Apa fungsi dari laporan formal kecuali

Laporan adalah : Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Cirinya – Untuk pembahasan kali ini kita akan mulai membahas mengenai pengertian dari laporan fungsi dan juga manfaatnya. Di setiap kegiatan baik kegiatan disekolahan ataupun dipekerjaan tentu harus memberikan laporan untuk dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk itu kita akan membahas semua mengenai artikel ini agar dapat membantu para pembaca dan juga yang membutuhkan informasi mengenai artikel kali ini. Dimana laporan merupakan hal penting disemua kegiatan dari perusahaan maupun di sekolah.

Mari sama-sama kita mulai pembahasannya agar dapat mengetahui penjelasan mengenai laporan supaya dapat mengetahui semuanya dengan baik, untuk itu kita langsung saja menyimak dibawah ini.

Mari kita bahas pengertian laporan terlebih dahulu dengan seksama.

Pengertian Laporan

Laporan merupakan suatu bentuk penyajian dari suatu fakta mengenai suatu keadaan ataupun suatu kegiatan. Dan pada dasarnya suatu fakta yang disajikan itu adalah tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor.

Sedangkan fakta yang disajikan adalah bahan ataupun keterangan dari informasi yang dibutuhkan. Dan berdasarkan dari suatu objektif yang dialaminya sendiri oleh si pelapor atau dilihat, didengar, dirasakan sendiri. Dan ketika si pelapor telah melaksanakan kegiatan ataupun suatu kegiatan.

Fungsi Laporan

Di dalam sebuah laporan tentu terdapat fungsi yang dimilikinya, untuk dapat mengetahui apa saja fungsi yang dimiliki dari sebuah laporan mari kita bahas di bawah ini.

  1. Sebagai bahan untuk pertanggungjawaban
  2. Sebagai alat untuk menyampaikan informasi
  3. Sebagai alat pengawasan
  4. Sebagai bahan penilaian
  5. Sebagai bahan pengambilan keputusan

Manfaat Laporan

Didalam sebuah laporan sudah tentu mempunyai manfaat didalamnya, apa saja manfaat yang dimiliki sebuah laporan ? mari langsung saja kita melanjutkan pembahasan dibawah ini.

  1. Sebagai dasar penentuan kebijakan
  2. Sebagai bahan untuk penyusunan rencana kegiatan berikutnya
  3. Dapat mengetahui perkembangan dan proses dari peningkatan kegiatan
  4. Menjadi sumber informasi

Apa fungsi dari laporan formal kecuali

Ciri-Ciri Laporan

Selain yang sudah dijelaskan diatas ada lagi ciri-ciri dari sebuah laporan, apa saja ciri-ciri tersebut? langsung saja kita melanjutkan pembahasan mengenai artikel kali ini adalah sebagai berikut.

  1. Ringkas
  2. Lengkap
  3. Logis
  4. Sistematis

Sekian penjelasan yang dapat kami berikan mengenai Laporan adalah : Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Cirinya, laporan merupakan sesuatu yang sangat penting didalam semua kegiatan yang ada.

Dimana laporan merupakan salah satu bahan untuk dapat mempertanggungjawabkan sebuah kegiatan dan juga dapat berfungsi sebagai bahan untuk mengatur acara di kegiatan yang berikutnya. Semoga bermanfaat 🙂

Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas (vokal dan konsonan) dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti '(pewarna) hitam', sedangkan /itɔm/ (dengan tekanan pada suku kedua) berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja ‘import ‘impor’

Apa fungsi dari laporan formal kecuali

5. Struktur Laporan Formal

Seperti halnya dengan tulisan-tulisan atau karangan pada umumnya, laporan harus disampaikan dalam bentuk dan struktur yang baik. Bentuk lebih banyak dipertalikan dengan cara pengetikan dan penyusunan, sedangkan struktur lebih dipertalikan dengan organisasinya. Struktur laporan, seperti juga karangan lainnya yang berbentuk buku harus meliputi unsur-unsur berikut. Unsur-unsur tersebut dapat disusun menurut kedua variasi berikut:
Seperti tampak dari bagan di atas, Pendahuluan dan Isi Laporan dapat mendahului Kesimpulan dan Saran. Bentuk yang kedua dibuat dengan pertimbangan bahwa yang paling penting bagi penerima laporan adalah Kesimpulan dan Saran. Pendahuluan dan Isi Laporan hanya mempunyai fungsi umum yaitu sebagai bahan ilustrasi atau bahan penjelasan.

a. Halaman Judul

Halaman judul biasanya pertama-tama memuat pokok atau topik laporan, kedua, orang atau badan yang akan menerima laporan, ketiga, orang atau badan yang membuat laporan, dan keempat, penanggalan laporan.



Halaman judul hanya merupakan suatu label, sebuah etiket pengenal. Sebab itu jangan mempergunakan judul yang terlalu panjang, yang hanya akan mengaburkan pokok persoalan yang akan dilaporkan.
Sebuah laporan yang bersifat rutin atau berkala, tidak memerlukan halaman judul. Penjelasan mengenai laporan bulanan, tigabulanan, tahunan, dan sebagainya, sudah menunjukkan bahwa laporan tersebut merupakan laporan rutin atau laporan berkala.

b. Surat Penyerahan

Suray penyerahan (letter of transmittal) berfungsi sebagai Kata Pengantar pada sebuah buku. Sifatnya dan panjangnya berbeda-beda sesuai dengan tujuan dan sifat topiknya. Suatu laporan yang bersifat rutin, mungkin cukup bila Surat Penyerahannya dirumuskan dalam satu atau dua kalimat. Di pihak lain Surat Penyerahan bisa menggantikan kedudukan Kesimpulan atau ikhtisar dari sebuah laporan.

Surat penyerahan biasanya mengandung fakta yang minimal diperlukan untuk membangkitkan perhatian pembaca terhadap laporan itu. Misalnya mengadakan identifikasi terhadap suatu proyek, atau menekankan pokok-pokok tertentu dari laporan itu. Dalam Surat penyerahan dapat pula dicantumkan luas-lingkup dan batas-batas masalah yang dilaporkan, di mana dan bagaimana memperoleh informasinya, dan bagaimana pula laporan itu ditulis. Dan akhirnya Surat penyerahan juga memuat nama dan tanda tangan dari penulis laporan. Karena Surat penyerahan ini merupakan suatu bentuk komunikasi yang sangat bersifat pribadi dari penulis kepada penerima laporan, maka penulis dapat mempergunakannya juga untuk menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada badan-badan atau perorangan yang telah memberi bantuan, dan akhirnya dipakai pula untuk menyatakan harapannya tentang bermanfaatnya laporan itu pada masa-masa mendatang.

c. Daftar Isi

Pada prinsipnya daftar isi laporan sama dengan daftar isi buku. Daftar isi memuat rekapitulasi dari semua judul yang ada dalam laporan itu. Dengan demikian para pembaca atau penerima laporan dapat segera mengetahui apa isi laporan itu. Pokok-pokok yang paling penting kedudukannya ditempatkan semakin ke kiri, sebaliknya semakin berkurang kepentingannya ditempatkan semakin ke kanan. Penggunaan angka-angka atau huruf-huruf sebagai penanda tingkatan judul sesuai dengan teksnya, akan lebih memudahkan pembaca mengenal struktur laporan itu.

d. Ikhtisar dan Abstrak

Pengertian ikhtisar (summary) dan abstrak (abstract) seringkali menimbulkan masalah tersendiri, karena tidak ada kesepakatan umum mengenai pengertian kedua istilah itu. Bila dianggap penggunaan istilah itu dapat menimbulkan kesulitan pemahaman, maka hal itu dapat diatasi dengan memberi batasan istilah-istilah itu terlebih dahulu sebelum dipergunakan. Namun demikian perlu pula diberi pegangan tentang pengertian istilah-istilah tersebut yang secara luas diterima dewasa ini.

1. Abstrak (Absctract)

Abstrak adalah suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada pembaca-pembaca aspek-aspek mana yang tercakup dalam sebuah uraian tanpa berusaha mengatakan apa yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu. Sebuah asbtrak dengan pengertian ini dapat dibuat untuk sebuah laporan atau untuk semua jenis tulisan yang lain. Jika ditulis sebagai suatu bagian dari laporan, maka bagian inilah yang mula-mula dihadapi pembaca, agar segera ia mengetahui aspek-aspek mana yang ditulis dalam laporan itu, tanpa mempersoalkan bagaimana pandangan penulis laporan mengenai aspek-aspek tersebut. Sesuai dengan sifatnya itu, abstrak merupakan bagian yang berdiri sendiri. Abstrak-abstrak semacam ini seringkali muncul dalam penerbitan-penerbitan khusus, untuk menyampaikan informasi mengenai suatu masalah kepada para pembaca.

Di samping istilah abstrak masih dijumpai istilah-istilah berikut: abstrak deskriptif dan abstrak informatif. Abstrak deskriptif dipakai dengan pengertian yang sama seperti dikemukakan di atas. Sebaliknya abstrak informatif dipakai dengan pengertian yang sama seperti ikhtisar seperti yang akan diterangkan di bawah.

2. Ikhtisar (summary)  

Pengertian ikhtisar, sekurang-kurangnya ikhtisar dalam hubungan dengan laporan, merupakan suatu bagian dari tulisan yang menyampaikan suatu informasi yang penting dari sebuah laporan dalam bentuk yang sangat singkat. Walaupun bentuk ikhtisar itu singkat, namun tidak sesingkat abstrak. Bila abstrak hanya menyampaikan aspek-aspek mana saja yang dikemukakan dalam laporan, maka ikhtisar memasukkan pula informasi mengenai aspek-aspek itu. Bila perbedaan antara abstrak dan ikhtisar ditinjau dari unsur-unsur pembentuk tema (lihat bab mengenai Ringkasan dan Tema) maka abstrak hanya mengandung topik persoalan, sedangkan ikhtisar mengandung topik persoalan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Seperti halnya dengan abstrak, ikhtisar sebuah laporan ditempatkan pada awal laporan dan dapat pula berdiri sendiri. Ia merupakan bagian yang sangat penting sesudah kesimpulan dan rekomendasi. Itulah sebabnya semua penerima laporan itu, cukup membaca ikhtisarnya kalau ingin menyegarkan kembali ingatannya mengenai laporan itu. Atau untuk memahami seluruh laporan dengan lebih cermat, seorang pembaca menganggap lebih dahulu harus membaca ikhtisarnya. Untuk mengetahui peminat peminat yang riil mengenai laporan yang lengkap, biasanya mula-mula ikhtisar laporan itu disebar-luaskan. Mereka yang menginginkan laporan yang lengkap dapat memintanya langsung dari badan yang berhak atas laporan itu.

Kesingkatan yang merupakan ciri dari sebuah ikhtisar dibuat dengan meninggalkan pendahuluan, perincian, contoh ilustratif, dan lain-lain, kecuali gagasan-gagasan utama. Hubungan antara ikhtisar dan laporan lengkap sama dengan hubungan antara sebuah kalimat topik dan sebuah alinea. (Lihat lebih lanjut uraian mengenai Ringkasan dan Ikhtisar).

e. Pendahuluan

Karena laporan merupakan sebuah dokumen yang akan disimpan dan berguna pada masa-masa mendatang, maka semua hal-ihwal atau latar belakang yang mempunyai sangkut-paut dengan isi laporan harus dikemukakan pula secara jelas.

Sebagai bahan untuk menyusun Pendahuluan sebuah laporan atau unsur yang dianggap sebagai latar belakang dari masalah yang akan dilaporkan dapat dikemukakan beberapa hal berikut: tujuan laporan; mengapa sebuah laporan itu ditulis; siapa yang menyuruh atau memerintahkan untuk membuat laporan itu; siapa saja yang ditugaskan untuk menyelidiki masalah tersebut dan melaporkannya, perseorangan atau satuan tugas, siapa yang memimpin satuan tugas; wilayah-wilayah mana saja yang tercakup; kapan tugas itu mulai dilaksanakan dan kapan berakhir, dan di mana serta bagaimana penulis laporan mendapatkan informasi mengenai masalah tersebut.

Atau cara lain adalah judul Pendahuluan itu dibagi-bagi atas beberapa judul bawahan yang masing-masing dijelaskan lebih lanjut dalam satu atau dua alinea. Judul bawahan tersebut misalnya: Maksud dan Tujuan, Luas Lingkup, Sumber Informasi, Autorisasi, kapan tugas dilaksanakan. Bila ada Surat Penyerahan maka penjelasan mengenai satuan tugas dan waktu pelaksanaan dapat dimasukkan dalam bagian itu.

Misalnya ada suatu daerah dilanda wabah kolera. Berdasarkan laporan yang masuk, resmi atau tidak resmi, sebuah satuan tugas Departemen Kesehatan diberangkatkan untuk meneliti dan melihat dari dekat kebenaran laporan itu. Dalam penyusunan laporan, maka hal-hal yang dapat dimasukkan dalam Pendahuluan adalah: berita mengenai wabah tersebut, perintah untuk melaksanakan penelitian, tujuan melaksanakan penelitian sesuai dengan Surat Perintah yang telah dikeluarkan, siapa yang memberi perintah, siapa saja yang ditugaskan, kapan tugas itu dijalankan dan kapan berakhir.

f. Isi Laporan

Isi Laporan menyangkut inti persoalan, dan segala sesuatu yang bertalian langsung dengan persoalan tersebut. Sebab itu isi laporan dapat meliputi: hasil pengamatan mengenai fakta-fakta yang dilaporkan, pencocokan fakta dengan data yang telah ada sebelum satuan tugas melaksanakan kewajibannya, semua masalah yang diperkirakan akan membantu atau menghambat pemecahan masalahnya, pembahasan dan hasil pembahasan mengenai pokok persoalan yang akan dilaporkan.

Bila kita mengambil kasus wabah kolera sebagai telah dikemukakan di atas, maka isi laporan akan meliputi: luas wilayah yang diserang wabah kolera, situasi daerah yang ada kaitannya yang sangat erat dengan keputusan atau kebijaksanaan yang akan diambil, jumlah penduduk beserta penyebarannya; pusat-pusat kesehatan yang terdapat dalam wilayah tersebut, jumlah tenaga medis dan para medis, persediaan obat, fasilitas pengangkutan; bilamana wabah itu mulai, di mana dan bergerak ke mana, jumlah penderita, jumlah korban yang telah meninggal; tindakan mana yang telah diambil dan bagaimana hasil yang telah diperoleh; bagaimana partisipasi dari pemerintah setempat beserta sikap masyarakat tentang wabah itu secara khusus atau terhadap kesehatan secara keseluruhan, dan bagaimana sikap mereka terhadap higiene dan sanitasi lingkungan pada umumnya. Agar isi laporan dapat mencapai sasaran dan tidak ada hal-hal yang dilupakan, sebaiknya penulis laporan membuat suatu rencana (kerangka) yang jelas dan logis serta terarah. Fakta-fakta yang diajukan hendaknya dapat dipercaya, obyektif, jelas, lengkap dan selalu diarahkan kepada tujuan yang akan dicapai. Suatu laporan yang bersifat ilmiah dapat pula mengacu kepada sejumlah karya atau tulisan ilmiah lainnya.

g. Kesimpulan dan Saran 

Seringkali pemberi tugas atau penerima laporan tidak dapat membaca seluruh laporan karena harus mengambil tindakan segera, atau karena kesibukan-kesibukan yang dihadapinya. Oleh sebab itu yang penting baginya adalah Kesimpulan dan Saran-saran yang diajukan oleh pembuat laporan, beserta abstrak atau ikhtisar yang disampaikan oleh pembuat laporan tersebut. Berdasarkan abstrak atau ikhtisar beserta kesimpulan dan saran-saran itu penerima laporan harus segera mengambil tindakan-tindakan yang tepat.

Kadang-kadang ada hal yang tidak dapat dirumuskan dalam kesimpulan, tetapi dapat muncul dalam saran-saran. Pembuat laporan bukan hanya sekedar mengetahui fakta-fakta, tetapi menghayati serta merasakan pula masalahnya. Sehingga saran-saran itu sangat diperlukan oleh orang yang akan mengambil keputusan mengenai masalah tersebut. Kesimpulan diturunkan dari fakta-fakta, dan lebih banyak mempersoalkan hubungan-hubungan logis, sebaliknya saran-saran merupakan langkah atau alternatif-alternatif mana yang dapat diambil supaya masalah itu dapat diatasi sebaik-baiknya. Dengan demikian saran-saran banyak atau sedikit dipengaruhi oleh sentuhan-sentuhan emosional. Bentuk kesimpulan tergantung pula dari isi laporan serta urutan penyajiannya. Dengan memperhatikan wabah kolera sebagai dasar, maka kesimpulan laporan itu akan berkisar pada masalah: apakah wabah itu akan bergerak terus atau tidak; perlu tidaknya menambah fasilitas darurat berupa klinik darurat, unit mobil, bagaimana peranan pemerintah daerah dan masyarakat setempat, dan apa lagi yang diharapkan dari mereka; perlu tidaknya mengikut-sertakan sebuah satuan tugas penerangan. Apa yang harus dilakukan masyarakat di kemudian hari untuk mencegah terulangnya wabah tersebut.

h. Bagian Pelengkap

Pada umumnya sesudah menyampaikan kesimpulan dan saran, laporan itu secara definitif juga selesai. Tetapi seringkali ada beberapa bagian tambahan yang dianggap perlu ada untuk melengkapi laporan itu. Bagian yang perlu dimasukkan untuk melengkapi laporan itu adalah Apendiks (lampiran-lampiran, termasuk di sini Surat Perintah atau Surat Tugas bagi orang yang membuat laporan itu, foto-foto, peta) dan bibliografi bila laporan itu dikaitkan dengan analisa ilmiah yang mempergunakan bahan-bahan pustaka.

Baca: Buku Komposisi Gorys Keraf 


 

6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut (kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris) harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis

2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah: judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau

Gramatikal dan Tidak Gramatikal Tata bahasa atau gramatika setiap bahasa mencakup kaidah-kaidah sintaksis yang mencerminkan pengetahuan penutur bahasa atas fakta-fakta tersebut. Misalnya, setiap kalimat merupakan rangkaian kata, tetapi tidak semua rangkaian kata adalah kalimat. Penutur bahasa Indonesia, misalnya, akan mengetahui bahwa kalimat berikut, yang terdiri atas kata-kata yang memiliki makna, ternyata tidak bermakna. (6)  *Kami penggaris toko kemarin di buku membeli Rangkaian kata yang mematuhi kaidah sintaksis disebut apik (well-formed) atau gramatikal. Sebaliknya, yang tidak mematuhi kaidah sintaksis disebut tidak apik (ill-formed) atau tidak gramatikal. Perhatikanlah rangkaian-rangkaian kata berikut ini. Kemudian tandailah bentuk-bentuk yang tidak gramatikal dengan tanda bintang (*) di depannya. (7)   Kami bertemu (8)   Kami mempertemukan. (9)   Kami mempertemukan mereka. (10) Dia tidur. (11) Dia menidurkan. (12) Dia meniduri. (13) Dia menidurkan anaknya.