Pencak silat merupakan seni beladiri yang berakar dari rumpun

KOMPAS.com - Pencak silat merupakan seni bela diri asli Indonesia.

Tepat pada 12 Desember 2019, nama Indonesia terangkat ketika pencak silat ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Terkait dengan asal-usul pencak silat, Kompas.com pernah berkesempatan mewawancarai Eddie Marzuki Nalapraya (88) pada satu hari setelah penetapan UNESCO tersebut.

Eddie Marzuki Nalapraya merupakan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984-1987 yang juga akrab disebut Bapak Pencak Silat Dunia.

Menurutnya, tradisi yang juga menjadi cabang olahraga ini berasal dari dua daerah di Indonesia yaitu Minangkabau, Sumatra Barat, dan Cimande, Jawa Barat.

"Jadi pencak silat itu berasal dari dua daerah di Indonesia, yaitu Minangkabau dan Cimande. Nah, dua daerah itu punya aliran berbeda-beda, yang Minangkabau itu mainannya kaki, kalau Cimande banyakan tangan," kata Eddie.

Baca juga: Pemerintah Indonesia Usahakan Pencak Silat Jadi Cabor Olimpiade

Meski berasal dari Minangkabau dan Cimande, Eddie menyebut pencak silat terus mengalami perkembangan karena setiap daerah memiliki aliran masing-masing.

Menurutnya, pencak silat sudah menyebar ke seluruh Nusantara sejak abad ketujuh dibuktikan dengan relief di Candi Borobudur.

"Kalau pergi ke Magelang, coba main ke Candi Borobudur, itu ada relief soal pencak silat. Maka itu, kita menang (di UNESCO)," kata Eddie.

"Jadi ketika dites dan waktu itu ada juga yang mengajukan seperti Malaysia, nah ternyata terbukti di Candi Borobudur. Itu gerakannya ada dua, satu lagi nangkap tangan, satu lagi nendang kaki," ujar Eddie menambahkan.

Sejak pencak silat pertama kali ditemukan, berbagai perguruan kemudian terus menjamur di berbagai daerah di Indonesia.

Pada 1903, berdiri Perguruan Setia Hati (PSH) dan lalu disusul Perguruan Setia Hati Terate (PSHT) tahun 1922.

Pada tahun yang sama dengan berdirinya PSHT, kedua aliran pencak silat yaitu Minangkabau dan Cimande lalu bersatu mendirikan Perhimpunan Pencak Silat Indonesia (PPSI).

Baca juga: Lampung Tuan Rumah Turnamen Pencak Silat Piala Kemenpora

Singkat cerita, Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) yang menyatukan seluruh pencak silat yang ada di Nusantara berdiri pada tahun 1973.

Kepala Perpustakaan dan Museum Padepokan Pencak Silat Indonesia sekaligus guru pencak silat Cimande, Baworwulung (67), menyebut pada tahun 2019 terdapat setidaknya 550 perguruan pencak silat di seluruh Indonesia.

"Di Jakarta saja hampir 300 perguruan kok, apalagi Putra Betawi, itu ada 60-an jumlahnya, bahkan yang muridnya cuman dua, itu tetap perguruan. Itu bahkan ada juga yang latihannya masih di tempat becek," kata Bawor.

Bawor menambahkan, zaman kepemimpinan Eddie sebagai Ketua IPSI, perguruan-perguruan tersebut mulai dicatat untuk masuk keanggotaan.

Hingga kini, terdapat 10 perguruan historis yang tercatat di IPSI yaitu Setia Hati, Setia Hati Terate, Perpi Harimurti, Perisai Diri, Perisai Putih, Tapak Suci, Putra Betawi, KPS Nusantara, Phasadja Mataram, dan PPSI.

Setahun sebelum ditetapkan UNESCO, pencak silat ramai dibicarakan di Indonesia tepatnya ketika gelaran Asian Games 2018.

Saat itu, kontingen Indonesia berhasil meraih 14 medali emas dan satu perunggu dari 16 kelas cabor pencak silat yang dipertandingakan.

Indonesia hanya gagal meraih emas dari nomor Kelas F (70-75 kg) putra dan Kelas J (90-95 kg) putra yang didapatkan oleh kontingen Vietnam.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asal Usul Pencak Silat di Indonesia", Penulis : Nicholas Ryan Aditya; Editor : Ni Luh Made Pertiwi F.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

SENI bela diri pertama kali muncul di dunia disebabkan oleh upaya manusia untuk mempertahankan dirinya dari serangan manusia, hewan atau tantangan alam lainnya. Sementara, seni bela diri Pencak Silat sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa. Berbagai aspek dan komponennya telah berakar dan sekaligus memberi identitas bagi Bangsa Indonesia.

Asal Usul Nama Pencak Silat

Berdasarkan istilah, ‘Silat’ dalam kata Pencak Silat sudah dikenal oleh masyarakat Asia Tenggara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand dan Filipina sejak lama.

Di Indonesia istilah ‘Pencak’ banyak dipergunakan oleh masyarakat di pulau Jawa. Sedangkan istilah ‘Silat’ digunakan oleh kebanyakan masyarakat di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Namun, dalam perkembangannya istilah ‘Pencak’ lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan. Sedangkan ‘Silat’ merupakan inti ajaran bela diri dalam suatu pertarungan. Jadi kalau ada yang bilang pencak saja, dan silat saja, tidak ada yang salah. Namun, banyak orang yang langsung menyebutnya sebagai Pencak Silat.

Menyebar Secara Lisan

Menurut Notosoejitno dalam bukunya Sejarah Perkembangan Pencak Silat di Indonesia dan buku Khazanah Pencak Silat, diperkirakan Pencak Silat atau seni bela diri di Nusantara sudah ada sejak abad ke V Masehi.

Selain dapat dijumpai di Indonesia ternyata pencak silat juga dapat ditemukan di negara asia tenggara lainnya Brunei Darussalam, Filipina, Singapura, Malaysia, dan negara lainnya yang masih berbatasan dengan etnis Melayu. Hal ini terjadi karena pencak silat adalah seni beladiri yang berakar pada rumpun Melayu seiring dengan migrasi para perantau dari Minangkabau pada abad ke XI Masehi.

Abad ke VII Masehi

Berdasarkan penggambaran gerakan tubuh, keberadaan pencak silat dapat ditelusuri melalui relief-relief pada candi-candi yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Candi Borobudur dan Candi Siwa (Kompleks Candi Prambanan) abad ke IX Masehi.

Donald Frederick Draeger ( 15 April 1922 – 20 Oktober 1982), pakar seni beladiri Asia dan seorang marinir Amerika, dalam bukunya menuliskan: bukti adanya seni bela diri di Nusantara bisa dilihat bukan saja dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) melainkan juga pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda untuk silat di candi Prambanan dan Borobudur.

Abad ke X Masehi

Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke XI Masehi. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.

Tentu kita mengenal Silat Cimande, Jawa Barat, yaitu salah satu aliran pencak silat tertua yang telah melahirkan berbagai perguruan silat di Indonesia bahkan di luar negeri. Awalnya merupakan legenda cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet.

Tak hanya itu, setiap daerah memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya: Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Padjadjaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit serta tokoh Si Pitung dari Betawi.

Diajarkan di Surau dan Jadi Tradisi

Pada jaman penjajahan pahlawan seperti Imam Bonjol, Fathahilah (Sunan Gunung Jati) dan Pangeran Diponegoro merupakan para ahli bela diri silat. Silat dipelajari secara sembunyi-sembunyi ketika masa penjajahan karena dilarang oleh Belanda. Pihak Belanda takut jika ilmu bela diri yang dipelajari bangsa Indonesia kala itu akan menjadi senjata untuk melawan Belanda.

Sedangkan, pada saat Jepang menguasai Indonesia, silat boleh dipelajari secara terang-terangan tapi hanya dipergunakan sesuai dengan kepentingan Jepang saja. Pencak silat juga digunakan untuk mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi.

IPSI Organisasi Silat Tertua di Dunia

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Solo, yang diketuai oleh Mr. Wongsonegoro. Saat ini, IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.

Saat ini, Pencak Silat telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnis lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lainnya di Nusantara yang mengembangkan beladiri ini. (Mak Vey van Driel)***

Sumber: