Mengaitkan faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang dengan fakta fakta dalam kehidupan

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

31 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Klik Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja tidak akurat dikarenakan si penjawab mungkin bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban lain dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Semangat Belajar..#


Dijawab oleh ### Pada Sun, 28 Aug 2022 17:49:13 +0700 dengan Kategori Biologi dan Sudah Dilihat ### kali

Makanan, olahraga.hubungannya, jika makanan yang kita makan mengandung gizi yang baik maka pertumbuhan yang terjadi dalam tubuh kita akan bagus begitupula olahraga, olahraga dapat membantu pertumbuhan tulang misalnya bersepeda

Baca Juga: 14. Bu Prima selalu membanggakan dirinya


wx.dhafi.link/jawab Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Pada proses pembentukan ini, tulang akan terbentuk dari model tulang lunak hialin. Selama kurun waktu tiga bulan setelah pembuahan, perikondrium yang mengelilingi model tulang rawan hialin berinfiltrasi dengan pembuluh darah dan osteoblas, kemudian berubah menjadi periosteum.

Sel osteoblas membentuk bone collar pada tulang keras di sekitar diafisis. Di saat yang bersamaan, tulang rawan di tengah diafisis mulai perlahan hancur. Osteoblas, kemudian, menembus tulang rawan yang hancur dan menggantikannya dengan tulang spongiosa.

Hal tersebut menyebabkan pembentukan pusat osifikasi primer. Proses osifikasi akan berlanjut dari pusat ini menuju ke ujung tulang. Setelah tulang spongiosa terbentuk pada diafisis, sel-sel osteklas akan memecah tulang yang baru terbentuk untuk membuka rongga medular.

Berikut adalah langkah-langkah yang terjadi dalam proses pembentukan tulang dengan osifikasi endokondral:

1. Pembentukan periosteum collar

Pada langkah ini, periosteum terbentuk di sekitar tulang rawan hialin. Lalu, sel osteogenik dibedakan menjadi osteoblas. Sel osteoblas ini kemudian mengeluarkan cairan serat berupa protein di luar tulang rawan yang disebut dengan osteoid.

Hasil akhir dari langkah ini adalah terbentuknya bone collar pada bagian luar tulang rawan.

2. Pembentukan rongga

Saat bone collar terbentuk, tulang rawan yang terdapat pada pusat akan mengalami osifikasi atau proses pembentukan tulang. Tulang rawan yang menjadi pusat ini disebut sebagai pusat osifikasi utama.

Proses pengerasan tulang ini menyebabkan bagian dalam dari tulang rawan tidak berhasil untuk ditembuh oleh difusi nutrisi. Alhasil, bagian dalam dari tulang rawan perlahan mulai memburuk dan rongga-rongga pun mulai terbentuk.

3. Invasi vaskular

Kemudian, pembuluh darah yang terdapat di dalam periosteum akan melalui atau melewati tulang keras dari bone collar dan memasuki rongga dalam tulang rawan. Rongga yang dilewati oleh pembuluh darah disebut sebagai foramen nutrisi.

Ada banyak komponen lain masuk melalui foramen nutrisi seperti saraf, limfatik, osteoklas, osteoblas, nutrisi dan lain-lain. Kemudian, tulang rawan yang tersisah akan dipecah oleh osteoklas dan osteoblas mengeluarkan trabaculae atau tulang spongiosa.

4. Elongasi

Saat pembuluh darah, osteoklas, dan osteosit terus menyerang tulang, poros tulang akan mulai memanjang. Alhasil, rongga meduler terbentuk dan diafisis perlahan memanjang selama proses perkembangan embrio.

Tak hanya itu, pembuluh darah berkembang ke tulang rawan hialin di ujung (epifisis) tulang panjang membentuk pusat osifikasi sekunder.

5. Osifikasi epifisis

Hal ini hampir sama dengan dengan invasi vaskular. Hanya saja, yang terbentuk bukanlah tulang keras melainkan tulang spongiosa. Selain itu, tulang rawan hialin juga tertinggal di ujung tulang (disebut sebagai tulang rawan artikular) dan piringan epifisis terbentuk.

Tulang rawan artikular dan piringan epifisis adalah dua hal yang masih tersisa dari model tulang rawan hialin yang asli.

Proses pertumbuhan tulang manusia

Setelah memahami proses pembentukan tulang, kini saatnya Anda memahami proses pertumbuhannya.

Pada dasarnya, proses pertumbuhan tulang hampir sama dengan proses osifikasi endokondral. Pada saat itu, tulang rawan yang berada pada piringan epifisis terus tumbuh dengan cara mitosis. Sementara, kondrositis yang terdapat di samping diafisis akan menua dan mengalami kerusakan.

Lalu, sel osteoblas bergerak atau berpindah dan menyebabkan ofisikasi atau mengeraskan matriks untuk membentuk tulang. Proses ini akan terus berlangsung sejak Anda masih anak-anak dan remaha hingga pertumbuhan tulang rawan melambat dan akhirnya benar-benar berhenti.

Saat pertumbuhan tulang rawan berhenti pada usia dua puluhan, piringan atau lempeng epifisis akan sepenuhnya mengeras. Hal ini menyisakan garis epifisis tipis dan tulang sudah tidak bisa lagi tumbuh atau memanjang.

Pertumbuhan tulang berada di bawah pengaruh hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari anterior dan hormon seks yang berasal dari testis dan ovarium.


Nama   : Luqman

NIM    : H14109050

Tugas Terstruktur Fisiologi Hewan

  1. Faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan dan menghambat pertumbuhan tulang?

Jawab:

Factor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang

1.      Herediter (genetic)

Tinggi badan anak secara umum bergantung pada orang tua, anak-anak dari orang tua yang tinggi biasanya mempunyai badan yang tinggi juga.

2.      Factor nutrisi

Suplai bahan makanan yang mengandung kalsium, fosfat, protein, vitamin A, C, D penting untuk generasi pertumbuhan tulang serta untuk memelihara rangka yang sehat.

3.      Factor endokrin

a.       Hormone paratiroid (PTH) satu sama lain saling berlawanan dalam memelihara kadar kalsium darah. Sekresi PTH terjadi dengan cara:

1)      Merangsang osteoklas, reapsobsi tulang dan melepas kalsium ke dalam darah.

2)      Merangsang absorbsi kalsium dan fosfat dari usus.

3)      Meresorbsi kalsium dari tubulus renalis.

b.      Tirokalsitonin, hormone yang dihasilkan dari sel-sel parafolikuler dari kelenjar tiroid, cara kerjanya menghambat resorbsi tulang.

c.       Hormone pertumbuhan yang di hasilkan hipofise anterior penting untuk proliferasi (bertambah banyak) secara normal dari rawan epifisealis untuk memelihara tinggi badan yang normal dari seseorang.

d.      Tiroksi bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang yang layak, remodeling tulang dan kematangan tulang.

4.      Factor persyarafan

Gangguan suplai persyarafan mengakibatkan penipisan tulang seperti yang terlihat pada kelainan poliomyelitis.

a.       Factor mekanis

Kekuatan dan arah dari tuberkula tulang ditentukan oleh gaya-gaya mekanis yang bekerja padanya.

b.      Penyakit

Penyakit mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap pertumbuhan tulang. 

Pada umumnya, masa pertumbuhan manusia terjadi sebelum melewati usia 20 tahun. Pada usia sebelum 20th tersebut, pertumbuhan tinggi badan terjadi secara alami yang dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan tersebut antara lain adalah faktor keturunan, faktor asupan nutrisi harian, faktor aktifitas olahraga, dan beberapa faktor penting lainnya. Untuk mengetahui secara jelas tentang pertambahan tinggi badan dan hal-hal yang berkaitan dengan itu, silakan simak artikel-artikel seputar peninggi badan berikut ini....

Pertumbuhan tinggi badan manusia

kerangka-manusia Umumnya, pertambahan tinggi badan manusia dimulai sejak bayi sampai dengan usia dewasa (kurang lebih 20 tahun). Namun tentu saja ada beberapa perkecualian. Mereka yang mengalami kelainan kretinisme (kekerdilan) tidak bisa bertambah tinggi badannya sejak usia tertentu. Sehingga tubuhnya sangat pendek, seukuran anak usia Sekolah Dasar. Ada pula yang menderita kelainan gigantisme (raksasa). Orang yang menderita kelainan gigantisme ini akan terus bertambah tinggi meskipun telah berusia dewasa (lebih dari 20 tahun) oleh karena hormon pertumbuhannya tidak berhenti sebagaimana mestinya. Sehingga orang tersebut memiliki ukuran tubuh sangat besar bagaikan raksasa. Oleh karena itu bersyukurlah kita semua yang mendapatkan ukuran tubuh yang relatif normal. Tidak kerdil. Tidak pula raksasa.

Adapun, hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan antara lain genetik, asupan nutrisi atau gizi makanan, kualitas tidur, serta olahraga atau rutinitas tertentu.

Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Badan :

tinggi-badanGenetik (Keturunan)

Faktor ini cukup dominan dalam menentukan tinggi badan seseorang. Dan faktor ini sudah ada sejak lahir. Seorang anak yang memiliki ibu dan ayah yang berpostur tinggi biasanya nantinya akan tumbuh menjadi seorang dewasa yang berpostur tinggi pula. Begitupun sebaliknya. Jika ayah dan ibunya pendek, maka seringkali anaknya juga memiliki postur yang juga pendek. Anda dapat mengamati bahwa orang-orang Afrika meskipun tidak mendapatkan gizi makanan yang baik, namun memiliki postur yang tinggi. Hal itu dapat terjadi lebih dikarenakan faktor keturunan atau genetik ini. Secara umum, faktor genetik ibu lebih berpengaruh ketimbang faktor genetik dari ayah. Ini berarti bahwa Si A yang memiliki ibu tinggi dan ayah pendek akan berpeluang memiliki tubuh yang lebih tinggi ketimbang si B yang memiliki ayah tinggi dan ibu pendek. Namun tentu saja hal itu bukanlah suatu kepastian, namun hanya kecenderungan medis telah diamati.

tinggi-badanAsupan nutrisi

Gizi makanan sangat penting dalam membantu pertumbuhan tinggi badan seseorang. Mengapa orang Eropa memiliki tubuh yang tinggi daripada orang Asia? Salah satu sebabnya adalah gizi makanan yang mereka konsumsi sehari-hari mereka jauh lebih baik daripada gizi makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang Asia. Pernahkah anda mengamati pertambahan tinggi badan seorang balita?. Biasanya mereka mengalami pertambahan tinggi badan yang pesat. Dan tahukah anda apa sebabnya? Oleh karena balita mendapatkan gizi yang sangat baik, terutama dari susu yang mereka minum. Susu adalah makanan yang memiliki gizi ”sempurna” bagi pertumbuhan tulang (tubuh). Susu mengandung semua zat yang dibutuhkan tulang untuk bertambah panjang. Protein, Kalsium, Magnesium, berbagai macam vitamin dan berbagai macam mineral ada dalam kandungan susu.

tinggi-badan Tidur Berkualitas

Tidur berkualitas sangat penting dalam memaksimalkan pertumbuhan tinggi badan. Sebab hormon pertumbuhan bekerja ”penuh” sewaktu tidur. Semakin berkualitas tidur seseorang, maka hormon pertumbuhan semakin bekerja optimal. Dan itu artinya akan menghasilkan pertambahan tinggi badan secara optimal pula. Cobalah anda mengukur tinggi badan anda pada pagi hari tepat setelah bangun tidur. Mungkin anda akan kaget. Sebab meskipun telah dewasa (tidak lagi dalam masa pertumbuhan), namun tinggi badan anda bertambah sewaktu bangun tidur (biasanya 1-2 cm). Ini disebabkan oleh karena adanya pertambahan panjang tulang rawan pada punggung dan kaki. Namun pertambahan ini bersifat sementara saja. Pada sore hari tinggi badan anda akan kembali seperti semula oleh karena berbagai aktifitas yang anda lakukan dan oleh karena gaya gravitasi bumi. Oleh karena itu, dalam melaksanakan program peninggi badan alami ini, nantinya kualitas tidur anda harus ditingkatkan untuk meraih hasil yang optimal. Tidur yang sangat menunjang bagi pertumbuhan badan adalah tidur lelap (deep sleep) selama kurang lebih 7-8 jam tanpa terputus-putus, tanpa perasaan gelisah dan tanpa mimpi.

tinggi-badan Olahraga teratur

Pernahkah anda membandingkan tinggi badan seorang teman yang sering berolahraga renang atau basket dengan teman lainnya yang tidak pernah atau jarang berolahraga tersebut ? Jika ya, anda akan melihat perbedaan yang cukup mencol

kalsium (Ca) & fosfor (P), dan protein yang disebut kolagen...

Faktor-faktor yang meningkatkan Absorpsi Kalsium

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan absorpsi kalsium adalah:

1. Tingkat kebutuhan

Peningkatan kebutuhan terjadi pada pertumbuhan, masa kehamilan, menyusui, defisiensi kalsium.

2. VitaminD

Vitamin D merangsang absorpsi kalsium melalui langkah-langkah kompleks. Vitamin D meningkatkan absorpsi pada mukosa usus dengan cara merangsang produksi protein-pengikat kalsium

3. Asam kiorida

Asam Kionida yang dikeluarkan oleh lambung membantu absorpsi kalsium dengan cara menurunkan pH di bagian atas usus halus.

4. Makanan yang mengandung lemak.

Lemak meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian memberikan waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium.

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran yang irreversible (tidak dapat kembali seperti semula) yang meliputi pertambahan volume, tinggi/ panjang, dan massa.

Ciri-ciri pertumbuhan adalah :

1. Bersifat kuantitatif (bisa diukur/ dihitung)

2. Terdapat pada jaringan meristem (khusus pada tumbuhan)

3. Reproduksi secara mitosis

Perkembangan adalah proses menuju tercapainya dewasa.

Ciri-ciri perkembangan adalah :

1. Bersifat kualitatif (tidak bias diukur/ dihitung)

2. Terdapat pada alat perkembangbiakan/ reproduksi

3. Reproduksi secara meiosis

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ada dua, yaitu :

a. Faktor internal

b. Faktor eksternal

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yang berasal dari dalam diri makhluk hidup itu sendiri. Faktor ini meliputi ;

a. Gen

Gen merupakan sifat yang tidak terlihat dari luar. Gen terbentuk dari beberapa asam nukleat yang tersusun dalam makromolekul atau bias disebut DNA. Gen sendiri berfungsi sebagai pembawa factor keturunan dari induk pada keturunannya, sehingga sifat induknya akan diwariskan pada keturunannya.

b. Hormon

Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain :

* Hormon Tumbuh

Hormon ini merupakan hormon yang memacu pertumbuhan. Pada tumbuhan misalnya auksin yang memacu pertumbuhan pucuk. Pada manusia, contohnya kelenjar hipofisis yang memacu pertumbuhan tulang dan otot.

* Hormon Penghambat Pertumbuhan

Hormon ini berfungsi untuk menghentikan aktivitas/ kegiatan pertumbuhan dan perkembangan. Dorman ialah suatu keadaan dimana tidak ada aktivitas pertumbuhan dan perkembangan.

* Hormon Pembentuk Organ Tubuh

Hormon ini berfungsi untuk merangsang pembentukan organ tubuh. Hormon Rhizokalin ialah hormon yang terdapat pada tumbuhan yng berfungsi untuk merangsang pembentukan akar.

* Hormon Luka

Hormon ini berfungsi untuk merangsang terbentujnya jaringan baru di tepi luka sehingga dapat menutupi luka tersebut. Misalnya asam traumalis pada tumbuhan yang akan membentuk jaringan kalus dan akan menutupi luka.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yang berasal luar diri makhluk hidup. Faktor ini meliputi ;

a. Makanan

Makanan adalah bahan baku yang kemudian akan diolah dalam proses metabolisme dan akan menghasilkan energi/ tenaga. Makanan merupakan factor utama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.

b. Suhu

Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda. Setiap manusia pasti memiliki toleransi/ adaptasi pada suhu. Jika suhu udara terlalu panas ataupun dingin, maka makhluk hidup itu tidak akan berkembang dengan sempurna.

c. Cahaya/ Sinar

Cahaya sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Misalnya pada tumbuhan. Jika tidak ada cahaya, maka mereka tak akan bias berfotosintesis dan otomatis mereka akan punah/ binasa.

d. Kelembapan Udara

Kelembapan udara sanagt dipengaruhi oleh proses penguapan. Tanah dan udara yang lembab mempunyai pengaruh yang baik untuk pertumbuhan makhluk hidup.

  1. Bagaimana faktor genetik dapat mempengaruhi ukuran tubuh?

Jawab:

            Hasil penelitian telah mengidentifikasi 18 faktor genetik baru yang berhubungan dengan obesitas dan 13 faktor yang mempengaruhi dimana lemak akan menumpuk, apakah di perut atau di paha. Jika hasil penemuan yang berasal dari konsortium Genetic Investigation of Anthropomeric Traits (GIANT) dan dipublikasikan di Nature Genetics ini diakui, maka faktor-faktor ini mungkin akan berperanan dalam cara merawat dan mengelompokkan obesitas.

            Peneliti melakukan analisa terhadap 46 penelitian yang melibatkan 123.965 orang, dan mengidentifikasi 18 wilayah genetik baru yang berhubungan dengan body mass index (BMI). Mereka juga mengkonfirmasikan 14 wilayah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Beberapa dari genetik ini mempengaruhi pengontrolan nafsu makan dan sebagian yang lain berperan dalam metabolisme. Menurut hasil penelitian, semakin banyak obesitas genetik yang dimiliki seseorang, semakin besar resikonya untuk menjadi obese.

            Orang yang membawa 38 atau lebih faktor genetik yang berhubungan dengan obesitas, secara rata-rata akan menjadi 15 sampai 20 pound lebih gemuk dibanding mereka yang cuma punya 22 faktor atau kurang. Namun, variant ini hanya menjelaskan sebagian kecil dari keseluruhan variant dalam berat tubuh karena faktor-faktor genetik lain dan lingkungan juga berkontribusi terhadap resiko obesitas.

            Penelitian kedua, para peneliti menganalisa 32 penelitian yang melibatkan 77.167 orang untuk mengidentifikasi hubungan genetik dengan rasio pinggang ke pinggul, yang menjadi ukuran untuk distribusi lemak tubuh. Lemak perut adalah sebuah faktor resiko yang telah dikenal untuk diabetes type 2 dan penyakit jantung, sementara lemak yang tersimpan di dalam dipinggul dan paha sebenarnya mungkin bisa melindungi terhadap diabetes dan darah tinggi. Penelitian ini menemukan 13 faktor genetik baru, dan 7 diantaranya memberikan efek lebih pada wanita.


Page 2

Beranda BIODATA SAYA FACEBOOK DAN TWITTER SAYA BIOGRAFI ATAU PERJALANAN HIDUP SAYA