Kota yang dijadikan sebagai kota penghubung pada saat mendirikan Daulah Abbasiyah adalah

Jakarta -

Dinasti Abbasiyah adalah dinasti kedua dalam sejarah Islam klasik yang menggantikan Dinasti Ummayah. Dinasti ini berkuasa selama lebih dari 5 abad.

Dikutip dari buku Sejarah Pendidikan Islam oleh J. Suyuthi Pulungan, nama Dinasti Abbasiyah diambil dari nama salah seorang paman Rasulullah SAW bernama al-Abbas ibn Abd al-Muthalib ibn Hasyim.

Bani Abbasiyah beranggapan bahwa mereka yang lebih berhak atas kekhalifahan Islam, bukan Bani Umayyah. Sebab, mereka memiliki nasab keturunan lebih dekat dari Nabi Muhammad SAW dari Bani Hasyim.

Pendiri Dinasti Abbasiyah adalah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan Abdul Abbas As-Saffah. Dinasti ini berdiri antara tahun 132-656 H/ 750-1258 M. Daulah ini berkuasa selama lima setengah abad, kurang lebih 524 tahun.

Pembentukan kekhalifahan Bani Abbasiyah melalui proses yang cukup panjang. Setidaknya ada empat strategi yang diterapkan. Pertama, melalui kekuatan bawah tanah oleh Muhammad ibn Abdullah ibn Abbas.

Kedua, melalui upaya propaganda secara terus-menerus. Propaganda ini berisi rahasia tentang hak kekhalifahan yang seharusnya berada di tangan Bani Hasyim bukan Bani Umayyah.

Ketiga, pemanfaatan kaum Muslim non-Arab yang sebelumnya dianggap sebagai warga kelas dua. Keempat, propaganda terang-terangan yang dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani.

Para sejarawan membagi kekuasaan daulah ini menjadi tiga periode. Periode pertama berlangsung dari tahun 132-232 H/ 750-847 M, yaitu mulai dari kekuasaan Abdul Abbas As-Saffah sampai Abu al-Fadl Ja'far al-Mutawakkil.

Periode kedua berlangsung dari tahun 232-590 H/ 847-1184 M, yaitu dari khalifah Abu Ja'far Muhammad al-Muntasir sampai Abu al-'Abbas Ahmad Nasir. Sementara itu, periode ketiga berlangsung dari tahun 590-656 H.

Pada masa pemerintahan Abdul Abbas As-Saffah hingga Abu al-Fadl Ja'far al-Mutawakkil, Daulah Abbasiyah dipimpin oleh khalifah yang kuat. Mereka adalah pemimpin angkatan tentara dan telah mengarungi peperangan.

Pada periode pertama, Bani Abbasiyah mencapai puncak keemasannya. Kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Para khalifah merupakan tokoh kuat dan menjadi pusat kekuasaan politik sekaligus agama. Selain itu, periode ini juga menjadi landasan perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan Islam.

Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam Dirasat Islamiyah II menjelaskan, Abdul Abbas As-Saffah hanya memerintah dalam waktu yang sangat singkat, yaitu dari tahun 750 M sampai 754 M. Beberapa pendapat condong pada Abu Ja'far al-Mansur sebagai pembina sebenarnya dari Daulah Abbasiyah.

Pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah berada di Kota Baghdad. Pada mulanya ibu kota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat Kufah. Lalu, dalam rangka menjaga stabilitas negara baru, al-Mansur memindahkan ibukota negara ke kota Baghdad, dekat ibukota Persia. Pemindahan dilakukan pada tahun 762 M.

Lihat juga video 'Abdul Qodir Jaelani Berbagi Ilmu Islam Sampai ke Luar Negeri':

[nwy/nwy]

3 kota yang menjadi basis gerakan perlawanan Dinasti Abbasiyah adalah Kufah, Khurasan dan Humaymah.

Pembahasan

Bani Abbasiyah adalah keturunan dari Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu paman Nabi Muhammad SAW yang paling muda. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, ketidakpuasan atas kepemimpinan Khalifah Umayyah membuat Bani Abbasiyah mempersiapkan gerakan untuk menggulingkan Daulah Umayyah.

Perjuangan mendirikan Daulah Abbasiyah dilmulai ketika Daulah Umayyah dipimpin oleh Khalifah Umar bin Abdul Azis. Kondisi negara yang aman dan tenteram pada masa itu dijadikan kesempatan oleh Bani Abbasiyah untuk menyusun kekuatan.

Bani Abbasiyah memusatkan gerakannya di tiga kota yaitu:

  1. Humaymah, sebuah kota yang terletak di wilayah Suriah sekarang. Di kota ini tinggal seseorang yang memulai dakwah Abbasiyah dan peletak dasar-dasar pergerakan Bani Abbasiyah yaitu Muhammad bin Ali, cicit dari Abbas bin Abdul Muthalib. Humaymah dijadikan pusat perencanaan organisasi oleh Bani Abbasiyah.
  2. Khurasan, sebuah kota yang terletak di wilayah Iran sekarang. Di khurasan banyak terdapat pendukung keluarga Bani Hasyim yang merupakan keluarga Nabi Muhammad SAW. Warganya digambarkan pemberani, berfisik kuat, tinggi tegap, teguh dalam pendirian, tidak mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah dibingungkan oleh kepercayaan yang menyimpang. Bani Abbasiyah menjadi Khurasan sebagai pusat kegiatan praktis pergerakannya, dan berharap dakwah Bani Abbasiyah di sini mendapatkan dukungan luas.
  3. Kufah, sebuah kota yang terletak di wilayah Irak sekarang. Di kota Kufah banyak terdapat penduduk yang menganut aliran Syiah dan merupakan pendukung Khalifah ke-4 dari Klufaur Rasyidin, Ali bin Abi Thalib, yang merupakan musuh Mu'awiyah, pendiri Daulah Umayyah. Oleh Bani Abbasiyah, Kufah dijadikan kota penghubung antara Humaymah dan Khurasan.

Tokoh-tokoh pergerakan Bani Abbasiyah antara lain Muhammad bin Ali, Ibrahim Al-Imam, dan Abu Muslim Al-Khurasany. Gerakan Bani Abbasiyah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Propaganda dan gerakan bawah tanah secara diam-diam untuk menyusun kekuatan. Hal ini dilakukan karena pada awal gerakan, Dinasti Umayyah masih sangat kuat.
  • Melakukan politik bersahabat, artinya tidak menunjukkan permusuhan dengan pihak manapun termasuk Daulah Umayyah
  • Menonjolkan nama Bani Hasyim untuk menarik simpati umat Islam dan mendapat dukungan kelompok Syi'ah. Bani Abbasiyah memang termasuk keluarga Bani Hasyim dari leluhurnya, Abbas bin Abdul Muthalib.

Langkah-langkah di bawah ini berhasil menghimpun kekuatan yang sangat besar yang tidak mampu dibendung lagi oleh Dinasti Umayyah. Akhirnya, pada tanggal 9 Juni 747 M, Bani Abbasiyah memulai pemberontakan terang-terangan dengan mengibarkan bendera hitam yang menjadi panji Abbasiyah. Khalifah terakhir Daulah Umayyah, Marwan bin Muhammad, yang mewarisi kondisi negara yang kacau balau, tidak mampu lagi menanggulangi pemberontakan ini. Satu demi satu kota penting Daulah Umayyah jatuh, termasuk Kufah pada tahun 149 M. Pada bulan Januari 750 M terjadi pertempuran besar yang menentukan di tepi Sungai Zab yang dimenangkan oleh pasukan Bani Abbasiyah. Ibukota Damaskus akhirnya jatuh ke tangan Bani Abbasiyah pada tanggal 26 April 750 M. Khalifah Marwan bin Muhammad berusaha melarikan diri namun terkejar dan terbunuh di Mesir. Daulah Abbasiyah pun berdiri dan mampu bertahan selama  abad, dengan As-Saffah sebagai Khalifah pertama.

Pelajari lebih lanjut

-----------------------------

Detil Jawaban

Kelas : 11 SMA

Mapel : Agama

Bab : Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali

Kode : 11.14.5

Kata Kunci: kota, gerakan, Abbasiyah


ayu3421 @ayu3421

November 2018 1 216 Report

Sebutkan 3 kota yang menjadi basis perlawanan dinasti abbasiyah

Mamanosz Al Humayyah, Kuffah, dan Khurasan

32 votes Thanks 73

Recommend Questions

AlmaSabrina22720061 May 2021 | 0 Replies

pada zaman dahulu pertunjukan tari colek banyak dilakukan di...a.Rumah Juraganb.Jalan Kampung c.Rumah Belandad.Rumah liburan cerita dalam lenong betawi umumnya mengandung pesan....

mrifyal23 May 2021 | 0 Replies

Dewan konstituante yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu yang pertama tahun 1955 mempunyai tugas

mimimi890 May 2021 | 0 Replies

jelaskan selat yg menghubungkan sumatera dan jawa

jihanhanifa59 May 2021 | 0 Replies

politik etis sering mendapat ejekan sebagai politik sarung tangan sutra. mengapa demikian?jelaskan!

Muhammadmansyur May 2021 | 0 Replies

daerah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan majapahit meliputi sumatra jawa Kalimantan Sulawesi nusa tenggara maluku dan papua . pernyataan tersebut di paparkan oleh

nadia175356 May 2021 | 0 Replies

penjelasan bagaimana aqidah tanpa filsafat dan filsafat tanpa aqidah

said1622 May 2021 | 0 Replies

jelaskan bagaimana sikap masyarakat indonesia terhadap agama dan bagaimana langkah langkah membumikan islam di kampus

FikriArdjun3009 May 2021 | 0 Replies

Bentuk bentuk perubahan sosial dan budaya dalam konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah

fraansiskaa3667 May 2021 | 0 Replies

Nerikut ini yang bukan dampak negative dari penerapan revolusi hijau di indonesia adalah

RazanMI May 2021 | 0 Replies

kenampakan bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda sebenarnya

Video yang berhubungan

Kota-kota peradaban Islam tersebar di sejumlah wilayah dinasti-dinasti Islam.

ist

Ilustrasi kota melingkar Baghdad di abad ke-10.

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Ma'ruf Misbah dkk dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam, peradaban Islam dari masa Bani Abbasiyah hingga Dinasti Umayyah dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, yakni kota pusat peradaban Islam, bangunan-bangunan, penemuan, dan tokoh-tokohnya.

A. Kota pusat peradaban

Kota-kota yang terkenal menjadi pusat peradaban Dinasti Abbasiyah antara lain:

Baghdad

Kota ini merupakan yang paling indah karena dikerjakan oleh lebih dari 100 ribu pekerja yang dipimpin oleh Hajaj bin Arthal dan Amran bin Wadldlah. Di kota ini, terdapat istana di pusat kota, asrama pegawai, rumah kepala polisi, dan rumah keluarga khalifah.

Istananya bernama Qasruzzabad yang memiliki luas 160 ribu hasta persegi. Dibuat sangat indah dengan membujur empat jalan utama ke luar kota. Di kiri kanan jalan, dibuat gedung bertingkat. Di luar Kota Baghdad, dibangun kota satelit, seperti Rushafah dan Karakh.

Kedua kota tersebut dilengkapi dengan kantor, toko-toko, rumah, taman, kolam, dan lainnya. Karena itu, Kota Baghdad menjadi kota impian seluruh dunia.

Samarra

Letaknya di sebelah timur Sungai Tigris, kurang lebih 60 kilometer dari Baghdad. Kotanya sangat indah, nyaman, dan teratur. Nama 'Samarra' diberikan oleh Khalifah Al-Manshur. Ketika peresmian kota, banyak orang yang terkesan dengan keindahannya. Hal ini sesuai dengan namanya Samarra yang berasal dari kata 'Sarra Man Ra'a' yang berarti senang memandangnya. Di kota ini, terdapat 17 istana yang sangat indah, cantik, dan mungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam di kota-kota lainnya.

Sevilla

Kota ini merupakan salah satu kota terindah di Spanyol dan terletak di tepi Sungai Guadal Quivir. Pernah menjadi ibu kota Kerajaan Mulukuththawaif. Di kota ini, dulu, dibangun sebuah masjid yang sangat megah. Namun, kini masjid itu telah menjadi Gereja Santa Maria. Menaranya mencapai 70 meter dengan dasar sekitar 13,60 meter.

Granada

Kota ini memiliki tanah yang subur. Di kota ini, dibangun sebuah istana yang sangat terkenal sampai kini, yaitu Istana Granada yang dibuat oleh raja-raja Akhmar dan diberi nama al-Hambra.

Cordoba

Kota ini didirikan oleh Abdurrahman Ad-Dakhil (Abdurrahman sang Penakluk, wafat 852 M). Puncak keemasannya dialami pada masa Sultan Abdurrahman III yang bergelar An-Nasyir (w 961 M). Cordoba menjadi kota teladan di seluruh Eropa karena kota lainnya sangat kotor, becek, gelap, serta sepi. Sementara itu, Cordoba sangat indah, terang benderang, bersih, dan indah di pandang mata.

Qahirah atau Kairo

Kota Kairo didirikan oleh Jauhar As-Saqali tahun 358 Hijriyah sebagai pusat Dinasti Fatimiyah di Mesir. Di kota ini, terdapat Universitas Al-Azhar yang menampung ribuan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia. Selain Universitas Al-Azhar, di kota ini juga terdapat Masjid Amru bin Ash.

  • sejarah peradaban islam
  • peradaban islam

Kota yang dijadikan sebagai kota penghubung pada saat mendirikan Daulah Abbasiyah adalah