Pronomina yang digunakan sebagai pemarkah pertanyaan disebut pronomina

Halo sobat Literasi semua! In syaa Alloh kabar baik semua kan yaa? Semoga sobat semua masih diberikan sehat selalu. Nah, pada kesempatan kali ini akan kita bahas dua model frasa, yakni frasa pronominal dan frasa numeralia. Pasti dibenak kalian bertanya-tanya tentang apa sih frasa pronominal dan frasa numeralia? Jarang di dengar ya? Oke langsung saja yuk kita bahas dua materi frasa dalam bahasa indonesia. Simak penjelasan berikut.

Yak, sebelumnya kalian tahu nggak apa itu frasa? Kalau kata yang satu ini sudah biasa kita dengar di pelajaran bahasa Indonesia tentunya. Jadi, menurut Chaer (2011) frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Sebagai contoh: pergi bekerja, besok pagi, yang sedang mengayuh. Kemudian, Frasa memiliki dua sifat, yakni (1) frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih dan (2) frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, artinya frasa selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa (S, P, O, dan K).

Ok, dari penjelasan diatas kalian tentunya sudah dapat memahami mengenai pengertian frasa. Selanjutnya, kita akan kita bahas dua frasa yang menjadi fokus dalam pembahasan ini, yaitu frasa pronominal dan numeralia.

  1. Pronomina adalah kata yang berfungsi sebagai pengganti nomina (Alwi, Darmowidjojo, Lapoliwa, & M.Moeliono, 2003).Fungsi utama pronomina adalah sebagai inti frasa nominal walaupun pewatasnya terbatas.

Pronomina sendiri digunakan untuk mengacu pada orang atau benda. Pronomina bersifat deiksis apabila tafsiran acuan pronomina itu ditentukan oleh faktor peristiwa ujaran. Pronomina akan bersifat anaforis apabila acuannya sama dengan acuan nomina atau frasa nominal tertentu dalam teks. Menurut Alwi, Darmowidjojo, Lapoliwa, & M.Moeliono (2003), terdapat tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yaitu pronomina persona (dipakai untuk mengacu pada orang), pronomina penunjuk (penunjuk umum, tempat, dan ihwal), dan pronomina penanya (dipakai sebagai pemarkah pertanyaan).

Bagaimana nih teman-teman semakin paham atau semakin bingung? Sudah pasti teman-teman semakin paham ya terkait dengan frasa pronomina. Selanjutnya, ada satu frasa lagi yang akan kita bahas, yaitu frasa numeralia. Numeralia disebut juga dengan kata bilangan.

  1. Numeralia merupakan kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep (Alwi, Darmowidjojo, Lapoliwa, & M.Moeliono, 2003). Frasa seperti enam hari, seperempat abad, orang kedua, dan beberapa masalah masing-masing mengandung numeralia, yaitu enam, seperempat, kedua, dan beberapa.

Dalam bahasa Indonesia numeralia dibagi menjadi dua macam, yaitu pertama numeralia pokok, yang memberi jawab atas pertanyaan “Berapa?”. Numeralia pokok disebut juga dengan numeralia kardinal. Menurut Alwi, Darmowidjojo, Lapoliwa, & M.Moeliono (2003), numeralia pokok merupakan bilangan yang menjadi dasar dari bilangan yang lain.
Numeralia pokok terbagi menjadi empat bagian, yaitu pokok tentu (mengacu pada bilangan pokok), kolektif (dibentuk dengan prefiks ke- yang ditempatkan di muka nomina yang diterangkan), distributif (dibentuk dengan cara mengulakata bilangan), dan taktentu (kata yang mengacu pada jumlah yang tidak pasti). Selain itu, ada numeralia klitika (numeralia yang dipungut dari bahasa Jawa Kuno) dan numeralia pecahan (tiap bilangan pokok dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil).

Kedua, numeralia tingkat yang memberi jawab atas pertanyaan “Yang ke berapa?”. Numeralia tingkat disebut juga dengan numeralia ordinal. Alwi, Darmowidjojo, Lapoliwa, & M.Moeliono (2003), menjelaskan bahwa numeralia pokok dapat diubah menjadi numeralia tingkat dengan cara menambahkan ke- di muka bilangan yang bersangkutan. Misalnya: pemain kedua, jawaban ketiga itu, anak saya yang keempat, anak keempat saya, suara kesatu, suara pertama. Dari contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa numeralia tingkat diletakkan di belakang nomina yang diterangkan.

Referensi:
Alwi, H., Darmowidjojo, S., Lapoliwa, H., & M.Moeliono, A. (2003). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (3 ed.). Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka.
Chaer, A. (2011). Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Pronomina yang digunakan sebagai pemarkah pertanyaan disebut pronomina

Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang dapat menjadi pengganti nomina atau frasa nomina.  Pronomina terdiri dari pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina penanya.

  1. Pronomina persona pertama tunggal: kata ganti yang digunakan pada diri sendiri. Contoh: saya, aku, daku.
  2. Pronomina persona pertama jamak: kata ganti yang digunakan untuk menyebut orang yang berjumlah banyak atau lebih dari satu. Contoh: kami, kita.
  3. Pronomina penunjuk umum: kata ganti yang mengacu pada hal yang dekat dengan penulis pada informasi yang disampaikan. Contoh: ini, itu, anu.
  4. Pronomina penunjuk tempat: kata ganti yang mengacu pada tempat/lokasi. Contoh: sini, situ, sana.
  5. Pronomina penunjuk penanya: kata ganti yang digunakan sebagai pemarkah pertanyaan, dapat berkaitan dengan orang, barang, atau pilihan. Contoh: siapa, apa, di mana, kapan, dan lain-lain.

Berdasarkan soal, kalimat yang perlu dicermati adalah Di Uni Eropa, untuk memasuki pintu gerbang budaya setiap negara, semua orang tentu telah mengenal kebijakan Europass Language Passport yang dikeluarkan oleh The Council of Europe dengan dokumen teknis Common European Framework of Reference (CEFR) for Languages. Kebijakan bahasa itu mendorong warga masyarakat Uni Eropa menjadi plurilingual [ ... ] semua bahasa Eropa dapat duduk pada posisi yang sama, misalnya di parlemen Uni Eropa. Kalimat tersebut menggunakan pronomina penunjuk umum, yaitu itu. Pronomina itu mengacu pada kalimat sebelumnya yang menjelaskan tentang adanya kebijakan di Uni Eropa. Kebijakan yang dimaksud adalah Europass Language Passport yang dikeluarkan oleh The Council of Europe dengan dokumen teknis Common European Framework of Reference (CEFR) for Languages.
Dengan demikian, pronomina yang terdapat dalam paragraf termasuk kategori pronomina penunjuk umum.

Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah C.

Presiden Joko Widodo Menjadi Kepala Negara Pertama di Dunia yang Disuntik Vaksin SinovacPresiden Joko Widodo resmi menjadi orang pertama di Indonesia … yang mendapatkan vaksin Covid-19. Tim dokter Istana Kepresidenan menyuntikkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac pada lengan kiri Jokowi pada Rabu, 13 Januari 2021, pukul 09.42 WIB, di Istana Kepresidenan. Setelah disuntik vaksin Covid-19, Presiden Joko Widodo menyampaikan tanggapannya.Langkah yang dilakukan oleh Jokowi ini seolah melanjutkan kebijakan serupa yang dilakukan sejumlah kepala negara di belahan dunia lain. Para kepala negara tersebut seolah ingin meningkatkan kepercayaan publik terhadap vaksinasi Covid-19, lantaran banyaknya keraguan mengenai efektivitas dan bahkan efek samping dari vaksin tersebut.Seperti diketahui, Jokowi bukan kepala negara yang pertama kali menerima vaksin Covid-19 di dunia. Terdapat setidaknya lima kepala negara lain yang telah disuntik vaksin Covid-19. Hanya saja, Jokowi menjadi kepala negara pertama di dunia yang mendapatkan suntikan dari vaksin buatan Sinovac. Pasalnya, kepala negara lain disuntik menggunakan vaksin buatan Pfizer-BioNTech. Terakhir, Presiden Joko Widodo menyampaikan pesam kepada warga Indonesia yang memenuhi syara agar bersedia disuntik vaksin Covid-19.Kemukakan kembali jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam peta pikiran! ​

Bacalah contoh slogan dibawah in, kemudian tuliskan makna yg terkandung dlm slogan tersebut

Perhatikan gambar berikut! Dari gambar diatas, tuliskan informasi yang terdapat pada gambar tersebut

Perhatikan gambar berikut! Dari gambar poster diatas, tentukanlah kaidah kebahasaan yg terkandung dalam gambar tersebut

Makanan cepat saji biasanya memerlukan waktu untuk diolah terlebih dahulu. Sedangkan siap santap bisa langsung diambil karena sudah dibuat dari awal. … Contoh makanan cepat saji adalah burger dengan daging yang digoreng terlebih dahulu. Sedangkan siap santap bisa seperti nasi padang atau warteg yang makanannya sudah dipersiapkan. Dari segi nutrisi, siap santap bisa lebih bervariasi karena olahannya beraneka ragam. Meski begitu, cepat saji dan siap santap tentunya memiliki porsi yang berbeda. Cepat saji bisa dimakan dalam waktu cepat sedangkan siap santap membutuhkan waktu lama karena porsi besar. Selain itu, cepat saji juga lebih mudah dimakan dibandingkan makanan siap santap. Soal 1.Sebutkan yang termasuk tesis, rangkaian argumen dan penegasan ulang​

Menunjukkan untuk siapa iklan diatas

Struktur berita terdiri dari kepala lead, tubuh dan ekor berita. Telaahlah teks diatas berdasarkan struktur teks berita tersebut

berikan contoh kalimat iklan tentang: 1. penghapus

pidato terima kasib untuk orang tua​

pidato terima kasib untuk orang tua​