Apakah timbangan analitik dan neraca analitik sama?

7.Harun memikul dua buah kantong beras yang beratnya masing-masing 200 N dan 300 N dengan sebuah tongkat yang massanya dapat diabakan Kedua kantong be … ras digantung dengan tali pada masing-masing ujung tongkat Berapa jarak pundak harun terhadap tali penggantung kantong pertama sehingga tongkat dalam keadaan seimbang horisontal .minta bantuannya buat besok​

9.Sebuah bola pejal massanya 2 kg dan jari-jarinya 10 cm dilepas dan puncak bidang mining yang panjangnya 14 m dan keringannya 30 terhadap horisontal, … sehingga bola menggelinding Hitunglaha.Energi kinetik bola saat mencapai bidang datar. b.Kecepatan ini dan kecepatan sudut bola saat mencapai bidang datar.​Mohon bantuannya buat besok

SOAL-SOAL Hitung gaya tolak-menolak antara muatan +4 C dengan +3 C yang berjarak 2 m di udara!​

Apa yang dimaksud BPUPKI

Sebuah bola pejal massa soogram jari-jan Yoca- menggelinding di atas lantu dengan laja linear V = 10 m/s Tentuloaulah besarny a energilaide Erk total … bola tersebut. m = Soogle Ele= L Чосм Date V=10 M/S​

5. Perhatikan gambar neraca berikut 35 gr 1kg 250 gr dari hasil pengukuran, tentukan besarnya massa benda tersebut ​

Tentukan hambatan Penggaris antara titik A dan B ​

mengapa campuran tidak murni dapat di pisahkan dengan cara fisika​

Dua buah konduktor listrik A dan B dengan bahan yang sama jika panjang B 4 kali panjang A dan diameter kawat A 1/2kali diameter kawat B. Hitunglah per … bandingan antara kawat A dan B!

dua buah alat pemindah diketahui alat pemindah A memiliki daya 800 watt dan alat pemindah B daya 400 watt perbandingan waktu antara pemindah A dengan … pemindah B untuk melakukan usaha sebesar 400 J adalah​

Apakah timbangan analitik dan neraca analitik sama?

Ditulis Oleh: Hyprowira | Diterbitkan pada 19 May 2021 | Dimodifikasi terakhir pada 19 May 2021


Apakah Anda mengetahui prinsip kerja neraca analitik? Alat ini sangat penting di dalam laboratorium untuk mendukung proses penelitian dan uji coba lainnya. Tanpa perlu berlama-lama lagi, berikut ulasan selengkapnya.

Mengenal Neraca Analitik

Sebelum kita membahas soal prinsip kerja neraca analitik, mari kenali lebih lanjut apa itu neraca analitik. Neraca analitik atau biasa disebut neraca laboratorium adalah neraca yang digunakan untuk mengukur massa kecil berbentuk padat atau cair dalam rentang sub-miligram. Neraca ini mempunyai piringan pengukur yang berada di dalam kotak berpintu dengan kaca transparan, sehingga debu dan angin dalam ruangan tidak akan memengaruhi operasional neraca. Kotak transparan ini disebut sebagai pelindung angin.

Sampel atau zat yang akan ditimbang menggunakan neraca analitik harus terlebih dulu dibiarkan dalam suhu yang sama dengan temperatur ruangan. Hal ini untuk mencegah terjadinya konveksi alami yang diakibatkan intervensi aliran udara di dalam ruangan yang bisa menyebabkan galat pembacaan.

Berdasarkan penjelasan neraca analitik di atas, fungsi neraca analitik adalah untuk mengukur massa suatu zat dengan ketelitian tinggi yang mencapai 0,00001 gram. Beberapa neraca analitik juga mampu membuat persentase massa zat terhadap zat lain. Ada dua jenis neraca analitik, yaitu neraca analitik analog dan neraca analitik digital. Neraca analitik digital lebih umum dipakai di laboratorium karena penggunaan neraca analog lebih rumit dibandingkan digital. Neraca analitik analog penggunaannya masih manual menggunakan slider atau yang biasa disebut anting.

Di sisi lain, neraca analitik digital lebih mudah penggunaannya. Neraca digital analitik pada umumnya hadir dengan fitur-fitur sebagai berikut:

1. Electromagnetic Force Restoration, fitur berbasis koil magnet permanen dengan tingkat akurasi pengukuran yang tinggi.
2. Internal Database Storing System, menyetor data pengukuran Anda ke suatu database.
3. Touch Screen Display, memudahkan Anda dalam mengoperasikan neraca analitik.
4. Water Pass, memastikan neraca selalu berada di posisi yang benar.
5. R232 Data Interface, menghubungkan neraca analitik Anda dengan printer dan komputer Anda.

Baca juga: Macam Macam Timbangan Akurasi Tinggi

Prinsip Kerja Neraca Analitik

Setelah mengenali apa itu neraca analitik, saatnya kita pelajari prinsip kerja neraca analitik. Tentunya neraca analitik cara pemakaiannya berbeda dari neraca biasa. Ikutilah langkah-langkah berikut agar tidak salah menggunakan neraca analitik digital:

1. Letakkan piringan di atas neraca.2. Tekan tombol “tare” agar bobot piringan menunjukkan angka nol.3. Buka salah satu kaca pada neraca.4. Letakkan zat yang akan diukur massanya pada piringan tersebut. Sebaiknya gunakan alat bantu saat meletakkan zat kimia agar tidak ada debu yang menempel.5. Tekan tombol yang ada pada neraca, kemudian tunggu angka yang tertera hingga 4 digit di belakang koma.

6. Bersihkan timbangan dengan sikat pembersih agar sisa zat kimia yang sudah diukur tidak tertinggal.

Selain langkah-langkah tersebut, ada baiknya Anda juga memperhatikan 10 Cara Menggunakan Timbangan Analitik di Laboratorium yang Tepat :

1. Pastikan posisi neraca sudah benar dan setting water sudah pas sesuai petunjuk.2. Sebaiknya neraca analitik diletakkan di tempat yang jauh dari hembusan angin atau panas berlebih.3. Kalibrasi neraca sebelum digunakan.4. Gunakan sarung tangan saat menggunakan neraca, apalagi saat menyentuh piringan. Hal ini untuk menghindari menempelnya debu atau zat lain yang bisa memengaruhi proses ukur neraca analitik.5. Hindarkan neraca dari medan magnet sekitar.6. Pastikan pintu pelindung angin selalu tertutup sebelum dan sesudah penggunaan neraca analitik.7. Gunakan ionizer pada neraca untuk menjamin kebersihan dan memastikan tidak ada zat lain yang menempel di piringan.8. Bersihkan neraca setelah digunakan.9. Matikan neraca jika tidak berencana untuk dipakai dalam waktu dekat.

10. Jika neraca tidak digunakan, sebaiknya disimpan di ruangan yang bersuhu 18-20 derajat celcius.

Dalam prinsip kerja neraca analitik, semakin sering digunakan, maka tingkat akurasinya akan semakin berkurang seiring waktu. Oleh karena itu, neraca analitik perlu dikalibrasi secara rutin untuk memastikan tingkat akurasinya selalu tepat. Proses kalibrasi timbangan analitik bisa dilakukan secara internal dan eksternal. Pada proses kalibrasi internal, neraca analitik cukup disetel ulang sesuai buku petunjuk. Mengkalibrasi secara eksternal dilakukan dengan menggunakan bandul kalibrasi.

Bagi Anda yang berencana untuk membeli neraca analitik dalam waktu dekat, saat ini sudah banyak produsen atau distributor yang menjual neraca analitik dengan harga yang bersahabat. Salah satunya adalah Hyprowira. Hyprowira menjadi distributor Mettler Toledo yang jual timbangan analitik dengan presisi tinggi di Indonesia. Setelah mengenali prinsip kerja neraca analitik, kunjungi laman Hyprowira sekarang dan dapatkan neraca analitik Anda!

Live Chat with Customer Service

Live Chat with Our Operator

Apakah timbangan analitik dan neraca analitik sama?

Semua pelaku industri setuju bahwa neraca analitik (analytical balance) merupakan alat yang sangat krusial dan paling dibutuhkan untuk persiapan reagen maupun dalam proses analisa. Beberapa analisa gravimetri seperti analisa tds, tss, minyak dan lemak serta analisa kadar air adalah contoh analisa yang menjadikan neraca analitik sebagai instrument penentu utama. Selain itu, pembuatan reagen analisa umumnya membutuhkan neraca analitik dengan tingkat akurasi dan ketelitian tertentu agar memperkecil nilai ketidakpastian analisa. Berdasarkan ISO9000 dan ISO17025 yang mengatur tentang manajemen laboratorium menyebutkan bahwa setiap instrument perlu dikalibrasi tidak terkecuali untuk neraca, sehingga dibutuhkan batu timbang dengan kualitas yang sesuai. Namun, bagaimana cara mengetahui spesifikasi neraca dan batu timbang yang sesuai? Faktor apa saja yang menjadi penentu untuk memilih neraca analitik dan batu timbang?

Neraca analitik (analytical balance) adalah instrument sederhana yang dibutuhkan oleh seluruh pelaku industri di segala bidang, baik dalam laboratorium uji, bidang farmasi, pulp dan kertas, makanan, pengolahan air, dan lainnya. Umumnya neraca analitik digunakan untuk analisa yang bersifat makro dan semi-mikro dengan resolusi 4 digit angka dibelakang koma atau yang memiliki kemampuan baca (readability) hingga 0.1 mg. Untuk analisa dengan skala mikro, neraca analitik yang dibutuhkan biasanya minimal memiliki resolusi 5 sampai 6 digit angka dibelakang koma dengan readability 0.01 mg sampai 0.001 mg. Semakin tinggi kebutuhan analisa maka semakin tinggi spesifikasi neraca analitik yang dibutuhkan. Selain itu, pemilihan alat juga sangat erat dengan kapasitas penimbangan yang dibutuhkan sehingga kapasitas (capacity) dan resolusi sering dijadikan tolak ukur utama dalam pemilihan neraca analitik.

Pemilihan neraca tidak hanya terkait pada kapasitas dan resolusi (readability) alat, tetapi juga pada tingkat toleransi ketidakpastian (linearity) dan ketelitian (reproducibility). Hal ini karena toleransi ketidakpastian akan menentukan nilai ketidakpastian analisa dimana semakin besar nilai ketidakpastian suatu analisa, maka tingkat kepercayaan analisa akan semakin menurun sedangkan nilai ketelitian berhubungan pada pengulangan penimbangan yang dilakukan. Hal ini juga nantinya berhubungan pada standar deviasi alat.

Adapun tips pemilihan neraca analitik yang tepat dapat dijabarkan seperti langkah berikut :

  1. Tentukan atau perkirakan skala analisa yang dilakukan, hal ini akan sangat berguna dalam pemilihan digit angka neraca analitik yang dibutuhkan.

  2. Tentukan kapasitas yang dibutuhkan untuk seluruh analisa yang dilakukan sehingga kapasitas neraca analitik sesuai dengan analisa yang dilakukan.

  3. Nilai ketidakpastian alat haruslah kecil dan tidak jauh dari nilai minimum pembacaan (readability). Hal ini agar nilai ketidakpastian analisa dengan pendekatan tulang ikan (fishbond) tidak besar.

  4. Selain kapasitas, resolusi dan linearity, hal lain yang dapat mempengaruhi adalah material pembentuk alat. Pilihlah material plate yang terbuat dari stainless steel sehingga mudah dibersihkan ketika terpapar bahan kimia atau sampel, serta tahan terhadap karat.

  5. Pastikan neraca yang dipilih disertai dengan menu kalibrasi, minimal kalibrasi eksternal sehingga adjustment dapat dilakukan saat dibutuhkan serta pastikan alat memiliki pelindung yang cukup kedap agar hasil penimbangan relatif stabil.

  6. Jika dibutuhkan, pilihlah neraca yang dilengkapi dengan koneksi seperti port USB, RS232 dan printer yang memudahkan analis untuk melaporkan hasil penimbangan atau analisa yang dilakukan.

Berdasarkan International Standard Organization (ISO) 17025, semua instrument wajib untuk dikalibrasi. Meski pada klausul ISO17025 tahun 2017 tidak menyebutkan jangka waktu kalibrasi setiap instrument, namun banyak industri yang masih mengacu pada ISO17025 terdahulu yang menyebutkan bahwa kalibrasi dilakukan minimal 1 tahun (12 bulan) sekali. Kalibrasi terhadap neraca dapat dilakukan menggunakan batu timbang atau anak timbang (test weights).

Batu timbang diklasifikasikan sesuai dengan grade-nya masing – masing dan pemilihannya haruslah sesuai dengan neraca analitik yang hendak dikalibrasi. Klasifikasi ini dibagi berdasarkan tingkat akurasi dan material pembentuk batu timbang. Klasifikasi batu timbang dan penjelasannya dijabarkan sebagai berikut :

  • Kelas E1 adalah batu timbang yang memiliki tingkat akurasi tertinggi dan digunakan sebagai acuan antara standar massa nasional dan kelas OIML E2 ataupun dibawahnya. Nilai toleransi kesalahan maksimum pada nominal 1 kg adalah ±0.5 mg. Umumnya terbuat dari material stainless steel sehingga kuat dan tidak mudah karat. Karena tingkat akurasinya yang tinggi, batu timbang kelas E1 dijadikan sebagai standar referensi utama laboratorium.

  • Kelas E2 adalah batu timbang 1 tingkat dibawah kelas E1 dan dijadikan sebagai acuan untuk OIML kelas F1 dan dibawahnya serta menjadi acuan untuk instrument kelas I OIML. Toleransi kesalahan maksimum pada nominal 1 kg untuk kelas E2 adalah ±1.6 mg. Batu timbang kelas E2 ini dijadikan sebagai standard kalibrasi neraca analitik. Untuk kelas E2, material batu timbang juga terbuat dari stainless steel.

  • Kelas F1 adalah batu timbang yang cocok untuk instrumen analitik OIML kelas I dan kelas II. Batu timbang pada kelas ini adalah acuan untuk kelas OIML F2 dan dibawahnya dengan material berupa stainless steel. Batas toleransi kesalahan maksimum pada nominal 1 kg untuk kelas ini adalah ±5 mg.

  • Kelas F2 adalah batu timbang yang cocok untuk instrument analitik OIML kelas II, material batu timbang kelas F2 ini adalah stainless steel. Batas toleransi kesalahan maksimum pada nominal 1 kg adalah ±16 mg, sehingga sering digunakan sebagai pengecekkan standard untuk instrument neraca presisi (precicion balance).

  • Kelas M1, M2, M3 ; Sedikit berbeda dengan kelas lainnya, material batu timbang pada kelas ini dapat berupa stailess steel (hanya untuk kelas M1) dan kuningan. Tingkat akurasi kelas ini beragam dimana pad nominal 1 kg, batas toleransi kesalahan pada kelas M1, M2, dan M3 berturut – turut adalah ±50 mg, ±160 mg, dan ±500 mg. Kelas ini hanya digunakan untuk instrument kelas III dan IV.

Beberapa tips berikut ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pemilihan batu timbang untuk kalibrasi neraca analitik :

  1. Pastikan batu timbang yang dipilih telah memenuhi standard ISO dan memiliki sertifikat kalibrasi oleh dewan akreditasi negara asal, jika brand berasal dari jerman maka akan disertai sertifikat DAkkS.

  2. Pilihlah batu timbang yang terbuat dari stainless steel, hal ini untuk mencegah terdegradasinya batu timbang akibat proses pengkaratan.

  3. Sesuaikan pilihan batu timbang dengan nilai minimum pembacaan (d) pada neraca analitik yang akan dikalibrasi. Untuk neraca analitik dengan nilai d ≤ 0.1 mg, direkomendasikan untuk menggunakan batu timbang kelas E1. Namun, untuk neraca analitik dengan minimum pembacaan 0.1 mg dapat menggunakan kelas E2.

  4. Selalu pilih batu timbang yang disertai dengan kotak pelindung, pinset, sarung tangan dan kain pembersih yang halus. Material kotak pelindung batu timbang dapat berupa plastik, alumunium, ataupun kayu.

Semua pelaku industri pasti memiliki keinginan agar alat – alat yang telah dimiliki jarang atau bahkan sama sekali tidak mengalami masalah dan juga alat dapat bertahan lama. Tips berikut diharapkan dapat membantu Anda dalam menjaga dan merawat neraca analitik baik. Adapun rangkaian tips tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Letakkan neraca analitik pada ruang tersendiri yang terhindar dari kebisingan dan ruangan dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC). Neraca analitik tidak boleh tersorot AC secara langsung.

  2. Letakkan neraca analitik pada meja timbang atau meja yang kokoh. Sebagai catatan, dilarang menaruh benda atau bahan kimia pada meja tempat neraca.

  3. Selalu siapkan kuas pembersih didekat meja timbang, hal ini memudahkan agar analis selalu membersihkan neraca baik sebelum maupun sesudah pemakaian.

  4. Selalu berhati – hati dalam menimbang bahan kimia, khususnya untuk bahan kimia yang bersifat korosif ataupun liquid. Jika jatuh pada weighing plate, bersihkan segera dengan menggunakan kain atau kuas. Hindari menggunakan cairan pembersih dan tanyakan pada vendor yang bersangkutan untuk cara pembersihannya.

  5. Untuk batu timbang, selalu gunakan sarung tangan bersih untuk memegang batu timbang ukuran besar. Untuk ukurang kecil, dapat menggunakan pinset. Hal ini mencegah menempelnya lemak atau residu pada batu timbang. Sebagai tambahan, cuci sarung tangan penimbangan secara berkala.

  6. Selalu kalibrasi neraca dan batu timbang secara berkala, minimal 1 tahun sekali untuk memastikan bahwa alat masih dalam keadaan baik.

Referensi :

Badan Standardisasi Nasional. 2018. “SNI ISO/IEC 17025:2017- “Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan kalibrasi”, BSN, Jakarta

Labmania Indonesia. 2019. Studi Kasus : Penetapan Estimasi Ketidakpastian Pengujian Kimia. Jakarta : Labmania Indonesia

Morse, Douglas, dkk. 2004. Laboraty Balances : How They Work, Checking Their Accuracy.

USP Online. USP <1251> Weighing On An Analytical Balance, http://www.uspbpep.com/usp29/v29240/usp29nf24s0_c1251.html

Warneke, Luen. 2020. Calibration Weights Classification for Balances, https://laboratoryresource.com/?navaction=getitem&id=237