Apa yg di maksud topik tujuan dan tesis

A. Topik dan Judul

Topik berarti pokok pembicaraan, pokok pembahasan, pokok permasalahan, atau masalah yang di bicarakan. ‘Topik karangan adalah suatu hal yang akan di garap menjadi karangan.

Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan sudut pandang atau variabel yang akan di bahas.

Berdasarkan uraian di atas kini dapat diketahui persamaan dan perbedaan antara topim dan judul. Persamaannya yaitu dalam hal sama-sama dapat menjadi judul karangan. Sedangkan perbedaannya yaitu, topik adalah “payung besar” yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya, sedangkan judul lebih spesifik dan mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah dan sering telah menggambarkan sudut pandang penulisnya.

Untuk mempersempit pokok pembicaraan ada beberapa cara yang lazim dilakukan. Cara pertama adalah dengan memecah poko pembicaraan menjadi bagian-bagian yang makin kecil yang disebut subtopik. Cara kedua ialah dengan menulis pokok umum dan membuat daftar aspek khusus apa saja dan pokok itu secara berurutan ke bawah. Cara ketiga dapat dilakukan dengan mengajukan lima pertanyaan berikut mengenai pokok pembicaraan: apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana.

Contoh berikut ini adalah hasil cara pertama dan cara kedua untuk mempersempit atau membatasi topik supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya.

  1. a) Menurut tempat
  2. b) Menurut waktu/periode/zaman
  3. c) Menurut hubungan sebab-akibat
  4. d) Menurut pembagian bidang kehidupan manusia
  5. e) Menurut aspek khusus-umum/individual-kolektif
  6. f) Menurut objek material dan objek formal

B. Tema dan Tesis

Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan tertentu yang akan dituangkan oleh penulis dan karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatarbelakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya.

Jika seseorang memikirkan sesuatu (tema) tentulah terkandung maksud, tujuan, atau sasaran tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dan tujuan itu disebut tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis.

Jika penulis merasa dalam kerangka karangannya cukup dengan merumuskan tesis, maka ia tidak perlu lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup, penulis perlu merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusunan bab dan subbab dalam karangannya nanti. Perhatikan contoh berikut ini:

Topik: Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif

Tesis: Mengemukakan pendapat haruslah secara logis dan sistematis dengan

menggunakan bahasa yang tepat.

C. Kerangka (Outline) Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah untuk mengatur hubungan antara gagasan-gagasan. Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut (Keraf, 1998:195-196).

  1. a) Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali, serta mencegah pengarang keluar dari sasaran yang sudah ditetapkan.
  2. b) Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya.
  3. c) Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh karangan sudah “selesai” karena semua ide sudah dikumpul, dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimatnya saja untuk “membunyikan” ide dan gagasannya.
  4. d) Kerangka karangan merupakan miniatur dan keseluruhan karangan. Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur karangan secara menyeluruh.
  5. Bentuk Kerangka Karangan

1. Bentuk kerangka karangan ada dua macam, yaitu:

  1. Kerangka topik. Kerangka topik  terdiri atas kata, frasa, klausa, yang di tandai dengan kode yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan.
  2. Kerangka karangan. Kerangka karangan lebih bersifat resmi dan unsur-unsurnya tampil berupa kalimat lengkap. Kerangka kalimat banyak dipakai pada proses awal penyusunan outline. Jadi, kerangka dapat saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan kerangka topik.

Hubungan di antara gagasan yang di tunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode berupa huruf dan angka. Agar karangan terstruktur rapi, pengarang harus membagi-bagi gagasan dan menempatkannya sedemikian rupa dalam bab dan subbab.

2. Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu:

a. Pola Alamiah

Kerangka karangan yang berpola alamiah mengkikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Urutan bab dan subbab dalam kerangka berpola alamiah dapat dibagi dua, yaitu:

Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung stadion, lokasi/wilayah tertentu.

Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan) kronologi peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun yang merupakan rangkaian peristiwa.

b. Pola Logis

Pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara berpikir ada beberapa macam dan pendekatannya berbeda-beda bergantung sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang akan ditulis. Adapun macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan masalah, dan umum-khusus.

Langkah-Langkah Menulis Karangan

  1. Pemilihan Topik, maksudnya pilih pokok bahasan tertentu dan tentukan ruang lingkupnya.
  2. Perumusan Tema, yaitu tetapkan tujuan dan sasaran, serta merumuskan pokok pikiran.
  3. Penyusunan Outline, artinyasesuaikan bentuk dan jenis karangan dengan metode penelitian.
  4. Pengumpulan Data, adalah laksanakan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
  5. Penulisan Draft (Konsep), artinya klasifikasikan data, lalu susun menjadi wacana.
  6. Penyuntingan Wacana, yaitu suntinglah kaidah bahasa, diksi, kalimat, dan alinea.

2.1  Pengertian Topik

Topik merupakan suatu pokok dari sebuah pembicaraan atau sesuatu yang akan menjadi landasan dalam penulisan sebuah artikel.

Syarat utama sebuah topik :

1  Topik yang dipilih harus menarik perhatian,

2. Dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca,

3. Topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real, dll

Topik adalah pokok pembicaraan, pokok bahasan, atau masalah yang akan dibahas. Sebagai pokok atau pangkal bahasan, topik harus di identifikasi terlebih dahulu sebelum kegiatan menulis dilakukan. Topik bisa juga disebut pokok bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis untuk menghasilkan sebuah tema dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat terdiri dari satu kata saja. Topik ini dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang harus di identifikasi agar terkuak apa maksud dibalik topik yang dipilih. Jadi kita harus memilih salah satu agar kita bisa membatasi topik tersebut (spesifikasi).

A. Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam memilih Topik :

1.Pelaku topik2.Dasar-dasar topik3. Objek topik4. Tujuan topik

5. Manfaat topic

2.1.1 Syarat-syarat topik

1.         Menarik perhatian, yaitu yang mampu menimbulkan rasa ingin tahu dari pembaca.

2.         Tidak terlalu luas, yaitu topik yang disajikan tidak boleh terlalu luas karena nantinya akan menimbulkan karangan yang tidak pada intinya atau terlalupanjang.

3.         Tidak terlalu sempit, topik yang dibuat tidak boleh yang tidak dapat berkembang atau terlalu sempit untuk dapat dikembangkan menjadi sebuah karangan atau karya tulis.

4.         Bahan-bahannya mudah diperoleh.

5.         Topik tersebut mencakup keseluruhan isi tulisan, yaitu mampu menjawab pertanyaan, masalah apa yang sedang hendak ditulis.

Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan.Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan.Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas.Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan masih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.

2.1.2 beberapa fungsi dari topik, antara lain:

1.         Menjiwai seluruh pembahasan : pendahuluan keseluruhan isi (latarbelakang masalah, tujuan, ruang lingkup), bahasanutama (uraian, oilustrasi, deskripsi, pembuktian,narasi, penjelasan); dan simpulan.

2.         Mengendalikan variabel/konsep yang telah dirumuskan : topik yang terdiri dari duavariabel,  Memudahkan pembahasannya juga terkait dengan hubungan tersebut. pengembangan ide bagi penulis, bagipembaca memudahkan pemahaman. Memberikan daya tarik bagi pembaca.

2.1.3 Menentukan topik

1.         pilihah topik yang menyangkut masalah yang tengah dihadapi masyarakat luas.Misalnya, ketika masyarakat saat ini sedang kesulitan mendapatkan bahan bakar murah maka dengan membuat buku tentang ”bahan bakar alte, alternatif murah untuk rumah tangga” akan menarik banyakpembaca.

2.         pilihlah topik yang bersifat how to?. Ketika Anda memilih menulis tentang bahan bakar alternatif, maka isinya sebagainya tidak hanya tentang apa itu bahan bakar murah, namun juga bagaimana membuatnya untuk skala rumah tangga. Karena ketika diberbicara panjang lebar tentang bahan bakar alternatif tapi nyatanya sulit untuk diterapkan maka buku Anda bakal kehilangan daya tariknya.

3.          kalaupun tidak bersifat praktis, pilihlah topik yang terkait orang-orang ternama atau peristiwa yang jadi sedang menjadi perbincangan. Usahakan apa yang Anda ulas adalah sesuatu yang spektakuler yang belum pernah diulas sebelumnya. Seperti menjelang pelantikan Barack Obama, di Indonesia terjadi demam Obama. Apalagi ia sempat tinggal di Jakarta. Maka buku yang berjudul “ Masa Kecil Obama di Menteng” , bakal menarik banyak orang untuk membaca. Apalagi jika yang diangkat adalah hal yang bertolak belakang dengan persepsi masyarakat kebanyakan. Misalnya “Obama: si Bodoh yang menjadi Presiden”. Tentu topik ini menarik karena dalam pandangan kebanyakan orang yang menjadi presiden Amerika Serikat adalah orang pintar.

2.1.4    Syarat – syarat menentukan Topik :

Dalam pembuatan topik maka terdapat beberapa persyaratan,yaitu:
1.   Topik hendaknya menarik untuk dibahas.

Topik yang menarik bukan bagi penulisnya saja tetapi diperkirakan juga menarik untuk pembaca.Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha untuk secara serius mencari data yang penting dan relevan dengan masalah yang sedang dikarang,serta akan menimbulkan kegairahan dalam mengembangkannya dan akan mengundang minat pembaca.

2.   Dikuasai penulis.

Penulis hendak memiliki pengetahuan mengenai pokok-pokok permasalahan.Topik merupakan sesuatu yang lebih diketahui penulis daripada pembacanya.

3.   Menarik dan aktual.

Minat pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan penulis walaupun yang menarik minat itu amat tergantung pada situasi dan latar belakang pembaca itu sendiri,namun hal-hal berikut merupakan sesuatu yang diminati masyarakat secara umum:yang aktual, penting, penuh konflik,rahasia,humor,atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembaca.

4.   Topik tidak terlalu luas atau membatasi

Apabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal,sebaliknya topik yang terlalu sempit dalam sebuah karangan ilmiah, pembahasannya terlalu khusus tidak banyak berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.Pembatasan ruang lingkup memungkin penulis untuk mengarang dengan penuh keyakinan dan penuh percaya diri. Pembatasan topik dapat memberikan kesempatan bagi penulis untuk meneliti dan menelaah masalah yang akan ditulisnya secara intensif. Contoh untuk mempersempit atau membatasi topik untuk lebih speifik dari topik sebelumnya:

a)      Menurut tempat

Negara tertentu lebih khusus daripada dunia.”Bandung Daerah Wisata” dapat dipersempit “Tangkuban Perahu Daerah Wisata”.

b)      Menurut waktu atau periode / zaman

“Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi “Perdagangan Pada Zaman Majapahit”.

c)      Menurut sebab akibat

“Krisis Moneter” dapat dikhususkan menjadi “ Banyaknya Perusahaan Yang Gulung Tikar”.

d)     Menurut pembagian bidang kehidupan manusia

Poleksosbud,agama,kesenian,…dan sebagainya.Karangan tentang “ Usaha Pemerintah Dalam Ekonomi “ dapat diperkhususkan lagi menjadi “ Kebijakan Inflasi Dalam Bidang Ekonomi Pada Masa Krisis Moneter “.

e)      Menurut aspek khusus umum / indivial kolektif

“ Dampak Globalisasi Bagi Masyarakat Di Jakarta “.

f)       Menurut objek material dan objek formal.

Objek material adalah bahan yang dibicarakan .Objek formal adalah sudut dari mana bahan itu kita tinjau,misalnya” Kesusastraan Indonesia ( objek material ) “ Ditinjau dari Sudut Gaya Bahasanya “ ( Bahan formal ). “ Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut Pembentukan Kader-kader Baru,”Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi Agama “.

5.   Topik yang dipilih sebaiknya:

a. Tidak terlalu baru

Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah populer.

b. Tidak terlalu teknis

Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada.

c. Tidak terlalu kontroversial

Suatu tulisan yang mempunyai topik krontroversial menguraikan hal-hal di luar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya.

Sasaran Belajar

Setelah mempelajari materi bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :

1.     Merumuskan tujuan penulisan dalam bentuk tesis;

2.     Merumuskan tujuan penulisan dalam bentuk pertanyaan maksud;

3.     Mengemukakan sumber bahan berupa inteferensi dan pengalaman;

4.     Menjelaskan beberapa cara memperoleh inferensi;

5.     Menjelaskan penggunaan kartu informasi dalam bentuk kutipan, parafrase, rangkuman, dan ulasan.

1.        Pendahuluan

Penyusunan karangan ilmiah diperlukan adanya rumusan tujuan penulisan rumusan tujuan penulisan dalah suatu gambar tau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkandi dalam penulisan selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan, maka dapat diketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan, bahan apa yang diperlukan, organisasi karangan macam apa yang akan diterapkan, dan mungkin juga sudut pandang apa yang akan dipilih. Penentuan tujuan merupakan penentuan yang pokok yang akan mengarahkan dan membatasi penentuan-penentuan khusus yang akan dilakukan selanjutnya.

Tujuan penullisan dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu :

(1)   Dalam bentuk tesis, dan

(2)   Dalam bentuk pernyataan maksud.

Jika tulisan itu akan mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan, maka dapat dinyatakan dalam bentuk tesis. Tetapi, jika suatu tulisan itu tidak mengembangkan gagasan serupa itu, maka tujuan itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan maksud.

2.        Tujuan penulisan dalam Bentuk Tesis

Tesis ialah perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan. Sebuah tesis adalah sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan. Fungsi tesis bagi sebuah  karangan adalah  sama seperti kalimat topik atau kalimat utama utama bagi sebuah alinea (paragraf). Secara formal tesis dapat dibatasi sebagai berikut : tema yang bentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi yang bertindak  sebagai gagasan sentral kalimat tadi

Contoh berikut ini memperlihat kan bagaimana membuat perumusan dari tesis  itu, dan kedudukan topik dan tujuan yang bertindak sebagai gagasan utama kalimat itu.

Topik        :   Pendidikan pada zaman Penjajahan dan Dewasa ini.

Tujuan      :   Menunjukkan perbedaan antara kedua sistem pendidikan tersebut.

Tesis         :   perbedaan antara sistem pendidikan dewasa ini  dapat dilihat dari beberapa aspek,  natara lain dari aspek atau segi politik,kebudayaan, sosial dan ekonomi.

Tesis di atas menyampaikan kepada pembaca bahwa  topik dari karangan itu mempersoalkan pendidikan pada zaman penjajahan dan pendidikan sesudah memeperoleh kemerdekaan.  selanjutnya tesis itu juga menunjukkan bahwa perbedaan antara kedua sistem pendidikan itu dapat di lihat dari sekurang-kurangnya empat segi, yaitu : politik, kebudayaan,sosial, dan ekonomi.

Contoh lain sebuah tesis :

Tesis       Sistem pendidikan di Indonesia dewasa ini dirasakan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang modern sehingga perlu  diperbaiki/diperbarui.

Tesis diatas memberitahukan kepada para pembaca bahwa uraian selanjutnya mengenai sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan bangsa dan perlunya pembaruan sistem tersebut. Jadi, dari kalimat itu pembaca dapat memperkirakan bahwa uraian selanjutnya akan mencakup : (1) sistem pendidikan di Indonesia dewasa ini ditinjau dari kebutuhan bangsa Indonesia sebagai bangsa ynag modern, dan (2) kearah Pembaruan sistem pendidikan di Indonesia.

Untuk menghasilkan tesis yang baik dan efektif, maka suatu tesis hendaknya terbatas, mengandung kesatuan danketetapan. Sebuah tesis dikatakan terbatas, bila sudah ditetapkan pendekatan mana yang harus dipergunakan, bagian mana yang boleh diuraikan secara mendetail, dan bagian mana yang sama sekali tidak boleh. Tesis yang terbatas juga akan membatasi sampai dimana pembahasan akan dilakukan. Tesis seperti “ Banyak kekayaan tersimpan di lautan Indonesia “ adalah contoh tesis yang umum, tidak cukup terbatas. Tesis ini mungkin dapat dipecahkan ke dalam beberapa tujuan.

Contoh

Tesis (umum) : Banyak kekayaan tersimpan di lautan Indonesia

Terbatas :     1).  Di perairan Indonesia banyak hidup tiram muiara yang mungkin dapat dibudidayakan.

                            2).  Lautan Indonesia meru[akan sumber energi potensial di masa mendatang.

                     3).  Jika dibandingkan dengan kekayaan di daratan, kekayaan di lautan Indonesia belum banyak dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia.

Sebuah tesis yang baik harus memiliki kesatuan. Yang dimaksud dengan kesatuan adalah hanya terbatas satu gagasan sentral dalam tesis itu. Oleh sebab itu tesis hanya boleh mengambil bentuk kalimat tunggal atau kaliamat majemuk bertingkat, bukan kalimat majemuk setara.

Contoh :

Tesis     :     Sistem studi terpimpin mempunyai beberapa kelemahan yang menonjol

Sebuah tesis harus memiliki syarat keteepatan, sebuah tesis harus dirumuskan dengan kata-kata yang hanya boleh mengandung satu interpretasi. Sebab itu, rumusan sebuah tesis harus mempergunakan kata-kata yang lebih khusus dan menghindari frase-frase ynag umum.

3.        Tujuan Penulisan dalam Bentuk Pernyataan Maksud

Di atas telah diuraikan, tesis hnaya terdapat di dalam tulisan ynag mengembangan gagasan secara dominan. Karangan yang mengembangkan gagasan sentral perlu mempergunakan tesis. Akan tetapi karangan yang mengandung maksud-maksud tertentu, tidak bermaksud mengembangkan sebuah gagasan sentral, harus dirumuskam dengan penyataan maksud. Jadi, karangan yang dirumuskan dengan mempergunakan pernyataan/pengungkapan maksudbertujuan untuk memberi suatu gambaran atau mengungkapkan atau kesan, misalnya tema-tema mengenai kenang-kenangan, autobiografi, deskripsi, dan narasisemuanya tidak bermaksud untuk mengembangkan sebuah gagasan sentral. Tetapi tulisan – tulisan semacam itu dapat dirumuskan ke dalam pernyataan/pengungkapan maksud.

Perhatikan contoh berikut ini bagaimana merumuskan sebuah pengungkapan maksud.

Topik      :   Kebiasaan-kebiasaan kampus

Tujuan    :   Menggambarkan dan mengadakan penilaian terhadap beberapa kebiasaan kampus yang paling populer.

Pernyataan/Pengungkapan Maksud :

Dalam uraian ini penulis akan berusaha menggambarkan dan mengadakan penilaian terhadap beberapa kebiasaan kampus yang paling populer, sehingga dapat dijadikan pegangan sejauh mana kita boleh mengikuti atau menolak kebiasaan-kebiasaan semacam itu.

Dengan merumuskan sebuah pernyataan/Pengungkapan maksud, maka gamabaran dan ingatan kita kepada kejadian atau persoalan itu akan menjadi lebih hidup, sehingga membangkitkan semangat kita sebagai penulis untuk merangkaikan kata-kata yang lebih tepat. Pembaca harus merasakan juga peristiwa/kejadian seperti yang dirasakan oleh penulis dalam pengungkapannya. Kata-kata atau ungkapan-ungkapan ynag biasa dipergunakan oleh penulis untuk pernyataan/pengungkapan maksud, seperti : akan menggambarkan, akan menguraikan, akan mengemukakan, akan menceritakan, atau semacamnya.

Perhatikan contoh-contoh pernyataan/pengungkapan maksud di bawah ini :

1)        Saya akan menceritakan apa yang kulihat, kudengar, dan kurasakan tentang keganasan gerombolan yang merajalela di kampung kami beberapa tahun lampau, agar pembaca dapat membayangkan betapa kecemasan dan ketakutan senantiasa memagut diri kami detik demi detik, siang dan malam.

2)        Dalam makalah ini akan menguraikan bagaimana pujian dapat meningkatkan motivasi belajar anak-anak SD

3)        Penulis ingin mengemukakan peristiwa-peristiwa ynag mendahului pecahnya Perang Diponegoro.

4)        Tujuan makalah ini ialah membahas perbedaan pandangan politik tokoh X dan Y mengenai tindakan pemerintah Z terhadap gerilyawan.

5)        Apa yang menyebabkan kenakalan remaja pada umumnya? Penulis akan mengemukakan tiga hal yang erat hubungannya dengan pendidikan keluarga.

Contoh-contoh pernyataan/pengungkapan maksud di atas tidak hanya mengungkapkan tujuan penulis, melainkan juga menunjukkan arah pengembangan karangan selanjutnya. Pernyataan ini sekaligus mencakup struktur tulisan dan bahan yang diperlukan.

4.        Bahan Penulisan

Jika tujuan penulisan sudah jelas, maka dapat ditentukan bahan atau materi penulsian, macamnya, dan beberapa luasnya. Yang dimaksud dengan bahan Penulisan ialah semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Data tersebut mungkin merupakan contoh-contoh perincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungna sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan, dan sebagainya ynag dapat membantu dalam mengembangkan topik.

Bahan penulisan dapat dikumpulkan, baik pada tahap prapenulisan maupun pada tahap penulisan. Untuk suatu masalah kecil yang tujuannya sudah jelas dalam pikiran, maka penetapan dan pengumpulan bahannya dapat dilakukan pada tahap penulisan. Tetapi untuk suatu karangan besar seperti skripsi kesarjanaan, bahannya harus dikumpulkan lebih dahulu sebelum tahap penulisan yang sebenarnya dimulai. Mungkin memerlukan bahan dari beberapa sumber informasi, bahkan mungkin harus mengadakan pengamatan atau penelitian yang membutuhkan waktu yang lebih lama.

5.        Sumber Bahan Penulisan

Sebagian besar dari bahan penulisan dapat diperoleh dari dua sumber utama, yaitu inferensi dan pengamatan. Inferensi ialah kesimpulan atau nilai-nilai yang ditarik dari pengamatan.Inferensi itu kemudian akan menjadi bagian dari pengalaman dan mungkin menjadi dasar penarikan inferensi baru. Pengalaman ialah semua pengetahuan yang dapat diperoleh melalui persepsi indrawi. Pengalaman itu mungkin bersumber pada pengalaman yang langsung, atau dari bacaan, atau studi kepustakaan.

Seseorang dapat melakukan pengamatan  secara cermat dengan berlatih diri melihat suatu objek lebih teliti dari jarak yang lebih dekat. Dalam hal ini tentu saja diperlukan konsentrasi dan minat yang memadai. Jika tidak memiliki perhatian dan minat terhadap detail sesuatu, maka hanya akan menangkap ketentuan umum yang kerap kali kurang jelas. Dengan demikian seseorang juga tidak akan menggunakan diksi yang spesifik untuk detail tertentu di dalam tulisan itu. Misalnya sesudah  pengamatan kesehatan anak-anak nelayan di suatu desa nelayan, kita hanya mengemukakan kesimpulan bahwa kesehatan mereka tidak memuaskan. Tidak dikemukakan misalnya penyakit apa yang terdapat dikalangan anak-anak itu, penyebabnya, beberapa persen yang meninggal akibat penyakit itu, dan sebagian. Akan tetapi, yang harus diingat bahwa detail bahwa detail itu saja dikemukakan sesuai dengan tujuan penulisan.

Bahan yang diperoleh dari pengalaman, dapat dipakai sebagai unsur inferensi. Inferensi itu mengandung unsur pemikiran subjektif penulis. Jadi, merupakan karya pribadi penulis itu berdasarkan bahan asli.

Infrenbsi dapat diperoleh dengan cara analisis  atausistesis . analsis ialah proses penguraian sesuatu kedalam bagian-bagian, sedangkan sistesis ialah prose penggabungan kembali bagian-bagain yang terpisahkan kedalam suatu kebulatan baru.

Contoh     :   Seorang siswa SMA mencoba menghafalkan sanjak yang cukup panjang. Mula-mula ia mempelajari bait demi bait, kemudian antara bait-bait lalu diperhatikannya sebagai urutannya. Akhirnya ia dapat menghafalkan sanjak tersebut dan mendeklarasikannya dengan baik.

Pekerjaan memecahkan sanjak kedalam bait dan baris kemudian mempelajari/menelaah, merupakan contoh analisis. Bagian-bagian yang sudah dipahami dengan jelas itu kemudian disentesiskan, yaitu dengan menghafalkan dan mendeklarasikan sebagai suatu sanjak yang utuh.

Sumber bahan yang penting, disamping pengamatan langsung ialah pengamatan tak langsung melalui bacaan. Proses yang terjadi pada pengamatan ini lebih kompleks. Pada waktu membaca, sesorang akan berhadapan dengan dua macam pengamatan, yaitu pengamatan penulis dan pengamatan sendiri. Disamping itu juga akan menghadapi dua inferensi, yaitu inferensi penulis berdasarkan pengalamnya, dan inferensi yang dilakukan berdasarkan atas bacaan. Yang penting di sini ialah bagaimana tanggapan tentang bacaan itu. Tanggapan tersebut mungkin berupa interpretasi, yaitu memebrikan arti terhadap bacaan. Atau berupa kritis, yaitu jika memberikan penulaian terhadap.

6.        Kartu Informasi

Kartu informasi, ialah kartu yang dipakai mencatat bahan-bahan yang diperoleh dari berbagai sumber. Pengaturan ini perlu dilakukan terutama dalam persiapan penulisan karya ilmiah yang cukup besar seperti : tesis, disertai, atau karangan besar lainnya dalam bentuk baku.

Kartu informasi sebagiknya dibuat dari kertas yang agak tebal. Ukurannya tergantung pada pertimbangan penulis sendiri. Biasanya 10 X 15 cm atau 8 X 12 cm. Pada kartu ini dicantumkan sumber informasi dan isi informasinya. Kalau sumbernya buku, tuliskan lah pengarang, judul buku, data penerbitan, halaman dan kutipan.

Informasi yang diperoleh dari bacaan mungkin ditulis dalam bentuk :

1)   Kutipan, jika disalin kata-kaya dari buku/bacaan disalin tepat seperti aslinya.

2)   Parafse, jika mengungkapkan kembali maksud penulis dengan kata-kata sendiri.

3)   Rangkuman, (ringkasan), jika menyarikan apa ynag dibaca.

4)   Evaluasi atau ulasan, jika mengemukakan reaksi terdapat gagasan yang dikemukakan penulis.

Bahan-bahan yang sudah terkumpul, diklasifikasikan menurut kriteria sesuai dengan keperluan. Klasifikasi, seperti juga analogi, pada dasarnya merupakan jenis analisis dan sintesis. Dalam klasifikasi kita mengambil sesuatu dari konteksnya semula (bacaan, pengalaman, dan lain-lain) dan mengelompokkan ke dalam kelas-kelas ynag baru berdasarkan kriteria tertentu. Kelas-kelas yang dibentuk dengan cara itu merupakan konsep baru hasil sintesis sendiri berdasarkan konsep ynag sudah ada.

2.3 Tesis

TESIS dalam penulisan karangan ilmiah merupakan langkah awal

penulisan. Tesis dibentuk berdasarkan topik dan tujuan. Perlu diketahui dulu

topik dan tujuan barulah dirumuskan tesis karangan. Topik adalah pokok

masalah yang akan dibahas dalam karangan ilmiah. Tanpa mengetahui pokok masalah yang akan dibicarakan penulis tidak dapat menetukan permasalah serta sasaran apa yang akan dicapai dalam penulisan. Supaya topik itu dapat ditetapkan dengan jelas dan menarik, penulis menentukan topik berdasarkan penguasaan permasalahan. Setelah topik ditetapkan, penulis menentukan tujuan dari topik yang telah ditetapkan. Tujuan dari topik itu adalah sasaran yang akan dicapai penulis berdasarkan topiknya.

Tujuan semacam pembatasan topik agar tidak menyimpang dari permasalahan.

          Pada dasarnya tujuan mempersempit permasalahan yang akan dibicarakan dalam karangan. Oleh karena itu, tujuan harus lebih terbatas atau lebih sempit dari topiknya. Setelah topik dan tujuan ditetapkan dengan jelas, penulis merumuskan topic dan tujuan itu ke dalam tesis.

 Degan demikian, TESIS adalah perumusan topik dan tujuan dalam bentuk kalimat dengan menonjolkan topiknya sebagai pokok bahasan. Tesis lebih menonjolkan topik daripada tujuan dengan maksud penulis karangan ilmiah melakukan analisis, intrpretasi, dan sintesis. Dalam proses penulilasan karangan ilmiah, tesis merupakan “payung” bagi tahapan penulisan ilmiah. Misalnya, dalam menyusun kerangka karangan penulis berpedoman pada tesis. Jadi, tesis semacam rambu-rambu pedoman dalam penulisan. Namun, penentuan sebuah tesis juga dapat dilakukan berdasarkan karangan yang sudah jadi (publikasi ilmiah).

Dengan demikian, tesis mampu meramalkan, mengendalikan, dan mengarahkan penulis pada proses lanjut penulisan, yaitu penyusunan kerangka karangan (outline). Dalam penulisan karangan ilmih, penulis tidak langsung menulis setelah mengetahui tesis karangannya, tetapi harus menata pokok-pokok 46 bahasan itu ke dalam kerangka karangan.

Dalam merumuskan sebuah tesis, harus diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini.

1.      Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan.

2.      Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.

3.      Tidak boleh berupa kalimat majrmuk setara.

4.       Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis.

5.      Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.

Sebuah tesis yang baik harus memiliki:

1.      Kejelasan, tema hendaknya dirumuskan dengan kalimat yang jelas, tidak berbelit-belit.

2.      Kesatuan tema yang baik adalah tema yang memiliki satu gagasan sentral.Sentralisasi gagasan ditandai oleh jumlah masalah pokok yang hendak digarap penulis.

3.      Keaslian (originalitas), hal ini penting untuk menciptakan kesegaran dan daya tarik karangan.

4.      Perkembangan yang jelas.

5.      Kecocokan judul.

2.4  Pengertian dan Definisi Karangan

Karangan  adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh

Karangan merupakan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur

Karangan adalah tulisan yang disusun berdasarkan cara berfikir yang logis

Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan dalam kesatuan yang utuh

Karangan adalah ungkapan pikiran atau perasaan

Karangan dapat di bagi menjadi 2 macam karangan, yaitu :

a.       Karangan Fiksi

Karangan fiksi lebih mengarah dan mengacu pada khayalan. Karangan fiksi memiliki mcontoh realnya yaitu adalah penulisan cerita yang pendek yang terkadang berupa cerita yang tak mungkin terjadi.

b.      Karangan Non Fiksi

Karangan non fiksi lebih mengarah dan mengacu pada hal yang benar terjadi atau kejadian nyata. Penulisan karya tulis merupakan salah satu contohnya karena kejadiannya benar-benar dialami atau dikerjakan.

Menyusun karangan bukan berarti sekedar menyusun dengan bebas adakalanya kita perlu langkah-langkah yang berurutan agar terbiasa sehingga mudah dalam mengembangkan tulisan.

2.4.1    Langkah-langkah dalam menyusun karangan tersebut adalah :

1.      Menentukan tema dan Judul

Tema adalah pokok persoalan, permasalahan atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Tema memilki cakupan lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Judul lebih mengacu pada penjelasan awal (petunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.

Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku maka semakin banyak aktifitas penulis akan memperlancar memperoleh tema. Beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan diantaranya :

a.       Jangan mengampil tema yang bahasannya terlalu tua

b.      Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.

c.       Pilih tema yang bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

2.      Mengumpulkan Bahan

Bagaimana ide dan inovasi dapat diperhatikan kalu tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut menjadi muncul. Untuk membiasakan, kumpulkan kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik perhatian penulis).

3.      Menyeleksi Bahan

Perlu memilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut merupakan petunjuk-petunjuknya :

a)      Catat hal penting semampunya

b)      Jadikan membaca sebagai kebutuhan

c)      Banyak diskusi dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah

4.      Membuat Karangan

Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan mengurai tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per-bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut ini adalah fungsi dari kerangka karangan :

a.       Memudahkan mengelola susunan karangan agar teratur dan sistematis

b.      Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan

c.       Membantu menyeleksi materi yang penting maupun tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan adalah :

a.       Mencatat gagasan

b.      Mengatur urutan gagasan

c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dari subab

d.      Membuat kerangka terperinci dan lengkap

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka karangan yang urut dan logis. Soalnya jika terdapat ide yang bersilangan akan mempersulit proses pengembangan karangan.

5.      Mengembangkan Kerangka Karangan

Proses pengembangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar memahami maka akan mudah untuk mengangkat permasalahan dengan kreatif, mengalir dan nyata. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain, untuk itu pengembangan harus sistematis dan terarah.

6.      Dapat dilihat dengan jelas wujud, ide, nilai umum, dan spesifikasi karangan.

BAB III

3.1 KESIMPULAN

Begitu pentingnya pengetahuan tentang cara menentukan topik, tujuan, tesis dan kerangka karangan dalam membuat karya tulis beserta kaidah bahasa Indonesia yang benar, harus sungguh-sungguh diperhatikan guna untuk menguatkan pengetahuan kita akan bahasa persatuan dan sebagai penjaga ke-akurasian dalam komunikasi, serta dalam penyusunan karya tulis agar lebih mudah. Dalam penyusunan karya tulis ilmiah juga mengharuskan kita  memahami tata cara penyusunan itu sendiri yang meliputi teknik penelitian, pengumpulan data, hingga penentuan tema, topik, dan seterusnya

Dan akhirnya kami menyadari akan kekurangan bahan dari materi ini oleh karenanya penulis mohon maaf dan mengharapkan kritik saran yang membangun dari pembaca, guna untuk memperbaiki kesalahan dan melengkapi kekurangan dalam penyusunan tugas makalah kami. Dan untuk perbaikan pada tugas-tugas selanjutnya.

3.2. SARAN

Dengan memahami dan menguasai berbagai kaidah penulisan topik dan kerangka karangan.Diharapkan pembaca dapat membuat topik dan kerangka karangan yang baik dan benar. Setidaknya dengan memahami pembahasan makalah penulis kali ini, pembaca menjadi paham bagaimana cara membuat topik dan judul dengan baik dan sisitematis dan mengerti apa saja syarat-syarat penyusunan topik dan kerangka karangan agar didapat suatu karya yang baik dan benar, serta menghindari kekeliruan penentuan. 



Page 2