Kesehatan dan keselamatan kerja di bengkel setelah melakukan servis kendaraan konsumen adalah

(1)

PENILAIAN RISIKO KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN SERVIS BERKALA MOBIL DI PT GENTA SURYA MOBILINDO

TAHUN 2013

Supriyanto*, Dadan Erwandi**

Abstrak :

Penelitian ini membahas tentang nilai risiko yang didapat pada kegiatan servis berkala mobil di PT Surya Mobilindo tahun 2013. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, frekuensi pemajanan dan konsekuensi dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko semikuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui level risiko yang ada pada setiap kegiatan servis berkala. Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Pengumpulan data didapatkan dari hasil observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian diketahui risiko keselamatan kerja tertinggi pada kegiatan servis berkala mobil adalah kebakaran pada saat pembersihan karbutor. Sedangkan risiko yang lain antara lain terpeleset, tertimpa peralatan, terjepit alat kerja, tersayat, tersetrum,terkilir, luka bakar, iritasi kulit . Pengendalian yang telah dilakukan antara lain: penyediaan APD (safety shoes),safety sign ( ditempat hidrolik mobil ), APAR.

Kata kunci :

Penilaian risiko, AS/NZS 4360:2004, kegiatan servis berkala, mobil. Abstrack :

This studydiscussesaboutrisk assessment for safety on Car periodic services process at PT Genta Surya Mobilindo in 2013. Risk Assesment is done by analyzing theprobability value, exposure and consequences of each phase of work then compared to a standard level of risk semi-quantitative WT Fine J to determine the level of risk that exist at each stage on motorcycle periodic services. This study using observationalsemi quantitative method AS/NZS 4360:2004. The data accumulation obtained from observation research and interviews.From the result of research, we know that the high risks on Car periodic services process is hit by Fire and Explosion. Whereas the otherrisk was slip, struck down, fire, wedge, cut, electric shock, and explosion.The existing control that have done is giving personal protective equipment (safety shoes), dan safety sign (Hidrolik for car), APAR.

Keyword :

(2)

*Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (email: )

**Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Gd. C Lt. 1 FKM UI, Kampus Baru UI Depok 16424 (email:

)

Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1970, kecelakaan kerja itu harus dicegah dan jangan sampai terjadi, dan lingkungan kerja harus memenuhi syarat-syarat kesehatan serta usaha-usaha peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja lebih diutamakan daripada penanggulangan. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan yang digunakan untuk memenuhi mobilisasi masyarakat perkotaan, apalagi dewasa ini aktivitas kehidupan manusia telah mencapai taraf kemajuan, semakin kompleks dan beragam, menghadapi hal ini artinya pengelolaannya menyangkut segala aspek kehidupan manusia yang terkait dengan berbagai faktor.Banyak alat transportasi yang sudah ada di zaman sekarang, dari mulai alat transportasi darat, alat transportasi laut, dan alat transportasi udara.

Menurut data Internasional Labor Organization (ILO) tahun 2007 , dalam rentan waktu rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja dan 70% di antaranya berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup. Total kerugian sangat banyak, yaitu Rp 280 triliun. Rata-rata per tahun total kerugian mencapai Rp 280 triliun. Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di Indonesia ternyata masih minim. Ini terlihat dari banyaknya jumlah kecelakaan kerja di 2011 dengan jumlah 96.400 kecelakaan. Dari 96.400 kecelakaan kerja yang terjadi, sebanyak 2.144 diantaranya tercatat meninggal dunia dan 42 lainnya cacat (Finance, 2012).

Direktur Operasional dan Pelayanan PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Persero Ahmad Ansyori mengatakan angka kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi dalam tiga tahun terakhir, yakni dalam kurun waktu antara tahun 2007-2009. Data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) menyebutkan sepanjang tahun 2009 telah terjadi 54.398 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Angka tersebut menurun sejak 2007 yang sempat mencapai 83.714 kasus dan pada 2008 sebanyak 58.600 kasus. Jika diasumsikan 264 hari kerja dalam setahun, maka rata-rata ada 17 tenaga kerja mengalami cacat fungsi akibat kecelakaan kerja setiap hari dan faktor utama penyebab kecelakaan kerja adalah perilaku dan kondisi lingkungan kerja yang tidak aman (Jamsostek, 2010).

Kebutuhan manusia akan alat transportasi selalu disesuaikan dengan jarak dan waktu serta efisiensi. Namun manusia cenderung menggunakan alat transportasi darat karena jarak yang ditempuh dan estimasi waktu yang cocok jika menggunakan alat transportasi darat.

Meningkatnya penggunaan mobil dikalangan masyarakat sebagai sarana transportasi bagi masyarakat, menjadikan peluang bisnis baru bagi pemilik Bengkel Mobil resmi maupun tidak resmi di pinggir jalan. Sering kita lihat banyaknya bengkel

(3)

yang menawarkan pelayanan jasa seperti servis ringan, ganti oli mesin, ganti kanvas rem, ganti sparepart, servis besar, hingga body repair.

PT. Genta Surya Mobilindo merupakan salah satu bengkel resmi yang ditunjuk oleh Pemerintah DKI Jakarta yang menawarkan jasanya seperti jasa servis untuk kendaraan mobil pribadi dan mobil Dinas. Bengkel ini memiliki serangkaian kegiatan

servis mobil yang melibatkan berbagai macam peralatan yang berpotensi

membahayakan keselamatan bagi pekerjanya. Untuk meminimalisasi potensi bahaya yang ada di bengkel tersebut, maka diperlukan identifikasi dan analisis risiko sebagai salah satu langkah dalam manajemen risiko.

Selain itu, PT Genta Surya Mobilindo yang sudah berdiri sekitar ± 10 tahun yang lalu belum dilakukan penilaian risiko terhadap kegiatan di perbengkelannya. Oleh karena di Bengkel Mobil PT Genta Surya Mobilindo belum dilakukan penilaian risiko pada kegiatan servisnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penilaian risiko terhadap keselamatan kerja pada kegiatan servis berkala mobil di PT Genta Surya Mobilindo dengan tujuan akhir penelitian yaitu untuk mendapatkan tingkat risiko (level of risk).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 1 Februari 2013, peneliti menemukan berbagai bahaya yang dapat mengancam keselamatan para pekerja seperti bahaya kebakaran dari kontak pekerja dengan bensin, bahaya terpeleset dari lantai yang licin, atau bahaya tertimpa peralatan kerja. PT Genta Surya Mobilindo merupakan industri menengah yang masih membutuhkan banyak informasi terkait keselamatan kerjanya. Ini juga terkihat dari wawancara sekilas yang dilakukan, bahwa pekerja terkesan tidak perduli dengan bahaya yang mereka hadapi di tempat kerja. Untuk itu diperlukan identifikasi risiko di setiap aktifitas bekerja dan analisis risikonya untuk mendapatkan level of risk dari aktifitas pekerja dibengkel dan bertujuan untuk mencegah dan meminimalisasikan risiko tersebut sehingga dapat dilakukan pengendaliannya.

Metode

Metode yang digunakan adalah JSA kemudian dianalisis secara semi kuantitatif dengan menentukan tingkat konsekuensi, probabilitas dan frekuensi pemajanan untuk memperoleh tingkat risiko dari masing-masing bahaya. Penelitian dilakukan pada bulan April 2013. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan pengamatan di area kerja bengkel dan didokumentasikan. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari dokumen bengkel serta studi literatur.

Adapun terkait adanya masalah kesehatan dan keselamatan di PT Genta Surya Mobilindo, maka peneliti membatasi pada risiko yang ditimbulkan dari bahaya keselamatan kerja saja. Untuk itu, diharapkan pada penelitian berikutnya dapat dilakukan penelitian terhadap masalah kesehatan kerja di PT Genta Surya Mobilindo.

(4)

Pengumpulan data primer pada kegiatan penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan:

1. Observasi lapangan terhadap tahapan pekerjaan servis berkala mobil di PT Genta Surya Mobilindo.

2. Identifikasi risiko dengan job safety analisis dan analisis risiko semi kuantitatif pekerjaan servis berkala mobil di PT Genta Surya Mobilindo.

3. Wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pemilik bengkel dan mekanik mengenai kegiatan servis berkala di PT Genta Surya Mobilindo.

4. Dokumentasi terhadap pekerjaan servis berkala di PT Genta Surya Mobilindo. Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data di PT PT Genta Surya Mobilindo, data dari buku, jurnal, dan internet yang dapat mendukung penulisan dalam penilaian kegiatan pekerjaan yang ada di lapangan.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data ini mengacu pada AS/NZS 4360:2004 sebagai metode dalam analisis risiko yang bersifat semi kuantitatif. Untuk identifikasi risiko di setiap kegiatan servis berkala di PT Genta Surya Mobilindo akan menggunakan JSA. Hasil

Objek sasaran dalam analis risiko keselamatan pada proses pekerjaan di bengkel mobil PT Genta Surya Mobilindo adalah proses perbaikan dan pemeliharaan yang memiliki bahaya mekanis, bahaya fisik, kebakaran, bahaya ergonomik dan kebisingan yang dapat menimbulkan kerugian ( loss ) terhadap manusia.

1. Proses perbaikan

a. Perbaikan mesin ( overhaul )

b. Perbaikan sistem pengapian dan pembakaran

c. Perbaikan sistem kelistrikan , switch dan display instrument d. Perbaikan sistem pengereman ( Breaking System )

e. Perbaikan sistem penggerak , roda dan ban 2. Proses pemeliharaan

a. Tune Up b. Penggantian Oli

Dari penilaian risiko didapatkan total 74 risiko pada kegiatan servis di bengkel mobil PT. Genta Surya Mobilindo lalu dikelompokkan menurut tabel risiko dan penulis memberikan nilai pada tiap level risiko, yaitu risiko dengan level risiko

(5)

merah yang berarti pada level very high sebanyak 1 yaitu dengan total nilai penghitungan yaitu 500 dimana nilai tersebut didapatkan hasil perkalian consequency 10, likelihood 1 dan exposure 10, alasanya yaitu dari kegiatan Perbaikan sistem pengapian dan pembakaran yaitu pada saat membuka karburator, dimana pada saat kegitan ini dapat menimbulkan resikoterjadinya bahaya kebakaran, karena karburator berisi bensin yang mudah terbakar, dikarenakan mekanik yang mengerjakan sambil merokok (1 %), risiko pada level priority 1 sebanyak 4 dampak K3 (6 %), risiko pada level substantial sebanyak 40 dampak K3 (54 %), risiko pada level priority 3 sebanyak 23 dampak K3 (31 %), risiko pada level Accetable sebanyak 6 dampak K3 (8 %) Sebagian besar existing risk ada pada level risiko dengan level substansial yang artinya masih membutuhkan membutuhkan tindakan perbaikan di dalam proses kegiatan servis Mobil.

Dari persentase di atas, dapat dilihat bahwa terdapat level risiko yang paling tinggi nilainya berdasarkan JSA standard AS/NZS 4360:2004 yaitu pada kegiatan sistem pengapian dan pembakaran pada saat pembukaan karburator, dimana kegiatan ini mempunyai tingkat risiko yang paling tinggi yaitu pada level risiko > 350 very high yang dapat menyebabkan stop aktifitas sampai risiko dikurangi, dan hierachi control yang dibutuhkan yaitu pada tingkat Engineering

control, dimana pada tingkat hierarchi of control ini sudah masuk kedalam

bagaimana caranya agar area di bengkel menjadi dapat ditolerir untuk safety bagi karyawannya, misalkan dengan cara, mengelola areal sekitar yang dapat menimbulkan bahaya yang fatal bagi pekerjanya menjadi lebih aman, penempatan bahan-bahan yang mudah terbakar agar lebih diperhatikan disetiap penempatannya, adanya safety sign untuk bahan – bahan yang mudah terbakar, ditempatkannya APAR disetiap area kerja.

Pada tabel persentase juga adanya tingkat risiko yang paling banyak muncul, yaitu Level risiko 70 – 180 substantial yang membutuhkan tindakan perbaikan, dan

Hierarchi of Control yang disarankan yaitu pelatihan, untuk yang disarankan

dalam Hierarchi of Control ini, pelatihan bagi karyawan, baik mekanik maupun pekerja lainnya sangat dibutuhkan, yang bertujuan dengan pelatihan ini para karyawan dapat lebih mengenal pekerjaannya dan yang lebih penting lagi, pekerja dapat mengerti setiap bahaya yang mungkin dapat terjadi terkait dengan pekerjaan yang dilakukannya.

Pada tabel persentase juga adanya tingkat risiko yang banyak muncul, yaitu level risiko 20 – 70, Priority 3 yang membutuhkan perhatian dan pengawasan, untuk yang disarankan dalam Hierarchi of Control yang disarankan yaitu Alat pelindung diri, pada saat penulis melakukan penelitian dan melihat keadaan di bengkel, untuk alat pelindung diri sangat minim digunakan,dan bahkan samasekali ada beberapa pekerja yang tidak menggunakan Alat pelindung diri, ini sangat disesalkan oleh penulis yang melihat langsung, ketika ditanyakan kepada pekerja kenapa tidak memakai alat pelindung diri, mereka banyak menjawab, bahwa pemakaian dari

(6)

alat pelindung diri hanya menghambat pekerjaan mereka, dimana mereka lebih suka untuk tidak memakai alat pelindung diri, ketika penulis menanyakan ke pihak perusahaan, sebenarnya Alat Pelindung diri sudah disediakan, tapi dari pihak pekerjanya saja yang tidak mau untuk memakai alat pelindung diri. Dari sini dapat dilihat bahwa dari pihak perusahaan sudah seharusnya menerapkan peraturan dan standar yang tegas bagi para pekerjanya, dimana peraturan dan standar pekerjaan tersebut secara langsung melindungi para pekerja perusahaan itu sendiri.

Persentase Analis Risiko, dapat disimpulkan bahwa adanya 3 level Risiko yang harus lebih diperhatikan yaitu pada Level Very High, Substantial dan Priority 3,walaupun tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan untuk level risiko persentase yang lain.

7.3

Pengendalian Yang Telah Dilakukan oleh PT. Genta Surya Mobilindo

Eliminasi

Pada tahap pengendalian ini masih belum dilakukan oleh pihak perusahaan, dikarenakan pada tahap pengendalian dilakukan dengan cara menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya.

Substitusi

Pada tahap pengendalian dimana bertujuan untuk mengganti bahan, proses ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dari risiko minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang, misalnya mengurangi interaksi mesin – mesin berbahaya dengan operator menggunakan pembersih kimia yang kurang berbahaya, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair ata basah. Pada tingkat pengendalian ini perusahaan belum dilakukan.

Pengendalian Tehnik / Engginering Control

Pada tahap pengendalian dimana bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pada tahap pengendalina ini, PT. Genta Surya Mobilindo sudah melakukannya,contohnya yaitu pada saat mengangkat mesin mobil, dimana pada saat penganngkatan proses kegiatannya dibantu dengan Katrol, yang bertujuan agar untuk meminimalisirkan terjadinya resiko mesin menimpa para pekerja. Selain itu juga yaitu pada saat proses kegiatan sistem penggerak roda, dimana pada proses pekerjaanya dibantu dengan hidrolik yang digunakan untuk mengangkat mobil secara keseluruhan. Sehingga tingkat risiko dapat diminimalisir. Pengendalian Adiministratif / Administratif Control

Kontrol adminisratif ditujukan dari sisi orang yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja, diharapkan orang / karyawan akan mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman. Pada tahap ini, PT. Genta Surya Mobilindo telah melakukannya, yaitu adanya seleksi karyawan ( harus mempunyai pengalaman dibidang pekerjaan dan mempunyai sertifikat ), adanya pelatihan dari perusahaan, adanya pengawasan yaitu apda saat karyawan

(7)

bekerja, adanya jadwal kerja ( jam kerja 8 jam, dimulai dari jam 08:00 s.d 16:00, istirahat jam 12:00 s.d 13:00 ), adaya sanksi pada bekerja bila ada yang melanggar aturan kerja, misalnya tidak masuk tanpa keterangan, dari pihak manajemen melakukan pemanggilan dan pemotongan insentif, adanya safety sign pada tempat/area yang berbahaya, misalnya ada area tempat Oli, dan bahan bakar, juga pada area mesin hidrolik.

Alat Pelindung Diri

Pada tahap ini PT. Genta Surya Mobilindo sudah melakukannya, yaitu dengan menyiapkan alat – alat pelindung diri walaupun masih kurang lengkap, misalnya telah disediakannya Safety Shoes, Kacamata las, wearpack, Sarung Tangan, Masker. Tapi tidak semua karyawan mau untuk memakai Alat Pelindung Diri tersebut, dengan alasan, mereka tidak leluasa / tidak nyaman dengan pemakaian alat – alat tersebut.

Kesimpulan

a. Kegiatan servis mobil di PT Genta Surya Mobilindo terdiri dari: Perbaikan mesin ( overhaul ), Perbaikan sistem pengapian dan pembakaran, Perbaikan sistem Kelistrikan, Swich, dan Display Instrument, Perbaikan sistem Pengereman ( Breaking System), Perbaikan penggerak roda dan ban, Proses Tune Up, dan Penggantian Oli.

b. Risiko pada kegiatan servis berkala mobil di PT Genta Surya Mobilindo adalah tertimpa alat kerja, , terpeleset, adanya risiko kebakaran, tangan tersayat alat kerja yang tajam atau kasar, terjatuh, terbentur bagian body mobil, kebisingan, iritasi pada mata, tersetrum maupun luka bakar karena diakibatkan dari reaksi / pelepasan gas hydrogen saat pengisian dan pengosongan air accu dimana dapat menimbulkan accu meledak. Risiko ini terjadi akibat terminal accu kendor yang menimbulkan percikan api accu mobil saat perbaikan, dan kemungkinan bagian tubuh yang terjepit alat hidrolik mobil.

c. Hasil analisa tingkat risiko dari kegiatan servis berkala di PT Genta Surya Mobilindo yang butuh pengendalian, yaitu:

a. Very high (Bahaya kebakaran, karena karburator berisi bensin yang mudah

terbakar, karena mekanik yang mengerjakan sambil merokok.)

b. Priority 1 (Luka bakar karena diakibatkan dari reaksi / pelepasan gas hydrogen

saat pengisian dan pengosongan air accu dimana dapat menimbulkan accu meledak. Risiko ini terjadi akibat terminal accu kendor yang menimbulkan percikan api, Luka bakar dan luka tusuk pada tangan yang terjadi pada saat penyolderan kawat gulungan generator, mata solder dapat mengenai tangan mekanik dan kawat spul dapat, Tertimpa mobil, ketika menaikkan mobil pada mesin hidrolik, mekanik dilarang untuk berada di bawah mobil sebelum mesin hidrolik di kunci, Kaki terjepit, mesin hidrolik ).

c. Substantial (Tangan dapat terpukul palu , Tertimpa mesin, Kemungkinan alat

kerja terjatuh dan menimpa kaki, Tangan terjepit, Cedera pada tangan karena alat kerja dapat meleset, Pada saat menyambung kabel, tangan / kulit mekanik dapat tertusuk serat kabel yang terbuka, Luka dan cedera pada tangan, karena alat kerja

(8)

yang meleset saat membuka terminal swich, tacometer dan rumah lampu, Suara bising dari mesin mobil, Asap mesin knalpot mengenai mata, Asap mesin terhirup, Tersetrum, karena arus dari generator dan koil memiliki voltase yang cukup besar, Iritasi kulit akibat dari Air Accu yang bersifat korosif dapat mengenai kulit, Terpental alat - alat kerja pada bagian tangan dan kaki, Tangan dapat tersayat, terkelupas, pada membersihkan rumah disc menggunakan amplas halus, tangan mekanik dapat tersayat baguan sisi tajam rumah disc, Mata dapat teriritasi, dikarenakan debu - debu pada pembersihan rumah disc dan kanvas rem memakai angin dari kompresor, Luka pada alat kerja dapat meleset pada saat membuka saringan udara, Alat kerja dan meleset saat penyetelan klep,karena mekanik melakukan gerakan yang berulang - ulang sehingga tangan dapat cedera, Luka pada alat kerja meleset ketika membuka baut pengeluaran oli.)

d. Priority 3 (Tangan dapat terkilir, terkelupas dan terjepit pada mensetting maupun

mengencangkan baut - baut dikarenakan alat kerja dapat dapat melesat dan terpental, Kaki tertimpa ban, Iritasi mata, pada saat membersihkan bak oli, menggunakan angin dari kompresor, Jatuh terlilit selang kompresor, maupun terjatuh karena lantai licin, Mekanik terpeleset karena lantai licin, Iritasi mata, pada saat membersihkan bak oli, menggunakan angin dari kompresor.)

e. Priority 3 (Bensin yang digunakan untuk membersihkan karburator dapat

mengenai mata dan kulit, Terpeleset, karena lantai licin, Terjepit maupun terkilir, pada saat mengangkat dan memasang ban, Kaki tertimpa ban )

Kesimpulan

a. Kegiatan servis mobil di PT Genta Surya Mobilindo terdiri dari: Perbaikan mesin ( overhaul ), Perbaikan sistem pengapian dan pembakaran, Perbaikan sistem Kelistrikan, Swich, dan Display Instrument, Perbaikan sistem Pengereman ( Breaking System), Perbaikan penggerak roda dan ban, Proses Tune Up, dan Penggantian Oli.

b. Risiko pada kegiatan servis berkala mobil di PT Genta Surya Mobilindo adalah tertimpa alat kerja, , terpeleset, adanya risiko kebakaran, tangan tersayat alat kerja yang tajam atau kasar, terjatuh, terbentur bagian body mobil, kebisingan, iritasi pada mata, tersetrum maupun luka bakar karena diakibatkan dari reaksi / pelepasan gas hydrogen saat pengisian dan pengosongan air accu dimana dapat menimbulkan accu meledak. Risiko ini terjadi akibat terminal accu kendor yang menimbulkan percikan api accu mobil saat perbaikan, dan kemungkinan bagian tubuh yang terjepit alat hidrolik mobil.

c. Hasil analisa tingkat risiko dari kegiatan servis berkala di PT Genta Surya Mobilindo yang butuh pengendalian, yaitu:

c. Very high (Bahaya kebakaran, karena karburator berisi bensin yang mudah

terbakar, karena mekanik yang mengerjakan sambil merokok.)

d. Priority 1 (Luka bakar karena diakibatkan dari reaksi / pelepasan gas hydrogen

saat pengisian dan pengosongan air accu dimana dapat menimbulkan accu meledak. Risiko ini terjadi akibat terminal accu kendor yang menimbulkan percikan api, Luka bakar dan luka tusuk pada tangan yang terjadi pada saat

(9)

penyolderan kawat gulungan generator, mata solder dapat mengenai tangan mekanik dan kawat spul dapat, Tertimpa mobil, ketika menaikkan mobil pada mesin hidrolik, mekanik dilarang untuk berada di bawah mobil sebelum mesin hidrolik di kunci, Kaki terjepit, mesin hidrolik ).

e. Substantial (Tangan dapat terpukul palu , Tertimpa mesin, Kemungkinan alat

kerja terjatuh dan menimpa kaki, Tangan terjepit, Cedera pada tangan karena alat kerja dapat meleset, Pada saat menyambung kabel, tangan / kulit mekanik dapat tertusuk serat kabel yang terbuka, Luka dan cedera pada tangan, karena alat kerja yang meleset saat membuka terminal swich, tacometer dan rumah lampu, Suara bising dari mesin mobil, Asap mesin knalpot mengenai mata, Asap mesin terhirup, Tersetrum, karena arus dari generator dan koil memiliki voltase yang cukup besar, Iritasi kulit akibat dari Air Accu yang bersifat korosif dapat mengenai kulit, Terpental alat - alat kerja pada bagian tangan dan kaki, Tangan dapat tersayat, terkelupas, pada membersihkan rumah disc menggunakan amplas halus, tangan mekanik dapat tersayat baguan sisi tajam rumah disc, Mata dapat teriritasi, dikarenakan debu - debu pada pembersihan rumah disc dan kanvas rem memakai angin dari kompresor, Luka pada alat kerja dapat meleset pada saat membuka saringan udara, Alat kerja dan meleset saat penyetelan klep,karena mekanik melakukan gerakan yang berulang - ulang sehingga tangan dapat cedera, Luka pada alat kerja meleset ketika membuka baut pengeluaran oli.)

f. Priority 3 (Tangan dapat terkilir, terkelupas dan terjepit pada mensetting

maupun mengencangkan baut - baut dikarenakan alat kerja dapat dapat melesat dan terpental, Kaki tertimpa ban, Iritasi mata, pada saat membersihkan bak oli, menggunakan angin dari kompresor, Jatuh terlilit selang kompresor, maupun terjatuh karena lantai licin, Mekanik terpeleset karena lantai licin, Iritasi mata, pada saat membersihkan bak oli, menggunakan angin dari kompresor.)

f. Priority 3 (Bensin yang digunakan untuk membersihkan karburator dapat

mengenai mata dan kulit, Terpeleset, karena lantai licin, Terjepit maupun terkilir, pada saat mengangkat dan memasang ban, Kaki tertimpa ban )

Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai rekomendasi perbaikan untuk kegiatan servis berkala di PT Genta Surya Mobilindo sebagai berikut:

1. Engineering Controls

a. Menggunakan kuas atau sikat besi untuk membersihkan peralatan saat kontak dengan bensin.

b. Untuk bahan bensin yang digunakan mencuci peralatan mobil, dapat dilakukan penggantian menggunakan minyak tanah atau menyemprotkan dengan mesin kompresor.

c. Memasang alat menghisap asap kendaraan bermotor pada bengkel untuk mengurangi risiko terpajan asap kendaraan saat melakukan pengetesan kendaraan.

(10)

d. Memasang alat kedap suara pada tempat para konsumen menunggu kendaraannya selesai diperbaiki.

e. Mengganti ubin lantai yang halus bengkel dengan yang kasar untuk menghindari licin di lokasi perbaikan, housekeeping harus di tingkatkan lagi, serbuk kayu

2. Administrative Controls

a. Pembuatan Standard Operational Prosedur (SOP) yang aman untuk setiap tahapan kegiatan servis.

b. Memberikan safety talk pada pekerja terutama pada pekerja bagian bengkel di PT Genta Surya Mobilindo sebelum melakukan kegiatan.

c. Pemasangan safety sign seperti dilarang merokok di bengkel yang dapat terlihat oleh para pekerja dan para konsumen.

d. Pemasangan safety poster seperti selalu bekerja dengan aman, utamakan keselamatan dalam bekerja untuk meningkatan kesadaran pekerja akan keselamatan kerja.

e. Menegakkan peraturan seperti pemberian sanksi kepada pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri.

f. Melakukan pengawasan kepada pekerja setiap akan melakukan kegiatan servis berkala di bengkel.

g. Selalu melakukan pemeriksaan kelengkapan pada pekerja saat akan mengerjakan kegiatan servis berkala di bengkel.

3. APD

a. Pemberian sarung tangan plastik untuk pekerja yang akan mencuci peralatan kendaraan dengan bensin atau baterai (aki).

b. Pemberian sarung tangan berbahan karet saat akan memeriksa kabel-kabel atau tali kendaraan yang dapat melukai tangan.

c. Pemberian masker penutup mulut saat kontak dengan bahan kimia untuk pekerja di bengkel.

d. Penggunaan wearpack pada saat kegiatan servis, khususnya pada saat penggantian oli maupun pembersihan alat – alat yang menggunakan bahan – bahan kimia.

Daftar pustaka

Australian Standard/New Zealand Standard. (2004). Australian Standard/New Zealand Standard Risk Management 4360:2004. Sydney and Wellington: Author. Colling, David A. (1990). Industrial Safety Management and Technology. United States: Prentice-Hall, Inc.

Cross, Jean et.al. (2004). OHS Risk Management Handbook. Australia: Standards Australia International Ltd.

DiBerardinis, Louis J. (1999). Handbook of Occupational Safety and Health. 2nd edition. ISBN 0-471-16017-2. 1999. John Wiley & Sons.

(11)

Fine, William T. (1971). Mathematical Evaluation for Controlling Hazard. Australia: Central Queensland University.

International Organization for Standarization. (2008). ISO 31000:2009 Risk Management. Priciple and Guidelines of Implementation.

Boentarto. (2008). Panduan Praktis Tune Up Mesin Mobil. Jakarta: Kawan Pustaka. Jama, Jalius, dkk. (2008). Teknik MobilJilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Jama, Jalius, dkk. (2008). Teknik MobilJilid 2 Untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Jama, Jalius, dkk. (2008). Teknik MobilJilid 3 Untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Kolluru, Rao.V et al,. (1996). Risk Assessment and Management Handbook for Environmental, Health, and Safety Professionals. United States: McGraw-Hill Inc. Kurniawidjaja, L. Meily. (2010). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: UI-Press.

Nurhayat, Wiji. (2012). Angka Kecelakaan Kerja di RI Masih Tinggi. October 23, 2012.Http://finance.detik.com/read/2012/10/05/121027/2055383/4/angka-kecelakaan-kerja-di-RI-masih-tinggi?

Ramli, Soehatman. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk Management. Jakarta: Dian Rakyat.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.

_______. 2010. PT Jamsostek: Tingkat Kecelakaan Kerja Masih Tinggi. January 4, 2013.

Http://www.Jamsostek.Co.Id/Content/News.Php?Show=Monthly&Monthnews=01201 3&Bulantahun=January%202013

Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknik penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Indonesia. Depok: UI.