Dalam nasihatnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus memaparkan dua macam kehidupan yang ada di dalam dunia, yaitu kehidupan berdasarkan keinginan daging dan kehidupan berdasarkan keinginan Roh. Dua jenis kehidupan ini sangat bertentang satu dengan yang lain (bnd. ay.7). Paulus menunjukkan kepada orang-orang Kristen di Galatia bahwa mereka harus hidup berdasarkan pimpinan Roh Kudus. Istilah “Roh” (Yun. Pneuma) dipakai oleh penulis mula-mula yang berarti angin, udara, nafas atau hidup. Kata “Roh” ini juga menunjuk kepada “nafas hidup” yang diberikan Allah kepada manusia. Namun di dalam terminologi PB, khususnya dalam tulisan Paulus, kata ini memiliki arti yang baru, yaitu menyangkut “hidup setelah memperoleh keselamatan” yang dianugerahkan oleh Allah. Jadi pada waktu Rasul Paulus berbicara tentang “keinginan Roh,” Paulus mendasari hidup yang baru itu setelah mendapatkan keselamatan. Maka hidup itu akan menghasilkan buah Roh (ay. 22-23) yang akan menjadi berkat serta memuliakan Allah. Buah Roh ini merupakan sifat yang serupa Kristus (Christlikeness) sebagai hasil karya Roh Kudus dalam diri setiap orang yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Atau dengan kata lain, setiap orang yang tetah memiliki Kristus, maka ia memiliki buah Roh Kudus. Kesembilan sifat buah Roh Kudus ini menurut kebanyakan penafsir Alkitab dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu: Tiga sifat yang pertama menyatakan aspek kehidupan orang Kristen yang berkaitan dengan hubungan kita dengan Allah. Yaitu kasih, sukacita dan damai sejahtera. Tiga sifat kedua menyatakan aspek kehidupan orang Kristen yang berkaitan dengan hubungan kita dengan sesama manusia. Yaitu kesabaran, kemurahan dan kebaikan. Dari tiga sifat terakhir berkaitan dengan hubungan dengan diri sendiri. Yaitu kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Kita dapat mengolongkan bagian-bagian dari Buah Roh dari Galatia 5: 22-23 menjadi 3 bagian, sebagai berikut : Bagian 1: Aspek kehidupan yang berkaitan dengan hubungan kita dengan Allah. Yaitu kasih, sukacita dan damai sejahtera. Kasih Sukacita Damai sejahtera di dalam Kristus adalah kedamaian yang mendalam dan kekal yang hanya Tuhan Yesus dapat berikan di dalam hati, seperti tertulis di Yohanes 14: 27 – ”Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu.” Ini adalah damai sejahtera yang berasal dari Roh Kudus semata. Bagian 2: Aspek kehidupan yang berkaitan dengan hubungan kita dengan sesama manusia. Yaitu kesabaran, kemurahan dan kebaikan. Kesabaran Kemurahan Kebaikan Bagian 3: Aspek kehidupan yang berkaitan dengan hubungan kita dengan diri sendiri. Yaitu kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Kesetiaan Kelemahlembutan Penguasaan diri Diambil dari bahasa Yunani yang berarti: kuat, berkuasa. Secara konseptual bermakna mampu memiliki kuasa atau otoritas untuk mengarahkan, memerintah atau melarang diri sendiri terutama terhadap nafsu, keinginan besar, kegemaran, amarah, hasrat, emosi, kecanduan, egoisme dll. Semua pemikiran kita yang mementingkan daging dari pengertian ini adalah tidak baik (Roma 8:5). Baca juga 1 Korintus 9: 25-27. Setiap orang Kristen yang menyadari tujuan hidupnya adalah untuk menyenangkan dan memuliakan Tuhan, maka ia akan rindu untuk menghasilkan buah Roh secara nyata dan berlimpah. Untuk itu ada langkah-langkah yang harus ia lakukan : Pertama, ia harus tinggal di dalam Kristus (Yoh. 15:5). Kedua, ia harus siap untuk diproses dan dibentuk oleh Tuhan (Yoh. 15:2, Ibr. 12:11). Ketiga, ia harus senantiasa menyerahkan hidupnya untuk dipimpin dan berjalan bersama Roh Kudus ( Gal. 5:16-25 ). Keempat, ia harus terus-menerus memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan. Memiliki hati yang mengasihi sesama, pikiran yang positif, mengeluarkan kata-kata yang membangun, serta tindakan yang menjadi teladan bagi sesamanya. Konfucius pernah mengatakan: “Dahulu aku menilai orang, dari perkataannya lalu percaya perbuatannya. Kini aku menilai orang, mendengar perkataannya lalu memeriksa tindakannya.“ Bener banget. Alkitab sebenarnya sudah berkata, “sebab dari buahnya pohon itu dikenal” Matius 12:33. Buah apa ? Buah ROH. Alkitab tidak mengatakan “dari kata-katanya kamu mengenal dia”. Kata-kata itu bisa dihafal. Jawaban itu bisa dicontek. Cuman buah roh yang tidak pernah berbohong. Bagaimana dengan hidup Saudara? Apakah ada buah pertobatan dalam hidup kita ?! Sudahkah kita hidup menyenangkan hati Tuhan yang adalah pemilik hidup ini dengan menghasilkan buah Roh Kudus secara nyata sehingga memuliakan Dia?
[5:22] 1 Full Life : BUAH ROH. Nas : Gal 5:22-23 Untuk ulasan tentang berbagai aspek dari buah Roh, lihat art. PERBUATAN-PERBUATAN DOSA DAN BUAH ROH).
Suatu kewajiban bagi kita yang sudah diselamatkan oleh darah Tuhan Yesus supaya bertindak hati-hati dan tidak mengikuti hawa nafsu. Sebab, keinginan daging sangat bertentangan dengan keinginan Roh (ayat 19-21). Kita dapat bertindak hati-hati jika kita melekat pada tuntunan Roh Kudus, karena Dia adalah pokok buah dan kita adalah ranting-rantingnya yang menumbuhkan buah di dalam diri kita yang disebut dengan buah Roh. Buah tersebut terdiri dari kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (ayat 22-23). Kita akan melihat secara singkat pengertian dari kesembilan buah Roh tersebut. Kasih, sukacita, dan damai sejahtera berbicara mengenai bagaimana kita memperlakukan sesama kita dengan sikap saling mempedulikan, menolong, memberi semangat dan mendukung dengan tulus. Tindakan kasih harus dilakukan dengan hati yang bergembira serta mau berdamai dengan diri sendiri apabila mereka memandang sebelah mata tindakan kasih kita; kesabaran, kemurahan, dan kebaikan berbicara mengenai bagaimana kita tidak cepat marah atau jengkel ketika menghadapi orang yang masih hidup dalam keinginan daging. Tunjukkanlah kemurahan dan kebaikan hati kita dengan mendoakan serta membimbing mereka agar tidak hidup seperti itu lagi; kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri berbicara bahwa kita harus berkomitmen untuk tidak berkata kasar saat mendidik orang. Tidak berkata kasar merupakan salah satu cara mengendalikan keinginan kita yang berdosa. Dengan kata lain, buah Roh tidak hanya memampukan diri kita sendiri, juga orang lain yang ada di dekat kita agar dapat bertindak hati-hati. Tuhan Yesus memberkati dan salam cemungud! Sumber: Mari Bergabung di komunitas baca Alkitab di Gerakan Baca Alkitab! |