Kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat desa menggunakan air sungai adalah

Digitaldesa.id – Program Inovasi Desa (PID) dapat diartikan sebagai salah satu upaya pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan kapasitas desa dalam mengembangkan rencana dan pelaksanaan pembangunan desa yang terfokus dalam 3 sasaran program diantaranya pengembangan wirausaha, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), serta pengadaan infrastruktur desa.

Tujuan utama Program Inovasi Desa Menurut KepmenDesa PDTT No. 48 Tahun 2018 adalah untuk mendorong pembangunan Desa yang lebih berkualitas, efektif dan efisien melalui berbagai kegiatan pembangunan & pemberdayaan masyarakat desa yang lebih inovatif & peka terhadap kebutuhan masyarakat desa sehingga dalam hal ini, upaya ini dapat mendorong produktivitas & pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan secara berkelanjutan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat dan kemandirian desa.

Kali ini, Digital Desa ingin berbagi program inovasi desa yang telah dirangkum dalam berbagai sumber. Pogram ini bisa jadi referensi bagi desamu agar bisa berinovasi demi kesejahteraan masyarakat desa.

1. Program Desa Mandiri BPJS

Sudah bukan rahasia lagi jika BPJS jadi andalan warga untuk meringankan biaya kesehatan. Akan tetapi, tidak semua warga memilikinya karena kendala teknis ataupun tidak mempunyai keinginan membuatnya. 

Hal ini disadari oleh pemerintah Desa Kuripan Selatan, Kuripan, Lombok Barat. Sehingga, pemerintah pun melakukan inisiatif merintis kebijakan agar biaya perawatan warga bisa terbantu.

Jadi, pemerintah melakukan program desa terbaik, yakni, BPJS mandiri. Dimana pengelolanya adalah Organisasi Kesehatan Masyarakat (OKM) di desa tersebut. Dengan BPJS mandiri, maka warga pun diharapkan bisa melakukan gotong royong untuk kebaikan. Sebab, iuran BPJS pemerintah besarannya kerap jadi kendala tersendiri bagi warga kurang mampu.

2. Teknologi Sumur untuk Persediaan Air di Desa

Pastinya, kamu harus belajar dari kejadian 2007 lalu. Dimana Indonesia pernah mengalami kemarau yang panjang. Sehingga, banyak daerah yang harus mengalami kekeringan. Air bersih pun menjadi lebih sulit didapatkan. Untuk mengantisipasinya, maka tercetus lah program desa terbaik Teknologi Sumur di Desa Sugih Waras, Bojonegoro, Jatim. Program ini terlaksana karena bantuan tenaga profesional dari Himpunan Pendudukan pemakai Air Pam (HIPPAM). Tenaga ahli membantu pembuatan sumur submersible dengan kedalaman sekitar 60 meter. Akhirnya, warga Sugih Waras dapat memiliki sumber air bersih di desanya. Dengan inovasi ini, maka sudah 972 warga yang bisa menikmati kemudahan ini. Nah, jika desamu memiliki sumber air yang cukup sulit, maka program inovasi desa yang ini sepertinya bisa menginspirasi.

3. Mengubah Limbah Minyak Jadi PAD

Salah satu jenis limbah yang kerap mengkontaminasi lingkungan desa yang asri adalah minyak goreng. Sudah selayaknya, pihak desa melakukan suatu tindakan terhadap fakta ini.  BUMDes di salah satu desa sudah melakukan kerja sama dengan PT Tirta Investama. Dimana limbah tersebut akan dijadikan sebagai produk campuran bahan bakar. Program desa terbaik ini dilakukan oleh Desa Panggungharjo yang ada di Yogyakarta. Sebelumnya, warga membuang limbah tersebut ke sungai. Sehingga, sungai pun menjadi tercemar. Selain menyelamatkan lingkungan, pihak BUMDes bersama warga pun memeroleh penghasilan yang besar. Sehingga, kesejahteraan warga juga ikut terangkat.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Untuk mendukung fasilitas penerangan sebaik di kota, maka desa harus mampu melakukan inovasi sendiri. Dimana salah satu solusinya adalah dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Seperti yang dilakukan oleh warga desa Batang Uru, Mamasa, Sulbar. Warga bersama tenaga ahli membuat inovasi PLTMH sehingga desa tersebut bisa menikmati terangnya listrik di malam hari. Bahkan, sampai saat ini, desa tersebut menjadi penyedia turbin yang kemudian dipesan juga oleh berbagai daerah. Mulai dari warga NTT sampai Pulau Sulawesi.

5. Program Penyusunan Informasi Tanah Milik Warga

Jika penduduk yang ada di desamu banyak yang mempunyai sertifikat tanah yang rusak atau buram, maka sudah selayaknya dilakukan program desa terbaik yang satu ini. Hal tersebut bukan tidak mungkin terjadi, pasalnya, sejak 1940, belum terdapat pergantian maupun perbaikan sertifikat tanah.

Tujuan diadakannya program penyusunan ulang informasi kepemilikan tanah adalah agar terhindar konflik dan sengketa. Sebab, kepemilikan tanah jadi perkara yang sensitif di antara warga. Program ini juga disertai dengan adanya edukasi mengenai pentingnya mempunyai sertifikat tanah oleh tenaga profesional.

6. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

Desa Ngabab di Malang punya inovasi yang dapat membantu alam. Desa ini mengolah sampah untuk dijadikan pupuk alami dan produk bernilai jual lebih tinggi. Tempat mengolah sampah ini diberinama Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Dworowati. Dengan adanya TPST ini, masa akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang kurang mampu. Selain mengatasi masalah lingkungan, pengangguran pun dapat dikurangi. Sampah organik akan diolah menjadi pupuk dan dapat dijual lagi. Sampah anorganik diolah menjadi kerajinan daur ulang yang tentu saja juga memiliki nilai jual.

7. Budidaya Ikan di Irigasi

Irigasi itu saluran air yang digunakan untuk mengairi sawah, kegunaannya hanya itu saja. Tapi itu dulu, di Desa Limok Manai, Kecamatan Keliling Danau, irigasi dijadikan tempat budidaya ikan. Dengan memanfaatkan irigasi yang ada, sekarang perkembangannya cukup bagus. Bahkan, inovasi desa ini masuk ke Bursa Inovasi Desa tingkat nasional lho.

Bagaimana dengan program desamu? Mari berinovasi untuk desa yang lebih sejahtera.

Penulis: Muh. Nawir

Anggun luthfiah Mardhotillah , 3401412106 (2019) PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR SUNGAI ANAK KALI GEDE (Studi kasus di Desa Panongan Kec. Palimanan Kab. Cirebon). Under Graduates thesis, UNNES.

Kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat desa menggunakan air sungai adalah
PDF (PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR SUNGAI ANAK KALI GEDE (Studi kasus di Desa Panongan Kec. Palimanan Kab. Cirebon)) - Published Version
Download (773kB)

Abstract

Anak Kali Gede yang melintasi beberapa Desa di wilayah Kecamatan Palimanan salah satunya Desa Panongan. Sungai ini dimanfaatkan oleh warga yang bermukim di sekitar aliran sungai. Kegiatan masyarakat dalam menggunakan air sungai untuk aktivitas sehari-hari menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan, sehingga menyebabkan ketergantungan masyarakat terhadap air sungai. Tujuan penelitian: (1) Mengetahui pemanfaatan air Sungai Anak Kali Gede oleh masyarakt Desa Panongan., (2) Mengetahui faktor- faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat Desa Panongan masih menggunakan air Sungai Anak Kali Gede sebagai sarana MCK.(3) Mengetahui perilaku kesehatan masyarakat Desa Panongan dalam memanfaatkan air Sungai Anak Kali Gede Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan melibatkan teori perilaku kesehatan L.Green. Penelitian ini berlokasi di Desa Panongan, Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon. Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat pengguna air sungai, aparat Desa Panongan dan petugas puskesmas Kepuh. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasidan dokumentasi. Uji validitas data dilakukan melalui teknik triangulasi data. Teknik analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) masyarakat memanfaatkan air sungai untuk aktivitas mandi, cuci, kakus dan pembuangan limbah rumah tangga (2) faktor-faktor perilaku kesehatan menurut L. Green yaitu predisposisi factor menyangkut tingkat pendidikan pengguna air sungai Anak Kali Gede lebih banyak berasal dari masyaraka dengan tingkat pendidikan SD dan SMP, budaya menggunakan air sungai, pengetahuan lokal mengenai ciri-ciri air sungai yang bersih dan sikap masyarakat mengenai penggunaan air sungai, enambling factor menyangkut kurangnya ketersediaan sarana air bersih dan WC sehat, dan renforcing factor menyangkut kurangnya keterlibatan pemerintah dalam sosialisasi hidup sehat; (3) perilaku kesehatan masyarakat yaitu pemilihan waktu dalam memanfaatkan air sungai, proses penyaringan dan pengendapan air sungai sebelum dimanfaatkan, membilas barang dengan air PDAM atau sumur ketika menggunakan air sungai yang keruh. Saran Penulis Petugas kesehatan melakukan (1) penyuluhan tentang program STBM dan pendampingan dalam pelaksanaan program STBM pada masyarakat Desa Panongan. (2) Aparat Desa Panongan mengajak masyarakat yang belum memiliki jamban untuk ikut berperan aktif dalam program arisan jamban sehat. (3) Aparat Desa Panongan mengajukan keluhan mengenai limbah kepada Home Industri agar tidak membuang limbah produksi langsung ke sungai.

Actions (login required)

Kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat desa menggunakan air sungai adalah
View Item