Kebutuhan mendesak adalah kebutuhan yang tiba-tiba muncul dan bersifat brainly

Kebutuhan mendesak adalah kebutuhan yang tiba-tiba muncul dan bersifat brainly

Kebutuhan mendesak adalah kebutuhan yang tiba-tiba muncul dan bersifat brainly
Lihat Foto

KOMPAS.COM/ROSYID AZHAR

Seorang warga miskin di Provinsi Gorontalo yang akan mendapat intervensi Bantuan Pangan Non Tunai Daerah (BPNT-D)

KOMPAS.com - Kita hidup dengan berbagai kebutuhan. Semua manusia butuh makan. Tapi tak semua manusia membutuhkan mobil.

Banyak yang membutuhkan sambungan internet. Namun tak semua membutuhkan laptop atau komputer.

Kebutuhan-kebutuhan itu bisa kita golongkan berdasarkan intensitas atau kepentingannya. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:

Baca juga: Jenis-jenis Kegiatan Ekonomi Masyarakat

Kebutuhan primer

kebutuhan yang harus dipenuhi karena bila tidak dipenuhi akan memengaruhi kelangsungan hidup disebut kebutuhan primer.

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang berkaitan dengan mempertahankan hidup secara layak. Kebutuhan ini mendasar dan harus dipenuhi manusia.

Kebutuhan primer terdiri dari sandang (pakaian), pangan (makan), dan papan (tempat tinggal).

Tanpa pangan, manusia akan meninggal. Begitu pula tanpa sandang dan papan. Manusia akan tersiksa hidupnya dan rentan terserang penyakit.

Sejak zaman purba, nenek moyang manusia bisa bertahan hidup karena memenuhi kebutuhan ini.

Kebutuhan sekunder

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang berkaitan dengan usaha menciptakan atau menambah kebahagiaan hidup.

Kebutuhan sekunder berupa penunjang hidup. Kebutuhan ini bisa ditunda pemenuhannya setelah kebutuhan primer dipenuhi. 

Jakarta -

Berdasarkan intensitas atau tingkat kepentingannya, kebutuhan manusia terbagi menjadi kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

Kebutuhan manusia juga sifatnya tidak terbatas. Begitu satu kebutuhan terpenuhi, akan muncul kebutuhan yang lain, demikian menurut buku Ekonomi SMA/MA Kelas X oleh Departemen Pendidikan Nasional karya Losina Purnastuti dan Indah Mustikawati.

Kebutuhan Primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama manusia yang tak dapat ditunda pemenuhannya agar kehidupannya berjalan dengan layak. Kebutuhan ini harus dipenuhi karena berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia.

1. Sandang

2. Pangan

3. Papan

Kebutuhan sekunder

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang tidak mendesak dan untuk memenuhinya dapat dilakukan setelah kebutuhan primer terpenuhi.

Contoh kebutuhan sekunder

1. Buku

2. Tempat tidur

3. Kendaraan pribadi

4. Meja

5. Kursi

6. Rak pakaian

7. Kulkas

8. Televisi

Kebutuhan tersier

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan terhadap barang mewah dan untuk memenuhinya dilakukan setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.

Contoh kebutuhan tersier

1. Perhiasan

2. Liburan ke luar negeri

3. Makan-makan di restoran mewah

4. Menyewa kapal pesiar

5. Pesawat pribadi

Sebagai catatan, menurut buku Membuka Cakrawala Ekonomi karya Imamul Arifin, pembagian kebutuhan menurut intensitas kegunaan ini juga sangat ditentukan oleh kondisi masyarakat di suatu daerah atau negara. Misalnya, bagi penduduk di daerah atau negara yang tertinggal, kebutuhan atas motor atau mobil bisa jadi adalah kebutuhan mewah.

Sebaliknya, mobil atau motor bisa jadi kebutuhan sekunder bagi penduduk di suatu daerah atau negara yang standar hidupnya tinggi.

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Manusia

Kebutuhan manusia juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor, menurut buku IPS Terpadu: Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah karangan Nana Supriatna dkk., berikut ini faktornya.

1. Sifat manusia

2. Mata pencaharian

3. Peradaban

4. Perbedaan tempat tinggal

5. Pendapatan

6. Lingkungan masyarakat

Jadi, kebutuhan primer, sekunder, dan tersier adalah kebutuhan berdasar intensitas atau tingkat kepentingannya. Sederet kebutuhan tersebut memiliki contoh beragam dan dipengaruhi sederet faktor yang telah disebutkan di atas.

Detikers sudah paham, kan?

Simak Video " 'Exit Strategy' Dari Masa Resesi"



(nah/nwy)

Banyak kebutuhan baru yang muncul dan itu sangat bergantung pada bagaimana Anda selama ini menjalani kehidupan. Namun, setidaknya kami menangkap ada 5 kebutuhan "baru" yang umum terjadi pada banyak orang selama masa pandemi ini.

1) Biaya Kesehatan

Masyarakat kini mulai membeli lebih banyak produk kesehatan sebagai kebutuhan baru mereka. Mulai dari produk esensial seperti masker dan pembersih tangan, hingga multivitamin. Kita tentu masih ingat harga masker dan hand sanitizer yang tiba-tiba meroket ratusan kali lipat saat kasus coronavirus baru ditemukan di Indonesia.

Salah satu perusahaan e-commerce besar nasional, Tokopedia, sempat menyebut bahwa terjadi peningkatan transaksi belanja produk kesehatan sebesar tiga kali lipat selama masa pandemi. Penjual online yang menjual barang produk kesehatan di market place itu pun bertambah 1,4 juta penjual.

Dari sisi keuangan, cukup wajar jika seseorang membeli produk kesehatan demi terhindar dari virus. Akan tetapi, sering sekali orang membeli produk tersebut dalam jumlah yang banyak. Bahkan, mereka cenderung menimbun produk kesehatan. Alhasil, biaya pun akan semakin besar. Sebagai saran, beli produk kesehatan sewajarnya untuk kebutuhan keluarga Anda dan keluarga di rumah.

2) Biaya Listrik

Siapa yang pernah merasa was-was setiap kali melihat tagihan listrik? Atau pernah kaget, tiba-tiba listrik Anda di rumah mati karena token sudah habis? Selama pandemi,  banyak orang menghabiskan waktunya di rumah, alhasil penggunaan produk-produk elektronik juga meningkat. AC yang menyala seharian, waktu menonton televisi yang lebih panjang, komputer yang dihidupkan, dan lainnya. 

Implikasinya, semakin besar daya listrik yang digunakan, semakin besar pula biaya yang harus dibayarkan. Jika tagihan sudah membengkak, anggaran keuangan yang seharusnya digunakan untuk membeli kebutuhan lain, terpaksa dialokasikan untuk membayar tagihan listrik. Pasti hal ini sangat disayangkan.

Cara sederhana untuk tahu alasan pembengkakan tagihan listrik, kita harus cek meteran kWh di rumah setiap bulan. Bandingkan besaran kWh bulan sebelumnya dengan bulan ini. Semakin tinggi angka kWh, semakin besar pengeluaran  tagihan. Setelah itu, cari tahu produk elektronik mana yang menyumbang kWh terbesar. Bijaklah dalam penggunaan listrik. kita bisa mulai dengan menghemat pemakaian lampu, rice cooker, atau dispenser yang tidak perlu dinyalakan seharian.

3) Online Shop

Pandemi telah mengubah cara kita berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tak heran, aktivitas perdagangan daring meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Mereka yang tidak pernah belanja online, tiba-tiba belanja online. Mereka yang sudah pernah berbelanja online, meningkatkan volume belanjanya. 

Data ini diperkuat juga oleh survei Facebook Brain & The Company yang menyatakan terjadi peningkatan konsumen baru (first adopter), yakni sebesar 28% yang mencoba aplikasi e-commerce untuk pertama kalinya di Indonesia dan 4 negara Asia Tenggara lainnya.

Meski pergerakannya positif, kita tetap perlu berhemat dalam berbelanja online. Termasuk waspada terhadap segala bentuk kejahatan siber dengan modus phising, alias memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Informasi yang biasanya menjadi sasaran antara lain data pribadi (nama, usia, dan alamat),  data akun (username dan kata sandi), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).

4) Menambah Dana Kebutuhan Darurat

Dari pada Anda mengeluarkan uang untuk tujuan konsumtif, ini adalah waktu terbaik untuk meningkatkan jumlah dana  kebutuhan darurat Anda. Dana darurat menjadi amat penting karena pandemi membuat kebutuhan masa depan menjadi tidak pasti. 

Jika Anda sudah memiliki dana darurat yang bisa digunakan untuk menutupi kebutuhan dasar  selama tiga bulan ke depan, Anda dapat menambahkan porsinya hingga meng-cover kebutuhan selama enam bulan. Bahkan, lebih baik jika bisa untuk memenuhi kebutuhan selama satu tahun. Tidak ada ruginya untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra, karena kita tahu bahwa saat ini segalanya bisa berubah dalam hitungan detik. Pekerjaan bisa hilang, usaha pun bisa runtuh, namun kebutuhan cenderung tetap.

Lantas, dimana Anda menaruh dana darurat itu? Simpan dana Anda di instrumen investasi yang tidak terpengaruh oleh volatilitas pasar. Ini pun tergantung pada  profil investasi Anda. Jika Anda termasuk profil risiko balanced, porsi terbesar dana darurat Anda bisa dialokasikan ke reksadana pendapatan tetap. Setelah itu, sisanya ke reksa dana pasar uang dan kemudian saham.

Sementara itu, jika Anda adalah profil risiko agresif, alokasikan 50% dana darurat Anda ke reksa dana saham, baru kemudian sisanya dibagi ke  reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang.

5) Asuransi

Dengan jumlah kasus COVID-19 yang menembus lebih dari 1000 per hari, risiko kesehatan setiap manusia menjadi terancam. Karena itu, sebagian orang saat ini berjaga-jaga dengan melirik asuransi sebagai proteksi kesehatan mereka.

Jika Anda sudah punya asuransi, evaluasi kembali apakah polis asuransi Anda sudah cukup meng-cover segala risiko kesehatan  yang mungkin terjadi di masa depan. Anda bisa mengubah plan asuransi Anda, baik dari sisi perubahan jumlah tanggungan ataupun perubahan plan manfaat asuransi kesehatan.

Namun, jika Anda masih menunda-nunda untuk memiliki asuransi kesehatan, coba pikirkan ulang. Sebab, sekarang adalah waktu tepat bagi semua orang untuk mengenal bagaimana asuransi bekerja dan bagaimana asuransi telah membantu meringankan kebutuhan dasar ketika sakit menyerang, atau bahkan ketika kematian datang mendekat. 

Karenanya, pilihlah asuransi yang memberikan manfaat proteksi kesehatan yang lengkap, proses klaim yang mudah, dan tentu saja sesuai dengan bujet. Di tengah risiko COVID-19 seperti saat ini, penting pula untuk memilih asuransi kesehatan yang memberikan para nasabahnya peace of mind atau ketenangan pikiran.

Seperti yang diberikan Manulife dengan menawarkan berbagai perlindungan spesifik selama masa pandemi. Salah satunya, nasabah yang terdiagnosa COVID-19 mendapat perlindungan kesehatan langsung tanpa masa tunggu. Selain itu, nasabah dapat tambahan 50% Manfaat Tutup Usia hingga  Rp250 juta atas polis aktif per tertanggung untuk seluruh produk yang memiliki Manfaat Tutup Usia.