Mengapa suatu majalah disebut kompetitor

Tips

Persaingan usaha bukan hal baru dalam bisnis, termasuk soal merebut hati pelanggan. Kemudahan dalam mendapatkan pasokan barang membuat semakin banyak penjual barang yang sama. Harga yang ditawarkan pun bersaing.

Sukotjo dalam Majalah Ilmiah Ekonomika Volume 13 Nomor 4, Upaya Untuk Menjadi ‘The Real Market Leader’ menulis, keberhasilan menarik pelanggan dari kompetiror menjadi salah satu ciri pemimpin pasar. Ini merupakan salah satu kemenangan dan tingkat keberhasilan tertinggi dalam sebuah usaha.

Jika kamu menjadi market leader, artinya kamu mendominasi pasar dan pesaingmu BossQ. Dominasi ini merupakan ukuran kekuatan sebuah merek.

Namun ingat, persaingan bisnis harus dilakukan dengan cara yang sehat. Kamu tidak boleh gegabah. Demi merebut hati konsumen kompetitor, bukan berarti kamu bisa melakukan apa saja. Salah-salah, hal ini bisa berbalik untuk usahamu. Misal, citra tokomu yang jadi buruk di mata konsumen.

Nah, bagaimana sih caranya menarik pelanggan kompetitor dengan cara elegan? Setidaknya, ada lima cara terbaik yang bisa kamu lakukan untuk merebut hati pelanggan pesaing yang Qasir rangkum dari berbagai sumber. Berikut kelima cara itu:

1. Layanan terbaik

Mengapa suatu majalah disebut kompetitor

Praktisi dan konsultan servis Cylatamia Irawan, seperti dilansir Detik mengatakan, kunci utama untuk merebut pelanggan dari competitor adalah memberikan pelayanan terbaik pada konsumen agar mereka menjadi pelanggan setia.

"Belajar dari bisnis yang sudah besar. Mereka ternyata memfokuskan pelayanan yang baik pada customer-nya. Itu yang membedakan dengan perusahaan atau bisnis lain yang serupa," kata perempuan yang akrab disapa Mia itu, Bandung, seperti dilansir Detik.

Jika kamu menyangka promosi adalah kuncinya, coba dipikir ulang lagi.

Mia menyebut, promosi besar-besaran bukanlah jaminan banyaknya konsumen datang ke lapakmu berulang. Promosi, lanjut dia, hanya mengundang konsumen datang untuk pertama kali.

"Selanjutnya customer akan melakukan penilaian. Kalau pelayanannya tidak bagus, ya mereka akan pergi mencari tempat lain. Jadi promosi besar-besar akan percuma tanpa ada pelayanan yang baik," ujar Mia.

Oleh karena itu, kamu harus memperlakukan konsumen sebagai raja.

Meski ini ungkapan kuno, tapi upaya ini selalu berhasil mengambil hati konsumen. Konsumen bakal tetap balik ke lapakmu meski harga yang kamu patok lebih tinggi dari pesaingmu.

Mia menyebut ada tujuh service bites yang harus dipenuhi. Antara lain, akses, kompetensi, keramahtamahan, responsif, kecepatan dan keamanan.

Akses misalnya, tempat usaha akan ditinggalkan jika sulit dijangkau oleh konsumen, ini juga berlaku untuk toko online ya Usahawan.

Kamu harus gerak cepat untuk membalas chat dari calon konsumen.

Sementara, untuk kompetensi, kamu harus tahu info soal produk yang kamu jual dan dapat menjelaskannya ke calon konsumen.

Kamu pun harus ramah dalam merespons konsumen BossQ. Termasuk dalam menanggapi protes atau keluhan dari pelanggan.

Seperti yang dialami oleh Ika, karyawan swasta di Kedoya Utara, Jakarta Barat.

Pada Januari 2021 lalu, dia kebingungan memilih untuk membeli parfum dari toko A atau B. Harga parfum di toko A lebih murah dan tokonya lebih populer di media sosial. Sementara toko B menawarkan parfum yang sama dengan harga lebih mahal 10 persen.

“Toko B ini memang katanya saingannya toko A. Tapi pada akhirnya saya pilih toko A karena dia lebih banyak muncul di media sosial,” kata Ika kepada Qasir, Sabtu (20/3/2021).

Sebelum beli, dia sudah memastikan ketersediaan parfum yang dimaksud. Penjual pun mengatakan, persediaan masih ada. Setelah transaksi diselesaikan, sehari kemudian toko A mengonfirmasi parfum tersebut habis dan menawarkan untuk diganti dengan parfum merek lain.

“Karena memang yang saya tuju parfum itu ya saya tidak mau diganti merek lain. Sedari awal kan saya sudah tanya dan dibilang ada. Setelah itu transaksi langsung saya selesaikan. Tapi kemudian disebut habis barangnya. Pas saya ajukan refund, chat saya tak kunjung dibalas selama 2 hari. Saya protes melalui Instagram, tapi akun saya diblock sama toko tersebut, bukannya diselesaikan,” tutur Ika.

Sampai akhirnya, dia mendapatkan pengembalian uang. Dia kemudian membeli parfum di toko B. Menurut dia, pelayanan di toko B lebih ramah dan amanah. Sampai saat ini, dia memilih berlangganan di toko B.

2. Promosi

Mengapa suatu majalah disebut kompetitor

Namun, promosi juga harus kamu pertimbangkan untuk langkah kedua. Sesekali ikut dalam program terkait belanja, misalkan Midnight Sale.

Kamu bisa memberikan diskon, baik potongan harga pada pembelian pertama atau kedua. Bisa juga memberikan diskon jika pembelian mencapai jumlah tertentu.

Bisa juga dengan memberikan bonus untuk pembelian tertentu. Misalnya bila pesaingmu menjual produk dengan harga yang lebih murah, maka bisa dilawan dengan menawarkan “beli 2 gratis 1”.

3. Ciptakan produk yang berbeda

Inovasi sangat penting. Dengan menciptakan produk yang unik dan belum ada di pasaran, maka produkmu memiliki nilai lebih di mata konsumen. Produk yang unik dengan ciri khas tertentu, memiliki daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Mereka bakal lebih mengenali produkmu

4. Maksimalkan media sosialmu

Manfaatkan media sosial untuk merinteraksi atau sekedar menyapa pelangganmu. Variasikan konten hingga jenis interaksi, sehingga mereka tidak bisa mendapatkan informasi lengkap tentang produkmu.

5. Pelajari kelebihan dan kelemahan pesaing

Mengapa suatu majalah disebut kompetitor

Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan pesaing, kamu bisa menentukan langkah yang harus diambil. Misal, kelebihan pesaingmu adalah kualitas barang dan kelemahannya ada di layanan.

Untuk mengambil hati konsumennya, kamu bisa menaikkan layananmu, mulai dari cara berkomunikasi hingga pengemasan dan pengiriman.

Jangan Ikut Kebobolan

Tapi, kamu juga jangan sampai kebobolan lho BossQ. Kamu pun harus mampu mempertahankan pelangganmu agar tak beralih ke kompetitor.

Hati-Hati Pelangganmu Bisa Kabur

Liputan6.com mengutip Inc, menyebut ada lima hal yang harus dihindari usahawan karena bisa membuat pelangganmu kabur. Kelima hal itu adalah:

1. Membuat konsumen menunggu

Konsumen tak bakal mengerti dan tetap benci menunggu, meski kamu harus melayani seratusan pelanggan.

Menurut sejumlah penelitian, para konsumen batal membeli sebuah produk jika dia harus menunggu dalam waktu terlalu lama.

2. Memberikan pesanan konsumen sesuai yang dijanjikan

Tak ada salahnya mengirimkan pesanan sesuai dengan apa yang dipesan pelangganmu. Tapi jangan salah, memberikan kejutan lebih dari sekadar yang dijanjikan, akan menarik para konsumen untuk datang kembali membeli di lapakmu.

Misal, pelangganmu memesan kuas make up, kamu bisa berikan pouch bag sebagai bonus meski dengan bahan kain tipis.

3. Sulit dihubungi

Sekali lagi, para konsumen tidak suka menunggu. Apalagi jika penjual sulit dihubungi, dijamin mereka bakal segera beralih ke toko lain.

4. Tawarkan produk secara agresif

Menawarkan produk boleh saja. Asal jangan agresif Usahawan. Konsumen sangat membenci promosi berulang.

Hal tersebut sangat mengganggu dan justru membuatnya enggan membeli produkmu.

5. Merahasiakan sebagian informasi produk

Kadang memang para pebisnis harus selektif dalam memilih informasi yang disampaikan ke calon pembeli. Tapi bukan berarti kamu bisa merahasiakan informasi penting yang seharusnya diterima pelanggan ya.

Baca juga:

Share artikel ini

Mengapa suatu majalah disebut kompetitor

Dunia bisnis tidak akan pernah sepi dari persaingan. Apalagi jika bisnis yang anda geluti sukses, maka pesaing-pesaing baru akan bermunculan. Jika tidak disiasati maka anda akan tersingkir pertempuran binis yang makin memanas.

Setiap ada peluang binis pasti ada pemain yang akan memasukinya. Dan jika peluang itu besar maka janganharap akan melenggang sendirian. Ini seperti pepatah Cina bilang, “pasar adalah medan pertempuran” (Shang chang ru zhan chang). Bagaimana agar perusahaan anda tetap unggul? Simak tips berikut ini:

Ketahui potensi perusahaan Anda dan potensi kompetitor

Sun Tzu, pakar strategi peperangan legendaris dari Cina mengatakan, “Kenalilah musuhmu dan kenalilah dirimu, niscaya kamu akan berjaya dalam 100 pertempuran.” Lakukanlah galilah jati diri Anda, eksplorasi apa kemampuan dan sumber daya yang bisa dimaksimalkan.

Lalu, identifikasi siapa sebenarnya pesaing Anda saat ini. Dengan mengetahui dengan siapa Anda bersaing, maka Anda bisa menentukan strategi dalam menghadapinya. Namun jangan sampai salah dalam menetapkan pesaing. Pesaing bisa saja bersekala kecil, sejajar atau lebih besar. Pesaing juga boleh jadi bukan dari kategori bisnis yang Anda geluti saat ini.

Fokus Kepada Keunggulan Anda

Jika usaha Anda selama ini sudah berjalan dengan baik, maka itu indikasi bisnis atau produk Anda memiliki keunggulan. Anda harus fokus pada keunggulan bisnis atau produk Anda. Jika misalnya keunggulan Anda terletak pada kualitas produk, maka terus tingkatkan keunikannya sehingga pesaing makin sulit mengejarnya.

Lakukan Benchmarking

Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu usaha dapat terlaksana baik dengan membandingkan antara perusahaan Anda dengan perusahaan lain. Benchmarking membutuhkan kesiapan fisik dan mental. Secara fisik, dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat. Sedangkan secara mental, kita harus siap menerima kenyataan bahwa ketika dibandingkan ternyata kita tertinggal dari pesaing.

Cari Tahu Kelemahan Kompetitor Anda

coba lakukan marketing intelijen untuk mencari tahu apa yang menjadi kelemahan kompetitor. Lakukan marketing intelijen seefektif dan seefisien mungkin. Jika sudah tahu kelemahan pesaing, cepatlah membuat strategi-strategi baru untuk memenangkan persaingan. Misalnya, jika produk Anda lebih berkualitas ketimbang kompetitor maka lakukan komunikasi yang berfokus pada kualitas produk Anda. Atau, jika pelayanan mereka sama dengan pelayanan Anda, maka perbaiki layanan agar lebih excellence.

Menang Tanpa Bertempur

Satu lagi pepatah Cina yang cocok diterapkan dalam bisnis, “Kemenangan tertinggi adalah memenangkan perang tanpa satu pertempuran pun.” Pakar marketing, Kafi kurnia pernah mengatakan, kalau kita sudah mengetahui dengan baik kelemahan kompetitor kita, kita akan selalu beberapa alngkah lebih maju dari kompetitor. Jadi, kita bisa menghindari perang terbuka seperti perang harga yang hanya akan merugikan kedua belah pihak.

Pilih Mitra yang Tepat

Membangun usaha, sudah pasti membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari penyuplai barang, para pemasar, hingga konsultan. Apa lagi bisnis franchise yang memang berhubungan dengan penyandang dana atau franchisee. Nah, untuk urusan ini Anda harus benar-benar selektif memilihnya. Pilihlah patner kerja yang benar-benar memahami visi dan misi perusahaan Anda.

Perkuat Komunikasi

Kemampuan komunikasi SDM secara efektif akan menambah kinerja usaha nada. Dengan komunikasi yang baik, perusahaan akan dapat mengantisipasi masalah, membuat keputusan dengan cepat, berkoordinasi, menyelia kinerja orang lain, mengembangkan hubungan, serta mempromosikan produk dan jasa. Dengan komunikasi, kita dapat membentuk image yang kuat tentang perusahaan kepada karyawan, rekan, investor, franchisee dan tentunya pelanggan Anda.

Keluar Dari Persaingan

Tidak semua pertempuran atau persaingan itu harus dimenangkan. Sekali waktu Anda boleh menyingkir dari persaingan. Apalagi kalau sudah menjurus pada persaingan yang tidak sehat, seperti perang harga yang mengabaikan kualitas produk. Keluar dari persaingan bukan berarti Anda menyerah. Keluar dari persaingan bisa berarti Anda mencari ceruk pasar baru, membuat produk baru, inovasi dan lain-lain.