Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi Show KOMPAS.com - Terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat tidak serta merta terjadi begitu saja. Dalam prosesnya tentu ada beberapa faktor penghalang atau penghambat. Apa saja faktor penghambat perubahan sosial budaya di masyarakat? Ada lima faktor penghambat, di antaranya kehidupan masyarakat terasing, perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, sikap masyarakat yang tradisional, adanya prasangka terhadap hal-hak baru, dan kebiasaan. Baca juga: 6 Proses Perubahan Sosial Budaya Berikut penjelasannya: Kehidupan masyarakat terasingKeadaan masyarakat yang terasing belum tentu kehendak mereka. Hal ini dapat terjadi karena kondisi daerah yang terisolasi dari jalur komunikasi dan transportasi dapat menyebabkan mereka menjadi terisolasi dari masyarakat lain. Tentunya hal tersebut dapat menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Mengapa demikian? Kehidupan masyarakat terasing atau terisolasi menyebabkan masyarakatnya tidak mengetahui perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain, sehingga mereka sulit untuk berkembang dan memperkaya budayanya. Akibatnya perubahan sosial budaya dalam masyarakat tersebut menjadi sulit terjadi. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambatIlmu pengetahuan adalah jendela dari perubahan sosial budaya. Ketika ilmu pengetahuan berkembang dengan baik sudah pasti masyarakat yang bersangkutan akan mengalami perubahan sosial budaya dengan cepat. Namun sebaliknya apabila ilmu pengetahuan dalam masyarakat lambat maka perubahan sosial akan berjalan dengan lambat. Berkembangnya ilmu pengetahuan juga dapat dilihat dari maju tidaknya pendidikan dalam masyarakat itu. Ada juga daerah yang memang terisolasi, terasing, terpencil dan jauh dari masyarakat lain, sehingga sulit untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Banyak juga daerah yang sebenarnya terisolasi atau sulit dijangkau komunikasi dan transportasi namun memiliki keinginan kuat dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Baca juga: Bentuk Perubahan Sosial Budaya Sikap masyarakat yang tradisionalPernahkah kamu mendengar atau membaca tentang kisah masyarakat Suku Baduy Dalam atau ’’Urang Kanekes”? Mereka salah satu suku bangsa di daerah Banten yang masih sangat mengagungkan sikap tradisional warisan dari nenek moyang. Mereka memilih mengisolasi diri dari dunia modern. Anak-anak tidak mereka sekolahkan secara formal. Mereka hanya boleh belajar dari lingkungan alam. Pelajaran yang mereka dapatkan adalah secara turun-temurun terutama adat istiadat warisan nenek moyang. Di masyarakat Baduy Dalam tidak ada teknologi, kendaraan, dan alat elektronik yang mereka pergunakan. Listrik, alat-alat elektronik, bahan-bahan kimia, sampo, sabun, televisi, handphone, dan sebagainya tidak diperkenankan untuk digunakan. Ketika ada yang berkunjung ke wilayah mereka, maka semua hal yang dilarang untuk dipergunakan juga tidak boleh dibawa. Bagi mereka amanah leluhur adalah segalanya. Suku Baduy tidak mau menerima perubahan dari luar karena dianggap hanya akan merusak alam. Rumah tempat tinggal mereka direkatkan tanpa paku dan semen. Bangunan rumah menggunakan kayu, bambu, ijuk, dan daun pohon aren. Bagi mereka sikap tradisi secara mutlak tidak dapat diubah. Kehidupan masyarakat yang masih tradisional semacam ini dapat menghambat perubahan sosial budaya dalam masyarakat mereka. Namun ini adalah pilihan hidup bagi masyarakat sehingga tidak boleh dipersalahkan. Siapakah yang disebut dengan masyarakat tradisional? Masyarakat tradisional adalah suatu masyarakat yang memelihara, menjaga, dan mempertahankan tradisi, adat istiadat, sistem nilai, sistem norma dan bahkan sistem kebudayaan yang diwariskan oleh generasi pendahulunya. Masyarakat tradisional mempunyai pandangan bahwa melaksanakan warisan nenek moyang yang berupa nilai hidup, norma, harapan, cita-cita merupakan kewajiban, kebutuhan dan kebanggaan. Karakteristik yang menonjol dari masyarakat tradisional adalah melaksanakan tradisi mereka dengan murni. Baca juga: Konflik sebagai Penyebab Perubahan Sosial Merasakan hidup di bawah penjajah selama beratus-ratus tahun membuat bangsa Indonesia banyak yang mengalami trauma, terutama untuk golongan tua. Mereka terkadang mudah merasa curiga dan berprasangka buruk terhadap budaya asing atau hal baru yang berasal dari Barat. Perasaan dan prasangka menimbulkan sikap yang acuh, tidak peduli, bahkan antipati terhadap sesuatu yang baru dari luar masyarakat. Padahal sesuatu yang berasal dari luar tersebut bisa jadi sebenarnya bermanfaat dan dapat membawa perubahan bagi kehidupan mereka. Namun ada masyarakat yang memang menanamkan sikap kepada warganya bahwa sesuatu yang berasal dari luar masyarakat hanya akan merusak alam dan kehidupan mereka. Hal inilah yang kemudian membuat suatu masyarakat tidak mengalami perubahan sosial budaya. Baca juga: Perubahan Sosial Budaya Adat istiadat atau kebiasaanTahukah kamu yang dimaksud dengan adat istiadat atau kebiasaan? Adat merupakan pola perilaku bagi anggota masyarakat yang dilakukan berulang-ulang untuk memenuhi kebutuhan pokok. Adat biasanya bersumber dari nilai tradisional yang telah mengakar pada kehidupan suatu masyarakat. Adat istiadat telah mereka nikmati sebagai bagian dari kehidupan mereka. Selanjutnya, ketika ada hal baru yang akan menggantikan adat lama mereka, belum tentu akan diterima begitu saja oleh masyarakat. Adat atau kebiasaan yang biasanya sulit untuk diubah atau digantikan misalnya sistem bercocok tanam atau mengolah lahan pertanian, pembuatan rumah, cara berpakaian, kebiasaan dengan sanitasi lebih bersih dan lain-lain. Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
lihat foto Buku IPS Penghambat perubahan sosial
TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 9 atau 3 SMP halaman 115. Pada halaman 115 terdapat soal essai dengan tujuh nomor. Pada buku IPS kelas 9 halaman 115, siswa belajar mengenai materi penghambat perubahan sosial budaya. Penghambat perubahan sosial (Buku IPS)Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 8 Halaman 127 128 129 130 131, Cara Hitung Relasi Himpunan Soal 1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4 orang! 2. Carilah salah satu etnografi atau tulisan tentang kehidupan suku bangsa di Indonesia dari berbagai sumber seperti internet, buku, dan sumber lainnya! 3. Amati kehidupan mereka dengan membaca etnografi tersebut! 4. Apa yang ingin kamu ketahui dari kehidupan mereka? 5. Diskusikan dengan teman mengenai penghambat perubahan sosial budaya yang terjadi dalam kehidupan mereka! 6. Tulis etnografi suku bangsa tersebut dan faktor yang menghambat perubahan sosial budayanya! 7. Presentasikan di depan kelas! Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 7 Halaman 137 138 Soal Uraian Bab 9: Sebutkan Syarat-syarat Salat Jumat Jawaban: Etnografi Suku Asmat, sebuah suku yang tinggal di daerah terpencil di pesisir barat daya Irian Jaya (Papua). Kondisi lingkungan alam: Suku Asmat mendiami daerah dataran rendah serta ditutupi hutan tropis.
Home » Kelas IX » Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya Semangat untuk mewujudkan perubahan sosial senantiasa terdapat di dalam setiap kehidupan masyarakat, terutama ditunjang karena faktor keinginan masyarakat untuk berubah. Namun selain faktor yang dapat menunjang suatu perubahan sosial, terdapat pula beberapa faktor yang dapat menghambat terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial memiliki faktor-faktor pendorong sehingga dapat membuat masyarakat itu berubah, dan perubahan sosial memiliki beberapa faktor penghambat yang dapat menghambat masyrakat dalam berubah, dengan kata lain perubahan sosial budaya memiliki berbagai penyebab baik itu faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya. Faktor yang menghalangi terjadinya perubahan dikenal juga dengan faktor penghambat.
Aktivitas Kelompok Untuk memahami berbagai penghambat perubahan sosial budaya lakukanlah kegiatan berikut!
Etnografi Suku Asmat Suku Asmat berdiam di daerah-daerah yang sangat terpencil dan daerah tersebut masih merupakan alam yang ganas (liar). Mereka tinggal di pesisir barat daya Irian jaya (Papua). Mulanya, orang Asmat ini tinggal di wilayah administratif Kabupaten Merauke. Berikut ini etnografi Suku Asmat.
Posted by Nanang_Ajim Mikirbae.com Updated at: 5:17 PM |