Apa yang melatar belakangi Rasulullah hijrah ke Madinah

1. Semakim kuatnya tekanan dan penyiksaan kaum muslimin oleh orang-orang kaum Qurais

2. Nabi Muhammad SAW merasa dakwah di Mekah kurang begitu kondusif dan prospeknya kurang begitu cerah terutama setelah adanya penolakan yang sangat keras dari Kabilah Bani Tsaqif dari Thaif

3. Nabi Muhammad SAW semakin dikucilkan di tengah-tengah keluarganya dan kedengkian Qurais bertambah besar dan bahkan beliau direncanakan akan dibunuh

4. Kehadiran Nabi Muhammad SAW di Yastrib sangat dinanti-nantikan oleh penduduk Madinah

5. Nabi melihat prospek dakwah yang cerah di Madinah ditandai oleh adanya kesetiaan para penduduk Madinah untuk melindungi dan mendukung perjuangan nabi sebagaimana dinyatakan oleh perwakilan dua kelompok suku bangsa Aus dan Khajraj pada waktu Baitul Aqabah


Page 2

Apa yang melatar belakangi Rasulullah hijrah ke Madinah

Apa yang melatar belakangi Rasulullah hijrah ke Madinah
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK / Sony Herdiana

Makam Baqi di dekat Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

KOMPAS.com - Pada tahun 622, Nabi Muhammad SAW sampai di Madinah setelah melakukan perjalanan panjang dari Mekkah.

Kehadiran Nabi Muhammad di Madinah menandai era baru bagi perjalanan dakwah Islam.

Hijrah Nabi ke Madinah tentu bukan sebuah kebetulan. Rasulullah mendapatkan perintah hijrah dari Allah, sebelum akhirnya mengimbau para sahabatnya untuk melakukan perjalanan secara sembunyi-sembunyi menuju Madinah.

Adapun alasan Madinah menjadi tujuan hijrah, bukan kota lain, adalah karena Madinah memiliki beberapa keutamaan. Misalnya penduduknya yang ramah dan berpengalaman dalam berperang, serta lokasinya yang strategis untuk menjaga dakwah Islam.

Selain perintah Allah, berikut beberapa alasan Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.

Baca juga: Asal-usul Nama Kota Madinah

Perlawanan dari kaum Quraisy

Perjalanan Nabi dari Mekkah ke Madinah didasari oleh adanya perlawanan besar dari kaum kafir Quraisy.

Kaum kafir Quraisy adalah kabilah penyembah berhala keturunan Ibrahim dari bangsa Arab yang menetap di wilayah Kota Mekkah.

Ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam di Mekkah, kaum Quraisy melakukan perlawanan besar-besaran.

Kekejaman kaum Quraisy di Mekkah semakin membesar setelah wafatnya dua pelindung Nabi, yaitu istrinya, Khadijah, dan pamannya Abu Thalib.

Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa kaum Quraisy melakukan berbagai cara untuk menyakiti Nabi Muhammad dan berniat membunuhnya guna menghentikan dakwahnya.

Kekejaman kaum kafir Quraisy juga dirasakan oleh para pengikut Nabi Muhammad di Mekkah, yang disiksa dan dipaksa untuk keluar Islam.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad hijrah ke Madinah bersama para sahabat dan pengikutnya.

Sesampainya di Madinah, Nabi Muhammad mendapatkan sambutan baik dari penduduknya, bahkan, umat Islam dilindungi dari gangguan dari kaum kafir Quraisy.

Baca juga: Mengapa Kaum Kafir Quraisy Melakukan Pemboikotan terhadap Umat Islam?

Adanya Baiat Aqabah

Sebelum hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad pernah didatangi oleh penduduk Madinah dan melakukan perjanjian, yang kemudian dikenal dengan peristiwa Baiat Aqabah atau Perjanjian Aqabah.

Baiat Aqabah adalah sumpah setia penduduk Madinah kepada Nabi yang dilakukan pada tahun 621 dan 622.

Perjanjian antara Nabi Muhammad dengan penduduk Madinah dilakukan di sebuah bukit bernama Aqabah, sekitar 5 kilometer dari Mekkah.

Adapun isi Perjanjian Aqabah I yang dilakukan pada tahun 621 adalah sebagai berikut.

  • Tidak menyekutukan Allah SWT
  • Setia kepada Nabi Muhammad SAW
  • Rela berkorban harta dan jiwa
  • Bersedia ikut menyebarkan agama Islam
  • Pernyataan tidak saling membunuh
  • Pernyataan tidak saling melakukan kecurangan dan kebohongan

Baca juga: Baiat Aqabah I dan II

Setelah itu, pada tahun 622, Rasulullah kembali ditemui oleh rombongan orang Madinah, yang kemudian terjadi Baiat Aqabah II.

Perjanjian Aqabah II diikuti oleh 73 orang, yang membawa pesan yang berisi permintaan masyarakat Madinah supaya Nabi Muhammad datang dan berdakwah di sana.

Berikut ini adalah isi Baiat Aqabah Kedua.

  • Pernyataan mematuhi Nabi Muhammad SAW
  • Berinfak baik dalam keadaan susah maupun lapang
  • Menegakkan kebaikan dan mencegah kemungkaran
  • Berjuang karena Allah
  • Mendukung dan menjaga Nabi beserta keluarganya

Nabi Muhammad kemudian menyebut orang-orang Madinah yang menerima hijrahnya dari Mekkah sebagai Kaum Anshar, yang berarti kelompok masyarakat yang menjadi penolong.

Referensi: 

  • Hamka. (2005). Hijrah dalam Perspektif Sosio-Kultural Historis. Jurnal Hunafa Vol 2. No 2 Agusuts 2005: 199-130. 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

  • 10th-13th grade
  • Ilmu Pengetahuan Sosial

Apa yang melatar belakangi Rasulullah hijrah ke Madinah

Siswa

sejarah kebudayaan islam

Qanda teacher - Rnhy13QWXH

 1 Sekolah Menengah Pertama    B. arab    5 poin Latar belakang hijrahnya nabi muhammad saw dari mekah ke madinah adalah  Tanyakan detil pertanyaan    Ikuti    tidak puas? sampaikan! dari Okta591 08.03.2018  pilgannya gan...   dorongan para kafir quraisy dan untuk menyebarkan agama islam  Masuk untuk menambahkan komentar Jawabanmu  nandaa02    Ambisius Faktor atau Latar Belakang Peristiwa Hijrah              Bai’ah Aqabah Saat Bai’ah Aqabah ke-2 ada permintaan dari para pemimpin madinah supaya Nabi Muhammad menjadi pemimpin utama mereka. Dalam ikrar tersebut mereka juga berjanji akan berjuang bersama Nabi dan akan mempertahankan Nabi Muhammad. Sehingga, nabi merasa bahwa waktunya sudah tiba bagi umat Islam untuk hijrah meninggalkan kota mekah yang penuh kejahilliyahan.     Penentangan Dakwah Di Mekah Nabi Muhammad merasa bahwa Kota Mekah sudah tidak kondusif untuk perkembangan Islam, karena dalam 13 tahun Rasullulah berdakwah selalu menerima berbagai penentangan.     Penyiksaan Terhadap Umat Islam Perlakuan kaum Quraisy terhadap umat Islam semakin kejam, terutama pada golongan budak atau hamba yang telah memeluk islam. Bahkan Rasullulah sendiri terkandang menjadi sasaran mereka. Mulai tahun 617 M sampai 620 M seluruh muslim dan kaum Bani Hasyim di diskriminasi dari segi sosial, ekonomi, dan politik. Mereka dikucilkan dan dilarang berhubungan dengan seluruh masyarakat Mekah diluar musim haji. Disinilah umat Islam mendapatkan Ujian dan Penderitaan yang sangat pedih.     Gagalnya Seruan Islam di Thaqif Rasullulah bersama Zaid bin Haritshah pernah menyampaikan dakwah tentang agama Isalam ke Thaqif. Namun tanggapannya sangat buruk, yaitu hinaan, ejekan hingga lemparan batu yang diterima. Hal tersebut dilatar belakangi kedekatan pemimpin Bani Thaqif dengan pimpinan Quraisy di Mekah. Kegagalan dakwah tersebut membuat nabiMuhammad memindahkan tujuan Hijrah menuju Madinah     Wafatnya Dua Tokoh Pendukung Dakwah Tahun 10 kenabian, Rasullulah kehilangan 2 tokoh utama yang mendukung dakwahnya, yaitu istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib yang disegani kaum Quraisy. Hal tersebut menybabkan kaum Quraisy di mekah semakin berani menentang dakwah nabi. Sehingga kedudukan nabi semakin terancam dan menjadi sasaran niat buruk kaum Quraisy.     Banyak Umat Islam Di Madinah Peristiwa bai’ah aqabah melatarbelakangi penyebaran islam di madinah secara cepat, karena mereka yang terlibat berdakwah dan menyebarkan islam pada keluarga mereka. Sehingga Madinah cocok sebagai pusat penyebaran dan dakwah agama islam.     Masyarakat Madinah Mudah Menerima Ajaran Islam Masyarakat madinah yang memeluk agama samawiyang telah mengenal konsep ketuhanan dan mengenal norma baik dan buruk. Selain itu Keluarga dari Nabi Muhammad dari keluarga ibu tinggal di Madinah, yaitu Abdul Muttalib dan Bani Najjar. Itulah yang melatar belakangi masyarakat Madianh lebih mudah menerima ajaran Islam.     Lokasi Madinah Yang Strategis Madinah berada di jalur perdagangan antara Yaman yang berada di selatan dengan Syam yang berada di utara. Lokasi inilah yang dapat menjadidkan Madinah menyaingi kota Mekah sebagai  pusat perdagangan. Hingga para kafilah Quroisy terpaksa melaui kota Madinah jika ada urusan dengan Syam (Palestina).     Pimpinan Quraisy Akan Membunh Nabi Hal utama yang menjadi latar belakang nabi Muhammad hijrah ke Madinah adalah persekongkolan para pemimpin Quraisy yang mengadakan perundingan di Darul Nadwah dengan keputusan untuk membunuh nabi. Tentu hal ini sangat mengancam Rasullulah jika terus berada di mekah. Hal ini di jelaskan dalam Al-Quran surat Al Anfal ayat 30.