Semua yang bernyawa akan mati semua makhluk akan binasa kecuali Allah karena Allah bersifat

Surat Ar-Rahman menegaskan segala sesuatu binasa saat kiamat kelak.

REPUBLIKA.CO.ID, Allah SWT menyatakan dalam Alquran surat Ar-Rahman segala sesuatu di dunia akan binasa kelak pada Hari Kiamat. 

Hal ini sebagaimana penuturan surat  Ar-Rahman ayat ke-26: كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” 

Syekh Muhammad bin Shalih asy-Syawi dalam An-Nafahat Al-Makkiyah, menafsirkan makna tersirat dalam surat Ar-Rahman ayat 26 sebagai perumpamaan bagi seluruh makhluk di bumi, baik manusia, jin, binatang maupun semua makhluk yang akan mati dan binasa, dan tetap kekallah Allah Yang Mahahidup (kekal) dan tidak akan mati.

Sementara itu, pakar fiqih dan tafsir asal Suriah, Syekh Prof Dr Wahbah az-Zuhaili, dalam Tafsir Al-Wajiz menafsirkannya sebagai penggambaran bahwa setiap apa yang ada di bumi dari makhluk yang hidup adalah sementara (fana) dan akan berakhir (mati), dan tidak akan tersisa kecuali hanya Allah, tidak ada yang lain.

Cendekiawan Islam, Quraish Shihab dalam bukunya, Wawasan Al-Quran; Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung: Mizan, 1996), menyebutkan dua dasar keimanan, yang cukup banyak disinggung dalam Alquran, salah satunya adalah pembuktian tentang hari kiamat.

Pendiri Pusat Studi Al-Quran itu menjelaskan bahwa keimanan kepada Allah SWT berkaitan erat dengan keimanan kepada hari kemudian. Keimanan kepada Allah tidaklah sempurna kecuali disertai keimanan kepada hari akhir, tulisnya.

"Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinya dengan keyakinan tentang adanya hari kemudian. Karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya ditemukan di hari kemudian nanti," tuturnya. 

Mantan Menteri Agama ini menjelaskan, banyak redaksi yang digunakan Alquran untuk menguraikan hari kiamat, misalnya yaum Al-Ba'ts (hari kebangkitan) yaum Al-Qiyamah (hari kiamat), yaum Al-Fashl (hari pemisah antara pelaku kebaikan dan kejahatan), dan masih banyak lainnya.

Alquran menguraikan masalah kebangkitan secara panjang lebar dengan menggunakan beberapa metode dan pendekatan. Kata "al-yaum al-akhir" saja terulang sebanyak 24 kali, di samping kata "akhirat" yang terulang sebanyak 115 kali.

Belum lagi kata-kata padanannya, seperti yang ditemukan dalam surat Ar-Rahman ayat 26. "Ini menunjukkan betapa besar perhatian Alquran dan betapa penting permasalahan ini," jelas Quraish.

Sumber:  https://tafsirweb.com/10374-quran-surat-ar-rahman-ayat-26.html

Semua yang bernyawa akan mati semua makhluk akan binasa kecuali Allah karena Allah bersifat

Semua yang bernyawa akan mati semua makhluk akan binasa kecuali Allah karena Allah bersifat
Segala puji bagi Allah Subhanallahu wa ta’ala, kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan dan ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa dan keburukan amal perbuatan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata yang tidak memiliki sekutu, dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Kematian adalah takdir seluruh makhluk, manusia ataupun jin, hewan ataupun makhluk-makhluk lain, baik lelaki atau perempuan, tua ataupun muda, baik orang sehat ataupun sakit. Seperti dalam firman Allah Ta’ala berikut ini (yang artinya), “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran : 185).

Setiap manusia memiliki ajal, dan kematian tidak bisa dihindari dan kita tidak ada yang bisa lari darinya. Namun sayang, sedikit manusia yang mau bersiap menghadapinya. Seperti dalam firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari  daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu kan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Jumu’ah : 8).

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa’ : 78).

“ Sesuatu yang bernyata tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘Imran : 145).

Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-Nya. Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan siapapun yang dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup.Dan sebab apapun yang datang menghampiri tidak akan membahayakan yang bersangkutan sebelum ajalnya tiba karena Allah Ta’ala telah menetapkan dan menakdirkannya hingga batas waktu yang telah ditentukan. Tidak ada satupun umat yang melampaui batas waktu yang telah ditentukan.

“Sering-seringlah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu KEMATIAN, karena tidaklah seseorang mengingatnya dalam kesempitan hidup melainkan akan melapangkannya dan tidaklah seseorang mengingatnya dalam keleluasaan hidup melainkan akan mempersempitnya.” (HR. Baihaqi, Ibnu Hibban dan Bazzar, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, hadist nomor 1222).

Mengingat kematian akan menimbulkan rasa khawatir di dunia yang fana karena kita akan menuju negeri akhirat yang abadi. Kematian tidak mengenal usia, waktu ataupun penyakit tertentu agar setiap orang mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Manusia tidak pernah lepas dari kondisi lapang dan sempit, sehingga dengan mengingat kematian, maka manusia tidak akan terlena ataupun berputus asa dari takdir. Manusia yang mengingat kematian akan dimuliakan dalam 3 (tiga) hal, yaitu :

  1. Segera bertaubat,
  2. Hati qanaah,
  3. Giat ibadah.

Bagaimana dengan manusia yang mengharapkan kematian segera datang?. “Janganlah salah seorang dari kalian mengharapkan kematian karena marabahaya yang menimpa, kalaupun harus mengharap (mati), hendaklah berdoa : Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan lebih baik bagiku dan matikan aku jika kematian lebih baik bagiku.” (HR. Al-Bukhari : 567 dan HR. Muslim : 2680).

“Janganlah salah seorang kalian mengharapkan dan berdoa (memohon) kematian sebelum waktunya tiba, sungguh bila salah seorang dari kalian meninggal dunia, amalnya terputus, sungguh umur orang mukmin itu menambahkan kebaikan.” (HR. Muslim : 2686). Hendaknya manusia senantiasa bersabar dengan ketetapan dari Allah Ta’ala dan senantiasa istiqomah dijalan-Nya. Janganlah berputus asa karena sesungguhnya putus asa itu memberikan peluang kepada setan untuk melemahkan hati manusia. (Soffi/drberbagaisumber)

Semua yang bernyawa akan mati semua makhluk akan binasa kecuali Allah karena Allah bersifat
binasa

BincangSyariah.Com – Pada penulisan sebelumnya telah disampaikan berbagai nikmat Allah yang diberikan kepada mereka yang berada di bumi. Selanjutnya Allah berfirman:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ. وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَام

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” (Q.S. al-Rahman: 26-27)

Ayat di atas memberikan pengertian atas kebenaran serta penegasan akan adanya kehancuran dan kebinasaan bagi setiap yang berada di atas bumi.

والإشارة بالفناء إلى جميع الموجودات على الأرض من حيوان وغيره

“(Ayat tersebut) memberikan isyarat adanya kebinasaan pada segala sesuatu wujud di atas permukaan bumi baik hewan maupun lainya”(al-Muharrah al-Wajiz).

Kemudian Ibnu Abas menyampaikan bahwa disaat Allah menurunkan ayat di tersebut, para malaikat berkata “ Binasalah ahli bumi ! “ lalu Allah berfirman “ Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali dzat-Nya ( Allah ) “(Q.S.al-Qashash). Abdurrahman bin Abu Bakar al-Suyuti dalam karyanya al-Dur al-Man al-Mantsur fi al-Tafsir bi al-Ma’tsur lil-Suyuti berkata :

أخرج ابن المنذر عن ابن جريج رضي الله عنه قال : لما نزلت {كل من عليها فان} الرحمن الآية 26 قالت الملائكة : هلك أهل الأرض فلما نزلت {كل نفس ذائقة الموت} آل عمران الآية 18 قالت الملائكة : هلك كل نفس فلما نزلت {كل شيء هالك إلا وجهه} قالت الملائكة : هلك أهل السماء وأهل الأرض

Ibnu Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Jarir berkata ; Ketika diturunkan ayat “  Semua yang ada di bumi itu akan binasa “(al-Rahman : 26) para malaikat berkata “ Penduduk bumi binasa! “ lalu diturunkan ayat “ Tiap-tiap yang berjiwa akan mati “(Q.S.Ali ‘Imran : 185). Kemudian mereka berkata “ Binasalah tiap yang berjiwa “. Kemudian diturunkan ayat “ Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali dzat-Nya (Allah) “(al-Qashash : 88), lalu mereka bekata “ Binasa ahli langit dan bumi “.

Wahbah al-Zuhaili menyampaikan :

ومما يؤكد كون هذه الأشياء من دلائل القدرة الإلهية: أن وجودها وزوالها بيد الله تعالى، فجميع من على الأرض من الناس والدواب، وجميع أهل السماوات إلا من شاء الله، سيتعرضون للفناء والموت، وتزول الحياة، ولا يبقى إلا الله سبحانه وتعالى

“Keberadaan makhluk yang berada di atas bumi adalah tanda kekuasaan Tuhan, hal ini diperkuat dengan adanya wujud dan hilangnya mereka tergantung pada kekuasaan-Nya. Sebab semua yang berada di atas bumi baik manusia maupun binatang serta para malaikat, mereka akan menghadapi kebinasaan dan kematian kecuali mereka yang dikehendaki Tuhan. Mereka semua tidak akan kekal kecuali Allah SWT.”

Imam al-Razi dalam Mafatihul Ghaib mengambil beberapa poin positif yang dapat diambil dari kandungan ayat tersebut, diantaranya:

Pertama, sebagai motivasi untuk beribadah dan meluangkan serta menghabiskan waktu yang sedikit ini dalam ketaatan kepada-Nya.

Kedua, melarang ketergantungan kepada apa yang berada pada kekuasaan masing-masing.

فلا يقول إذا كان في نعمة إنها لن تذهب فيترك الرجوع إلى الله معتمداً على ماله وملكه

Disaat mendapatkan keni’matan Jangan berkata “ Keni’matan tidak akan hilang “ sehingga tergantung pada harta dan kepemilikanya serta melalaikan-Nya.

Ketiga, memerintahkan untuk bersabar ketika ditimpa kesusahan serta percaya dan berkeyakinan bahwa yang dihadapinya akan dihilangkan oleh Tuhan.

Keempat, larangan terbujuk dan mempertuhankan para raja (penguasa) selain Allah. Meninggalkan pendekatan kepada-Nya akan membawakan penyesalan yang besar sebab apabila dia meninggal dunia sebelum mereka maka akan bertemu dengan-Nya dalam keadaan bagaikan budak yang melarikan diri. Dan bila mereka para raja (penguasa) meninggalkanya (mati) maka dia akan malu kepada-Nya. Bilamana keduanya mati bersama sehingga bertemu dengan Tuhan dalam keadaan sangat kesulitan.

Kelima, memerintahkan untuk mengesakan-Nya serta meninggalkan kemusyrikan (penyekutuan) baik syirik khafi maupun dhahir.

لأن الفاني لا يصلح لأن يعبد

“ (Larangan menyekutukan-Nya) sebab sesuatu yang akan binasa tidak layak disembah ”.

Berikutnya Allah berfirman :

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَان

“Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?”(Q.S.al-Rahman : 28)

Pada ayat di atas menegaskan dan mengingatkan bahwa kita tidak pantas mendustakan atas ni’mat yang telah dianugrahkan oleh-Nya. Pada sisilain ayat ini menyisakan pertanyaan “ Dimana ni’mat atas kebinasan makhluk-Nya?” Dalam Tafsir al-Siraj al-Munir dan Tafsir al-Qurthubi dijelaskan ari ni’mat atas kebinasaan seluruh makhluk-Nya sebagai berikut :

بأنها التسوية بينهم في الموت والموت سبب للنقل إلى دار الجزاء والثواب

“Ni’mat atas binasanya seluruh makhluk ialah mereka semua mendapatkan perlakuan yang sama (dari Tuhan) yaitu kematian. Dan dengan kematian ini sebagai sebab mereka berpindah pada tempat pembalasan”.

Wallahu A’lam.