Kapak lonjong yang berukuran besar disebut

Kapak Lonjong. Foto: Pinterest.

Kapak lonjong merupakan salah satu benda peninggalan prasejarah dari zaman neolitikum atau batu muda. Di zaman ini, kehidupan manusia sudah menggunakan batu yang diasah, bertani dan beternak secara menetap, serta sudah melakukan pembuatan tembikar.

Kapak lonjong sendiri digunakan sebagai alat bantu dalam bercocok tanam dan memburu makanan. Kapak lonjong disebut sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan kapak batu yang dihasilkan dari kebudayaan sebelumnya seperti kapak perimbas, kapak genggam dan lain-lain.

Berikut penjelasan lebih jauh mengenai kapak lonjong sebagai benda peninggalan prasejarah di Indonesia.

Dinamakan kapak lonjong karena kapak ini berbentuk lonjong pada pangkalnya dan penampangnya hampir berbentuk bulat. Usia dari kapak lonjong diperkirakan lebih tua jika dibandingkan dengan usia kapak persegi.

Kapak lonjong terkadang juga disebut sebagai polished axe karena hampir di seluruh bagian kapak ini sudah dihaluskan dengan baik dan menyeluruh. Bagian kapak lonjong biasanya sudah diasah dari segala sisi sehingga bentuk ketajamannya cukup simetris.

Kapak lonjong terdiri dari dua jenis, yaitu kapak lonjong yang berukuran kecil dan berukuran besar. Kapak lonjong kecil bisa disebut juga dengan nama kleinbeil.

Kapak Batu. Foto: Pinterest.

Berikut adalah ciri khas yang dimiliki oleh kapak lonjong:

  • Memiliki penampang yang berbentuk lonjong.

  • Bagian ujung kapak berbentuk agak lancip. Sisi lancip ini biasanya berfungsi sebagai bagian tangkai kapak. Hal ini membantu penggunanya untuk bisa menggenggam kapak ini.

  • Bagian ujung kapak yang lainnya berbentuk agak bulat dan tajam. Bagian yang inilah yang digunakan untuk memotong dan memangkas.

  • Bahan dasar pembuatannya yaitu batu. Biasanya, batu yang digunakan untuk pembuatan kapak lonjong yaitu batu kali yang berwarna hitam atau batu nefrit yang berwarna agak hijau tua.

Berikut adalah beberapa fungsi dari kapak lonjong pada masa penggunaannya di zaman neolitikum:

  • Kapak lonjong untuk memotong makanan, terutama makanan yang berasal dari daging hewan. Biasanya, kapak lonjong yang digunakan untuk memotong makanan merupakan kapak lonjong yang berukuran cukup besar.

  • Kapak lonjong sebagai salah satu alat perkakas. Biasanya, kapak lonjong yang berukuran besar digunakan sebagai alat perkakas.

  • Kapak lonjong digunakan untuk mencangkul dan bercocok tanam. Dalam hal ini, fungsi dari kapak lonjong ini tidak jauh berbeda dengan fungsi dari kapak persegi.

  • Kapak lonjong sebagai benda wasiat. Kapak lonjong juga tersedia dalam ukuran yang lebih kecil. Kapak lonjong inilah yang biasanya digunakan sebagai benda wasiat atau benda peninggalan secara turun-temurun.

  • Kapak lonjong sebagai salah satu benda yang digunakan pada saat upacara. Biasanya, kapak lonjong yang digunakan pada saat upacara yaitu kapak lonjong yang berukuran lebih kecil.

Kapak Lonjong. Foto: Pinterest.

Bahan dan Pembuatan Kapak Lonjong

Bahan yang biasanya digunakan untuk membuat kapak lonjong adalah batu sungai berwarna hitam pekat atau batu nefrit berwarna hijau tua. Terkadang, kapak lonjong juga bisa dibuat dari bahan batu giok.

Alasan dari penggunaan bahan-bahan ini adalah karena mudah ditemukan di alam dan faktor kekuatannya. Di Indonesia, penggunaan batuan seperti ini memang banyak ditemukan di kebudayaan khas Papua.

Pembuatan kapak bisa memilih batu berukuran besar yang akan diserpih atau dari batu berukuran lebih kecil dengan bentuk yang sudah mirip dengan kapak lonjong. Langkah selanjutnya yaitu melakukan pemasangan tangkai kapak.

Tangkai pada kapak lonjong berfungsi sebagai pegangan untuk digenggam oleh pengguna. Biasanya, tangkai ini dipasang dengan cara memasukkan mata kapak ke dalam lubang yang sudah dibuat pada ujung tangkai atau dengan mengikatkan tangkai pada mata kapak.

Jjika dibandingkan dengan kapak genggam atau kapak perimbas dari zaman paleolitikum, fungsi kapak lonjong jauh lebih banyak. Kapak lonjong juga sudah digunakan jauh lebih lama jika dibandingkan dengan penggunaan beliung persegi. Hal ini bisa dibuktikan dari penemuan T. Harrison yang menyatakan bahwa kapak lonjong telah berusia sekitar 8.000 tahun.

Pada zaman neolitikum, manusia memang sudah mulai mengenal berocok tanam dan menghasilkan bahan makanannya sendiri. Dan fungsi dari kapak lonjong adalah untuk mendukung aktivitas-aktivitas tersebut.

Di Indonesia, pesebaran jenis kapak lonjong ini mayoritas ada di bagian timur, misalnya daerah Papua, Seram, dan Minahasa.

Video yang berhubungan

Kapak Lonjong. Foto: Pinterest.

Kapak lonjong merupakan salah satu benda peninggalan prasejarah dari zaman neolitikum atau batu muda. Di zaman ini, kehidupan manusia sudah menggunakan batu yang diasah, bertani dan beternak secara menetap, serta sudah melakukan pembuatan tembikar.

Kapak lonjong sendiri digunakan sebagai alat bantu dalam bercocok tanam dan memburu makanan. Kapak lonjong disebut sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan kapak batu yang dihasilkan dari kebudayaan sebelumnya seperti kapak perimbas, kapak genggam dan lain-lain.

Berikut penjelasan lebih jauh mengenai kapak lonjong sebagai benda peninggalan prasejarah di Indonesia.

Dinamakan kapak lonjong karena kapak ini berbentuk lonjong pada pangkalnya dan penampangnya hampir berbentuk bulat. Usia dari kapak lonjong diperkirakan lebih tua jika dibandingkan dengan usia kapak persegi.

Kapak lonjong terkadang juga disebut sebagai polished axe karena hampir di seluruh bagian kapak ini sudah dihaluskan dengan baik dan menyeluruh. Bagian kapak lonjong biasanya sudah diasah dari segala sisi sehingga bentuk ketajamannya cukup simetris.

Kapak lonjong terdiri dari dua jenis, yaitu kapak lonjong yang berukuran kecil dan berukuran besar. Kapak lonjong kecil bisa disebut juga dengan nama kleinbeil.

Kapak Batu. Foto: Pinterest.

Berikut adalah ciri khas yang dimiliki oleh kapak lonjong:

  • Memiliki penampang yang berbentuk lonjong.

  • Bagian ujung kapak berbentuk agak lancip. Sisi lancip ini biasanya berfungsi sebagai bagian tangkai kapak. Hal ini membantu penggunanya untuk bisa menggenggam kapak ini.

  • Bagian ujung kapak yang lainnya berbentuk agak bulat dan tajam. Bagian yang inilah yang digunakan untuk memotong dan memangkas.

  • Bahan dasar pembuatannya yaitu batu. Biasanya, batu yang digunakan untuk pembuatan kapak lonjong yaitu batu kali yang berwarna hitam atau batu nefrit yang berwarna agak hijau tua.

Berikut adalah beberapa fungsi dari kapak lonjong pada masa penggunaannya di zaman neolitikum:

  • Kapak lonjong untuk memotong makanan, terutama makanan yang berasal dari daging hewan. Biasanya, kapak lonjong yang digunakan untuk memotong makanan merupakan kapak lonjong yang berukuran cukup besar.

  • Kapak lonjong sebagai salah satu alat perkakas. Biasanya, kapak lonjong yang berukuran besar digunakan sebagai alat perkakas.

  • Kapak lonjong digunakan untuk mencangkul dan bercocok tanam. Dalam hal ini, fungsi dari kapak lonjong ini tidak jauh berbeda dengan fungsi dari kapak persegi.

  • Kapak lonjong sebagai benda wasiat. Kapak lonjong juga tersedia dalam ukuran yang lebih kecil. Kapak lonjong inilah yang biasanya digunakan sebagai benda wasiat atau benda peninggalan secara turun-temurun.

  • Kapak lonjong sebagai salah satu benda yang digunakan pada saat upacara. Biasanya, kapak lonjong yang digunakan pada saat upacara yaitu kapak lonjong yang berukuran lebih kecil.

Kapak Lonjong. Foto: Pinterest.

Bahan dan Pembuatan Kapak Lonjong

Bahan yang biasanya digunakan untuk membuat kapak lonjong adalah batu sungai berwarna hitam pekat atau batu nefrit berwarna hijau tua. Terkadang, kapak lonjong juga bisa dibuat dari bahan batu giok.

Alasan dari penggunaan bahan-bahan ini adalah karena mudah ditemukan di alam dan faktor kekuatannya. Di Indonesia, penggunaan batuan seperti ini memang banyak ditemukan di kebudayaan khas Papua.

Pembuatan kapak bisa memilih batu berukuran besar yang akan diserpih atau dari batu berukuran lebih kecil dengan bentuk yang sudah mirip dengan kapak lonjong. Langkah selanjutnya yaitu melakukan pemasangan tangkai kapak.

Tangkai pada kapak lonjong berfungsi sebagai pegangan untuk digenggam oleh pengguna. Biasanya, tangkai ini dipasang dengan cara memasukkan mata kapak ke dalam lubang yang sudah dibuat pada ujung tangkai atau dengan mengikatkan tangkai pada mata kapak.

Jjika dibandingkan dengan kapak genggam atau kapak perimbas dari zaman paleolitikum, fungsi kapak lonjong jauh lebih banyak. Kapak lonjong juga sudah digunakan jauh lebih lama jika dibandingkan dengan penggunaan beliung persegi. Hal ini bisa dibuktikan dari penemuan T. Harrison yang menyatakan bahwa kapak lonjong telah berusia sekitar 8.000 tahun.

Pada zaman neolitikum, manusia memang sudah mulai mengenal berocok tanam dan menghasilkan bahan makanannya sendiri. Dan fungsi dari kapak lonjong adalah untuk mendukung aktivitas-aktivitas tersebut.

Di Indonesia, pesebaran jenis kapak lonjong ini mayoritas ada di bagian timur, misalnya daerah Papua, Seram, dan Minahasa.