Pelajaran 04 - PERAN SUAMI DAN ISTRI DALAM PERNIKAHAN KRISTEN DAFTAR ISI
DOA SUAMI/ISTRI DALAM PERNIKAHAN KRISTENA. SUAMI DALAM PERNIKAHAN KRISTEN Ayat Hafalan "Hai, suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya" (Efe 5:25). 1. KASIH YANG RELA BERKORBAN Tanggung jawab pertama dari seorang suami dalam pernikahan adalah mengasihi istrinya. "Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia." (Kol 3:19). Kata yang digunakan Efe 5 untuk "kasih" suami kepada istrinya adalah kata yang sama untuk mengungkapkan "kasih" Allah kepada umat-Nya. Kasih ini adalah kasih yang terus memberi meskipun tidak menerima imbalan. Kasih ini hanya mencari apa yang baik bagi yang dikasihinya, tanpa mempedulikan biaya dan pengorbanan secara pribadi. Sebagaimana kesatuan pernikahan dalam kitab Kejadian merupakan gambaran dari kasih Allah, hubungan suami istri dalam Efe 5 merupakan gambaran Kristus dan gereja-Nya. Kita bisa mengerti dengan lebih baik bagaimana suami hendaknya mengasihi istrinya ketika kita melihat Kristus mengasihi gereja-Nya. Dari Efe 5:21-22, buatlah daftar tentang ciri khas dari kasih Kristus terhadap gereja-Nya. Kemudian, dari ayat-ayat yang sama, buatlah daftar yang menunjukkan tanggung jawab sang suami dalam mengasihi istrinya. 2. PEMELIHARAAN DAN PERLINDUNGAN Alkitab tidak mengistimewakan suami lebih dari istri. Peran suami berpusat pada tanggung jawab, dan menyediakan kebutuhan istrinya seperti yang disebutkan dalam Efe 5:28-29. Suami dikatakan harus memberikan kepada istrinya perhatian yang sama seperti kepada tubuhnya sendiri. Hal ini termasuk menyediakan materi, makan dan kebahagiaan pada sang istri. Daftarlah kebutuhan yang dimiliki istri Anda; secara fisik, sosial budaya, emosi, dan rohani. 3. PENGHARGAAN DAN PENGHORMATAN "...hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." (1Pe 3:7). Para suami seharusnya tidak merendahkan, mengejek dan berbicara kasar terhadap istri di hadapan orang banyak. Baik secara pribadi maupun di hadapan umum, seorang suami harus menunjukkan hormat dan penghargaan kepada istrinya. Suami yang gagal untuk mengasihi dan memberikan perhatian terhadap istrinya, doanya akan terhalang. 4. KEPEMIMPINAN "...Karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh." (Efe 5:23). Alkitab tidak menekankan kekuasaan secara diktator, melainkan adanya kepemimpinan. Menjadi kepala keluarga tidak berhubungan dengan kelemahan atau kekuatan. Kepala keluarga adalah kedudukan pelayanan yang khusus supaya suatu pernikahan boleh berkembang dan bertumbuh. Sang suami memberikan contoh dari kehidupan Ilahi. "...pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;...Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" (Yos 24:15). Pelajarilah bagaimana Yosua memberikan kepemimpinan secara rohani kepada keluarganya. Kepemimpinan rohani termasuk memberikan nasihat dan petunjuk berdasarkan firman Allah. Sang suami memimpin dalam membuat keputusan di keluarga. Dia melibatkan istrinya dalam doa dan dalam usaha pencapaian persetujuan. Kepemimpinan adalah suatu tanggung jawab yang berat bagi seorang suami. Dia tidak bisa menanggungnya sendiri. Kunci untuk menjadi pemimpin di rumah disebutkan dalam: "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh." 5. SUKACITA DAN BERKAT Dari beratnya tanggung jawab yang dibebankan atas suami, sangat mungkin baginya untuk menyerah dan melupakan bahwa Allah bermaksud mengadakan pernikahan untuk kebaikan dan kesukaan. Ketika pernikahan dilaksanakan sesuai dengan rencana Allah - yaitu dengan kasih, perhatian, kelembutan, penghargaan dan penghormatan - upahnya adalah sukacita dan berkat-berkat. Bacalah 1Pe 3:8-12; Rom 12:17, 1Te 5:15; 1Ko 4:12. Seorang yang percaya harus memberi berkat supaya dapat menerima berkat dari Tuhan. Seorang suami hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri:
Dengan suatu sikap dan tindakan yang menanggapi segala sesuatu sebagai berkat, maka "hari-hari yang baik dan hidup yang diberkati" bersama sang istri akan diberikan Tuhan kepada suami. B. ISTRI DALAM PERNIKAHAN KRISTEN Ayat Hafalan "Istri yang cakap, siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya,." Ams 31:10-12. 1. PENOLONG DAN TEMAN Kej 2:18-23 menunjukkan kehendak Tuhan atas seorang istri, yaitu sebagai penolong dan teman. Istri akan menjadi teman, penghibur dan pelengkap bagi suaminya. Kerinduan istri haruslah untuk membangun dan mengungkapkan kepercayaan diri atas kemampuan suaminya, mendorong dan menunjukkan penghargaan pada suaminya, percaya pada kebijaksanaan dan menunjukkan penghormatan pada suaminya, menolong suami meraih segala keberhasilan, mendengarkannya dengan lembut dan mengagumi suami, berdiri di samping sang suami dalam keadaan apapun. Sang istri akan menolong suami merasa aman dengan mengasihinya. 2. KERENDAHAN HATI Kerendahan hati adalah istilah Alkitab yang digunakan dalam semua hubungan. Saling merendahkan diri satu dengan yang lain adalah suatu sifat dalam kekristenan dan sebagai akibat dari kepenuhan Roh Kudus. Merendahkan diri adalah dengan sukarela mengangkat orang lain di atas diri Anda sendiri untuk melayaninya. Suami istri hendaknya saling merendahkan diri, saling mengangkat, dan saling melayani. Paulus memulai suatu diskusi tentang tanggung jawab pernikahan setelah dia menyatakan prinsip-prinsip umum tentang merendahkan diri. "dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus" Efe 5:21. Di dalam hubungan pernikahan, kerendahan hati membuat dua pribadi bisa berfungsi sebagai satu tubuh, saling melengkapi dan bukannya saling bersaing. Efe 5:21-23 menunjukkan bagaimana Yesus telah menjadi model bagi tanggung jawab seorang suami atau istri. Yesus telah merendahkan diri dan taat kepada Bapa dan melepaskan segala hak yang Dia punya (Fili 2:6). Begitu juga, hendaknya sang istri taat dan merendahkan diri kepada suaminya. "Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan." (Kol 3:18). Kerendahan hati yang sejati menurut Alkitab adalah merupakan kesukaan sang wanita yang kreatif yang berusaha menemukan bagaimana dia bisa menunjukkan kepada suaminya bahwa dia menghormati, mengagumi dan bergantung padanya. Ini berarti bahwa sang istri akan menjadi lebih tertarik kepada kebutuhan suami daripada kebutuhannya sendiri. Ketaatan dan kerendahan hati sang istri pada suaminya bisa terlihat dengan baik ketika dia mendorong peran kepemimpinan sang suami dan tidak pernah berusaha untuk menghancurkan, memudarkan, dan melemahkan atau menguranginya. 3. PERHATIAN TERHADAP KECANTIKAN DARI DALAM Dalam 1Pe 3:1-4, Petrus mendorong istri untuk mengembangkan kecantikan dari dalam yang mencerminkan kewanitaan, kelembutan, perhatian dan kasih. Petrus tidak mengatakan pada para wanita bagaimana harus berpakaian. Dia hanya memberikan suatu prinsip: wanita yang cantik adalah seorang wanita yang mempunyai kecantikan hati yang berupa sikap yang murni dan hormat dan merupakan pancaran dari roh yang lembut dan tenang.4. MERAWAT SEISI RUMAHNYA Seorang istri hendaknya merawat seisi rumahnya. Dia mungkin memberikan perhatian sepenuhnya akan segala kegiatan di rumah atau dia mungkin juga bekerja di luar rumah. Lidia, Priskila dan Dorkas jelas bekerja di luar rumah. Jika sang istri bekerja di luar rumah, sangatlah penting untuk menjamin keseimbangan sehingga keluarganya tidak diabaikan. Hal ini berarti bahwa seluruh keluarga perlu untuk memutuskan pembagian tanggung jawab seisi rumah yang efektif. Dalam beberapa rumah tangga, mungkin ada yang memekerjakan pembantu. Perhatian istri yang utama bukanlah mendapatkan uang melainkan kesejahteraan suami dan anak-anaknya. Istri yang baik yang digambarkan dalam Ams 31:10-31, sementara memberikan kasih dan perhatian kepada suami dan anak-anaknya, ia juga bisa mencari nafkah dan membantu orang yang memerlukan.Berikut adalah sifat (karakter) dari seorang "istri yang baik":
C. BERTUMBUH DALAM MASALAH Ayat Hafalan: "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." Efe 4:32. Pernikahan adalah suatu hubungan dimana dua pribadi bergabung menjadi satu. Karena tiap pribadi adalah unik, masing-masing mempunyai kehendak, kebutuhan dan cita-citanya sendiri, maka konflik tidak bisa dihindari. Tapi ini hal yang wajar, bahkan baik. Bagaimana tiap pasangan menanggapi konflik tersebut adalah hal yang lebih penting. 1. PERTENTANGAN/KONFLIK Kamus menjabarkan konflik sebagai "suatu perjuangan, pertentangan, benturan, ketidakcocokan, dan kehendak yang bertolak belakang." Pertentangan dapat menjadikan hubungan pernikahan bertumbuh atau justru bisa menjadikannya menyakitkan, tidak terselesaikan, dan menghancurkan. Banyak orang Kristen yang menghadapi masalah secara tertutup sebab tidak ada yang mengajarkan kepada mereka cara-cara efektif untuk mengatasinya. 2. APAKAH YANG MENYEBABKAN PERTENTANGAN? Bacalah Yak 4:1-3. Sebelum menikah, masing-masing pribadi sudah hidup sendiri-sendiri selama lebih dari dua puluh tahun. Selama jangka waktu itu, masing-masing pribadi sudah memiliki selera, pilihan, kebiasaan, kesenangan dan ketidaksenangan, nilai-nilai dan standar sendiri- sendiri. Persatuan dalam pernikahan tidak membuang semua perbedaan- perbedaan ini. Mereka tidak harus meluangkan waktu, dan melakukan segala sesuatu bersama-sama. Di sinilah setiap pasangan akan memunyai perbedaan pendapat atau pilihan dan inilah yang menyebabkan munculnya berbagai ketidakcocokan. 3. TANGGAPAN TERHADAP PERTENTANGAN Orang-orang menanggapi konflik/pertentangan dengan cara yang berbeda.
4. HUBUNGAN SECARA PRIBADI DALAM PERNIKAHAN Bacalah Mat 18:15-17. Bagaimana menerapkan ayat-ayat ini dalam pernikahan? Pengajaran dari firman ini adalah, jangan masuk dalam situasi yang mana menimbulkan kerusakan hubungan pribadi, tapi kerjakan yang perlu untuk memperbaiki hubungan yang rusak (perdamaian). Perhatikanlah beberapa tindakan dan urutan sebagai berikut:
5. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENANGANI PERTENTANGAN/KONFLIK
DOA "Ya Allah, terima kasih untuk suami (istri) yang Engkau berikan kepadaku. Tumbuhkan dalam hati kami masing-masing kasih sejati yang dari pada-Mu supaya ketika kami mengalami konflik kami bisa terus belajar untuk saling mengasihi dan mengampuni. Amin" [Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah.] Materi Pelajaran | Pelajaran 04 | Referensi 04a | Referensi 04b | Referensi 04c
INSTRUKSI Harap setiap peserta mengikuti petunjuk mengerjakan tugas sbb.:
Perhatian: Setelah lembar jawaban di bawah ini diisi, mohon dikirim kembali dalam bentuk plain text (e-mail biasa) dan bukan dalam bentuk attachment ke: < kusuma(at)in-christ.net > dan di cc ke:< staf-pesta(at)sabda.org > ***Catatan: Ganti (at) dengan @ Selamat mengerjakan! PERTANYAAN A:
PERTANYAAN B:
Referensi PKS-R04a diambil dari:
REFERENSI PELAJARAN 04a - SUAMI ISTRI DALAM PERNIKAHAN KRISTEN MENJADI SAHABAT BAGI ISTRI Persahabatan tidak bisa dijalin secara sepihak. Walaupun istri mau bersahabat namun bila suaminya menolak tentu tidak terjadi persahabatan. Sebenarnya banyak suami yang sungguh-sungguh mau menjadi sahabat buat istrinya, namun belum tahu apa yang harus dia lakukan. Jadi saya rasa pembahasan ini pasti akan menjadi berkat bagi kita sekalian. Sering kali wanita maupun pria melihat satu sama lain sebagai makhluk yang asing, makhluk yang tidak bisa dia pahami. Dalam hal-hal tertentu masing-masing bisa memahami pasangannya, tapi untuk waktu-waktu yang lain, suami terkadang menganggap cara pikir istri begitu lain, dan aneh. Sebaliknya, istri berprasangka suami berpikiran begitu aneh, mengapa dia sampai bisa berpikir seperti itu. Maka saya setuju dengan komentar, bahwa ada suami atau istri yang sebetulnya berupaya dengan tulus untuk mengerti pasangannya, tapi mengalami kesulitan. ENAM PRINSIP YANG DAPAT MENJADI BERKAT BAGI RUMAH TANGGA
Dalam Efe 5:28 ada nasihat: "Demikian juga suami harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri. Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri." Firman Tuhan dengan jelas meminta suami untuk mengasihi istrinya dan siapa yang mengasihi istri, dia adalah sahabat istri. Enam hal yang telah kita bahas di atas merupakan contoh-contoh konkret bagaimana suami bisa mengasihi istrinya. Misalkan dengan sentuhan, kata-kata yang lembut, mengerti bahwa dia memang cenderung subjektif dan sebagainya. Itu adalah wujud cinta kasih dan waktu suami memberikan semuanya itu, istri melihat bahwa suami mengasihinya dan dia menganggap suami sebagai sahabatnya, berada di pihaknya. Hal ini akan menjadi contoh buat anak-anaknya sehingga mereka juga mencintai ibunya. Juga bila suami suka menyentuh dan merangkul, anak juga suka melakukan hal yang sama pada ibunya. Jadi anak-anak akan belajar banyak dari perilaku kita, waktu dia melihat hal-hal yang baik dia juga akan mengikutinya. Dan itu adalah investasi yang bagus bagi si anak karena nanti dia akan memberikan itu kepada istrinya pula. Hanya dengan persahabatan yang kokoh di mana Tuhan yang menjadi pemersatunya, keluarga-keluarga saat ini akan dapat bertahan di tengah-tengah gempuran pencobaan dan tantangan zaman. Materi Pelajaran | Pelajaran 04 | Pertanyaan 04
Referensi PKS-R04b diambil dari:
REFERENSI PELAJARAN 04b - SUAMI ISTRI DALAM PERNIKAHAN KRISTEN MENJADI SAHABAT BAGI SUAMI Pembahasan kali ini terutama diarahkan kepada para ibu atau istri. Ibu-ibu juga dituntut menjadi sahabat buat anak, maka pengertian menjadi sahabat buat suami secara umum perlu dijelaskan terlebih dahulu. Sahabat adalah:
Tuhan memberikan peranan khusus kepada istri seperti dalam kitab Kejadian, bahwa istri itu menjadi seorang penolong yang sepadan bagi suaminya. Memang di Alkitab tidak dijabarkan apa maksudnya penolong, tapi melalui realitas sehari-hari kita bisa menimba dan menyimpulkan beberapa hal yang bermanfaat bagi para istri. Jadi kita akan melihat dua arti sahabat ini dalam kelima hal yang bisa dilakukan seorang istri buat suaminya. Hal utama yang mendasari kelima hal yang akan dibahas lebih lanjut adalah: Seorang istri harus mengerti suaminya, karena seorang suami pada umumnya memiliki keunikan-keunikan yang membedakan dia dari seorang wanita. Seorang istri perlu mengerti bahwa pria menghormati wanita yang stabil emosinya. Bagi pria ketidakstabilan emosi diidentikkan dengan kelemahan kepribadian. Apalagi kita hidup dalam dunia yang menuntut kestabilan emosi, menuntut rasionalitas, menuntut subjektifitas, yang menuntut seorang pria mengedepankan rasionya dan menempatkan emosinya di belakang. Maka di dunia pria, seorang yang terlalu dikuasai oleh emosi cenderung dijauhi dan tidak ditoleransi oleh sesama pria, bahkan bagi banyak pria seseorang yang menunjukkan emosi yang terlalu kuat menjadi seseorang yang menakutkan. Sehingga reaksi pria pada umumnya adalah tidak mau dekat-dekat dengan sesama pria yang beremosi terlalu kuat. Saya kira persepsi atau standar ini dibawa oleh pria ke dalam rumah tangganya, sehingga pada umumnya pria akan berkeberatan kalau istrinya terlalu beremosi. Padahal seorang wanita pada pembawaan dasarnya memang emosional. Jadi perlu ada usaha dari kedua belah pihak untuk menyesuaikan diri.
Waktu seorang wanita ingin menyampaikan permintaannya dia harus membahasakannya dengan tepat. Pria peka dengan yang namanya tuntutan. Jadi sebaiknya waktu wanita minta sesuatu, dia memintanya dengan cara yang halus dan sopan karena pria cenderung bereaksi terhadap yang namanya tuntutan. Sampaikan permintaan itu dengan lemah-lembut dan harus konkret, ada hal-hal yang bagi wanita sangat mudah dicerna, contohnya adalah kasih. Wanita bisa meminta kepada pria "tolong kasihi aku", tapi bagi pria kata \'kasihi aku\' adalah kata yang sangat abstrak, pria kurang mengerti hal yang seperti itu. Misalnya lagi aku membutuhkan engkau di rumah, bagi seorang pria membutuhkan engkau di rumah artinya diam di rumah. Tapi bisa jadi yang diminta oleh wanita bukan secara fisik berada di situ, tapi yang dibutuhkan oleh istri misalnya membantunya untuk menangani pelajaran anak, membantunya memasak atau bersama-sama berbicara, berbincang-bincang dan sebagainya. Itu yang dimaksud oleh wanita dengan "aku meminta engkau untuk sering di rumah". Jadi hal seperti ini perlu dikonkretkan, pria tidak begitu bisa memahami isi hati wanita yang baginya abstrak, oleh, karena itu penting bagi seorang pria mendapatkan penjelasan-penjelasan yang konkret. Sering kali pria menjauhi wanita yang beremosi tinggi. Kenyataannya kalau istri itu terlalu emosional, pria sering kali menjauhi, rasanya tidak suka dengan istri yang emosi. Pada masa berpacaran, wanita mungkin berpikir "O, ... pacarku tidak berkeberatan", padahal dalam kenyataannya dia berkeberatan. Namun karena pada masa berpacaran frekuensi pertemuan itu tidak intensif atau tidak bertemu setiap jam, pria tidak terlalu merasa dampaknya. Namun setelah dia serumah dan mulai melihat emosi wanita yang turun-naik, kecenderungannya adalah pria itu akan melarikan diri. Dia tidak sanggup menghadapi emosi yang begitu kuat, jadi daripada menghadapinya dan kewalahan, akhirnya ia menghindar. Ini sering kali menjadi pola dalam masalah-masalah pernikahan, di mana pria akhirnya menghindar dan wanita mengejar. Mengejar agar pria itu menemani dia, sabar menunggu dan menghadapi emosinya, si pria tidak bersedia, dan kebanyakan pria akan melarikan diri.
Referensi PKS-R03b diambil dari:
REFERENSI PELAJARAN 04c - KEMURNIAN MENGHADAPI KONFLIK Ada lima cara untuk menghadapi konflik pernikahan. Yang pertama adalah menarik diri. Jika Anda cenderung melihat konflik sebagai sesuatu yang sama sekali tak dapat dielakkan dan sangat sulit dikendalikan, maka mungkin memang tak ada gunanya Anda mencoba mengatasinya. Anda dapat menarik diri secara fisik dengan meninggalkan ruangan atau lingkungan tertentu, atau secara psikologis dengan tidak berbicara, bersikap acuh atau melindungi diri sedemikian rupa hingga apa yang dikatakan tidak akan mempengaruhi Anda. Ada banyak orang yang menggunakan pendekatan ini untuk nelindungi diri mereka. Memenangkan pertarungan adalah sebuah alternatif lain. Jika konsep diri Anda terancam atau jika Anda merasa harus mempertahankan kepentingan Anda, maka kemungkinan metode ini tepat bagi Anda. Jika Anda berada pada posisi yang lebih berotoritas dan posisi tersebut terancam, maka memenangkan pertarungan merupakan serangan balasan. Tak peduli apa pun harga yang harus dibayar, menang merupakan sasaran utama. Orang menggunakan berbagai macam taktik untuk menang. Karena pasangan suami-istri sadar betul akan daerah-daerah kelemahan dan yang bisa menyakitkan pasangannya, seringkali mereka justru memanfaatkannya untuk memaksa pasangannya mengikuti kemauan mereka. Para "pemenang" ini bahkan mungkin menyerang harga diri seseorang supaya menang. Mereka menyimpan dendam dan menggunakannya pada saat yang tepat untuk menghadapi sebuah konflik. Mereka dapat meluapkan emosi dan sakit hati yang sudah tersimpan lama pada saat yang menguntungkan. Pendekatan "menumpuk dendam" seperti ini merupakan bentuk lain dari balas dendam dan jelas tidak mencerminkan sikap pengampunan dari orang Kristen. Kalau memenangkan pertarungan adalah cara yang Anda pilih, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
|