Apakah operasi lambung bisa menyebabkan kematian

Sebelum operasi lambung dilakukan, dokter atau perawat akan memberikan sejumlah arahan kepada Anda. Pertama-tama, Anda akan menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan untuk memastikan tubuh Anda sudah siap menjalani operasi.

Pemeriksaan tersebut biasanya berupa:

  • pemeriksaan fisik,
  • tes darah,
  • rontgen dada,
  • tes fungsi paru, atau
  • elektrokardiogram (EKG).

Selama persiapan, Anda juga akan berkonsultasi dengan dokter ahli anestesi. Anda akan mendiskusikan jenis obat bius yang digunakan dan teknik pemberiannya. Jika Anda memiliki pertanyaan pada tahap ini, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter.

Satu hari atau beberapa jam sebelum operasi, Anda kemungkinan akan diminta untuk berpuasa dan tidak meminum obat atau vitamin apa pun. Pastikan Anda ditemani oleh kerabat yang akan mengantar Anda pulang setelah operasi selesai.

Prosedur operasi lambung

Prosedur operasi dapat dilakukan dalam dua cara, yakni dengan bedah terbuka (laparatomi) atau bedah minimal invasif dalam teknik yang disebut laparoskopi. Teknik yang dokter gunakan ditentukan dari jenis operasi yang Anda jalani.

Pada operasi terbuka, dokter bedah akan membuat sayatan besar pada perut Anda. Sayatan ini mempermudah dokter untuk mengakses lambung dan organ lainnya di dalam rongga perut. Dahulu, operasi bariatrik dilakukan dengan metode ini.

Kini, operasi bariatrik dan pembedahan lainnya lebih sering dilakukan dengan teknik laparoskopi (laparoscopic gastric bypass). Dokter membuat beberapa sayatan kecil, lalu memasukkan laparoskop ke dalam perut pasien.

Laparoskop adalah alat berbentuk tabung panjang dengan kamera pada ujungnya. Alat ini dapat menampilkan kondisi saluran pencernaan Anda secara langsung. Sementara itu, sayatan lainnya akan menjadi tempat untuk memasukkan alat bedah.

Setelah operasi selesai, dokter akan memastikan tak ada perdarahan di sekitar area sayatan. Rongga perut lalu dibilas dan dibersihkan dengan cairan steril. Luka sayatan besar maupun kecil kemudian ditutup dan dijahit dengan rapat.

Perawatan pascaoperasi lambung

Operasi lambung umumnya memakan waktu beberapa jam. Setelah operasi selesai, Anda akan dipindahkan ke ruang pemulihan. Tergantung jenis operasi, Anda mungkin diperbolehkan pulang atau perlu menginap selama beberapa hari di rumah sakit.

Selama 8 – 12 minggu pascaoperasi, hindari aktivitas berat yang memberikan tekanan pada perut, seperti olahraga sit-up. Jangan pula mengangkat atau mendorong benda yang bobotnya lebih dari 2,5 kg.

Anda juga perlu menerapkan pola makan untuk mengontrol asam lambung selama 7 – 10 hari ke depan. Hindari minuman atau makanan pemicu asam lambung, termasuk makanan tinggi lemak, buah-buahan asam, soda, dan minuman berkafein.

Bekas jahitan pada perut Anda mungkin akan tampak agak membengkak. Ini adalah hal yang wajar dan Anda tidak perlu khawatir. Namun, segeralah kunjungi dokter bila bekas jahitan membengkak secara berlebihan, memerah, terasa sangat nyeri, atau berdarah.

Ikutilah arahan yang diberikan dokter saat masa pemulihan, termasuk kunjungan rutin untuk melepaskan jahitan. Apabila Anda memiliki kekhawatiran tertentu, jangan ragu untuk menanyakannya kepada dokter.

KOMPAS.com – Penyakit asam lambung terjadi ketika asam lambung kembali naik ke kerongkongan, yakni saluran yang menghubungkan mulut dan perut.

Naiknya asam lambung tidak perlu dikhawatirkan, jika jarang atau hanya sesekali terjadi.

Sementara itu, orang yang lebih sering mengalami asam lambung naik, mungkin menderita GERD yang dikaitkan dengan lebih banyak gejala dan komplikasi.

Adapun gejala umum GERD adalah bau mulut, nyeri dada, batuk, sulit menelan, maag, gangguan pencernaan, mual, dan sakit tenggorokan.

Meski GERD bukan kondisi yang mengancam nyawa, GERD dapat menyebabkan masalah kesehatan dan komplikasi serius jika tidak ditangani.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Asam Lambung Naik saat Puasa

Dilansir dari Healthline, berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang serius yang dapat muncul akibat GERD.

1. Esofagitis

Asam lambung yang sering terjadi dapat memicu peradangan di kerongkongan, yang dikenal sebagai esofagitis.

Esofagitis membuat sulit menelan. Gejala esofagitis lainnya meliputi sakit tenggorokan, suara parau, dan maag.

2. Bisul esofagus

Asam lambung dapat merusak lapisan esofagus hingga menyebabkan tukak yang menyakitkan seperti tukak esofagus.

Tukak esofagus dapat menimbulkan gejala mual, maag, tinja berdarah, gangguan pencernaan, dan sensasi terbakar di area dada.

Baca juga: Daftar Makanan untuk Penderita Asam Lambung, Apa Saja?

Jika tidak diobati, tukak esofagus dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti tukak berdarah atau lubang di esofagus.

3. Striktur esofagus

Asam lambung yang tidak diobati dapat memicu peradangan, jaringan parut, atau pertumbuhan jaringan abnormal di kerongkongan.

Akibatnya, kerongkongan menjadi lebih sempat dan kencang. Kondisi ini dikenal sebagai penyempitan esofagus.

Esofagus yang menyempit membuat menelan terasa sakit dan sulit sehingga makanan dan minuman lebih susah mengalir dari kerongkongan ke perut.

4. Pneumonia aspirasi

Asam lambung yang naik ke tenggorokan atau mulut bisa terhirup oleh paru-paru dan dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.

Baca juga: Ilmuwan Jelaskan Bagaimana Kecemasan Bisa Sebabkan Asam Lambung Naik

Infek paru-paru ini menyebabkan gejala demam, batuk dalam, nyeri dada, sesak napas, kelelahan, kulit berwarna kebiruan, dan kematian.

5. Kerongkongan barrett

Kerusakan di esofagus yang disebabkan oleh asam lambung dapat memicu perubahan sel pada lapisan esofagus.

Dengan esofagus barrett, sel skuamosa yang melapisi esofagus bagian bawah digantikan oleh sel kelenjar.

Ada sedikit risiko bahwa sel kelenjar ini bisa menjadi kanker dan menyebabkan kanker esofagus.

6. Kanker esofagus

Orang yang menderita GERD berisiko sedikit lebih tinggi terkena kanker esofagus yang dikenal sebagai adenokarsinoma esofagus.

Baca juga: 4 Alasan Penyakit Asam Lambung Semakin Parah Ketika Kita Bertambah Tua

Kanker esofagus menyerang bagian bawah kerongkongan dan menyebabkan gejala sulit menelan, berat badan turun, nyeri dada, batuk, mulas yang parah, dan gangguan pencernaan yang parah.

Kanker esofgus seringkali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Biasanya, gejala mulai dirasakan setelah kanker mencapai tahap yang lebih lanjut.

Apakah operasi lambung berbahaya?

Salah satu risiko yang dapat terjadi akibat operasi pemotongan lambung adalah sindrom dumping. Sindrom ini dapat membuat pasien mual, muntah, kram, atau diare beberapa saat setelah makan. Selain itu, sindrom dumping juga bisa membuat kadar gula darah naik dan turun terlalu cepat.

Apakah lambung yg luka bisa menyebabkan kematian?

Tukak lambung merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dianggap sepele. Padahal, kondisi ini dapat menyebabkan lambung pecah, yang dapat berujung pada kematian. Tukak lambung adalah luka yang terjadi pada lapisan lambung akibat terkikisnya lapisan diding lambung.

Berapa lama proses penyembuhan operasi lambung?

Perawatan pascaoperasi lambung Tergantung jenis operasi, Anda mungkin diperbolehkan pulang atau perlu menginap selama beberapa hari di rumah sakit. Selama 8 – 12 minggu pascaoperasi, hindari aktivitas berat yang memberikan tekanan pada perut, seperti olahraga sit-up.