Organisasi sosial politik yang menjalankan taktik kooperatif ditunjukkan oleh nomor

2.Jawaban: cTaktik nonkooperatif merupakan sikap menolakbekerja sama dengan pemerintah kolonial. Taktikini diterapkan oleh organisasi-organisasipergerakan yang bersikap radikal. Dalampraktiknya, taktik ini ditunjukkan dengan menolakikut serta dalam berbagai organisasi atau dewan(raad) yang dibentuk pemerintah kolonial, baik ditingkat pusat maupun daerah.3.Jawaban: cPerhimpunan Indonesia (PI) didirikan olehmahasiswa Indonesia yang sedang menempuhstudi di Belanda pada 1908. Awalnya organisasiini bernamaIndische Vereeniging. PerhimpunanIndonesia (PI) merupakan salah satu organisasiyang secara terang-terangan menyatakanmelawan pemerintah kolonial Belanda. Dalamperjuangannya, PI menolak bekerja sama denganpemerintah. Cita-cita PI adalah menyerukankemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, PItermasuk organisasi yang bersifat radikal.4.Jawaban: dPartai Komunis Indonesia (PKI) termasukorganisasi pergerakan yang bersifat radikal. Sifatradikal PKI terlihat dari berbagai aktivitasnya.Aktivitas PKI yang dianggap paling radikal adalahmelancarkan pemberontakan di sejumlah daerah.Pemberontakan PKI sepanjang periode 1926–1927 terjadi di Sumatra Barat, Banten, dan Jawa.5.Jawaban: aSeiring berjalannya waktu, tokoh dan organisasipergerakan nasional mulai mengubah corakperjuangannya. Memasuki dekade 1920-an,sebagian besar organisasi mulai menerapkansikap kooperatif. Perubahan sikap ini disebabkankebijakan pemerintah kolonial yang semakin ketatsehingga banyak tokoh pergerakan yangditangkap dan diasingkan. Selain itu, krisisekonomi dunia pada 1921 turut mendorongperubahan sikap tokoh dan organisasi pergerakan.

Kunci Jawaban dan Pembahasan Sejarah Kelas XI Semester 2186.Jawaban: cTaktik kooperatif dijalankan melalui kerja samadengan pemerintah seperti berpartisipasi dalamdewan atau parlemen. Berdasarkan daftarorganisasi sosial politik pada soal, organisasiyang menggunakan taktik kooperatif adalahGerindo, PSII, dan Budi Utomo. Jadi, jawaban yangtepat ditunjukkan oleh angka1),3), dan4).7.Jawaban: bCorak umum pergerakan kaum moderat adalahtidak menunjukkan aktivitas politik yangmencolok. Aktivitas politik yang mencolokdianggap dapat membahayakan kelangsunganhidup organisasi. Oleh karena itu, kaum moderatcenderung membuka diri dengan turut ber-partisipasi dalam keanggotaanraadatau anggotadewan parlemen buatan Belanda.8.Jawaban: aTaktik nonkooperatif merupakan taktik politikmenolak bekerja sama dengan pemerintahkolonial. Bentuk penolakan itu dapat berupapenolakan untuk ikut serta dalam berbagaiorganisasi atau dewan (raad) yang dibentukpemerintah kolonial. Organisasi pergerakan yangmenerapkan praktik nonkooperatif dalamperjuangannya antara lain Perhimpunan Indonesia,PKI, PNI, Partindo, dan PNI-Baru.

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

End of preview. Want to read all 51 pages?

Upload your study docs or become a

Course Hero member to access this document

Organisasi sosial politik yang menjalankan taktik kooperatif ditunjukkan oleh nomor

Organisasi sosial politik yang menjalankan taktik kooperatif ditunjukkan oleh nomor
Lihat Foto

NIOD

Empat Serangkai, para pemimpin Putera, sedang menunggu kedatangan Perdana Menteri Jepang Tojo pada 1943. Dari kiri ke kanan: Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantoro, Kiai Hadji Mas Mansoer. Paling kanan M Soetadjo Djojohadikoesoemo.

KOMPAS.com - Pada masa pendudukan Jepang, Indonesia menetapkan sebuah taktik untuk melawan penjajah dari negara tersebut. 

Taktik perjuangan yang dilaksanakan oleh para tokoh pergerakan nasional selama masa pendudukan Jepang adalah taktik kooperatif.

Taktik ini dicetus oleh empat tokoh pejuang Indonesia.

Tokoh yang berjuang secara kooperatif pada masa pendudukan Jepang adalah:

  • Soekarno
  • Moh. Hatta
  • Ki Hajar Dewantara
  • KH Mas Mansyur

Baca juga: Gerakan Non-Blok: Latar Belakang, Pelopor, Tujuan, dan Prinsip

Taktik Kooperatif

Perjuangan kooperatif adalah perjuangan yang sifatnya moderat (lunak) dan bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintah penjajah.

Perlawanan menggunakan taktik kooperatif ini muncul karena Jepang melarang berdirinya semua organisasi pergerakan nasional.

Pada masa itu, Jepang hanya mengakui organisasi-organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk memenangkan Perang Asia-Pasifik. 

Para tokoh pejuang nasionalis kemudian memanfaatkan keuntungan yang dimiliki di organisasi bentukan Jepang untuk menanamkan nasionalisme kepada para pemuda.

Baca juga: Gerakan Permesta: Latar Belakang, Tuntutan, dan Penumpasan

Empat Serangkai

Kala itu, Jepang sedang berjuang menghadapi Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya melawan negara-negara barat.

Guna memenangkan pertempuran, Jepang merebut sejumlah negara Asia Tenggara yang sebelumnya sudah dikuasai Jepang, salah satunya Indonesia.

Pada 1942, Indonesia berhasil direbut oleh Jepang saat sedang dijajah oleh Belanda. 

Jepang memanfaatkan Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk membantu Jepang menghadapi perang.

Supaya rakyat bersedia membantu, Jepang berusaha mendekati para golongan nasionalis. 

Pada 1943, Soekarno dan Hatta dipanggil oleh Jepang.

Kedua tokoh ini dianggap sebagai pemimpin politik yang dapat membantu Jepang.

Selain mereka, diundang juga Ki Hajar Dewantara dan KH Mas Mansyur.

Keempat pejuang ini kemudian diberi nama Empat Serangkai, fungsinya adalah agar mereka tidak diadudombakan. 

Mereka berempat selalu mengadakan hubungan serta pergaulan yang erat. 

Baca juga: Gerakan Benteng: Latar Belakang, Pelaksanaan, dan Kegagalan

Putera

Dari hasil perundingan Jepang bersama dengan para tokoh pergerakan, muncullah ide untuk membentuk sebuah organisasi sosial.

Mulanya organisasi ini bernama Gerakan Tiga A, namun karena dianggap kurang efektif untuk menarik simpati rakyat, Gerakan Tiga A berencana dibubarkan.

Dari situ, Jepang mulai belajar, bahwa untuk merebut hati rakyat, mereka membutuhkan para tokoh nasional yang sudah dipercaya oleh rakyat.

Jepang kemudian membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) pada 16 April 1943. 

Pemimpin dari Putera sendiri adalah Empat Serangkai.

Tujuan didirikannya Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali hal-hal yang dihancurkan oleh Belanda.

Bagi Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi rakyat guna membantu Jepang dalam perang.

Namun, pada Maret 1944, organisasi Putera dibubarkan dan digantikan Himpunan Kebaktian Jawa atau Jawa Hokokai.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.