Tugas akhir (skripsi) sebagai hal yg sangat menentukan bagi mahasiswa menjadi persyaratan kelulusannya. ia pun menjadi tanda atas berakhirnya masa studi mahasiswa di jenjang sarjana. poly mahasiswa yang mengusahakan sebaik mungkin dalam melakukan pengerjaan skripsinya. Skripsi artinya bentuk karya tulis ilmiah berupa laporan asal hasil penelitian mengenai sebuah kenyataan atau masalah yang terdapat. Penulisan skripsi harus dilakukan secara sistematis menggunakan kaidah atau metode-metode yang telah ditetapkan. Metode pada penulisan skripsi pun majemuk tergantung dengan jenis penelitiannya. Jenis penelitian skripsi umumnya terbagi menjadi 2 yaitu penelitian kualitatif serta kuantitatif. Penelitian kualitatif bersifat naratif dan adalah interpretasi peneliti akan sebuah fenomena yg terdapat. sementara penelitian kuantitatif yang akan terjadi penelitiannya disampaikan dalam bentuk penghitungan matematis. galat satu kekhasan pada penelitian kuantitatif lainnya merupakan kita akan dikenalkan menggunakan istilah mirip populasi, sampel, dan teknik pengambilannya. kata ini sangat memilih hasil asal penelitian yang kita ambil sebab berkaitan menggunakan metode atau cara yang kita pakai dalam menjawab tujuan dalam penelitian kita. Cara Pengambilan Sampel skripsi tergantung jenis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar , metode pengambilan sampel terdiri dari dua kelas akbar yaitu – Probability Sampling (secara acak Sample) kedua jenis tadi terdiri berasal pengambilan secara acak serta pengambilan sampel tidak rambang. kedua jenis ini juga memiliki sub – sub lain yg diantaranya artinya purposive sampling, snowball samping, cluster sampling dll. Probability Sampling (secara acak Sample) 1. Pengambilan Sampel acak Sederhana (Simple random Sampling) ada dua pendapat tentang metode pengambilan sampel acak sederhana. Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap angka yang terpilih harus dikembalikan lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat ke 2 menyatakan bahwa tak dibutuhkan pengembalian pada pengambilan sampel memakai metode ini. tetapi, metode yang paling acapkali dipergunakan merupakan Simple random Sampling dengan pengembalian. Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias serta dapat mengetahui standard error penelitian. sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih sahih–benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud. model Pengambilan Sampel Metode acak Sederhana: sesudah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi agar populasi permanen utuh sehingga probabilitas responden berikutnya permanen sama menggunakan responden pertama. Langkah tersebut pulang dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian. 2. Pengambilan Sampel acak Sistematis (Systematic random Sampling) contoh Sampel acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yg datang di urutan 10,20,30 serta seterusnya maka itulah yg dijadikan sampel penelitian. 3. Pengambilan Sampel acak Berstrata (Stratified secara acak Sampling) NON- PROBABILITY SAMPLING / NON secara acak SAMPLE 1. Purposive Sampling Kriteria inklusi ialah kriteria sampel yg diinginkan peneliti sesuai tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yg mengakibatkan calon responden yg memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan asal kelompok penelitian. misalnya, calon responden mengalami penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi akibat penelitian. model Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes mellitus yang mengalami luka di tungkai kaki. Maka kriteria inklusi yg dipakai antara lain: Penderita Diabetes Melitus menggunakan luka gangrene (luka pada tungkai kaki) Usia 18-59 tahun mampu membaca serta menulis Kriteria eksklusi: |