIDS adalah tahap akhir setelah terinfeksi HIV. Orang yang terinfeksi HIV saat ini memiliki risiko yang kecil untuk menderita AIDS, berkat adanya obat ARV.

Apakah HIV dan AIDS adalah penyakit yang sama Berikan pendapatmu?

AIDS adalah Kondisi yang Disebabkan oleh HIV Meskipun HIV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi, tetapi AIDS adalah kondisi yang dapat terjadi akibat infeksi virus tersebut. AIDS sendiri adalah singkatan dari acquired immunodeficiency syndrome.

Apakah seseorang yang terkena HIV pasti juga terkena AIDS?

Mengidap HIV belum tentu akan terkena AIDS Perbedaan HIV dan AIDS selanjutnya bisa dilihat dari kemungkinan seseorang terkena keduanya secara bersamaan. Ingat, HIV adalah virus penyebab infeksi, sedangkan AIDS adalah kondisi akhir yang dapat disebabkan karena infeksi virus tersebut berlangsung jangka panjang.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyakit HIV atau AIDS?

Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir. AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV atau Human Immunodeficiency Virus. Bila kita terinfeksi HIV, tubuh kita akan mencoba menyerang infeksi.

Apakah HIV AIDS bisa menular lewat ciuman?

Penularannya bisa melalui darah dan cairan tubuh pada pengidap, terkecuali air liur. Sederhananya, berciuman tidak menularkan HIV.” Halodoc, Jakarta – HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.