Pemerintah kolonial Belanda mulai Membuka sekolah-sekolah pada awal abad ke 19 dengan tujuan

Tolong bantu menjawab. jangan asal..jawab a dan b ​

dalam rapat pemilihan ketua RT semua warga ikut serta dalam musyawarah.sikap warga tersebut merupakan bentuk . . . dalam masyarakat ​

properti tari bondan, yaitu ..... dan .....​

berapakah penilaikan​

SBdP1. Properti tari yang digunakan pada tari Janger adalah...A. kipasB. tombakC. selendangD. panah2. Tarian berikut yang berasal dari daerah Jambi ad … alah...A. Tari Klono TopengB. Tari Rangguk AyakC. Tari PiringD. Tari Serampang DuabelasPPKn1. Membantu orang tua menyelesaikan pekerjaan di rumah harus diakukan dengan....​

jelaskan bentuk tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan sampah​

masyarakat di sekitar rumahmu sedang melaksanakan keraja bakti. ayahmu tidak mau ikut bekerja dan hanya melihat saja dari dalam rumah.apakah tindakan … ayah sudah mencerminkan nilai pada sila ketiga pancasila? Jelaskan alasanmu. ​

buatlah pertanyaan dan jawaban yang benar! buatlah dengan kata apa , bagaimana, siapa, di manaTolong Jawan kan ya kak jangan lupa pertanyaan dan jawab … an nya kk makasih....​

tolong yaasuatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan disebut...... a.ras b.kasta c.suku bangsa … d.adat tolong ya ditumpuk besok nih makasih yaa​

Tuliskan pendapatmu Ketika ada seorang tetangga yang tidak mau ikut kerja bakti di lingkungan masyarakat​

Sebelum abad ke-20, hanya sebagian orang dan kalangan tertentu saja yang bisa mengenyam pendidikan di sekolah, seperti anak Eropa atau keturunannya, bangsawan, dan anak pejabat daerah. Namun, sejak awal abad ke-20. mereka gencar membuka sekolah yang diperuntukkan bagi kalangan bumiputera, khususnya kelas menengah ke bawah.

Berdasarkan laporan tahunan dalam Publicaties Hollandsch-Inlandsch Onderwijs-Commissie No. 3 De Overheidsuitgaven Voor Onderwijsdoeleinden in Nederlandsch-Indie tahun 1930, anggaran khusus untuk pendidikan meningkat setiap tahunnya sejak 1911 hingga 1929 baik untuk sekolah rendah, menengah, maupun tingkat tinggi. 

Tentu saja itu bukan tanpa alasan mereka rela mengeluarkan banyak anggaran demi pembukaan sekolah baru. Simak alasannya di bawah ini.

Pemerintah kolonial Belanda mulai Membuka sekolah-sekolah pada awal abad ke 19 dengan tujuan
digitalcollections.universiteitleiden.nl

Salah satu aspek kebijakan politik etis adalah edukasi atau pendidikan. Kebijakan tersebut dipraktikkan sejak 1902 oleh Alexander W.F Idenburg, selaku menteri urusan daerah jajahan. Secara umum, hal itu bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat bumiputera.

Sejak tahun tersebut ,menurut laporan tahunan Publicaties Hollandsch Inlandsch Onderwijs Commissie No. 7 De Geographische Verspreiding Van Het Onderwijs in Nederlandsch Indie en de nog Wachtende Taak  Op Onderwijsgepied tahun 1930, pemerintah membuka banyak sekali sekolah rendah bahkan di pelosok desa.

Adapun, sekolah-sekolah tersebut, seperti Sekolah Rakyat atau Volkschool, HIS atau Hollandsch Inlandsche School (sekolah rendah kalangan elite bumiputera), dan Vervolgschool, dan masih banyak lagi. 

Pemerintah kolonial Belanda mulai Membuka sekolah-sekolah pada awal abad ke 19 dengan tujuan
digitalcollections.universiteitleiden.nl

Politik etis merupakan upaya balas budi kolonial Belanda kepada penduduk Hindia Belanda (Indonesia). Sudah begitu lama mereka mengambil dan mengeruk kekayaan alam yang ada, namun penduduknya tidak pernah sejahtera, khususnya rakyat kecil.

Sayangnya, upaya tersebut sarat akan kepentingan politik dan ekonomi bagi pemerintah kolonial Belanda, sehingga tujuan utamanya menjadi terabaikan. Meskipun sebagian anak-anak bumiputera kalangan menengah ke bawah mengenyam pendidikan dasar, tetap ada batasan, bahkan intervensi dari mereka.

Baca Juga: 5 Fakta Pendidikan Indonesia Saat di Bawah Penjajahan Kolonial Belanda

Pemerintah kolonial Belanda mulai Membuka sekolah-sekolah pada awal abad ke 19 dengan tujuan
digitalcollections.universiteitleiden.nl

Dikutip dari buku Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman karya Sumarsono, dkk (1986: 109-110), tujuan pemerintah kolonial membuka banyak sekolah agar memperoleh tenaga kerja yang murah untuk mengisi posisi pegawai rendahan di pabrik maupun dinas tertentu tingkat lokal seperti desa, distrik, dan onderdistrik. 

Hal itu hanya bisa diperoleh dari penduduk bumiputera yang bisa membaca dan menulis. Sementara, pada masa itu, masih banyak orang yang buta huruf latin. Itu sebabnya, mereka yang mampu membaca dan menulis sudah bisa menjadi juru tulis di perusahaan atau kantor dinas tertentu.

Pemerintah kolonial Belanda mulai Membuka sekolah-sekolah pada awal abad ke 19 dengan tujuan
colonialarchitecture.eu

Menurut Sumarsono, dkk dalam Pendidikan di Indonesia dari Jaman ke Jaman (1986: 95), tujuan lain pemerintah kolonial semangat membuka sekolah baru untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional. Terlebih sejak abad ke-19, banyak industri yang berdiri di wilayah Hindia Belanda, seperti pabrik gula, mesin, kayu, dan besi.

Tentu hal itu membutuhkan tenaga ahli yang sesuai di bidangnya. Mengingat orang Eropa saja tidak cukup, sehingga membutuhkan tenaga dari bumiputera juga. Karena itulah, mereka tak hanya membuka sekolah rendah biasa, namun juga sekolah kejuruan seperti pertukangan hingga pertanian.

Baca Juga: 5 Fakta Kramkzinnigengesticht Buitenzorg, RSJ Pertama Kolonial Belanda

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.