Gerak panen padi adalah sebuah tari yang disebut dengan gerak

Link Referensi: http://www.tradisikita.my.id

Asal: Sulawesi Tengah

Jenis: Gerak - Gerak - Tarian

Klasifikasi: Terbuka

Kondisi: Masih Bertahan

Upaya Pelestarian:

  • Pertunjukan Seni, pameran, peragaan/demonstrasi
  • Selebaran, poster, surat kabar, majalah, media luar ruang
  • Internet

Tari Pamonte adalah tari tradisional yang mengangkat kegiatan suku Kaili di Sulawesi Tengah saat musim panen padi. mereka memetik dan menuai padi secara bergotong-royong. Pesta panen disebut dengan adat vunja yaitu tradisi masyarakat dalam mensyukuri keberhasilan panen. Dalam tarian ini terlihat jelas proses pengolahan padi menjadi beras. Mulai dari memetik, menumbuk, menapis. Gerak tari pamonte mengikuti syair lagu yang dinyanyikan.

Dalam pertunjukannya, Tari Pamonte ditarikan oleh para penari wanita. Jumlah penari Tari Pamonte ini biasanya terdiri dari 10 orang penari dan seorang Penghulu yang disebut dengan Tadulako. Seorang Tadulako dalam tarian ini berperan sebagai pemimpin tari dan memberikan aba-aba kepada para panari lainnya. Dengan mengenakan busana yang khas layaknya para petani, penari menari dengan gerakannya yang khas mengikuti alunan musik pengiring. 

Gerakan dalam tarian ini dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para petani saat masa panen padi, seperti menuai padi, menumbuk padi, menapis dan lain-lain. Gambaran aktivitas petani tersebut dikemas dalam suatu gerak tari yang khas dengan menggunakan caping atau toru sebagai alat yang digunakan untuk menari. Dalam pertunjukan Tari Pamonte biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti Ngongi, Ganda dan alat musik tradisional Sulawesi Tengah lainnya. Selain itu tarian ini juga diiringi dengan nyanyian syair adat yang dinyanyikan oleh pengiring vokal. Gerakan para penari, biasanya juga mengikuti syair yang dibawakan agar terlihat lebih padu. Namun seiring perkembangan teknologi, dan dengan alasan kepraktisan, tari pamonte ada juga yang diiringi dengan musik dari kaset.

Dalam pertunjukan Tari Pamonte, penari menggunakan kostum layaknya para petani dan dipadukan dengan gaya tradisional Sulawesi Tengah. Para penari pamonte biasanya memakai baju kebaya pada bagian atas. Pada bagian bawah biasanya menggunakan kain sarung donggala. Baju kebaya dan sarung tersebut biasanya memiliki motif dan warna khas Sulawesi Tengah. Sedangkan pada bagian kepala biasanya menggunakan kerudung dan memakai caping (toru). 

TRIBUNMANADOWIKI - Tari Dinggu merupakan tarian tradisional dari Sulawesi Tenggara (Sultra).

Tari ini berkisah tentang suasana dan aktivitas masyarakat saat musim panen tiba.

Tarian ini menggambarkan semangat gotong royong masyarakat dalam melakukan sesuatu, khususnya saat musim panen.

Semangat kebersamaan dan gotong royong memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Tolaki di Sultra.

Tari Dinggu adalah salah satu tari tradisional Suku Tolaki yang kemudian dikemas dalam kreasi baru khususnya di daerah Kerajaan Mekongga (berada di Kabupaten Kolaka).

Baca juga: Cerita Teja Sutedja, Pria Lumpuh Berusaha Selamatkan Anaknya Saat Kilang Minyak Balongan Meledak

Baca juga: Pernah Perankan Kapten Pierre Tendean, Wawan Wanisar Meninggal Dunia di Usia 71 Tahun, Ini Profilnya

Tarian itu menceritakan tentang suku cita petani ketika menyambut dan melaksanakan panen padi di sawah.

Tari Dinggu adalah suatu tari yang energik dan ceria menggambarkan betapa semangatnya petani memanen padi berkat keberadaan Dewi Padi atau Dewi Sri (Sanggole Mbae).

Di mana memberikan keberkahan atau usaha yang dilakukan serta dipercaya menjaga kesuburan padi.

Melalui tarian tradisional tersebut para petani juga memberikan rasa syukur atas limpahan panen yang diterima.

Lewat tari Dinggu juga, masyarakat bisa melihat secara tidak langsung visual kehidupan petani pada suku Tolaki pada zaman dahulu.

Sejarah

Berdasarkan sejarahnya, tarian ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki saat panen raya, terutama masa panen padi.

Mereka melakukan aktivitas panen tersebut secara bergotong-royong atau bersama-sama, mulai dari memetik padi, mengangkat padi, dan lain-lain.

Setelah padi terkumpul semua maka diadakan Modinggu, yaitu semacam menumbuk padi secara masal yang dilakukan oleh para muda-mudi.

Setelah acara Modinggu selesai kemudian diakhiri dengan Lulo bersama sebagai hiburan serta melepas lelah.

Selain itu Lulo juga dilakukan untuk mempererat kebersamaan mereka.

Tradisi ini terus berlajut di kalangan masyarakat Tolaki, hingga akhirnya menjadi suatu tarian yang disebut dengan Tari Dinggu ini.

Gerakan

Gerakan penari pria dan penari wanita dalam Tari Dinggu ini pada dasarnya berbeda.

Pada gerakan penari pria biasanya didominasi dengan gerakan memainkan alu dan gerakan yang dilakukan lebih lincah.

Sedangkan pada gerakan penari wanita biasanya didominasi dengan gerakan yang pelan kecuali pada gerakan menumbuk padi dan melakukan Lulo.

Baca juga: Pengertian Deradikalisasi dan Penerapannya Oleh Pemerintah

Baca juga: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Kunjungi Gereja Katedral Makassar dan Tengok Korban di RS

Karena dilakukan secara bersamaan antara penari pria dan wanita sehingga penari wanita harus mengimbangi gerakan penari pria.

Busana

Untuk kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Dinggu biasanya menggunakan busana layaknya para Petani zaman dahulu.

Para penari wanita biasanya menggunakan baju kebaya dan kain sarung khas Sulawesi Tenggara.

Untuk aksesoris, penari wanita biasanya juga dilengkapi dengan aksesoris seperti hiasan rambut dan kalung khas.

Selain itu penari wanita sebagian membawa tampah, dan sebagian lagi membawa satu alu kecil yang digunakan untuk menari.

Sedangkan untuk penari pria biasanya menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang.

Selain itu penari pria juga dilengkapi dengan kain sarung yang dikenakan di pinggang dan kain selampang.

Sedangkan sebagai penutup kepala biasanya menggunakan caping atau topi Petani.

Penari juga membawa dua alu berukuran pendek yang digunakan untuk menari.

Pengiring

Dalam pertunjukan Tari Dinggu biasanya diiringi oleh iringan musik tradisional seperti kendang dan gitar kecapi khas Sulawesi Tenggara.

Irama yang dimainkan dalam mengiringi Tari Dinggu ini biasanya bertempo lambat.

Baca juga: Tuai Pro dan Kontra, 154 Tahun Lalu Rusia Menjual Alaska Kepada Amerika Serikat

Baca juga: Mengenal Kilang Pertamina RU VI Balongan yang Terbakar Dini Hari

Namun saat memasuki gerakan Lulo maka irama yang dimainkan bertempo cepat dan musik gitar kecapi diganti dengan gong.

Pertunjukan

Tari Dinggu merupakan tarian yang dibawakan oleh para penari pria maupun wanita.

Jumlah penari Tari Dinggu ini biasanya terdiri dari 10 orang atau lebih penari pria dan wanita.

Namun untuk jumlah penari ini biasanya disesuaikan dengan kelompok masing-masing.

Dalam pertunjukannya, penari menggunakan kostum layaknya para Petani dan menari dengan membawa sejenis alu, tampah, dan semacam lesung yang digunakan sebagai properti menarinya.

Dalam pertunjukan Tari Dinggu biasanya terdapat beberapa babak yang menggambarkan aktivitas para Petani saat panen.

Pada babak pertama biasanya diawali dengan babak yang menggambarkan para Petani membawa padi.

Lalu dilanjutkan dengan menaruh padi yang akan ditumbuk.

Kemudian dilanjutkan dengan babak tumbuk padi.

Sementara yang terakhir biasanya diakhiri dengan gerakan Lulo.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Tari Dinggu.

Berita lainnya terkait Tari Tradisional.

Gerak panen padi adalah sebuah tari yang disebut dengan gerak
Tari Gantar merupakan ungkapan perilaku dan proses dari kesuburan tanaman padi.

TRIBUN-TIMUR.COM - Kali ini kita akan membahas Tari Gantar.

Tari Gantar merupakan ungkapan perilaku dan proses dari kesuburan tanaman padi.

Hal tersebut datap dilihat dari cara gerak Tari Gantar yang saling berkaitan antara satu gerak dengan gerak yang lain.

Simbol tersebut menjadi luas karena adanya aspek pendukung, seperti pola gerak, pola lantai, penari, serta properti yang digunakan.

Baca juga: Apa Itu Fidyah? Berikut Pengertian & Niat Membayar Fidyah Serta Orang yang Boleh Tidak Berpuasa

Gerak panen padi adalah sebuah tari yang disebut dengan gerak

Dalam situs resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, Tari Gantar menjadi bagian dari upacara adat, yaitu Nguku Tahun.

Bagi Suku Dayak Benua, tarian ini memiliki kedudukan yang penting karena berhubungan dengan kesuburan dan sarana upacara Nguku Tanu.

Tari Gantar berasal dari Kalimantan Timur, tepatnya sebagai tarian pergaulan antara muda mudi yang berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Tunjung di Kabupaten Kutai Barat.

Tarian tersebut melambangkan kegembiraan dan keramahan Suku Dayak dalam menyambut tamu, baik sebagai wisatawan, investor, atau para tamu yang dihormati.

Di mana tamu-tamu yang datang diajak untuk ikut menari bersama penari.

Kategori tari Gantar

Dirangkum dalam Ensiklopedia Musik dan Tari Daerah di Kalimantan Timur (1978), tarian Gantar bisa dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

Halaman selanjutnya arrow_forward

Tags: