tolong bikinin yel yel islami dong kak untuk loba padang tv makasih tolong bantuanya,plis jgn ngasal yaa^^ Menurut kamu, apa maknanya Iman sebagai kunci bagi kita untuk mendapatkan surga? tolong di jawab dengan benar kak malam ini di kumpul ما المرادف من كلمة : ١.عائل ٢.وزرك ٣.العشر ٤.ممنون ٥.تولى ٦.القدر ٧.قيمة ٨. أشتاتا ٩. زلزلت ١٠. أغارtolong bantuannya ^^jangan ngasal plis:( Hukum tajwid Surah An-Nur ayat 12 soal terlampir.req? 5 kalimat Arab berdasarkan latinnya Tasriflah fiil madhi kata “ع َصنْ َي”!boleh minta tolong gak kak?hehe Terjemahkan kalimat berikut kedalam bahasa arab! “Aisyah menjual barang sayur di pasar” bagaimana hubungan antara qada dan qadar tirto.id - Iman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini seorang muslim. Keimanan ini dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah SWT telah menetapkan takdir manusia, baik itu ketentuan yang buruk maupun yang baik. Ketentuan mengenai iman terhadap qada dan qadar ini tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW. Waktu itu, seorang laki-laki bertanya tentang iman kepada beliau. Rasulullah SAW menjawab: "Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat-Nya; kitab-kitab; para rasul-Nya; hari akhir; dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk [qada dan qadar]," (H.R. Muslim).
Meski tampak serupa, sebenarnya qada dan qadar memiliki perbedaan dalam ketentuan takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT, sebagaimana dilansir dari NU Online sebagai berikut: Pertama, qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman azali. Takdir dan ketetapan ini sudah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta berdasarkan firman-Nya dalam surah Al-Hadid ayat 22: “Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya," (QS. Al-Hadid [57]: 22).
Artinya, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi. Hal ini juga tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi," (H.R. Muslim). Kedua, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Artinya, adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk. Jika qada itu ketetapan yang belum terjadi, maka qadar adalah terwujudnya ketetapan yang sudah ditentukan sebelumnya itu. Contoh Perilaku dari Iman kepada Qada dan Qadar Iman kepada qada dan qadar, selain dilakukan dalam hati, juga terjewantah dalam perilaku sehari-hari. Berikut perilaku-perilaku yang dapat diterapkan sebagai buah dari keimanan kepada qada dan qadar, sebagaimana dikutip dari uraian "Beriman kepada Qada dan Qadar" yang diterbitkan Kementerian Agama RI:
Berikut hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari keimanan kepada qada dan qadar:
Baca juga: Dalil Naqli yang Menjelaskan Qada dan Qadar
Baca juga
artikel terkait
QADA DAN QADAR
atau
tulisan menarik lainnya
Abdul Hadi
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
tirto.id - Optimis, ikhtiar, dan tawakal merupakan rangkaian sikap yang perlu dilakukan oleh setiap orang dalam menapaki cita-cita yang hendak diwujudkannya. Setiap manusia akan memperoleh ujian dari Allah. Bagi setiap muslim, ujian menjadi bentuk kasih sayang Allah untuk meningkatkan derajat ketakwaannya. Oleh sebab itu, di saat mendapatkan ujian, seorang muslim tidak disarankan untuk menyerah pada keadaan dan senantiasa optimis dalam berusaha, serta melibatkan kehadiran Allah untuk memperoleh hasil terbaik.
Hanya saja, kadang musibah datang bertubi-tubi. Sesekali musibah ini berlangsung dalam jangka panjang. Hal tersebut kadang membuat seseorang putus asa dan seolah semua usahanya sia-sia. Bagi muslim justru sikap yang harus diambil adalah sebaliknya. Sikap optimis, ikhtiar, dan tawakal mesti dibangun sekaligus agar tidak sampai berputus asa dan tetap memiliki harapan atas izin Allah. 1. Optimis Mengutip laman MUI, optimis merupakan sikap untuk terus berjuang secara sungguh-sungguh sampai akhir.
Orang yang senantiasa optimis, akan memandang berbagai hal dengan pandangan positif. Lawan dari sikap optimis adalah pesimis yang membuat seseorang sering berprasangka buruk. Contoh sikap optimis yaitu memiliki keyakinan bahwa seseorang dapat melalui berbagai masalah yang menghadangnya. Misalnya saat seorang siswa memperoleh nilai jelek pada sebuah mata pelajaran, dia dapat mengembangkan optimismenya dengan berkeyakinan akan memperoleh nilai baik pada tes selanjutnya dengan usaha berupa lebih tekun belajar. Sikap optimis telah dianjurkan bagi setiap muslim. Sebuah hadits telah membicarakan tentang sikap ini. “Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: 'Tidak ada rasa tiyarah (firasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimis.' Maka ditanyakanlah kepada beliau: 'Apa yang dimaksud dengan rasa optimis?' Beliau bersabda: 'Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian.'" (HR Ahmad) 2. Ikhtiar Ikhtiar adalah berusaha dengan sunguh-sungguh dalam menggapai harapan, keingian, atau cita-cita. Ikhtiar menjadi pelengkap dari sikap optimis. Hanya dengan optimis saja tidaklah cukup, karena bagi seseorang untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan diperlukan ikhtiar. Contoh ikhtiar seperti Orang yang ingin pandai harus rajin belajar. Atau, saat seseorang ingin hidup berkecukupan maka mesti berusaha dengan rajin bekerja. Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX (2014), usaha-usaha adalah bagian penting yang mesti dilakukan setiap orang. Dan, bagi orang Islam, dalam berusaha hendaknya diikuti dengan doa kepada Allah agar tujuan ikhtiarnya terwujud. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah: 186). 3. Tawakal Apabila sikap optimis dan ikhtiar sudah dilakukan, maka langkah terakhir adalah tawakal. Tawakal yaitu berserah diri pada Allah atas usaha-usaha yang sudah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Bagaimana pun juga manusia hanya bisa merencanakan dan mengambil tindakan agar keberhasilan yang diimpikannya terwujud. Namun, tetap saja penentu berhasil tidaknya usaha adalah atas izin Allah. Contoh dari tawakal seperti seorang ayah bekerja keras agar keluarga mereka mendapatkan penghidupan yang layak. Namun sang ayah bertawakal kepada Allah terkait seberapa besar banyaknya rezeki yang akan diberikan oleh Allah. Dia meyakini bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Pemberi Rezeki,, Maha Pemurah, dan Maha Kaya.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
OPTIMISME
atau
tulisan menarik lainnya
Ilham Choirul Anwar
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|