Dibantu oleh apakah proses pencernaan di dalam perut hewan ruminansia?

SEPUTARLAMPUNG.COM - Bagaimana proses pencernaan hewan ruminansia (sapi)? Berikut jawaban dari materi tema 3 Kelas 5  halaman 9 buku Tematik Kemendikbud kurikulum 2013 edisi revisi 2017 cetakan ke 2.


Pada materi kali ini, adik adik akan belajar materi pada pembelajaran 1 subtema  1 tentang bagaimana tubuh mengolah makanan?


Bagi adik-adik yang merasa kesulitan saat memahami materi dan mengerjakan soal di halaman 9, bisa minta tolong orang tua untuk mendampingi agar mudah mengerjakan soal tentang proses pencernaan hewan ruminansia (sapi).


Berikut  kunci jawaban halaman 9, lengkap dengan ulasan pembahasan materi yang ada di buku tematik Kemendikbud  tema 3 kelas 5 subtema 1 pembelajaran 1.


Jawablah soal tersebut dengan benar dan mintalah bantuan orang tua untuk menjawab soal tersebut.


Perlu diingat kunci jawaban tersebut dapat dijadikan referensi, apabila tidak menemukan jawaban di buku Tematik tema 3 kelas 5  Kemendikbud kurikulum 2013 edisi revisi 2017 cetakan ke 2.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 SD Halaman 28 29 30 Subtema 1 Pembelajaran 4: Rukun dalam Perbedaan


Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 5 Halaman 9


Hewan ruminansia adalah kelompok hewan mamalia yang biasa memamah (memakan) dua kali dan dikenal dengan hewan memamah biak.


Contoh hewan ruminansia ialah Sapi, Kerbau, Rusa, Domba, Kambing, dan Kijang.


Sistem pencernaan hewan ruminansia lebih kompleks dibandingkan dengan pencernaan hewan lainnya. Pada hewan ruminansia terdapat empat bagian lambung dengan fungsi yang spesifik. Selain itu, pencernaan makanan pada hewan ruminansia dibantu oleh beberapa mikroba (bakteri dan protozoa). Mikroba tersebut dapat membantu mencerna rumput

Mekanisme pencernaan makanan pada hewan ruminansia


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu contoh hewan ruminansia ialah Sapi. Mari kita baca informasi mengenai organ pencernaan pada sapi.


Makanan seperti rumput, pertama kali masuk ke dalam mulut Sapi. Di dalam mulut terdapat organ-organ pencernaan seperti berikut.


Gigi : gigi Sapi tersusun dari gigi seri yang berguna untuk memotong makanan dan gigi geraham untuk mengunyah makanan.


Lidah : lidah Sapi berguna untuk merenggut rumput (makanan) dan mendorong makanan yang sudah dikunyah menuju lambung.


Saliva: merupakan cairan atau enzim khusus yang dihasilkan oleh kelenjar khusus pada sapi yang kemudian disalurkan ke dalam rongga mulut. Saliva berperan dalam proses pencernaan kimiawi.


Lambung Sapi: berbeda dengan lambung manusia, ukurannya jauh lebih besar. Lambung Sapi merupakan organ pencernaan yang sangat penting bagi Sapi. Lambung Sapi terdiri atas empat bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Oleh karena itu, Sapi dikatakan memiliki empat perut. 

Baca Juga: Cek NIK di Eform BRI, BLT UMKM September 2021 Disalurkan ke 500ribu Orang, Ini Jadwal Cair dan Cara Reservasi


Berikut bagian-bagian dari lambung Sapi


Rumen (perut besar): Tempat terjadinya pencernaan dengan bantuan mikroba (bakteri). Di sini makanan dicerna hingga menjadi bubur dengan gerakan mengaduk yang dilakukan oleh dinding rumen. Pada saat Sapi beristirahat, makanan kembali ke mulut dan dikunyah kembali. Setelah dikunyah untuk yang kedua kalinya, makanan masuk ke retikulum (perut jala).


Retikulum (perut jala): Di dalam retikulum, makanan kembali mengalami proses fermentasi dengan bantuan bakteri anaerob dan protozoa. Di dalam bagian perut ini, terjadi proses absorpsi dan penyaringan benda-benda asing yang masuk bersama makanan sehingga tidak masuk ke omasum (perut kitab).

 
Omasum (perut kitab) : Di dalam omasum, makanan dicerna dengan bantuan enzim pencernaan. Selanjutnya, makanan masuk ke abomasum.


Abomasum (perut masam): Perut bagian inilah yang sebenarnya disebut dengan lambung. Di sini makanan dicerna dengan bantuan enzim pencernaan pepsin yang dihasilkan oleh abomasum.

 
Setelah melewati seluruh proses pencernaan makanan di dalam abomasum makanan bergerak menuju usus halus. Panjang usus halus seekor Sapi dewasa dapat mencapai 40 meter. Di dalam usus halus, terjadi proses absorpsi dan fermentasi. Selanjutnya, sisa-sisa makanan akan dikeluarkan melalui anus.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 2 Kelas 6 SD Halaman 27 Subtema 1 Pembelajaran 4: Peta Pikiran


Pembahasan dari artikel ini dapat adik-adik jadikan referensi saat mengerjakan soal di halaman 9 Tema 3 kelas 5 SD dan MI tentang bagaimana proses pencernaan hewan ruminansia (Sapi)?


*) Disclaimer : Pembahasan dan kunci jawaban dalam artikel ini hanya merupakan panduan bagi orang tua dalam mendampingi putra-putrinya belajar di rumah selama pandemi.***

Sumber: Buku Tematik Kemendikbud

Proses pencernaan hewan ruminansia berbeda dengan hewan lain, dari cara mengunyah makanan hingga ke lambung dengan penyerapan nutrisi yang terjadi secara unik. Contoh hewan ruminansia adalah sapi, kambing dan kerbau, disebut demikian karena beberapa tersebut memiliki sistem pencernaan yang berbeda dari hewan lain dan hal tersebut terbilang sangat unik. 

Sapi jika diperhatikan dengan seksama terlihat selalu mengunyah, meski sedang tidak mengonsumsi makanan, inilah yang menjadi keunikan tersendiri hewan-hewan jenis ruminansia. Dalam kenyataannya banyak hewan jenis ini mengonsumsi tumbuhan sebagai makanan utamanya, meski begitu menarik untuk diketahui lebih mendalam mengapa muncul hewan jenis ruminansia ini.

Pengertian Hewan Ruminansia

Hewan ruminansia adalah herbivora dengan sistem pencernaan yang terbagi menjadi dua fase atau langkah. Karena keunikan dalam sistem pencernaan makanan, meski tidak semua hewan yang masuk kategori herbivora dikatakan sebagai hewan dengan dua fase makan, karena tidak semua jenis hewan pemakan tumbuhan memiliki pencernaan ini.

Sapi merupakan salah satu contoh hewan ruminansia yang paling mudah ditemui. Jerapah juga termasuk dengan keistimewaan ruminansia, adapula jenis hewan ternak lain seperti kambing. Jerapah bukan hewan ternak, tapi salah satu dalam hewan pemamah biak atau ruminansia, pengertian mudah apa yang dimaksud dengan hewan ruminansia.

Sistem  pencernaan hewan ruminansia terbagi menjadi dua langkah, pertama pada mengunyah menjadi paling lama dalam hal ini. Mengunyah makanan dalam waktu yang cukup lama membuat sistem pencernaan hewan ruminansia lebih efektif, penyerapan nutrisi makanan juga dibantu mikroorganisme yang terdapat di dalam perut hewan.

Baca juga: Contoh Hewan Karnivora: Pengertian, Jenis, dan Ciri-ciri

Ciri-ciri Hewan Ruminansia

  • Perut hewan ruminansia memiliki empat bilik dan kaki dengan jumlah dua jari, gigi seri atas berkurang atau beberapa di antaranya tidak memiliki.
  • Hewan ruminansia makan dengan memamah dengan cepat, setelah itu dimuntahkan kembali untuk dimakan kembali.
  • Lambung hewan ruminansia punya empat ruang yang fungsinya saling berkaitan, masing-masing ruang dinamai rumen, retikulum, omasum dan abomasum.
  • Pada hewan ruminansia sisa makanan dibuang melalui rektum dan anus.

Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia

Sistem pencernaan yang dimiliki terbilang unik karena terdapat dua lambung di dalam perut hewan meski secara harfiah tidak diartikan demikian, proses pencernaan makanan pada hewan ini terbilang lebih lama dan sedikit rumit karena berbeda. Terlebih masih bergantung pada struktur gigi pada hewan, fungsinya sebagai pengunyah makanan yang dikonsumsi.

Pengertian dari lambung ganda adalah berupa empat ruang bagian lambung yang terbagi menjadi dua di antaranya rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab) dan abomasum (perut masam). Hewan jenis ini juga memiliki struktur gigi berbeda, yakni geraham dengan ukuran besar untuk mengunyah makanan yang sulit ditelan.

Di dalam perut hewan ruminansia juga terdapat bakteri selulotik, bakteri yang mampu menghasilkan vitamin B, asam amino dan gas metan yang fungsinya mampu dijadikan sebagai pembuatan biogas. Biogas ini biasanya dijadikan sebagai sumber energi alternatif, secara umum proses pencernaan hewan ruminansia dimulai dari makanan yang dikunyah lalu ditelan menuju kerongkongan.

Setelah itu makanan yang sudah ditelan lebih dulu akan masuk ke dalam perut pertama atau disebut dengan rumen, di dalam rumen muncul pencernaan protein. Kemudian diteruskan ke bagian perut kedua, disebut dengan reticulum. Dalam tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan kasar atau disebut dengan bolus, proses pencernaan pada hewan ruminansia sapi.

Saat bersantai, hewan ruminansia akan memuntahkan kembali bolus ke mulut untuk kemudian dikunyah kembali kedua kalinya. Setelah itu makanan yang ditelan masuk ke dalam perut ketiga atau yang disebut dengan omasum, di sini akan terjadi produksi enzim dengan campuran bolus. Setelahnya makanan akan hancur dan selulosa juga ikut hancur.

Sistem pencernaan hewani jenis ini terbilang kompleks jika diketahui alurnya, sebelum masuk ke usus halus dan usus besar hingga berakhir di anus.. Jika tak dipahami dengan benar, maka tidak akan mengetahui perbedaan antara hewan herbivora ruminansia dan yang tidak masuk dalam kategori pemamah makanan sebanyak dua kali ini.

Dibantu oleh apakah proses pencernaan di dalam perut hewan ruminansia?

Anatomi Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia Sapi dan Fungsinya

Mulut hewan ini terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah (saliva) berupa dengan berbagai komponen organik dan anorganik. Saliva memiliki fungsi yang banyak, salah satunya dalam membantu menelan makanan, kemudian proses menyuplai nutrien mikroba. Makanan yang masuk ke dalam mulut, dihancurkan gigi dengan saliva dan tiga pasangan glandula.

  • Glandula Parotis, berada di depan telinga.
  • Glandula Submandibularis, di rahang bawah.
  • Glandula Sublingualis, di bawah lidah.

Saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung, ujung kerongkongan terdapat area yang disebut dengan nama faring. Selain itu ada pula epiglotis berupa klep yang fungsinya mengatur makanan tidak masuk ke dalam trakea atau tenggorokan. Fungsi utama esofagus untuk menyalurkan makanan ke lambung lewat gerakan peristaltik.

Keunikan dari sistem pencernaan hewan ruminansia adalah sebenarnya ada pada lambung yang memiliki empat bilik berbeda. Pada sapi misalnya, lambung berfungsi sebagai perut besar untuk tempat makanan diletakkan setelah dikunyah. Empat bilik lambung berbeda ini masing-masing dinamai, rumen, retikulum, omasum dan abomasum.

Usus halus hewan ruminansia terdapat tiga bagian, di antaranya duodenum, jedunum dan ileum, biasanya panjang usus halus mencapai 20-30 kali dari panjang tubuh hewan ruminansia itu sendiri. Duodenum menghasilkan cairan alkali yang fungsinya untuk pelumas dan pelindung dindin duodenum dari asam hidroklorat yang masuk dari lambung abomasum.

Usus besar yang dimiliki sapi terdapat dua bagian, disebut dengan cecum dan colon, ceum berbentuk kantong yang bercabang dari usus besar dan letaknya ke belakang. Colon berbentuk gulungan seperti obat nyamuk dan letaknya ke ke atas, datar dan turun. Usus besar merupakan tempat dari penyerapan air dan sisa nutrisi dari makanan.

Lubang untuk feses keluar dari tubuh sapi dinamakan dengan rektum, sebelum dibuang feses lebih dulu ditampung pada bagian rektum. Jika feses sudah siap keluar, maka otot spinkter akan mengatur pembukaan serta penutupan pada anus, otot ini juga memiliki dua otot lain yang dinamakan dengan otot polos dan otot lurik.

Fakta Unik dari Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia

Dibantu oleh apakah proses pencernaan di dalam perut hewan ruminansia?

Mengapa demikian, karena mikroorganisme dalam rumen memiliki peran vital dalam proses fermentasi dan pemecah serat makanan menjadi nutrisi. Mikroorganisme juga membuat empat bagian lambung sapi lebih efisien dalam bekerja, meskipun hal ini tak jarang menimbulkan masalah yang bisa mengancam kesehatan sapi.

Sendawa sapi mengeluarkan gas hasil fermentasi dari makanan, terutama saat harus mengunyah makanan untuk kedua kalinya. Gas yang muncul dari proses fermentasi memiliki kandungan nutrisi, amoniak dan asam lemak yang mudah menguap. Nutrisi yang terkandung dalam gas sendawa ini sebagian besar akan diserap paru-paru.

Jumlah saliva yang dimiliki sapi sangat banyak, bukan tanpa alasan karena sapi menelan makanan tanpa terlalu lama mengunyahnya lebih dulu. Air liur ini berguna untuk membasahi makanan dan agar mudah masuk ke dalam kerongkongan. Sapi memang membutuhkan banyak air liur guna mengatur pH yang terdapat di dalam rumen.

Meski memiliki gigi berukuran besar, namun gigi ini tidak berfungsi untuk memotong makanan dengan cara menggigit. Sapi tak memiliki gigi atas dan bagian tengah rahang yang hanya berupa bantalan gigi meskipun bisa mengayun dan menarik tanaman. Untuk memotong rumput, sapi perlu mengapit antara bantalan gigi atas dan gigi bawah lalu menariknya.

Bahkan sapi membutuhkan waktu selama 5-6 jam hanya untuk mengonsumsi makanan, belum ditambah dengan proses memamah sampai 8-10 jam per hari. Sapi mengandalkan gigi geraham yang kuat dengan banyak gerakan, bahkan bisa mencapai 400.000 gerakan per harinya setiap makan.

Rumput menjadi makanan utama sapi, tinggi serat namun rendah nutrisi dan untuk sekali buang kotoran bisa dilakukan sapi sekitar 10-12 kali dalam sehari. Kondisi ini bisa membuat sapi mengeluarkan kotoran sebanyak 22,7 kg per hari, tentu bukan jumlah yang sedikit dan bisa menyulitkan para peternaknya.

Demikian penjelasan mengenai hewan ruminansia, mulai dari pengertian, ciri-ciri hingga fakta menarik dari salah satu jenis hewan ini. Para siswa Sampoerna Academy diajak untuk memahami ilmu pengetahuan SAINS secara lebih dalam, tak hanya lewat teori di dalam kela. Sampoerna Academy mengajak para siswa mempraktekkan langsung ilmu yang didapat.

Sampoerna Academy menerapkan kurikulum internasional, diterapkan pada siswa mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Para siswa lulusan Sampoerna Academy juga memiliki kesempatan bersaing di level internasional. Membuktikan kualitas diri dengan para pesaing dari seluruh dunia dalam dunia kerja.

Referensi
Bobogrid.id – Hewan Ruminansia adalah