Tujuan PENGUKURAN Intake dalam tubuh antara lain

Tujuan PENGUKURAN Intake dalam tubuh antara lain

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.

Tujuan PENGUKURAN Intake dalam tubuh antara lain

Penulis: dr.Sahniriansa Sahionge

Pada pasien rawat inap pemasangan infus menjadi suatu prosedur yang kerap kali dikerjakan. Pemasangan infus bertujuan memasukan cairan ke dalam tubuh melalui jalur vena, selain cairan dapat juga berupa produk darah, cairan nutrisi dan obat-obatan intravena. Sejumlah cairan yang masuk melalui vena tentu mempengaruhi keseimbangan cairan. Keseimbangan cairan atau balance cairan sangat penting diketahui dan dimonitor agar mencegah terjadinya komplikasi dan tercapainya pemenuhan kebutuhan sel dan jaringan. Kesimbangan dapat dicapai jika input dan output cairan seimbang agar proses metabolism dapat berfungsi dengan baik. 50-60% total berat badan manusia adalah cairan, terdiri dari air dan zat efektif lain (misalnya elektrolit yang membawa muatan listrik dapat berpindah antar kompartemen distribusi). Dehidrasi adalah kondisi tubuh saat mengalami gangguan keseimbangan cairan akibat kekurangan cairan. Overhidrasi adalah kondisi sebaliknya, diperlukan perhitungan cairan input dan output yang terpantau agar tercapai keseimbangan cairan. Kerja jantung dan pembuluh darah sebagai pompa sangat terkait dengan hal ini. Kondisi dehidrasi dan overhidrasi memiliki efek pada kerja jantung. Istilah overhidrasi dan dehidrasi sering digunakan dalam menjabarkan keseimbangan cairan namun regulasi keseimbangan cairan tidak hanya melibatkan volume cairan namun zat efektif di dalamnya seperti elektrolit juga penting memahami distribusi cairan pada kompartemen baik intraseluler, ekstraseluler dan distribusi total air dalam tubuh.1

Regulasi cairan tubuh menjadi perhatian utama dalam mencapai keseimbangan cairan. Cairan didalam tubuh terdistribusi dalam kompartemen dan dapat berpindah diantara kompartemen. Sebagian besar total cairan tubuh atau dua pertiga  terletak di intaseluler dan sisanya terletak ekstraseluler dimana terbagi menjadi plasma dan cairan interstial, dikenal juga ruang ketiga  sebagai cairan transeluler dimana terdapat di rongga tubuh seperti, cairan synovial, cairan serebral, peritoneal dan pleura. Meski terpisah dalam kompartemen sirkulasi air dan elektrolit terus berjalan agar mencapai keseimbangan cairan guna metabolisme sel dan jaringan dapat berjalan optimal.1 Konsep pertama keseimbangan cairan berkaitan dengan total air dalam tubuh (TBW) dan total zat efektif yang terlarut, dimana disebut sebagai tonisitas cairan tubuh. Zat efektif yang terlarut terdistribusi pada ekstraseluler (terutama natrium) dan pada intraseluler (terutama kalium) dipengaruhi tonisitas sedangkan pada TBW tidak dipengaruhi tonisitas. Perubahan pada tonisitas sangat berpengaruh pada fungsi sel terutama pada sel otak. Konsep kedua pengaturan keseimbangan cairan terkait dengan regulasi dan pengukuran kelainan keseimbangan natrium dan volume ekstraseluler. Pengukuran volume ekstraseluler lebih kompleks dan rawan terjadi kesalahan dibandingkan pengukuran TBW. Volume ekstraseluler juga didefinisikan sebagai sebagai volume darah arteri efektif (EABV) berfungsi sebagai volume yang menjamin kecukupan perfusi sel dan organ. Faktor lain yang berperan EABV menyangkut fungsi organ jantung berhubungan dengan curah jantung, kapasitas total dan regional arteri dan vena, compliance dari kapiler (Frank-Starling forces) dan gravitasi. Pada penderita penyakit berat baik kondisi akut dan kronis terjadi perubahan substansial pada hal-hal teretntu sehingga membutuhkan volume ekstraseluler yang lebih besar daripada kondisi sehat.2

Saat pasien dalam perawatan keseimbangan cairan dihitung berdasarkan banyaknya cairan masuk dan cairan keluar setiap 24 jam. Informasi mengenai keseimbangan cairan ini diperlukan dalam pengambilan keputusan dan dinyatakan dalam balance, dalam pengukuran balance yang tepat, penting diketahui faktor-faktor yang memengaruhi serta pencatatan yang akurat. Kondisi balance dapat dinyatakan dalam positif dan negatif, berdasarkan hasil pengukuran. Balance positif adalah kondisi ketika cairan input lebih banyak daripada output (hipervolemia atau kelebihan cairan), kondisi ini dapat menyebabkan kerja yang lebih berat pada jantung sehingga berakibat edema (pembengkakan) paru. Gejala dan tanda yang dapat terjadi pada kondisi hipervolemia yaitu edema paru, edema pada tungkai, kenaikan berat badan yang cepat, tekanan darah tinggi, gejala pada jantung (seperti pada gagal jantung akut, yaitu sesak yang memberat saat beraktivitas, lebih nyaman pada posisi duduk). Penyebab kondisi ini dapat disebabkan oleh pemberian cairan yang berlebihan, kondisi gagal jantung kongestif, resustasi cairan dan injuri ginjal. Balance negatif adalah kondisi ketika cairan output lebih tinggi daripada cairan input (hipovolemia atau kekurangan cairan), kondisi ini terjadi dimana tubuh kehilangan cairan lebih dari 20% sehingga jantung tidak dapat memompakan darah yang cukup ke sirkulasi tubuh dan memiliki efek gagal organ sampai kematian. Gejala dan tanda hipovolemia, yaitu tekanan darah rendah (hipotensi), gangguan irama jantung (aritmia), peningkatan denyut nadi (takikardia), penurunan eksresi urin, penurunan kesadaran, gangguan keseimbanagan elektrolit, tanda dehidrasi seperti haus, dingin dan pucat pada kulit dan denyut nadi pada tungkai lemah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kehilangan darah dalam jumlah banyak dan tiba-tiba (perdarahan), diare eksesif, muntah eksesif, keringat eksesif, pembedahan, luka bakar luas dan pada pemberian obat diuresis. Pencegahan, deteksi dini serta penanganan yang tepat dari ketidakseimbanagn cairan sangat penting, diperlukan kerjasama dan kompetensi yang baik dari semua tim perawatan termasuk keluarga pasien dalam hal ini.3

Referensi

Contributor NT. Measuring and managing fluid balance [Internet]. Nursing Times. 2011 [cited 2021 Jun 12]. Available from: https://www.nursingtimes.net/clinical-archive/nutrition/measuring-and-managing-fluid-balance-15-07-2011/

Roumelioti M-E, Glew RH, Khitan ZJ, Rondon-Berrios H, Argyropoulos CP, Malhotra D, et al. Fluid balance concepts in medicine: Principles and practice. World J Nephrol [Internet]. 2018 Jan 6 [cited 2021 Jun 9];7(1):1–28. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5760509/

Fluid Balance Charts, Hypervolaemia & Hypovolaemia | Ausmed [Internet]. [cited 2021 Jun 12]. Available from: https://www.ausmed.com/cpd/articles/fluid-balance-charts

PENGUKURAN INTAKE DAN OUTPUT CAIRAN (NURUL ABSHAARI) A. Pengertian Pengukuran Intake dan Output 1. Pengukuran Intake adalah suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh ( asupan ). Intake/asupan cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah kurang lebih 2500 cc perhari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Tabel Kebutuhan Air Berdasarkan Umur dan Berat Badan : Umur Kebutuhan Air Jumlah air dalam 24 jam ml / kg berat badan 3 hari 250 – 300 80 – 100 1 tahun 1150 – 1300 120 – 135 2 tahun 1350 – 1500 115 – 125 4 tahun 1600 – 1800 100 – 110 10 tahun 2000 – 2500 70 – 85 14 tahun 2200 – 2700 50 – 60 18 tahun 2200 – 2700 40 – 50 Dewasa 2400 - 2600 20 - 30 2. Pengukuran Output adalah suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh ( haluaran ). Output/pengeluaran cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah kurang lebih 2300 cc. Jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa urien), sebanyak kurang lebih 1500 cc perhari pada orang dewasa. B. Tujuan 1. Menentukan status keseimbangan cairan tubuh klien 2. Menentukan tingkat dehidrasi klien 3. Memudahkan kontrol terhadap keseimbangan cairan elektrolit. 4. Memberikan data untuk menunjukan efek diuretic atau terapan rehidrasi. C. Indikasi 1. Turgor kulit buruk 2. Edema 3. Tekanan darah sangat rendah atau tinggi 4. Gagal jantung kongestif 5. Dispnea 6. Penurunan haluaran urine 7. Infus intravena D. Alat dan Bahan 1. Wadah ukur 1000 ml 2. Botol air ukur 3. Cangkir ukur 4. Timbangan 5. Sarung tangan tidak steril 6. Pena atau pita penanda E. Prosedur 1. Prosedur Tindakan a. Tentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, terdiri atas : Air minum Air dalam makanan Air hasil oksidasi (metabolisme) Cairan intravena b. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, terdiri atas: Urine Kehilangan cairan tanpa disadari (insensible water liss) IWL yang terjadi melalui : Paru dan kulit Keringat Feses Muntah c. Tentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan menggunakan rumus: Keseimbangan cairan tubuh = asupan – haluaran Hal-hal yang perlu diperhatikan : • Rata-rata cairan perhari Air minum : 1500 – 2500 ml Air dari makanan : 750 ml Air hasil oksidasi (metabolisme): 200 ml • Rata-rata haluaran cairan perhari Urine : 1400 – 1500 ml IWL  - Paru : 350 - 400 ml - Kulit : 350 – 400 ml Keringat : 100 ml Feses : 100 – 200 ml • IWL Dewasa : 15 cc/kg BB/hari Anak : (30 – usia (tahun) )cc/kgBB/hari Jika ada kenaikan suhu : IWL = 200 (suhu badan sekarang- 36,80 C ) 2. a) • • • • Prosedur Perhitungan Mencari Input Perhitungan makanan Perhitungan infus Perhitungan air Perhitungan metabolisme Rumus metabolisme b) Mencari Output • Perhitungan feses • Perhitungan IWL • Perhitungan urine Rumus urine Hasil-hasil pengeluaran cairan (Output) terdiri atas: 1. Urine Proses pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria ( kandung kemih ).Proses ini merupakan proses pengeluaran cairan tubuh (output) yang utama.Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil ekskresi terakhir proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah, reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls ke otak, kemudian otak akan mengirimkan impuls kembali ke ginjal dan memproduksi ADH sehingga memengaruhi pengeluaran urine. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh. 2. IWL (Insesible Water Loss) IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. 3. Keringat Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan memengaruhi kadar natrium dalam plasma. 4. Feses Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air melalui feses merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses jumlahnya berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon). B. C. D. Rumus Menghitung IWL Rumus Menghitung IWL ( Insensible Water Loss) *Rumus menghitung balance cairan E. F. CM – CK – IWL G. H. Ket: I. CM : Cairan Masuk J. CK : Cairan Keluar K. L. *Rumus IWL M. N. IWL = (15 x BB ) O. 24 jam P. Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C Q. R. IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam S. 24 jam T. U. *kalo dlm 24 jam ----> 37,5 x 24 = 900cc V. W. *Rumus IWL Kenaikan Suhu X. Y. [(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal Z. 24 jam AA. BB. Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc CC. DD. IWL = [(10%x200)x(39⁰C-37⁰C)] + 37,5cc EE. 24 jam FF. = (20x2) + 37,5cc GG. 24 HH. = 1,7 + 37,5 = 39cc/jam II. JJ. Tehnik Menghitung Balance Cairan (Anak) KK. Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu: LL. Usia Balita (1 - 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari MM. Usia 5 - 7 tahun : 8 - 8,5 cc/kgBB/hari NN. Usia 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc/kgBB/hari OO. Usia 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc/kgBB/hari PP. QQ. Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 - usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari RR. Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc - 1 cc/kgBB/hari SS. TT. CONTOH : UU. An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut ibunya: "rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam berdarah" Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini! VV. WW. Input cairan: Minum : 1000 cc XX. Infus : 1000 cc YY. AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg) ZZ. ------------------------AAA. 2112 cc BBB. CCC. Out put cairan: Muntah : 100 cc DDD. Urin : 1000 cc EEE. IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg FFF. ----------------------------GGG. 1478 cc HHH. Balance cairan = Intake cairan - Output Cairam III. 2112 cc - 1478 cc JJJ. + 634 cc KKK. LLL.Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C ! MMM. yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus: NNN. IWL + 200 ( Suhu Tinggi - 36,8 °C) 36,8 °C adalah konstanta. OOO. PPP.IWL An X = 378 + 200 (39,8 °C - 36,8 °C) QQQ. 378 + 200 (3) RRR. 378 + 600 SSS. 978 cc TTT. Maka output cairan An X = Muntah : 100 cc UUU. Urin : 1000 cc VVV. IWL : 978 cc + WWW. ------------------------XXX. 2078 cc YYY. Jadi Balance cairannya = 2112 cc - 2078 cc ZZZ. + 34 cc. AAAA. BBBB. CCCC. Ingat menghitung Balnce cairan harus kumpulan data/24 jam!!!!!! DDDD. Tehnik menghitung Balance Cairan (Dewasa) EEEE. Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, diantaranya Berat Badan dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda. Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M. Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib per 24 jam bukan pershift. PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA Input cairan: Air (makan+Minum) = ......cc Cairan Infus = ......cc Therapi injeksi = ......cc Air Metabolisme = ......cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari) Output cairan: Contoh Kasus: Urine = ......cc Feses = .....cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc) Muntah/perdarahan cairan drainage luka/ cairan NGT terbuka = .....cc IWL = .....cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari) (Insensible Water Loss) FFFF. Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y! GGGG. HHHH. Input Cairan: Infus = 2000 cc IIII. Tranfusi WB = 300 cc JJJJ. Obat injeksi = 100 cc KKKK. AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) + LLLL. --------------------------------------------MMMM. 2700 cc NNNN. OOOO. Output cairan: Drainage = 100 cc PPPP. NGT = 200 cc Urine = 1700 cc IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) + ---------------------------------------------2900 cc Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan - output cairan 2700 cc - 2900 cc - 200 cc. Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan rumus : IWL + 200 (suhu tinggi - 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya? berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 °C - 36,8 .°C) = 900 + 200 (1,7) = 900 + 340 cc = 1240 cc Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output : Drainage = 100 cc NGT = 200 cc Urine = 1700 cc IWL = 1240 cc + -------------------------3240 cc Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc - 3240 cc = -540 cc Menghitung Balance Cairan Data 24 jam yang dipakai! Rumus Balance Cairan Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss) Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan dalam makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat yang di drip, albumin dll. Output / Cairan keluar : urine dalam 24 jam, jika pasien dipasang kateter maka hitung dalam ukuran di urobag, jka tidak terpasang maka pasien harus menampung urinenya sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan ukuran 1,5 liter, kemudian feses. IWL (insensible water loss(IWL) : jumlah cairan keluarnya tidak disadari dan sulit diitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa nafa. RUMUS IWL IWL = (15 x BB ) 24 jam Cth: Tn.A BB 60kg dengan suhu tubuh 37⁰C (suhu normal) IWL = (15 x 60 ) = 37,5 cc/jam 24 jam *kalo dlm 24 jam —-> 37,5 x 24 = 900cc/24 jam *Rumus IWL Kenaikan Suhu [(10% x CM)x jumlah kenaikan suhu] + IWL normal 24 jam Cth: Tn.A BB 60kg, suhu= 39⁰C, CM= 200cc IWL = [(10%x200)x(39⁰C-37⁰C)] + 37,5cc 24 jam = (20×2) + 37,5cc 24 = 1,7 + 37,5 = 39cc/jam *CM : Cairan Masuk Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai faktor, diantaranya Berat Badan dan Umur..karena penghitungannya antara usia anak dengan dewasa berbeda. Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M. Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do (PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib per 24 jam bukan pershift. PENGHITUNGAN BALANCE CAIRAN UNTUK DEWASA Input cairan: Air (makan+Minum) = ……cc Cairan Infus = ……cc Therapi injeksi = ……cc Air Metabolisme = ……cc (Hitung AM= 5 cc/kgBB/hari) Output cairan: Urine = ……cc Feses = …..cc (kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc) Muntah/perdarahan cairan drainage luka/ cairan NGT terbuka = …..cc IWL = …..cc (hitung IWL= 15 cc/kgBB/hari) (Insensible Water Loss) Contoh Kasus: Tn Y (35 tahun) , BB 60 Kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua..akibat appendix perforasi, Keadaan umum masih lemah, kesadaran composmentis..Vital sign TD: 110/70 mmHg; HR 88 x/menit; RR 20 x/menit, T 37 °C: masih dipuasakan, saat ini terpasang NGT terbuka cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka incici operasi terpasang drainage berwarna merah sebanyak 100 cc, Infus terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul /kolf : 2000 cc/24 jam., terpasang catheter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300 cc; mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCl 50 cc setiap kali pemberian, Hitung balance cairan Tn Y! Input Cairan: Infus = 2000 cc Tranfusi WB = 300 cc Obat injeksi = 100 cc AM = 300 cc (5 cc x 60 kg) + ——————————————— 2700 cc Output cairan: Drainage NGT = 200 cc = 100 cc Urine = 1700 cc IWL = 900 cc (15 cc x 60 kg) + ———————————————2900 cc Jadi Balance cairan Tn Y dalam 24 jam : Intake cairan – output cairan 2700 cc – 2900 cc – 200 cc. Bagaimana jika ada kenaikan suhu? maka untuk menghitung output terutama IWL gunakan rumus : IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 .°C), nilai 36,8 °C adalah konstanta Andaikan suhu Tn Y adalah 38,5 °C, berapakah Balance cairannya? berarti nilai IWl Tn Y= 900 + 200 (38,5 °C – 36,8 .°C) = 900 + 200 (1,7) = 900 + 340 cc = 1240 cc Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi dalam penjumlahan kelompok Output : Drainage = 100 cc NGT = 200 cc Urine = 1700 cc IWL = 1240 cc + ————————– 3240 cc Jadi Balance cairannya dalam kondisi suhu febris pada Tn Y adalah : 2700 cc – 3240 cc = -540 cc Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka Indonesia yaitu: Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari CONTOH : An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut ibunya: “rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi malam berdarah” Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah, kesadaran composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki, Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini! Input cairan: Minum : 1000 cc Infus : 1000 cc AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg) ————————2112 cc Out put cairan: Muntah : 100 cc Urin : 1000 cc IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg —————————– 1478 cc Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam 2112 cc – 1478 cc + 634 cc Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C ! yang perlu diperhatikan adalah penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus: IWL + 200 ( Suhu Tinggi – 36,8 °C) 36,8 °C adalah konstanta. IWL An X = 378 + 200 (39,8 °C – 36,8 °C) 378 + 200 (3) 378 + 600 978 cc Maka output cairan An X = Muntah : 100 cc Urin : 1000 cc IWL : 978 cc + ————————2078 cc Jadi Balance cairannya = 2112 cc – 2078 cc + 34 cc. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain : a.Umur : Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung. b.Iklim : Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari. c.Diet : Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema. d.Stress : Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah. e.Kondisi Sakit : Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya : – Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL. – Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh – Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri. f.Tindakan Medis : Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain. g.Pengobatgan : Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh. h.Pembedahan : Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan. masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Gangguan Keseimbangan Cairan dan eletrolit tubuh 1. Dehidrasi 2. Syok hipovolemik Gangguan Keseimbangan Elektrolit 1. Hiponatremia Definisi : kadar Na+ serum di bawah normal ( Causa : CHF, gangguan ginjal dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit Addison Tanda dan Gejala :  Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam beberapa jam, pasien mungkin mual, muntah, sakit kepala dan keram otot.  Jika Na plasma turun 10 mEq/L dalam satu jam, bisa terjadi sakit kepala hebat, letargi, kejang, disorientasi dan koma.  Mungkin pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung, penyakit Addison).  Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan, mungkin ada tanda-tanda syok seperti hipotensi dan takikardi. 2. Hipernatremia Definisi : Na+ serum di atas normal (>145 mEq/L) Causa : Kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi diuretik, diuresis osmotik, diabetes insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati hiperkalsemik; atau karena hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik lain. Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang sekunder terhadap hipernatremia. 3. Hipokalemia Definisi : kadar K+ serum di bawah normal ( Etiologi  Kehilangan K+ melalui saluran cerna (misalnya pada muntah-muntah, sedot nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar)  Diuretik  Asupan K+ yang tidak cukup dari diet  Ekskresi berlebihan melalui ginjal  Maldistribusi K+  Hiperaldosteron Tanda dan Gejala : Lemah (terutama otot-otot proksimal), mungkin arefleksia, hipotensi ortostatik, penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus. Hiperpolarisasi myokard terjadi pada hipokalemia dan dapat menyebabkan denyut ektopik ventrikel, reentry phenomena, dan kelainan konduksi. EKG sering memperlihatkan gelombang T datar, gelombang U, dan depresi segmen ST. 4. Hiperkalemia Definisi : kadar K+ serum di atas normal (> 5,5 mEq/L) Etiologi :  Ekskresi renal tidak adekuat; misalnya pada gagal ginjal akut atau kronik, diuretik hemat kalium, penghambat ACE.  beban kalium dari nekrosis sel yang masif yang disebabkan trauma (crush injuries), pembedahan mayor, luka bakar, emboli arteri akut, hemolisis, perdarahan saluran cerna atau rhabdomyolisis. Sumber eksogen meliputi suplementasi kalium dan pengganti garam, transfusi darah dan penisilin dosis tinggi juga harus dipikirkan.  Perpindahan dari intra ke ekstraseluler; misalnya pada asidosis, digitalisasi, defisiensi insulin atau peningkatan cepat dari osmolalitas darah.  Insufisiensi adrenal  Pseudohiperkalemia. Sekunder terhadap hemolisis sampel darah atau pemasangan torniket terlalu lama  Hipoaldosteron Tanda dan Gejala : Efek terpenting adalah perubahan eksitabilitas jantung. EKG memperlihatkan perubahan-perubahan sekuensial seiring dengan peninggian kalium serum. Pada permulaan, terlihat gelombang T runcing (K+ > 6,5 mEq/L). Ini disusul dengan interval PR memanjang, amplitudo gelombang P mengecil, kompleks QRS melebar (K+ = 7 sampai 8 mEq/L). Akhirnya interval QT memanjang dan menjurus ke pola sine-wave. Fibrilasi ventrikel dan asistole cenderung terjadi pada K+ > 10 mEq/L. Temuan-temuan lain meliputi parestesi, kelemahan, arefleksia dan paralisis ascenden. Penanganan Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit TERAPI CAIRAN Definisi Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interiur dalam batas-batas fisiologis. Indikasi, antara lain:  Kehilangan cairan tubuh akut  Kehilangan darah  Anoreksia 

Kelainan saluran cerna