Pabrik dan Peralatan yang diperoleh dalam PENGGABUNGAN usaha di atas harus dicatat sebesar

P PENDAHULUAN Modul 1 Penggabungan Usaha dan Investasi Saham Irfan Nursasmito, M.Si., Drs., Ak., C.A. Vogy Gautama Buanaputra, M.Sc., S.E. Arika Artiningsih, M.Acc., M.Com., S.E. Heyvon Herdhayinta, M.Sc., S.E. Yessi Marwah Fauziah, M.Acc., S.E. enggabungan usaha pada tahun 1990-an merupakan pertumbuhan aktivitas merger dan akuisisi yang luar biasa, baik di Amerika maupun pasar internasional. Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas bisnis yang sebelumnya terpisah. Meskipun tujuan utama penggabungan usaha adalah meningkatkan profitabilitas, banyak perusahaan dapat lebih efisien dengan mengintegrasikan operasi secara horizontal, vertikal, atau dengan mendiversifikasikan risiko usaha melalui operasi konglomerasi. Perusahaan secara konstan berusaha keras menciptakan nilai tambah ekonomi bagi para pemegang sahamnya. Dalam kaitannya dengan strategi ini, perluasan usaha telah lama dianggap sebagai tujuan entitas bisnis yang masuk akal. Perusahaan mungkin memilih untuk memperluas usaha, baik secara internal (membangun fasilitasnya sendiri) maupun secara eksternal (mengambil alih kendali atas perusahaan lain dalam penggabungan usaha). Pada bagian ini, fokus terkait pada mengapa perusahaan sering kali lebih menyukai opsi perluasan eksternal ketimbang internal dan bagaimana laporan keuangan mencerminkan hasil dari aktivitas tersebut. Integrasi horizontal adalah penggabungan perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama. Integrasi vertikal adalah penggabungan perusahaan dengan operasi pada tahap produksi, distribusi, atau keduanya berbeda, tetapi berurutan. Sementara itu, konglomerasi adalah penggabungan perusahaanperusahaan dengan fungsi produk, jasa, atau keduanya yang tidak saling berhubungan dan beragam. Penggabungan usaha pada bagian ini digunakan untuk dapat mencatatkan akun-akun investasi dan segera menghapus akun tersebut melalui pengalokasian ke masing-masing akun aset dan kewajiban. Pada

1.2 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 bagian investasi saham, investor menyelenggarakan akun investasi atas dasar berkelanjutan (continuous basis). Hal ini terkait dengan nilai wajar sekuritas yang dapat diperjualbelikan dan biaya sekuritas yang tidak dapat diperjualbelikan. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan untuk mampu menyebutkan dan menjelaskan konsep-konsep yang terkait dengan penggabungan usaha dan investasi saham di Indonesia dengan perincian berikut. 1. Penggabungan usaha di Indonesia. 2. Isi perjanjian penggabungan. 3. Karakteristik penggabungan. 4. Jenis-jenis penggabungan usaha. 5. Aturan penjurnalan dan mampu melakukan penjurnalan. 6. Metode penghitungan bonus ataupun metode goodwill dan mampu menjelaskan penjurnalannya. 7. Akuntansi untuk investasi saham. 8. Konsep yang mendasari metode nilai wajar/biaya dan metode ekuitas. 9. Prosedur akuntansi menurut biaya/nilai wajar dan ekuitas. 10. Metode ekuitas-konsolidasi satu baris dan penjurnalan. 11. Menguraikan pengujian goodwill.

EKSI4309/MODUL 1 1.3 J Kegiatan Belajar 1 Alasan-alasan Penggabungan Usaha ika perluasan adalah sasaran utama perusahaan, mengapa bisnis harus diperluas melalui penggabungan usaha dan bukan dengan membangun fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan yang mungkin dapat dilihat berikut ini. 1. Cost advantage: sering kali perusahaan itu lebih mudah memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui penggabungan usaha dibandingkan dengan pengembangan. Hal ini berlaku pada periode inflasi. 2. Lower risk: membeli lini produk yang sudah ada biasanya kurang berisiko ketimbang mengembangkan produk dan pasar baru. Risiko akan rendah apabila tujuannya adalah diversifikasi. Para ilmuwan mungkin menemukan bahwa produk tertentu akan membahayakan lingkungan dan kesehatan. Perusahaan yang hanya membuat satu produk yang tidak terdiversifikasi mungkin saja mengalami kebangkrutan jika hal-hal tersebut ditemukan, sedangkan perusahaan dengan multiproduk yang terdiversifikasi dapat berjalan. Bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri dengan kapasitas manufaktur berlebih, penggabungan usaha mungkin satu-satunya cara untuk berkembang. 3. Fewer operating delay: memperkecil keterlambatan operasi. Hal ini dapat diperoleh dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai. Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan pemerintah. Dalam membangun fasilitas perusahaan yang baru, mungkin terjadi penundaan karena diperlukan persetujuan pemerintah untuk memulai operasi. 4. Avoidance of takeovers: menghindari pengambilalihan. Banyak perusahaan yang bergabung untuk menghindari pengambilalihan di antara perusahaan itu. Perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih rentan untuk diambil alih. Karena itu, banyak di antaranya memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik terhadap usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain.

1.4 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 5. Acqusition of intangible assets: penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud. Jadi, akuisisi atas hak paten, hak penambangan mineral, atau keahlian manajemen mungkin menjadi faktor utama yang memotivasi suatu penggabungan usaha. 6. Other reasons: selain untuk perluasan, perusahaan dapat memilih penggabungan usaha untuk memperoleh keuntungan pajak atas pendapatan pribadi dan keuntungan pajak real estate serta alasan-alasan pribadi. A. PERTIMBANGAN TENTANG ANTITRUST UU antitrust federal melarang penggabungan usaha yang bersifat membatasi perdagangan atau mengurangi persaingan. Departemen Kehakiman AS dan Federal Trade Commision (FTC) adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap terlaksananya UU antitrust federal. Penggabungan usaha pada beberapa industri tertentu harus ditelaah oleh beberapa agen federal lainnya. Federal Reserve Boards menelaah merger bank, departemen transportasi menguji merger perusahaan yang berada di bawah yurisdiksinya, departemen energi memiliki yurisdiksi atas merger beberapa perusahaan utilitas listrik dan Federal Communication Commision (FCC) mengatur transfer lisensi komunikasi. Selain UU antitrust federal, sebagian besar negara bagian juga memiliki beberapa jenis peraturan pengambilalihan status. Beberapa negara bagian mencoba mencegah atau menunda pengambilalihan secara paksa terhadap perusahaan yang berlokasi di bagian negara tersebut. Di sisi lain, beberapa negara bagian telah melonggarkan UU antitrust untuk melindungi rumah sakit yang akan melakukan proyek kerja sama. Interpretasi atas UU antitrust bervariasi dari satu badan ke badan yang lain, dari satu departemen ke departemen yang lain, dan dari satu bagian ke satu bagian negara yang lain. Bahkan, departemen yang sama dalam badan yang sama bisa berbeda penafsiran. Penggabungan usaha yang telah berjalan sewaktu-waktu dapat diuji ulang oleh FTC. Adanya perbedaan interpretasi atas UU antitrust antarbagian, antardepartemen, dan antarnegara mengakibatkan penggabungan usaha yang sudah berjalan sewaktu-waktu dapat diuji ulang oleh FTC. Deregulasi dalam industri perbankan, telekomunikasi, dan utilitas telah mengizinkan

EKSI4309/MODUL 1 1.5 penggabungan usaha yang sebelumnya dilarang. Pada tahun 1997, departemen kehakiman dan FTC sepakat menerbitkan pedoman baru untuk mengevaluasi usulan penggabungan usaha. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menunjukkan bahwa penghematan biaya atau produk yang lebih baik dapat mengimbangi pengaruh antikompetitif yang potensial atas suatu merger. B. BENTUK HUKUM PENGGABUNGAN USAHA Bentuk hukum penggabungan usaha adalah istilah umum yang meliputi semua bentuk penggabungan entitas bisnis yang sebelumnya terpisah. Penggabungan seperti ini disebut akuisisi. Akuisisi adalah suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari entitas bisnis lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasinya. Penggabungan usaha juga disebut sebagai akuisisi ketika suatu perusahaan memperoleh pengendalian operasi atas fasilitas produksi entitas lain dengan memiliki mayoritas saham bentuk suara beredar. Perusahaan yang diakuisisi tidak perlu dibubarkan, tetapi perusahaan tersebut tidak memiliki eksistensi. Sinonim dari akuisisi adalah merger dan konsolidasi. Istilah tersebut sering digunakan untuk mengganti istilah akuisisi. Akan tetapi, legalitas dan akuntansinya berbeda. Merger memerlukan pembubaran semua entitas yang terlibat, kecuali satu entitas. Sementara itu, konsolidasi memerlukan pembubaran semua entitas bisnis yang terlibat dan membentuk perusahaan baru. Merger terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih semua operasi dari entitas bisnis lainnya dan entitas itu dibubarkan. Misalnya, perusahaan A membeli aset perusahaan B langsung dari perusahaan B secara tunai, dengan aset lainnya, atau dengan sekuritas perusahaan A (saham, obligasi, atau wesel). Penggabungan usaha ini disebut dengan akuisisi, bukan merger, kecuali perusahaan B dibubarkan. Alternatif lain, perusahaan A dapat membeli saham secara langsung dari para pemegang saham perusahaan B dengan tunai, dengan aset lain, atau dengan sekuritas perusahaan A. Akuisisi ini memungkinkan perusahaan mengendalikan operasi atas aset-aset perusahaan B. Akuisisi ini tidak akan memberikan perusahaan A kepemilikan hukum atas aset-aset, kecuali

1.6 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 perusahaan A memperoleh semua saham perusahaan B dan memilih untuk membubarkan perusahaan B (sekali lagi suatu merger). Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset dan operasi dari dua atau lebih entitas bisnis yang terpisah serta entitas yang sebelumnya terpisah tersebut dibubarkan. Misalnya, perusahaan D adalah sebuah perusahaan yang baru dibentuk. Kemudian, perusahaan itu dapat memperoleh aset bersih perusahaan E dan F dengan mengeluarkan saham secara langsung kepada perusahaan E dan F. Pada kasus ini, perusahaan E dan F dapat terus mempertahankan saham perusahaan D untuk memberikan manfaat kepada para pemegang sahamnya (akuisisi); perusahaan E dan F dapat mendistribusikan saham perusahaan D kepada para pemegang saham; serta perusahaan E dan F dibubarkan (konsolidasi). Pada kasus tersebut, perusahaan D memperoleh kepemilikan atas aset-aset perusahaan E dan F. Istilah merger akan digunakan secara teknis jika sebuah penggabungan usaha terjadi saat semua, kecuali satu, perusahaan yang digabung dibubarkan. Dengan demikian, istilah konsolidasi akan digunakan jika secara teknis sebuah penggabungan usaha terjadi saat semua perusahaan yang digabung dibubarkan dan sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset bersih perusahaan-perusahaan itu. Istilah konsolidasi juga digunakan dalam akuntansi untuk menunjukkan proses akuntansi dari gabungan laporan keuangan perusahaan induk dan anak. Istilah konsolidasi juga digunakan dalam akuntansi untuk menunjukkan proses akuntansi dari gabungan laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak. Merger dan konsolidasi tidak menimbulkan masalah atau isu akuntansi yang khusus setelah penggabungan awal. Terlepas dari buku Akuntansi Intermediate, hal ini disebabkan hanya satu entitas hukum dan akuntansi yang tetap bertahan dalam suatu merger atau konsolidasi. C. KONSEP AKUNTANSI UNTUK PENGGABUNGAN USAHA Konsep akuntansi untuk penggabungan usaha biasanya terdapat dalam Accounting Principles Board (APB) Opinion No. 16 tentang penggabungan usaha yang berlaku efektif sejak 1 November 1970. Berikut adalah kutipan APB.

EKSI4309/MODUL 1 1.7 Penggabungan usaha (business combination) terjadi apabila suatu perusahaan digabungkan dengan satu atau lebih perusahaan lain dalam satu entitas akuntansi. Entitas tunggal tersebut tetap melaporkan aktivitas perusahaan yang sebelumnya terpisah secara independen. Berbeda dengan konsep akuntansi menurut APB, pada bulan Juni 2001, konsep akuntansi untuk penggabungan usaha terdapat pada FASB Statement No. 141. Untuk tujuan penerapan statement ini, penggabungan usaha terjadi apabila satu entitas memperoleh aset bersih yang membentuk suatu bisnis atau mengakuisisi kepemilikan ekuitas dari satu atau lebih entitas lain dan memperoleh kendali atas entitas tersebut. Perhatikan bahwa konsep akuntansi untuk penggabungan usaha menekankan pada penciptaan entitas tunggal dan independensi perusahaanperusahaan yang terlibat sebelum terjadi penggabungan. Meskipun satu atau lebih perusahaan yang bergabung kehilangan identitas hukumnya, pembubaran entitas hukum tidak diperlukan dalam konsep akuntansi ini. Perusahaan yang sebelumnya terpisah secara bersama-sama membentuk satu entitas apabila sumber daya dan operasi bisnisnya berada di bawah kendali tim manajemen tunggal. Pengendalian semacam itu dalam satu entitas bisnis terbentuk dalam penggabungan usaha yang: 1. satu atau lebih perusahaan menjadi anak perusahaan, 2. satu perusahaan mentransfer aset bersihnya ke perusahaan lain, atau 3. setiap perusahaan mentransfer aset bersihnya ke perusahaan baru yang dibentuk. Suatu perusahaan menjadi perusahaan anak ketika perusahaan lain memperoleh mayoritas (lebih dari 50%) saham berhak suara yang beredar. Jadi, satu perusahaan tidak perlu memperoleh semua saham perusahaan lain untuk melakukan penggabungan usaha. Dalam penggabungan usaha saat kurang dari 100% saham yang berhak suara milik perusahaan lain yang digabung diperoleh, perusahaan-perusahaan yang digabung tetap memiliki identitas hukum yang juga terpisah dan catatan akuntansi yang juga terpisah meskipun telah menjadi satu entitas untuk tujuan pelaporan utamanya. Penggabungan usaha, saat satu perusahaan mentransfer aset bersihnya ke perusahaan lain, dapat diwujudkan dalam berbagai cara. Akan tetapi, dalam setiap kasus perusahaan pengakuisisi harus memperoleh semua aset bersih.

1.8 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Dengan cara lain, setiap perusahaan yang bergabung dapat mentransfer aset bersihnya ke perusahaan baru yang dibentuk. Karena perusahaan baru tidak mempunyai aset bersih sendiri, perusahaan tersebut mengeluarkan saham kepada perusahaan lain yang bergabung, kepada para pemegang saham, atau pemiliknya. Latar belakang singkat akuntansi untuk penggabungan usaha Akuntansi untuk penggabungan usaha merupakan topik yang paling menarik dalam teori dan praktik akuntansi. Secara historis kebanyakan kontroversi tentang akuntansi untuk penggabungan usaha berkisar pada metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest method) yang diterima secara umum pada tahun 1950 ketika Committee on Accounting Procedure menerbitkan ARB No. 40. Pada bulan Agustus 1999, FASB menerbitkan laporan yang mendukung keputusan yang diusulkan untuk mengeliminasi penyatuan kepemilikan (pooling of interest method). Alasan-alasan utama yang dikemukakan: 1. penyatuan kepemilikan memberikan informasi yang kurang relevan kepada pemakai laporan; 2. penyatuan kepemilikan mengabaikan pertukaran nilai ekonomi dalam transaksi dan membuat evaluasi kinerja selanjutnya menjadi tidak mungkin; 3. membandingkan perusahaan-perusahaan dengan menggunakan metode alternatif yang sulit dilakukan oleh investor. Metode penyesuaian kepemilikan menciptakan masalah-masalah tersebut karena menggunakan nilai buku historis untuk mencatat penggabungan, bukan mengakui nilai wajar aset bersih pada tanggal transaksi. Prinsipprinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP) mensyaratkan pencatatan akuisisi aset pada nilai wajarnya. Lebih lanjut, FASB percaya bahwa pengertian ekonomi dari metode penyatuan kepemilikan jarang ada dalam penggabungan usaha. Secara lebih realistis, semua penggabungan adalah akusisi, yaitu satu perusahaan memperoleh kendali atas yang lainnya. FASB Statement No. 141R mengeliminasi metode akuntansi penyatuan kepemilikan untuk semua transaksi yang dimulai setelah 15 Desember 2008. Penggabungan yang dimulai setelah tanggal tersebut harus menggunakan metode pembelian. Standar yang baru ini juga membuat perubahan lain pada akuntansi untuk penggabungan usaha.

EKSI4309/MODUL 1 1.9 D. AKUNTANSI UNTUK PENGGABUNGAN USAHA MENURUT METODE PEMBELIAN Semua penggabungan usaha yang dimulai setelah 15 Desember 2008 harus diperhitungkan sebagai pembelian menurut FASB Statement No 141R. Standar yang baru ini menggantikan APB Opinion No. 16, Penggabungan Usaha, dan menggantikan atau merevisi beberapa interpretasi standar terdahulu. Namun, FASB tetap memakai semua APB Opinion No. 16, kecuali metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) untuk penggabungan usaha. Metode pembelian mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum yang sama untuk mencatat penggabungan usaha seperti dalam mencatat aset dan kewajiban lainnya. Pencatatan penggabungan usaha menggunakan prinsip biaya historis. Dengan kata lain, kita mengukur biaya untuk entitas pembeli ketika mengakuisisi perusahaan lain dalam penggabungan usaha dengan metode pembelian melalui jumlah kas yang dikeluarkan, nilai wajar aset lain yang didistribusikan, atau sekuritas yang diterbitkan. Ilustrasi, anggaplah PT Pikili menerbitkan 100.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp10 untuk mendapatkan aset bersih PT Udin dalam suatu penggabungan usaha dengan metode pembelian pada 1 Juli 2009. Harga pasar saham biasa PT Pikili pada tanggal tersebut adalah Rp16 per saham. Biaya langsung tambahan untuk penggabungan usaha itu terdiri atas honor SEC (Bapepam) sebesar Rp5.000, honor akuntan sebesar Rp10.000, biaya percetakan dan penerbitan sertifikat saham biasa sebesar Rp25.000, serta honor konsultan Rp80.000. PT Pikili mencatat penerbitan 10.000 lembar saham dalam pembukuannya (dalam ribuan). Investasi saham PT Udin 1.600 Saham biasa, nominal 100 1.000 Tambahan modal disetor 600

1.10 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 PT Pikili mencatat biaya langsung tambahan untuk penggabungan usaha sebagai berikut. Investasi dalam PT Udin 80.000 Tambahan modal disetor 40.000 Kas atau aset bersih lain 120.000 Kami memperlakukan biaya pendaftaran dan penerbitan sebesar Rp40.000 sebagai pengurang nilai wajar saham yang diterbitkan dan membebankan biaya-biaya tersebut ke modal disetor tambahan. Biaya-biaya langsung lainnya dari penggabungan usaha Rp80.000 ditambahkan ke biaya perolehan PT Udin. Total biaya bagi PT Pikili untuk mengakui PT Udin adalah Rp1.600.000. Jumlah ini dimasukkan ke akun investasi PT Udin. Total biaya yang terjadi dalam pembelian perusahaan lain perlu diakumulasikan dalam satu akun investasi tersendiri, tanpa memperhatikan apakah perusahaan yang digabung lainnya dibubarkan atau perusahaan yang digabung terus beroperasi dalam hubungan induk-anak. Jika PT Udin dibubarkan, aset bersih yang dapat diidentifikasi dicatat pada pembukuan PT Pikili sebesar nilai wajarnya dan setiap kelebihan biaya perolehan investasi terhadap nilai wajar dicatat sebagai goodwill. Pada kasus ini, saldo yang dicatat pada akun investasi dalam PT Udin dialokasikan dengan menggunakan ayat jurnal pada pembukuan PT Pikili. Ayat jurnal tersebut sebagai berikut. Piutang Persediaan Aset tetap Goodwill Utang usaha Wesel bayar xxx xxx xxx xxx xxx xxx Investasi dalam PT. Udin 1.680 Alokasi biaya dalam penggabungan usaha dengan metode pembelian Langkah pertama dalam mengalokasikan biaya dari perusahaan yang diakuisisi adalah menentukan nilai wajar semua aset berwujud dan tidak berwujud yang dapat diidentifikasi dan yang diperoleh serta kewajiban yang

EKSI4309/MODUL 1 1.11 ditanggung. Hal ini dapat menjadi tugas monumental, tetapi sebagian besar perusahaan ini dilakukan sebelum dan selama proses menegosiasikan merger yang diusulkan. Perusahaan biasanya memakai jasa penilai independen untuk menentukan nilai pasar wajar. FASB Statement No. 157 memberikan pedoman tiga level: 1. nilai wajar yang berdasarkan harga pasar yang ditetapkan, 2. nilai sekarang (present value) dari perkiraan aliran kas masa depan, atau 3. nilai estimasi internal lainnya. 1. Pengakuan dan Pengukuran Aset Tidak Berwujud, selain Goodwill FASB Statement No. 141R juga mengklarifikasi pengakuan aset tidak berwujud dalam penggabungan usaha menurut metode pembelian. Perusahaan mengakui setiap aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi dan diberi nama. Sekarang, perusahaan harus mengakui aset tidak berwujud yang terpisah dari goodwill hanya jika aset tersebut termasuk dalam satu dari dua kategori. Aset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan harus dimasukkan dalam goodwill. 2. Pembayaran Kontinjen dalam Penggabungan Usaha dengan Metode Pembelian Pembayaran kontijen dapat meliputi pendistribusian uang tunai atau aset lainnya dan penerbitan efek utang atau ekuitas, seperti obligasi dan saham. Pembayaran kontinjen yang dapat ditentukan pada tanggal akuisisi dicatat sebagai bagian dari biaya penggabungan. Pembayaran kontinjen yang tidak dapat ditentukan pada tanggal akuisisi diakui ketika kontinjensi diselesaikan dan pembayaran diterbitkan atau dapat diterbitkan. 3. Perbandingan Biaya dan Nilai Wajar Setelah membebankan nilai wajar ke semua aset yang dapat diidentifikasi dan yang diperoleh serta kewajiban yang ditanggung, kita akan membandingkan biaya investasi dengan total nilai wajar aset yang dapat diidentifikasi dikurangi kewajiban. Jika biaya investasi melebihi nilai wajar bersih, pertama dialokasikan kelebihan itu ke aset bersih yang dapat diidentifikasi sesuai dengan nilai wajarnya dan kemudian alokasikan ke goodwill.

1.12 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 4. Kontroversi Goodwill GAAP mendefinisikan goodwill sebagai kelebihan biaya investasi terhadap nilai wajar aset yang diterima. Secara teoritis, goodwill adalah ukuran nilai sekarang dari kelebihan laba masa depan yang diproyeksikan dari perusahaan yang bergabung terhadap laba normal perusahaan sejenis. Menurut FASB Statement No. 142, goodwill tidak lagi diamortisasi untuk tujuan pelaporan keuangan. a. Pengakuan dan pengukuran kerugian penurunan nilai Penetapan penurunan nilai goodwill menurut FASB Statement No. 142 merupakan proses dua langkah berikut. 1) Perusahaan harus membandingkan nilai yang tercatat (nilai buku) dengan nilai wajar pada tingkat unit pelaporan bisnis. 2) Perbandingan nilai buku goodwill dengan nilai wajarnya. Perusahaan harus menetapkan penurunan nilai goodwill setidaknya sekali setahun. FASB Statement No. 142 (paragraf 28) mengharuskan penetapan penurunan nilai yang lebih sering jika setiap peristiwa berikut terjadi. (a) Perubahan signifikan yang tidak diinginkan dalam faktor hukum atau iklim usaha. (b) Tindakan atau penilaian yang tidak diinginkan oleh regulator. (c) Persaingan yang tidak dapat diantisipasi. (d) Kehilangan karyawan kunci. (e) Ekspektasi yang mungkin terjadi bahwa unit pelaporan atau bagian unit pelaporan yang signifikan akan dijual atau dilepas. (f) Pengujian untuk pemulihan kelompok aset yang signifikan menurut Statement 121 dalam unit pelaporan. (g) Pengakuan kerugian penurunan nilai goodwill dalam laporan keuangan anak perusahaan yang merupakan komponen unit pelaporan. b. Amortisasi vs nonamortisasi Perusahaan harus mengamortisasi aset tidak berwujud dengan umur manfaat terbatas selama umur manfaat tersebut. FASB mendefinisikan umur manfaat sebagai estimasi umur manfaat bagi entitas pelaporan. Perusahaan harus mengamortisasi aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas selama estimasi terbaik atas umur manfaat tersebut. Perusahaan tidak

EKSI4309/MODUL 1 1.13 akan mengamortisasi aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas yang tidak dapat diestimasi. E. PERSYARATAN PENGUNGKAPAN Catatan atas laporan keuangan perusahaan yang mengakuisisi harus mengungkapkan bahwa penggabungan usaha telah diperhitungkan dengan metode pembelian. FASB SFAS No. 141 mensyaratkan pengungkapan khusus yang dikategorikan sebagai (1) pengungkapan untuk periode pelaporan yang mencakup kombinasi bisnis, (2) pengungkapan ketika terjadi kombinasi bisnis pada saat akhir periode pelaporan, namun sebelum diterbitkannya laporan keuangan, (3) pengungkapan jumlah provisonal yang terkait dengan kombinasi bisnis dan (4) pengungkapan penyesuaian yang terkait dengan kombinasi bisnis. Catatan tersebut juga harus menyebutkan nama dan keterangan singkat tentang perusahaan yang diakuisisi; periode hasil operasi perusahaan yang diakuisisi dimasukkan dalam laporan laba rugi; biaya perusahaan yang diakuisisi; jika ada, jumlah dan penilaian saham yang diterbitkan atau yang dapat diterbitkan; serta keterangan atas setiap pembayaran kontinjen. Informasi yang berhubungan dengan beberapa akuisisi kecil/minor dapat digabung untuk tujuan pengungkapannya. Untuk akuisisi yang material, catatan atas laporan keuangan pada periode penggabungan harus mencakup informasi tambahan dengan dasar proforma sebagai berikut. 1. Hasil operasi periode berjalan seolah-olah perusahaan telah bergabung pada awal periode. 2. Hasil periode sebelumnya seolah-olah perusahaan telah bergabung pada awal periode tersebut jika perusahaan menyajikan laporan keuangan komparatif. FASB tidak mensyaratkan pengungkapan hasil proforma tersebut untuk perusahaan nonpublik menurut FASB. F. THE SARBANES-OXLEY ACT TAHUN 2002 The Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 berisi tentang tata kelola perusahaan, masalah auditing, pengendalian internal, serta bukan pada perincian pelaporan keuangan dan penyajian laporan, tetapi mencakup semua

1.14 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 jenis perusahaan yang telah dipelajari. Beberapa area penting yang dicakup oleh SOX sebagai berikut. 1. Membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) yang independen untuk mengatur profesi akuntansi dan auditing. 2. Mengharuskan auditor dan klien memiliki independensi yang lebih besar, termasuk pembatasan jenis jasa konsultasi dan nasihat yang diberikan auditor kepada kliennya. 3. Mensyaratkan independensi dan tanggung jawab pengendalian yang lebih besar bagi dewan direksi perusahaan, terutama anggota komite audit. 4. Mensyaratkan sertifikasi manajemen (chief executive officer dan chief financial officer) atas laporan keuangan dan pengendalian internal. 5. Mengharuskan review dan atestasi auditor independen atas penilaian pengendalian internal manajemen. 6. Meningkatkan pengungkapan peraturan off balance sheet dan kewajiban kontraktual. 7. Meningkatkan jenis pos-pos yang membutuhkan pengungkapan dalam Form 8-K dan memperpendek periode pengarsipan. Pelaksanaan Sarbanes-Okley berada di bawah yurisdiksi Securities and Exchange Commission (SEC). SEC memperlakukan pelanggaran terhadap SOX atau peraturan PCAOB sama dengan pelanggaran terhadap Securities Exchange Act tahun 1934. Kongres juga telah meningkatkan anggaran SEC untuk mengembangkan aktivitas review dan pelaksanaan. Kasus 1 Berikut kasus dan penyelesaiannya! Biaya Investasi Lebih Besar Dari Nilai Wajar PT Berkah memperoleh aktiva bersih PT Iman melalui penggabungan dengan metode pembelian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2008. Aktiva dan kewajiban PT Iman pada nilai buku dan nilai wajarnya di tanggal tersebut adalah sebagai berikut:

EKSI4309/MODUL 1 1.15 Nilai Buku Nilai Wajar Aktiva Kas Rp 75.000 Rp 75.000 Piutang Bersih 150.000 140.000 Persediaan 225.000 250.000 Tanah 50.000 100.000 Bangunan-bersih 350.000 500.000 Peralatan-bersih 250.000 385.000 Hak-paten - 50.000 Total Aktiva Rp1.100.000 Rp1.500.000 Kewajiban Utang usaha Rp 60.000 Rp 60.000 Wesel bayar 150.000 125.000 Kewajiban lain-lain 40.000 45.000 Total kewajiban Rp 250.000 Rp 230.000 Aktiva bersih Rp 850.000 Rp 1.270.000 PT Berkah menerbitkan 50.000 saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp10 dengan nilai pasar sebesar Rp20 per saham, dan juga wesel bayar 5 tahun, bunga 10% dengan nilai nominal Rp200.000 untuk mendapatkan aktiva bersih PT Iman. Pada tanggal 27 Desember 2010, PT Berkah mencatat ayat jurnal sebagai berikut (dalam ribuan): Investasi pada PT Iman 1.200 Saham biasa, nominal 10 500 Wesel bayar 10%, 5 tahun 200 Tambahan modal disetor 500 Untuk mencatat penerbitan 50.000 lembar saham biasa nominal Rp10, ditambah dengan wesel 10% sebesar Rp200.000 dalam penggabungan usaha secara pembelian dengan PT Iman (dalam ribuan). Kas 75 Piutang Bersih 140 Persediaan 250 Tanah 100

1.16 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Bangunan-bersih 500 Peralatan-bersih 385 Hak-paten 50 Utang usaha 60 Wesel bayar 125 Kewajiban lain-lain 45 Investasi pada PT Iman 1.200 Keuntungan pembelian [Gain from bargain purchase] 70 *) *) Total nilai wajar aset PT Iman sebesar Rp. 1.500.000 dikurangi dengan total kewajiban PT Iman sebesar Rp 230.000,- sama dengan Rp. 1.270.000,-. (net fair value asset). Total nilai wajar asset dikurangani dengan investasi pada PT Iman yaitu Rp 1.200.000,- sama dengan Rp. 70.000,- diakui sebagai keuntungan dari pembelian (saat ini tidak lagi diakui sebagai goodwill negatif). Saat ini goodwill tidak diamortisasi. Kecuali untuk keperluan perpajakan goodwill diamortisasi ke asset tetap. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Laporan keuangan gabungan data akuntansi dipakai sebagai titik tolak atau sebagai pusat penyusutan adalah. 2) Jika ada bukti mengidentifikasikan bahwa nilai wajar melebihi nilai buku atau nilai buku melebihi nilai wajar, kelebihan tersebut harus. 3) Suatu penggabungan usaha yaitu sebuah perusahaan yang baru dibentuk untuk mengambil alih aset dan operasi dua atau lebih entitas usaha yang terpisah dan entitas-entitas yang sebelumnya terpisah tersebut dibubarkan adalah. 4) Keuntungan dan kerugian konstruktif timbul saat. 5) UU antitrust federal pada awalnya terjadi kegiatan pelarangan suatu hal yaitu. 6) Jelaskan perbedaan merger dan konsolidasi!

EKSI4309/MODUL 1 1.17 7) Definisi goodwill sesuai dengan GAAP adalah. 8) Bagaimanakah perbandingan biaya dan nilai wajar? 9) Apa saja yang menjadi pokok The Sarbanes-Oxley Act tahun 2002? 10) FASB Statement No. 157 memberikan pedoman tiga level. Sebutkan! 11) PT Anugrah membayar Rp50.000.000 secara tunai untuk memperoleh aset bersih PT Semesta yang terdiri atas berikut ini. Nilai buku Nilai wajar Aset lancar Rp10.000.000 Rp14.000.000 Pabrik & peralatan Rp40.000.000 Rp55.000.000 Kewajiban Rp(10.000.000) Rp(9.000.000) Rp40.000.000 Rp60.000.000 Pabrik dan peralatan yang diperoleh dalam penggabungan usaha diatas harus dicatat sebesar. 12) The Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 berisi tentang. Petunjuk Jawaban Latihan 1) Neraca saldo setelah penyesuaian masing-masing perusahaan yang berafiliasi. 2) Dialokasikan. 3) Merger. 4) Timbul ketika suatu perusahaan membeli obligasi suatu afiliasi atau meminjamkan uang secara langsung kepada afiliasi tersebut untuk membeli kembali obligasi miliknya. 5) Penggabungan usaha yang bersifat membatasi perdagangan atau mengurangi persaingan. 6) Merger terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih semua operasi dari entitas bisnis lainnya dan entitas itu yang dibubarkan. Konsolidasi terjadi ketika sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset dan operasi dari dua atau lebih entitas bisnis yang

1.18 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 terpisah, sedangkan entitas yang sebelumnya terpisah dibubarkan. Intinya adalah istilah merger jika secara teknis sebuah penggabungan usaha terjadi, yaitu semua, kecuali satu, perusahaan yang digabung dibubarkan. Demikian pula istilah konsolidasi akan digunakan jika secara teknis sebuah penggabungan usaha terjadi karena semua perusahaan yang digabung dibubarkan dan sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset perusahaan-perusahaan itu. 7) GAAP mendefinisikan goodwill sebagai kelebihan biaya investasi terhadap nilai wajar aset yang diterima. Secara teoretis, goodwill adalah ukuran nilai sekarang dari kelebihan laba masa depan yang diproyeksikan dari perusahaan yang bergabung terhadap laba normal perusahaan sejenis. 8) Setelah membebankan nilai wajar ke semua aset yang dapat diidentifikasi dan yang diperoleh serta kewajiban yang ditanggung, kita akan membandingkan biaya investasi dengan total nilai wajar aset yang dapat diidentifikasi dikurangi kewajiban. Jika biaya investasi melebihi nilai wajar bersih, pertama dialokasikan kelebihan itu ke aset bersih yang dapat diidentifikasi sesuai dengan nilai wajarnya dan kemudian alokasikan ke goodwill. 9) Membentuk Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) yang independen untuk mengatur profesi akuntansi dan auditing mengharuskan auditor dan klien memiliki independensi yang lebih besar, termasuk pembatasan jenis jasa konsultasi dan nasihat yang diberikan auditor kepada kliennya. a) Mensyaratkan independensi dan tanggung jawab pengendalian yang lebih besar bagi dewan direksi perusahaan, terutama anggota komite audit. b) Mensyaratkan sertifikasi manajemen (chief executive officer dan chief financial officer) atas laporan keuangan dan pengendalian internal. c) Mengharuskan review dan atestasi auditor independen atas penilaian pengendalian internal manajemen. d) Meningkatkan pengungkapan peraturan off balance sheet dan kewajiban kontraktual. e) Meningkatkan jenis pos-pos yang membutuhkan pengungkapan dalam Form 8-K dan memperpendek periode pengarsipan.

EKSI4309/MODUL 1 1.19 10) a) Sekuritas yang dapat diperjualbelikan nilai wajar. b) Nilai realisasi bersih dikurangi laba yang wajar. c) Estimasi internal lainnya. 11) Rp55.000.000. 12) The Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 berisi tentang tata kelola perusahaan, masalah auditing dan pengendalian internal, serta bukan pada perincian pelaporan keuangan dan penyajian laporan. RANGKUMAN Penggabungan usaha terjadi apabila dua atau lebih perusahaan yang terpisah bergabung menjadi satu entitas akuntansi. Menurut FASB Statement No 141R, semua penggabungan setelah 15 Desember 2008 harus dipertimbangkan sebagai pembelian. Akuntansi pembelian mewajibkan pencatatan aset yang diperoleh dan kewajiban yang ditanggung sebesar nilai wajarnya pada tanggal penggabungan. Penggabungan usaha juga disebut sebagai akuisisi ketika suatu perusahaan memperoleh pengendalian operasi atas fasilitas produksi entitas lain dengan memiliki mayoritas saham bentuk suara beredar. Perusahaan yang diakuisisi tidak perlu dibubarkan, tetapi perusahaan tersebut tidak memiliki eksistensi. TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Suatu penggabungan usaha, yaitu sebuah perusahaan baru dibentuk untuk mengambil alih aset dan operasi dari dua atau lebih entitas bisnis yang terpisah dan entitas yang sebelumnya terpisah tersebut dibubarkan, merupakan pengertian dari. A. konsolidasi B. merger C. penyatuan kepemilikan D. pembelian 2) Suatu perusahaan memperoleh aset produktif dari entitas bisnis lain dan mengintegrasikan aset-aset tersebut ke dalam operasinya adalah pengertian dari... A. konsolidasi

1.20 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 B. merger C. penyatuan kepemilikan D. akuisisi 3) Istilah akuntansi untuk menunjukkan proses akuntansi dari gabungan laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak adalah... A. konsolidasi B. merger C. akuisisi D. penggabungan usaha 4) Dua perusahaan atau lebih yang terpisah bergabung menjadi satu entitas akuntansi disebut... A. konsolidasi B. merger C. akuisisi D. penggabungan usaha 5) Suatu perusahaan dapat memperkecil keterlambatan operasi. Hal ini dapat diperoleh dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai. Hal tersebut merupakan... A. fewer operating delay B. ovaidance of takeovers C. acqusition of intangible assets D. cost advantage 6) Acqusition of intangible assets adalah. A. penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud B. memperkecil keterlambatan operasi C. risiko yang diharapkan rendah D. menghindari adanya pengambilalihan 7) Suatu perusahaan menjadi perusahaan anak ketika perusahaan lain memperoleh mayoritas saham lebih besar dari... A. 50% B. 25% C. 15% D. 75% 8) Dalam penggabungan usaha melalui pembelian, biaya langsung pencatatan dan penerbitan sekuritas ekuitas...

EKSI4309/MODUL 1 1.21 A. ditambahkan ke akun investasi induk perusahaan/investor B. dibebankan sebagai modal disetor entitas gabungan lainnya C. dikurangi dari pendapatan pada periode penggabungan D. tidak ada yang benar 9) Akun yang harus disesuaikan dengan nilai wajar pasarnya dalam merger yang dipertanggungjawabkan menurut metode pembelian, tanpa memperhatikan harga yang dibayar adalah... A. persediaan B. goodwill C. hak paten D. peralatan 10) Asumsi yang akan timbul apabila tidak terjadi bukti aset bersih yang dapat diidentifikasi terlalu rendah adalah... A. goodwill B. hak minoritas C. hak sisa D. hak opsi 11) Saham-saham yang tidak diperoleh oleh perusahaan induk pada penggabungan secara penyatuan dipertanggungjawabkan sebagai... A. goodwill B. hak minoritas C. dividen D. hak opsi 12) Kepemilikan 20% saham biasa pada perusahaan investasi adalah... A. harus dipertanggungjawabkan berdasarkan metode ekuitas B. adanya bukti kemampuan menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan investasi C. memungkinkan investor untuk menerapkan metode biaya atau metode ekuitas D. dipertanggungjawabkan dengan metode biaya karena aplikasi metode ekuitas memerlukan kepemilikan lebih dari 20% 13) Investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya, sedangkan dividen dari laba berikutnya dilaporkan sebagai pendapatan dividen. Hal ini disebut dengan metode... A. ekuitas B. biaya

1.22 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 C. ekuitas dan biaya D. semua salah 14) Investasi yang dicatat pada biaya perolehan dan disesuaikan dengan keuntungan, kerugian, dan dividen disebut metode... A. ekuitas B. biaya C. ekuitas dan biaya D. semua salah 15) Dalam metode pembelian biaya perolehan bagi entitas pembeli atas perolehan perusahaan lain dalam suatu penggabungan usaha secara pembelian, dapat diukur dengan cara... A. jumlah persediaan yang dikeluarkan B. nilai buku yang didistribusikan C. jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aset lain yang didistribusikan D. jawaban benar semua Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Tingkat penguasaan = Jumlah Jawaban yang Benar 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90-100% = baik sekali 80-89% = baik 70-79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan kegiatan belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

EKSI4309/MODUL 1 1.23 P Kegiatan Belajar 2 Akuntansi untuk Investasi Saham rinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum untuk mencatat akuisisi saham biasa mewajibkan investasi tersebut dicatat pada biayanya oleh investor. Pedoman dasar untuk mengukur biaya investasi meliputi kas yang dikeluarkan, nilai wajar aset tertentu lainnya atau sekuritas yang diterbitkan, dan biaya langsung tambahan untuk memperoleh investasi, selain biaya yang pendaftaran dan penerbitan sekuritas ekuitas, yang dicatat sebagai tambahan modal disetor menurut GAAP. Salah satu dari dua metode dasar akuntansi untuk investasi saham biasa (common stock) yang umum digunakan adalah metode nilai wajar (biaya) (fair value (cost) method) atau metode ekuitas. Jika digunakan metode nilai wajar, investasi diperhitungkan sesuai dengan ketentuan FASB Statement No. 115 yaitu akuntansi untuk investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas tertentu. Jika digunakan metode ekuitas, investasi diperhitungkan menurut ketentuan APB Opinion No. 18 yaitu metode akuntansi ekuitas untuk investasi dalam saham biasa, yang diamendemenkan oleh FASB Statement No. 94 yaitu konsolidasi seluruh perusahaan anak yang dimiliki secara mayoritas. A. KONSEP YANG MENDASARI METODE NILAI WAJAR/BIAYA DAN METODE EKUITAS Menurut metode nilai wajar/biaya, investasi dalam saham biasa dicatat pada biayanya dan dividen dari laba berikutnya sebagai pendapatan dividen. Pengecualian, dividen yang diterima melebihi bagian investor atas laba setelah saham yang diperoleh dianggap sebagai pengembalian modal (atau dividen likuidasi) dan dicatat sebagai pengurang terhadap akun investasi. Sekuritas ekuitas yang nilai wajarnya telah dapat ditentukan diklasifikasikan sebagai sekuritas perdagangan (sekuritas yang dibeli dan dipegang untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat) ataupun sekuritas yang tersedia untuk dijual (investasi yang tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas perdagangan). Hal ini menurut ketentuan FASB Statement No. 115. Metode ekuitas pada dasarnya merupakan akuntansi akrual untuk investasi ekuitas yang memungkinkan investor untuk menggunakan pengaruh

1.24 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 yang signifikan terhadap investee. Menurut metode ekuitas, investasi dicatat pada biaya dan disesuaikan dengan laba, rugi, dan dividen. Perusahaan investor melaporkan bagiannya atas laba investee sebagai laba investasi dan bagiannya atas rugi investee sebagai rugi investasi. Investasi dalam saham berhak suara yang memberikan kemampuan bagi investor untuk menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan keuangan dan operasi investee diperlakukan dengan menggunakan metode ekuitas. APB Opinion No. 18 paragraf 17 menjelaskan seperti berikut ini. APB menyimpulkan bahwa metode akuntansi ekuitas untuk investasi dalam saham biasa harus diikuti oleh investor yang investasinya dalam saham berhak suara memberikan dia kemampuan untuk menggunakan pengaruh yang siginifikan terhadap kebijakan operasi dan keuangan investee meskipun kepemilikannya atas saham berhak suara hanya 50% atau kurang. Metode ekuitas dianggap penting karena beberapa alasan. Pertama, investasi tersebut merupakan komponen total aset, laba bersih, atau keduanya yang signifikan bagi beberapa perusahaan. Kedua, metode ekuitas telah digunakan secara luas oleh perusahaan joint ventures dan entitas bertujuan khusus lainnya. Ketiga, metode ekuitas telah digunakan dalam pembahasan tentang pembuatan laporan keuangan konsolidasi. Metode Ekuitas dan FASB No. 94 Perusahaan induk dapat menggunakan metode ekuitas untuk memperhitungkan investasi dalam perusahaan anaknya meskipun laporan keuangan perusahaan anak selanjutnya akan dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasi perusahaan induk dan perusahaan anaknya. Sebelum penerbitan FASB Statement No. 94 tahun 1987, perusahaan induk dapat menentukan kebijakan konsolidasinya dan mempunyai keleluasaan dalam memutuskan apakah akan mengonsolidasi perusahaan anak tertentu. Perusahaan anak yang tidak dikonsolidasi diperhitungkan dengan metode ekuitas dan dilaporkan baik dalam laporan keuangan perusahaan induk maupun laporan konsolidasi sebagai investasi ekuitas. Ketentuan Statement No. 94 mengharuskan bahwa semua perusahaan anak yang dimiliki secara mayoritas dikonsolidasikan, kecuali pengendalian hanya bersifat sementara atau tidak tergantung pada kepemilikan mayoritas.

EKSI4309/MODUL 1 1.25 B. PROSEDUR AKUNTANSI MENURUT METODE BIAYA/NILAI WAJAR DAN EKUITAS Asumsikan bahwa PT Pipit memperoleh 2.000 dari 10.000 lembar saham beredar PT Arif seharga Rp50 per saham pada 1 Juli. Diasumsikan nilai buku dan nilai wajar aset bersih PT Arif adalah sama dan nilai kas yang dibayar sama dengan 20% dari nilai wajar aset bersih PT. Arif. Laba bersih PT Arif untuk tahun tersebut adalah Rp50.000 dan dividen sebesar Rp20.000 telah dibayar pada 1 November. Jika terbukti tidak mampu menggunakan pengaruh yang signifikan, PT Pipit harus menerapkan metode nilai wajar/biaya dengan menilai kembali akun investasi terhadap nilai pasar pada akhir periode akuntansi. Jika sebaliknya, terapkan metode ekuitas. Akuntansinya sebagai berikut. Ayat jurnal tanggal 1 Juli untuk mencatat investasi: Metode biaya/nilai wajar Investasi dalam PT Arif 100.000 Kas 100.000 *) 2000 lembar x Rp. 50 Metode ekuitas Investasi dalam PT Arif 100.000 Kas 100.000 Ayat jurnal tanggal 1 November untuk mencatat dividen: Metode biaya/nilai wajar Kas 4.000 Pendapatan dividen 4.000 *) 20% x Rp. 20.000 Metode ekuitas Kas 4.000 Investasi dalam PT. Arif 4.000 Ayat jurnal tanggal 31 Desember untuk mencatat laba: Metode biaya/nilai wajar Metode ekuitas Tidak ada Investasi dalam PT Arif 5.000 Laba dari PT Arif 5.000 *) Rp. 50.000* ½ th* 20% Pada metode biaya/nilai wajar, PT Pipit mengakui laba sebesar 4.000 dan melaporkan investasinya dalam PT Arif sebesar biayanya Rp100.000. Menurut metode ekuitas, PT Pipit mengakui laba sebesar Rp5.000 dan

1.26 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 melaporkan investasinya dalam PT Arif sebesar 101.000. Berikut adalah ikhtisar aktivitas akun investasinya menurut metode ekuitas. 1 Juli Biaya awal 100.000 1 November Dividen yang diterima (4.000) 31 Desember Mengakui 20% laba bersih Arif untuk 1/2 tahun 5.000 31 Desember Saldo akhir 101.000 Jika laba bersih Arif untuk tahun berjalan adalah 30.000, bagian PT Pipit akan sebesar 3.000 (30.000 x ½ tahun x 20%). Dividen yang diterima sebesar 4.000 melebihi ekuitas dalam laba PT Arif sebesar 3.000. Maka itu, kelebihan sebesar 1.000 dianggap sebagai pengembalian modal saham dan dikredit di akun investasi PT Arif. Pendapatan dividen 1.000 Investasi dalam PT Arif 1.000 C. KONSEKUENSI EKONOMI DARI PENGGUNAAN METODE NILAI WAJAR/BIAYA DAN EKUITAS. Metode akuntansi yang berbeda akan menghasilkan jumlah investasi yang berbeda pada neraca perusahaan investor dan jumlah laba yang berbeda pada laporan laba rugi. Apabila investor dapat mempengaruhi atau mengendalikan operasi investee secara signifikan, termasuk pengumuman dividen, metode nilai wajar/biaya tidak dapat diterima. Dengan mempengaruhi atau mengendalikan keputusan dividen investee, perusahaan dapat memanipulasi laba investasinya. Meskipun metode ekuitas bukanlah pengganti konsolidasi, laba yang dilaporkan oleh perusahaan induk/investor dalam laporan keuangan terpisahnya menurut metode ekuitas umumnya sama dengan laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi bagi perusahaan induk dan perusahaan anaknya.

EKSI4309/MODUL 1 1.27 D. METODE EKUITAS: KONSOLIDASI SATU BARIS Metode ekuitas sering disebut dengan konsolidasi satu baris (one-line consolidation) karena investasi dilaporkan dalam jumlah tunggal pada satu baris di neraca perusahaan investor dan laba investasi dilaporkan sebagai jumlah tunggal pada satu baris di laporan laba rugi investor. Konsolidasi satu baris juga berarti bahwa laba perusahaan induk/investor dan ekuitas pemegang saham adalah sama apabila perusahaan anak investee diperhitungkan dengan metode ekuitas yang diterapkan secara benar dan lengkap dalam laporan keuangan induk dan perusahaan anak. Prosedur akuntansi dasar dalam menerapkan metode ekuitas adalah sama, entah investor mempunyai kemampuan untuk menggunakan pengaruh yang signifikan terhadap investee (kepemilikan 20% hingga 50%) atau kemampuan untuk mengendalikan investee (kepemilikan lebih dari 50%). Hal ini penting mengingat investasi di atas 50% merupakan penggabungan usaha dan terkena ketentuan FASB Statement No 141R. Jadi, prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku untuk penggabungan usaha melalui pembelian juga berlaku bagi akuntansi untuk investasi sebesar 20% hingga 100% menurut metode ekuitas. E. KELEBIHAN BIAYA INVESTASI TERHADAP NILAI BUKU [METODE EKUITAS] FASB Statement No. 141 mensyaratkan bahwa biaya investasi diukur dengan jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aktiva lain yang diserahkan atau surat-surat berharga yang diterbitkan. Selain itu, biaya langsung pencatatan dan penerbitan surat-surat berharga ekuitas dicatat sebagai tambahan modal disetor, dan biaya langsung lainnya untuk akuisisi dan ditambahkan pada biaya perolehan. Total biaya investasi dimasukkan ke dalam akun investasi yang didasari pada konsep konsolidasi satu-baris. 1. Akuntansi untuk Kelebihan Biaya Investasi atas Nilai Buku yang Diperoleh Asumsikan PT Didin membeli 30% kepemilikan PT Rama senilai Rp. 5.000.000 pada tanggal 1 Januari. Asumsikan bahwa PT Rama membayar dividen sebesar Rp1.000.000 pada 1 Juli dan melaporkan laba bersih sebesar

1.28 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Rp3.000.000 selama tahun tersebut. Kelebihan biaya atas nilai buku yang diperoleh diamortisasi sebagai berikut. Tingkat amortisasi Kelebihan yang dialokasikan ke: Persediaan dijual pada tahun berjalan 100% Aset lancar lainnya dijual pada tahun berjalan 100% Peralatan disusutkan selama 20 tahun 5% Wesel bayar jatuh tempo dalam 5 tahun 20% Ayat jurnal yang dibuat oleh PT Pipit (dalam ribuan): 1 Juli Kas 300 Investasi dalam PT Rama 300 Untuk mencatat dividen yang diterima dari PT Rama (1.000.000x30%) 31 Desember Investasi dalam PT Rama 900 Laba dari PT Rama 900 Untuk mencatat ekuitas dalam laba PT Rama (3.000.000x30%) 31 Desember Laba dari PT Rama 300 Investasi dalam PT Rama 300 Untuk mencatat penghapusan kelebihan yang dialokasikan ke persediaan, yang telah dijual pada tahun berjalan 31 Desember Investasi dalam PT Rama 60 Laba dari PT Rama 60 Untuk mencatat kredit laba atas aset lancar lainnya yang dinilai terlalu tinggi yang dijual pada tahun berjalan 31 Desember Laba dari PT Rama 45 Investasi dalam PT Rama 45

EKSI4309/MODUL 1 1.29 Untuk mencatat penyusutan atas kelebihan yang dialokasikan ke peralatan yang dinilai terlalu rendah dengan sisa umur manfaat 20 tahun (900.000/20 tahun) 31 Desember Laba dari PT Rama 12 Investasi dalam PT Rama 12 Untuk mengamortisasi kelebihan yang dialokasikan ke wesel bayar yang dinilai terlalu tinggi selama sisa umur wesel (60.000/5tahun) Kelima ayat jurnal terakhir melibatkan akun laba dan investasi sehingga dapat mencatat labanya per 31 Desember. Investasi dalam PT Rama 603 Laba dari PT Rama 603 Ekuitas dalam laba PT Rama yang dilaporkan (3.000.000x30%) 900.000 Amortisasi kelebihan biaya atas nilai buku: Persediaan yang dijual pada tahun berjalan (300.000x100%) (300.000) Aset lancar lain yang dijual pada tahun berjalan (60.000x100%) 60.000 Peralatan (900.000x5% tingkat penyusutan) (45.000) Wesel bayar (60.000x20% tingkat amortisasi) (12.000) Total laba investasi dari PT Rama 603.000 PT Didin melaporkan investasinya dalam PT Rama pada 31 Desember dalam neracanya sebesar Rp5.303.000 dan labanya dari PT Rama Rp 603.000 pada laporan laba ruginya.

1.30 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 1 Januari Investasi awal 5.000.000 1 Juli Deviden yang diterima (300.000) 31 Des Laba PT Rama 900.000 31 Des Penghapusan kelebihan persediaan (300.000) 31 Des Laba atas aset lancar lainnya 60.000 31 Des Alokasi depresiasi peralatan (45.000) 31 Des Alokasi ke wesel bayar (12.000) 31 Des Saldo akhir 5.303.000 2. Kelebihan Nilai Buku yang Diperoleh atas Biaya Investasi Nilai buku kepemilikan yang diperoleh dalam perusahaan investee dapat lebih besar dari biaya investasi. Situasi ini mengindikasikan bahwa aset bersih yang dapat diidentifikasi dari perusahaan investee dinilai terlalu tinggi atau kepemilikan yang diperoleh dengan harga murah. Jika total kelebihan berkaitan dengan aset terlalu tinggi, kelebihan itu dibebankan untuk mengurangi aset tertentu yang dinilai terlalu tinggi. Akan tetapi, jika aset bersih yang dapat diidentifikasi dicatat pada nilai wajarnya, kelebihan nilai wajar kepemilikan yang diperoleh atas biaya investasi merupakan goodwill negatif. 3. Goodwill Negatif/ Keuntungan Pembelian [Gain from bargain purchase] Asumsikan bahwa PT Bimo memperoleh 25% kepemilikan dalam PT Raida seharga Rp. 110.000,- pada 1 Januari. Laba bersih PT Bimo Rp 60.000,- dan deviden pada tahun tersebut adalah Rp. 40.000,- (dalam ribuan). Nilai Buku Nilai Wajar Kelebihan Nilai Wajar Persediaan 240 260 20 Aset lancar lainnya 100 100 Peralatan bersih 50 50 Bangunan bersih 140 200 60