Kesantunan merupakan kehalusan dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya). Kesantunan juga dapat diartikan sebagai cara berbahasa dengan tujuan mendekatkan jarak sosial antara para penutur dengan tujuan mendekatkan jarak sosial antara para penuturnya. Konsep kesantunan berkaitan dengan dua hal yaitu pada bahasa dan perilaku seseorang. Kesantunan didalam aspek bahasa dapat dilihat pada pilihan kata, nada, intonasi , dan struktur kalimatnya. Pada tingkah laku, kesantunan dapat dilihat pada ekspresi, sikap , dan gerak-gerik tubuh lainnya. Egoisme, dan keinginan untuk menonjolkan diri sendiri harus dihindari dalam kesantunan. Sesungguhnya, menghormati oranglain merupakan suatu bentuk penghormatan diri sendiri. Kesantunan merupakan norma atau aturan perilaku yang ditetapkan, dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu yang dipengaruhi oleh tata cara , adat , ataupun kebiasaaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantunan dipengaruhi oleh adanya konteks serta peran yang terlibat dalam komunikasi itu sendiri. Konteks berkaitan dengan tempat, waktu, atau suasana yang melatar belakangi terjadinya komunikasi. Peran berkaitan dengan usia, kedudukan , atau status sosial dari penutur dan mitra tutur selama berlangsungnya proses komunikasi. Apa aja sih prinsip(maksim) dalam kesantunan berbahasa ? prinsip dalam kesantunan berbahasa dibedakan menjadi empat, antara lain yaitu maksim kualitas, maksim kuantitas , maksim relevansi , dan maksim cara. Maksud dari prinsip yang disebutkan tadi itu apa sih ? Apa yang menjadi perbedaan maksim kulitas dengan maksim kuantitas? Maksim kualitas menuntut untuk mengatakan yang sebenarnya sedangkan maksim kuantitas menuntut penutur untuk berbicara secukupnya. Maksim relevansi dan maksim cara itu apa? maksim relevansi yaitu menuntut kita untuk memberikan percakapan yang relevan dengan situasi perckapan tersebut , dan maksim cara menuntut kita untuk harus berbicara langsung dan lugas secara tidak berlebihan. Kesantunan berbahasa adalah hal memperlihatkan kesadaran akan martabat orang lain dalam berbahasa,[1] baik saat menggunakan bahasa lisan maupun bahasa tulis. Kesantunan berbahasa merupakan bidang kajian pragmatika, yang antara lain telah dituliskan oleh Lakoff (1973), Fraser (1978), Brown dan Levinson (1978), Leech (1983), serta Pranowo (2009).[2] Robin Lakoff (1973) menyatakan "kesantunan dikembangkan oleh masyarakat guna mengurangi friksi dalam interaksi pribadi". Menurutnya, ada tiga buah kaidah yang harus dipatuhi untuk menerapkan kesantunan, yaitu formalitas (formality), ketidaktegasan (hesitancy), dan kesamaan atau kesekawanan (equality atau cameraderie).[3]
Geoffrey Leech (1983) mendefinisikan kesantunan sebagai "strategi untuk menghindari konflik" yang "dapat diukur berdasarkan derajat upaya yang dilakukan untuk menghindari situasi konflik". Enam maksim kesantunan (politeness maxims) yang diajukan oleh Leech adalah sebagai berikut:
|