Tuliskan contoh beberapa etiket lain yang mungkin dapat dilakukan terkait dengan hal-hal tersebut

Tuliskan contoh beberapa etiket lain yang mungkin dapat dilakukan terkait dengan hal-hal tersebut

Tuliskan contoh beberapa etiket lain yang mungkin dapat dilakukan terkait dengan hal-hal tersebut
Lihat Foto

Shutterstock

Ilustrasi

KOMPAS.com - Bangku pesawat yang sempit pasti "menyiksa" Anda sebagai penumpang. Beruntung, bangku pesawat punya fitur reclining sehingga Anda bisa merebahkannya barang sedikit.

Posisi tubuh usai merebahkan bangku pesawat pastilah lebih nyaman. Namun, tindakan Anda barusan bisa saja mengganggu penumpang di bangku belakang Anda.

Situs Smarter Travel pada Kamis (26/1/2017) menghimpun etiket sebelum merebahkan bangku pesawat Anda. Sedikitnya ada 5 hal yang bisa dilakukan agar tidak mengganggu penumpang di belakang Anda.

1. Lihat dulu ke belakang

Sebelum merebahkan bangku, langkah pertama yang wajib dilakukan adalah melihat ke belakang. Siapa tahu penumpang di belakang Anda sedang menunduk, atau bahkan menyandarkan kepala ke bangku Anda.

2. Jangan merebahkan bangku saat penumpang makan

Saat makan, penumpang butuh ruang di bagian depan mereka untuk membuka meja lipat dan menikmati makanan. Oleh karena itu, saat pramugari membagikan makanan, ada baiknya Anda menegakkan kembali bangku pesawat.

Saat makan sudah selesai, tengoklah penumpang belakang Anda, apakah ia sudah selesai menyantap makanan. Jika sudah, Anda boleh merebahkan kembali bangku Anda.

3. Rebahkan sedikit saja

Meski bangku didesain untuk bisa direbahkan secara maksimal, jangan lupa, ruang antar bangku pesawat sangat minim. Oleh karena itu rebahkan bangku Anda sedikit saja, seperlunya, dan jangan berlebihan.

4. Rebahkan pelan-pelan

Bisa saja penumpang yang duduk di belakang Anda sedang menyantap makanan, atau menyeruput minuman panas.

Bayangkan jika Anda merebahkan bangku pesawat dengan cepat. Besar kemungkinan minuman panas itu akan tumpah ke pangkuan penumpang di belakang Anda.

5. Minta izin

Sopan santun sangat diperlukan termasuk dalam perjalanan udara. Alangkah baiknya jika Anda menengok ke belakang, kemudian meminta izin untuk merebahkan bangku pesawat. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Kabin Ekonomi Boeing 777-300ER milik Emirates (Foto: Emirates)

Sesaat sehabis pesawat lepas landas, apa yang pertama kali kamu lakukan? Mungkin melepas sabuk pengaman, pergi ke toilet, atau merebahkan kursi.

Tak bisa dipungkiri kala pesawat sudah dalam keadaan stabil, kamu lebih leluasa untuk melakukan aktivitas. Walau begitu, meski sudah bisa bergerak bebas, kamu harus memperhatikan penumpang lain.

Contohnya saat merebahkan kursi. Biar pun jaraknya sudah diatur agar tak menganggu penumpang di belakang, tapi alangkah baiknya kamu harus memperhatikan kenyamanannya.

Ilustrasi Kabin Pesawat (Foto: Pixabay)

Misalnya, sebelum merebahkan kursi, kamu harus perhatikan penumpang di belakang, apakah dirinya sedang bersandar di kursimu atau tidak. Sebab, jangan sampai kala memundurkan kursi, justru malah melukai dirinya.

Nah, untuk menghindarinya, sebaiknya perhatikan etika saat merebahkan kursi di dalam pesawat, yuk:

1. Sebelum merebahkan kursi, sebaiknya kamu menengok ke kursi belakang terlebih dahulu. Perhatikan apa yang sedang ia lakukan.

Lihat lah apakah penumpang di belakangmu sedang menunduk atau tidak, atau justru sedang menyantap makanan dan minumannya. Jangan sampai ketika kamu merebahkan kursi malah membuat masalah, seperti minumannya tumpah.

2. Langkah selajutnya, sebaiknya kamu meminta izin ke penumpang di belakang bila ingin merebahkan kursi. Mintalah izin dengan sopan. Bila kamu meminta izin dengan sopan, pasti penumpang di belakangmu akan mempersilahkan.

Selimut kabin pesawat (Foto: Thinkstock)

3. Bila sudah mendapatkan izin, kamu baru bisa merebahkan kursi. Tapi, jangan rebahkan secara maksimal, lebih baik secara perlahan saja.

4. Terakhir, sebaiknya kamu merebahkan kursi seperlunya saja. Terlebih bila tak ingin istirahat, kamu tak perlu merebahkan secara maksimal.

Walaupun merebahkan kursi di dalam pesawat seperti hak tak tertulis, tetapi tak ada ruginya jika kamu tetap memperhatikan kenyamanan penumpang di belakangmu, bukan?

Ilustrasi Etiket Berbicara dengan Orang Tua. Foto : Pixabay.com

Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perbedaan etika dan etiket dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang juga kita terbalik mengartikan dan menggunakan kata etika dan etiket saat berbicara.

Jurnal berjudul Etika vs Etiket (Suatu Telaah Tentang Tuntutan dan Tuntunan dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik) mencatat perbedaan kedua istilah tersebut. Menurut penulisnya, Imam Maulana Yusuf, konsepsi etika dalam kehidupan sosial dipandang sebagai pedoman atau petunjuk dalam bersikap, bertindak, dan berperilaku. Fungsinya, sebagai kumpulan dari seperangkat nilai-nilai yang danggap etis.

Hal tersebut tercermin dalam norma-norma sosial. Di dalamnya mengatur tentang sesuatu yang dianggap baik atau buruk. Etika sendiri berhubungan erat dengan standar penilaian perilaku atau tingkah laku. Itu juga mencerminkan tindakan apa yang harus sebaiknya dilakukan dan yang sebaiknya tidak dilakukan.

Sementara etiket, merupakan turunan dari etika itu sendiri yang diwujudkan sebagai tata krama atau tata cara dalam membangun hubungan antara sesama manusia.

Etiket bersifat lebih relatif dan tergantung dari sudut pandang maupun kebiasaan suatu kelompok masyarakat. Misalnya, cara bicara yang sopan, cara duduk, menerima tamu, dan sopan santun lainnya.

Berikut perbedaan etika dan etiket dalam kehidupan sehari-hari yang perlu kamu ketahui.

Perbedaan antara Etika dan Etiket

Ilustrasi Etiket Bersalaman. Foto : Pixabay.com

Terdapat beberapa perbedaan etika dan etiket secara spesifik. Pertama, etiket selalu berhubungan dengan cara atau bagaimana suatu perbuatan harus kita lakukan. Biasanya ditentukan oleh suatu masyarakat atau budaya tertentu.

Sementara, etika tidak membatasi diri pada soal cara dan bagaimana suatu tindakan harus dilakukan. Sebab, etika yang memberi norma mengenai perbuatan tersebut.

Perbedaan selanjutnya, etiket hanya berlaku dalam pergaulan dan sangat bergantung pada kehadiran orang lain. Apabila tidak ada saksi atau orang lain, etiket tidak berlaku.

Lain halnya dengan etika, ada atau tidak ada orang lain, etika tetap berlaku dan tetap menjadi pedoman masyarakat.

Selain itu, etiket bersikap relatif atau tidak mutlak dan tidak permanen. Tata cara tersebut tidak bisa diterapkan di berbagai tempat. Sementara etika lebih bersifat absolut atau mutlak, yakni tanpa memandang tempat, waktu, dan situasi.

Contoh Perbedaan Etika dan Etiket

  • Selalu berlaku walaupun tidak ada saksi mata. Contoh: larangan untuk mencuri tetap ada, walaupun tidak ada yang melihat kita mencuri.

  • Bersifat jauh lebih absolut atau mutlak. Contoh: “Jangan mencuri” adalah prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

  • Memandang manusia dari segi dalam. Contoh: Walaupun bertutur kata baik, pencuri tetaplah pencuri. Orang yang berpegang teguh pada etika tidak mungkin munafik.

  • Hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket tidak berlaku saat tidak ada orang lain atau saksi mata yang melihat. Contoh: Sendawa di saat makan melakukan perilaku yang dianggap tidak sopan. Namun, hal itu tidak berlaku jika kita makan sendirian, kemudian sendawa dan tidak ada orang yang melihat sehingga tidak ada yang beranggapan bahwa kita tidak sopan.

  • Bersifat relatif. Contoh: Yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.

  • Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja. Contoh: Banyak penipu dengan maksud jahat berhasil mengelabui korbannya karena penampilan dan tutur kata mereka yang baik.