Apakah asam lambung bisa menyebabkan stroke

Nationalgeographic.co.id - Hampir 140.000 orang Amerika meninggal setiap tahun karena stroke, yang merupakan salah satu dari lima penyebab kematian di negara tersebut. Penyakit ini juga merupakan penyebab utama kecacatan, mengurangi mobilitas pada banyak korban yang berusia di atas 65 tahun.

Stroke umumnya disebut sebagai serangan otak, yang dapat terjadi ketika darah dan oksigen tidak dapat mencapai otak. Penyakit ini dapat memiliki efek langsung, tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh.

Menurut Stroke Association, ada dua jenis utama stroke. Stroke iskemik didefinisikan sebagai "sumbatan yang memotong suplai darah ke otak, sementara stroke yang disebabkan oleh pendarahan di atau sekitar otak disebut sebagai stroke hemoragik.

Baca Juga: Jangan Remehkan Asam Lambung, Ini 4 Bahaya yang Bisa Terjadi

Stroke iskemik adalah yang paling sering terjadi, di mana sekitar 87% dari semua kasus stroke berasal dari jenis ini. Hal ini terjadi karena pembentukan substansi lemak yang mengeras di arteri yang dapat menyebabkan potongan plak yang terpisah, yaitu gumpalan darah. Biasanya, gumpalan akan menempel sendiri di arteri yang menghubungkan ke otak, mencegah aliran darah yang penting.

Di sisi lain, pada stroke hemoragik yang jarang terjadi, pembuluh darah itu sendiri pecah. Pembuluh darah mungkin terletak di dalam otak atau di permukaan otak. Pecahnya pembuluh darah tersebut bisa menyebabkan pembengkakan dan pendarahan di sekitar tengkorak serta kerusakan sel dan jaringan di sekitarnya.

Baca Juga: Ingin Menghindari Penyakit Jantung? Cobalah Tidur Siang

Setelah stroke terjadi, orang tersebut akan menampilkan satu atau lebih tanda-tanda yang terlihat, seperti berbicara cadel. Tanda utama lainnya adalah mati rasa dan kelemahan pada satu sisi wajah dan tubuh. Misalnya, salah satu mata atau satu sisi mulut mungkin terkulai.

Orang itu mungkin juga tidak bisa menggerakkan lengan atau tungkai di satu sisi tubuh. Gejala lain antara lain kebingungan tiba-tiba, penglihatan kabur, kehilangan keseimbangan, kurangnya koordinasi, dan sakit kepala akut.

"Hal tersulit yang harus Anda lakukan adalah mengenali gejala stroke," kata Jean D. Luciano, CRNP, wakil direktur Stroke Team di Comprehensive Stroke Center di Penn Medicine dan praktisi perawat di Penn Medicine Neuroscience Centre.

"Jika Anda mengamati gejala apa pun, Anda harus segera menelepon 911," ujarnya, menekankan bahwa pengobatan sangat sensitif terhadap waktu, sehingga orang harus bereaksi dengan cepat.

Baca Juga: Akibat Polusi Udara, Banyak Anak-anak Mengidap Penyakit Mental

National Institutes of Health (NIH) mencatat banyak faktor risiko untuk stroke, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung. Penggunaan alkohol dan kokain, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan diet yang tidak sehat juga dianggap sebagai faktor risiko stroke. Mereka yang memiliki saudara yang mengalami stroke juga berisiko tinggi.

Berdasarkan usia, jenis kelamin dan ras, beberapa kelompok lebih mungkin mengalami stroke. "Risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Pada usia yang lebih muda, laki-laki lebih mungkin mengalami stroke daripada perempuan. Namun, perempuan lebih mungkin meninggal karena stroke," NIH menyatakan.

Stroke juga lebih sering dialami oleh orang dewasa Afrika-Amerika, Alaska asli, dan India-Amerika, dibandingkan dengan orang dewasa kulit putih, Hispanik, atau Asia-Amerika. 

"Stroke adalah salah satu penyakit yang dapat menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi tubuh dan bahkan kematian. Sebelum masalah ini semakin parah, ada baiknya untuk mengetahui beberapa keluhan yang timbul saat stroke masih dalam tahap ringan."

Halodoc, Jakarta - Sudah enggak asing kan dengan stroke? Beberapa dekade ke belakang, stroke seringkali dikaitkan dengan lansia. Namun, kini tak sedikit orang-orang di usia produktif (berusia di bawah 35 tahun) yang mesti berhadapan dengan stroke. Ingat, stroke di usia muda bisa berujung pada kondisi yang sangat serius, lho.


Stroke juga dikenal sebagai the silent killer, lantaran penyakit ini sangat berbahaya dan bisa membunuh secara diam-diam akibat kelumpuhan otak. Kalau tak menyebabkan kematian, stroke di usia muda masih bisa membawa dampak kecacatan bagi pengidapnya. Mengerikan, bukan?

Nah, menyoal stroke ini, ada satu hal yang tak boleh dilupakan, yaitu stroke ringan atau transient ischaemic attack (TIA). Meski menyandang kata “ringan”, tetapi TIA tau stroke ringan tak boleh diabaikan. Sebab bisa menimbulkan dampak serius di kemudian hari.

Pertanyaannya, seperti apa sih gejala dari stroke ringan?

Mulai dari Masalah Indra hingga Saraf

Gejala stroke ringan kebanyakan terjadi secara tiba-tiba. Boleh dibilang gejala stroke ringan atau TIA hampir serupa dengan stroke. Bedanya, gejala stroke ringan hanya berlangsung beberapa menit dan akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan jam.

Lalu, seperti apa sih gejala stroke ringan yang umumnya dialami oleh pengidapnya? Nah, berikut beberapa gejalanya menurut ahli di National Institutes of Health - MedlinePlus.

  1. Perubahan pada indra, seperti pendengaran, penglihatan, rasa, dan sentuhan.
  2. Perubahan kewaspadaan (termasuk kantuk atau tidak sadar)
  3. Perubahan mental, seperti kebingungan, kehilangan ingatan, kesulitan menulis atau membaca, berbicara atau memahami orang lain.
  4. Masalah otot, contohnya kelemahan otot, kesulitan menelan, atau berjalan.
  5. Pusing atau kehilangan keseimbangan dan koordinasi
  6. Kurangnya kontrol atas kandung kemih atau usus.
  7. Masalah saraf, seperti mati rasa atau kesemutan pada satu sisi

Ingat, segeralah temui atau tanyakan pada dokter bilang mengalam gejala stroke ringan di atas. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.

Selain gejala-gejala di atas, ada pula gejala lainnya yang mungkin muncu. Contohnya:

  • Peningkatan tekanan darah mendadak.
  • Salah satu sisi mulut dan wajah penderita terlihat turun.
  • Kelelahan tiba-tiba.
  • Kesemutan tubuh.
  • Cara bicara jadi kacau dan tidak jelas.
  • Lengan atau kaki mengalami kelumpuhan atau sulit diangkat.
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi tubuh.
  • Diplopia (pandangan ganda).
  • Pandangan menjadi kabur atau kebutaan.
  • Kesulitan memahami kata-kata orang lain.

Umumnya sekitar 70 persen gejala stroke ringan bisa hilang kurang dari 10 menit atau 90 persen akan hilang kurang dari empat jam.

Gejalanya sudah, lalu bagaimana dengan penyebabnya?

Gumpalan yang Akan Hancur dengan Sendirinya

Umumnya stroke mini ini disebabkan karena gumpalan berukuran kecil yang tersangkut dalam pembuluh darah otak. Gumpalan tersebut bisa saja berupa gelembung udara atau lemak.

Nah, penyumbatan ini nantinya akan menghambat aliran darah dan memicu kurangnya nutrisi dan oksigen pada bagian tertentu di otak. Kondisi inilah yang menyebabkan terganggunya fungsi otak.

Lalu, apa bedanya TIA dengan stroke? Gumpalan penyebab stroke ringan akan hancur dengan sendirinya. Dengan kata lain, otak akan kembali berfungsi normal, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang bersifat permanen.

Lampu Kuning Bagi Pengidapnya

Hal yang perlu digarisbawahi, meski stroke ringan tak menyebabkan gangguan permanen, tetapi kondisi ini menjadi sebuah peringatan. Peringatan kalau pengidapnya berisiko tinggi mengalami stroke di kemudian hari. Tuh, seram kan?

Oleh karena itu, segeralah temui dokter ketika mengalami gejala-gejala stroke ringat. Tujuannya jelas, untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi yang bisa terjadi.

Menurut WHO penyakit kardiovaskular (CVD) adalah penyebab kematian nomor 1 di dunia. Diperkirakan menyebabkan 17,9 juta kematian setiap tahun. CVD merupakan sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit jantung rematik, dan kondisi lainnya. 

Nah, empat dari 5 kematian CVD disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. Hal yang bikin resah, sepertiga dari kematian ini terjadi sebelum waktunya pada orang di bawah 70 tahun.

Meski stroke sangat berbahaya, untungnya penyakit ini masih bisa dicegah lewat beragam cara. Menurut penjelasan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dalam Kementerian Kesehatan RI - Sehat Negeriku!, penyakit kardioserebrovaskuler, seperti stroke dan penyakit jantung koroner dapat dicegah dengan mengubah perilaku yang berisiko.

Contohnya, tidak merokok atau mengisap tembakau, melakukan diet sehat dengan gizi seimbang, menjaga berat badan tepat ideal (mencegah obesitas), tidak mengonsumsi alkohol, dan rutin berolahraga. Bagaimana, tertarik untuk mencobanya?

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Apa yang menyebabkan stroke ringan?

Kenali Gejala Stroke Ringan Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, seperti wajah, lengan, atau kaki. Cara berbicara menjadi kacau, cadel, dan tidak jelas. Kebingungan atau kesulitan memahami perkataan orang lain. Pandangan mata kabur atau bahkan mengalami kebutaan di salah satu atau kedua mata.

Kenapa penyakit asam lambung bisa menyebabkan kematian?

Asam lambung yang naik ke tenggorokan atau mulut bisa terhirup oleh paru-paru dan dapat menyebabkan pneumonia aspirasi. Infek paru-paru ini menyebabkan gejala demam, batuk dalam, nyeri dada, sesak napas, kelelahan, kulit berwarna kebiruan, dan kematian.

Apakah penyakit asam lambung dan darah rendah berbahaya?

Jika kadarnya terlalu rendah, tubuh akan kehilangan kemampuan mencerna dan menyerap nutrisi dengan baik. Asam lambung yang rendah tanpa diatasi juga bisa menyebabkan menyebabkan kerusakan pada sistem gastrointestinal, infeksi, dan berbagai penyakit kronis.

Apakah asam lambung dan maag bisa kambuh secara bersamaan?

Jika kamu merasakan nyeri di ulu hati, bisa saja kamu mengalami salah satu gangguan lambung, seperti Gerd, maag, maupun masalah pencernaan lainnya. Namun tak jarang, Gerd dan maag terjadi di saat bersamaan.