Dalam pembuatan nata de coco terdapat proses proses berikut kecuali

You're Reading a Free Preview
Page 3 is not shown in this preview.

Pertanianku — Minuman menyegarkan selalu dicari ketika cuaca sedang terik. Salah satu campuran yang biasanya ada pada minuman menyegarkan ialah nata de coco. Nata de coco awalnya dibuat di Filipina, nata de coco berasal dari bahasa Spanyol berarti krim kelapa.

Dalam pembuatan nata de coco terdapat proses proses berikut kecuali
Foto: Shutterstock

Nata de coco merupakan sejenis jeli yang terbuat dari air kelapa. Biasanya nata de coco, buat campuran es buah, es campuran, apalagi saat bulan puasa nata de coco merupakan campuran minuman saat buka puasa.

Proses pembuatan nata de coco menggunakan bahan baku air kelapa yang difermentasi dengan sejenis bakteri. Proses tersebut dibantu sejenis bakteri bernama Acetobacter xylinum. Air kelapa akan diubah menjadi semacam gel atau jeli yang terapung di atas cairan dalam proses fermentasi. Nata de coco memiliki tekstur yang kenyal dan berwarna putih.

Berikut ini cara membuat nata de coco.

Bahan pembuatan nata de coco:

  • Air kelapa 2 ½ liter
  • Gula pasir 200 gram
  • Pupuk ZA (urea) ½ sendok makan
  • Asam cuka glacial (CH3COOH ) ½ sendok makan
  • Bibit/starter bakteri Acetobacter xylium 200 ml (bisa diperoleh di laboratorium pertanian)
  • Wadah fermentasi
  • Panci untuk memasak

Proses pembuatan nata de coco:

  1. Pastikan air kelapa benar-benar bersih dari serat-serat kelapa.
  2. Rebus semua bahan kecuali bibit bakteri dan asam dalam panci.
  3. Saring dan dinginkan dalam suhu 25—30 derajat Celcius.
  4. Tambahkan bakteri Acetobacter xylium dan asam cuka, aduk rata.
  5. Tuang campuran ini dalam baskom atau loyang plastik hingga ketinggian air 2 cm
  6. Tutup atasnya dengan kain kasa atau kertas.
  7. Inkubasikan/fermentasikan selama kurang lebih 1 minggu dalam suhu ruang dan di tempat yang gelap.
  8. Setelah terbentuk lapisan nata, angkat lapisan yang menyerupai agar-agar ini.
  9. Potong-potong dan rendam dalam air bersih hingga rasa asamnya hilang.
  10. Agar lebih tahan lama, rebus nata selama 5—10 menit. Rendam dalam larutan sirup gula atau sirup buah aneka rasa, merendam nata yang telah direbus ke dalam larutan gula dengan persentase 40 persen selama 30 menit sampai 45 menit.

Baca Juga:  Resep Puding Ubi Jalar

  • TAGS
  • makanan
  • nata de coco
  • olahan kelapa
  • produk olahan

Nata de coco adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal. Makanan ini dihasilkan dari fermentasi air kelapa, dan mulanya dibuat di Filipina.

Dalam pembuatan nata de coco terdapat proses proses berikut kecuali
Nata de coco
Dalam pembuatan nata de coco terdapat proses proses berikut kecuali
AsalNegara asalFilipina
Dalam pembuatan nata de coco terdapat proses proses berikut kecuali
RincianJenisconfection (en)
Dalam pembuatan nata de coco terdapat proses proses berikut kecuali
Dalam pembuatan nata de coco terdapat proses proses berikut kecuali
Bahan utamaAir kelapa
Dalam pembuatan nata de coco terdapat proses proses berikut kecuali

"Nata de coco" dalam bahasa Spanyol berarti "krim kelapa". Krim yang dimaksudkan adalah santan kelapa. Penamaan nata de coco dalam bahasa Spanyol karena Filipina pernah menjadi koloni Spanyol.

Bibit nata adalah bakteri Acetobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya tampak padat berwarna putih hingga transparan, yang disebut sebagai nata.

Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5, tetapi akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu 28°– 31 °C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen.

Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, tetapi untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.

  • (Inggris) Food Market Exchange: Nata de coco Product Information
  • (Inggris) Case Study on Nata de coco Boom in the Philippines
  • (Inggris) Bacteria may allow recreation of bones
 

Artikel bertopik makanan ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nata_de_coco&oldid=21356859"

Nata de Coco : Proses Pembuatan, manfaat dan Titik Kritis Kehalalannya

Istilah nata de coco

Istilah “nata” berasal dari bahasa Spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata merupakan satu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lama akan semakin tebal (Saputra, 2009). Jenis makanan ini mirip dengan kolang-kaling, bisanya nata de coco digunakan sebagai makanan penutup. Makanan ini juga dapat digunakan sebagai manisan, pengisi es krim, yogurt, jelly, dan agar-agar. Biasanya berwarna putih hingga bening, karena terbuat dari fermentasi air kelapa. Pada mulanya dibuat di Filipina yang merupakan bangsa koloni Spanyol. (HalalMUI)

Nata de Coco produk selulosa mikrobial murni

Menurut Guru Besar IPB bidang Agroindustri dan Bioindustri, Prof. Dr. Ir. Khaswar Syamsu, M.Sc., nata de coco merupakan produk selulosa mikrobial murni. Sebagaimana produk mikrobial lainnnya, bahan utama sebagai sumber nutrisi bagi mikroba untuk membentuk produk mikrobial adalah sumber karbon dan sumber nitrogen. Bahan lainnya dalam jumlah kecil adalah vitamin dan mineral yang biasa disebut unsur kelumit (trace elements) untuk memaksimalkan pertumbuhan sel mikroba dan pembentukan produk yang diinginkan. Mikroorganisme yang bertanggung jawab untuk mengkonversi nutrisi tersebut menjadi selulosa mikrobial adalah bakteri Acetobacter xylinum yang dimasukkan ke dalam media produksi berupa starter nata.

Proses pembuatan nata de coco

Pada proses pembuatan nata de coco, sumber karbon berasal dari air kelapa ditambah dengan gula pasir untuk meningkatkan konsentrasi sumber karbonnya. Selain sebagai sumber karbon, air kelapa juga menyuplai unsur kelumit yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Sedangkan sebagai sumber nitrogen biasanya berasal dari urea atau ammonium sulfat.

Selain itu juga ditambahkan asam asetat untuk mengatur keasaman media sehingga pH media berkisar pada pH optimum pada selang pH 3-5 agar pertumbuhan mikroba dan produksi nata de coco maksimal. Bahan bahan nutrisi tersebut dikonsumsi oleh bakteri Acetobacter xylinum untuk pertumbuhan dan menghasilkan produk berupa selulosa mikrobial, sebagaimana halnya tanaman menyerap pupuk urea atau pupuk ZA.

Apabila sumber karbon dan nitrogen disuplai sesuai dengan takarannya maka sumber karbon dan nitrogen tersebut akan terserap semua, sehingga produk selulosa mikrobial berupa nata de coco tentu tidak akan lagi mengandung gula sebagai sumber karbon dan urea atau amonium sulfat sebagai sumber nitrogen. Namun, apabila tidak terserap semua atau tidak dikonsumsi sepenuhnya oleh mikroba Acetobacter xylinum tentu akan akan menghasilkan residu berupa sisa sisa substrat, baik berupa sumber karbon maupun sumber nitrogen.

Residu atau sisa sisa substrat ini umumnya akan larut dan hilang pada proses hilir dalam proses produksi nata de coco berupa pembersihan, perebusan, perendaman dan pencucian sehingga produk akhir nata de coco tidak lagi mengandung residu sumber karbon dan nitrogen yang digunakan.

Pihak pabrik yang umumnya berupa usaha kecil menengah, secara sederhana memverifikasi melalui pengegecekan sisa asam asetat atau asam cuka. Bila nata de coco masih berasa atau berbau asam maka berarti proses pencuciannya belum sempurna menghilangkan sisa sisa substrat atau media pertumbuhan. (HalalMUI)

Keamanan nata de coco

Jika dilihat dari unsur kemanan pangan (ke-thayyiban-nya), nata de coco sangat aman untuk dikonsumsi, karena murni berasal dari selulosa mikrobial. Produk nata de coco yang keluar dari pabrik dan dijual adalah produk selulosa mikrobial murni tanpa membawa substrat atau media yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri dan pembentukan produk. Untuk dikonsumsi, selulosa mikrobial murni yang sudah bersih ini dipotong potong, dan kemudian belakangan baru ditambahkan sirup dan bahan additif lainnya seperti perisa (flavor).

Adapun urea atau amonium sulfat sebagai sumber nitrogen yang dikhawatirkan akan mengkontaminasi produk nata de coco, pada umumnya akan dikonsumsi habis oleh mikroba untuk pertumbuhannya sebagai mana tanaman mengkonsumsi urea atau amonium sulfat (pupuk ZA) sebagai pupuk. Residu gula, urea atau amonium sulfat, dan asam cuka, kalaupun masih ada tersisa, biasanya akan larut dan tercuci dalam poses hilir produksi nata de coco. Hal ini bisa dicek dengan mudah melalui pengujian laboratorium untuk mengetahui kandungan urea atau ammonium sulfat yang masih tersisa pada produk nata de coco.

Kandungan logam berat pada nata de coco

Bagaimana halnya dengan logam berat yang diisukan ada pada nata de coco?. Secara teoritis, tidak ada sumber logam berat dalam proses produksi nata de coco. Hal ini pun dapat dengan mudah dicek di laboratorium untuk memastikan kandungan logam berat yang ada dalam nata de coco murni. Kalaupun ada ditemukan logam berat dalam nata de coco, maka kemungkinan hal tersebut berasal dari tercemarnya bahan bahan atau peralatan pembuatan nata de coco oleh logam berat, yang dapat berasal dari sumber air, sumber nitrogen, atau peralatan logam yang digunakan. (HalalMUI)

Titik Kritis Kehalalannya

Adapun jika dilihat dari segi kehalalannya, Kepala Bidang Auditing Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM MUI), Dr. Ir. Mulyorini R. Hilwan, M.Si, mengatakan bahwa dalam pembuatannya, nata de coco perlu diperhatikan sumber-sumber bahan karbon dan nitrogennya, yaitu gula dan urea.

1. Gula pasir
Gula, titik kritis haramnya adalah pada bahan-bahan penolong proses pembuatan gula. Yaitu jika digunakan enzim pada gula rafinasi yang dibuat dari raw sugar. Enzim bisa bersumber dari nabati, hewani atau mikrobial.

Perlu dicermati jika enzim dari hewani, apa sumber hewannya dan cara penyembelihannya. Sedangkan untuk enzim mikrobial, maka harus dipastikan media dan bahan penolong proses tidak berasal dari bahan haram dan najis.

Jika digunakan pemucat gula karbon aktif, maka harus dipastikan sumber bahan karbon aktifnya. Bahan karbon aktif disebut halal jika berasal dari batubara atau nabati misalnya kayu. Sedangkan jika karbon aktif dari tulang, maka harus dipastikan terlebih dahulu sumber tulangnya hewan apa dan cara penyembelihannya.

Pada pembuatan gula juga, kadang digunakan bahan penolong resin penukar ion. Untuk memastikannya, maka resin tidak menggunakan gelatin dari hewan haram sebagai dispersant agent.

2. Urea
Urea digunakan sebagai sumber nitrogen, berasal dari kimia, sehingga tidak kritis. Namun, pada proses hilir produk nata de coco, harus dipastikan produk nata benar-benar bersih sebelum diproses lebih lanjut untuk dikonsumsi.

3. Asam asetat glasial
Digunakan untuk membuat kondisi pH asam sehingga sama dengan acetobacter xylium. Rasa asam akan melekat pada produk, sehingga pencucian diperlukan untuk produk nata. Dengan membersihkan sisa-sisa asam asetat yang menempel akan membuat aroma nata menjadi normal. (HalalMUI)

Nata de Coco Baik untuk Kesehatan

Nata de coco merupakan makanan kesehatan yang kaya serat, tetapi rendah kalori. Nata de coco mengandung air sekitar 98%, lemak 0,2%, kalsium 0,012%, fosfor 0,002%, dan vitamin B3 0,0017% (Nurheni et al., 1990). Produk ini memiliki kadar serat tinggi, meliputi selulosa, hemiselulosa, lignin, dan serat larut air.

Manfaat Nata de Coco

  1. Menurunkan kolesterol.
  2. Menurunkan glukosa darah pada penderita diabetes.
  3. Mencegah konstipasi.
  4. Mengendalikan berat badan (mencegah obesitas).
  5. Mencegah kanker kolon.
  6. Bermanfaat pada mikroflora di usus besar.

Efek Negatif Nata de Coco

Selain beragam manfaatnya, Nata de coco ternyata juga bias memberikan efek negatif bagi pengonsumsi apabila dicampur dengan sirup gula atau pemanis secara berlebih. Salah satunya adalah meningkatkan risiko diabetes. Merendam nata de coco lebih dahulu sebelum dikonsumsi dapat mengurangi kandungan gula di dalamnya.

Nah, setelah mengenal nata de coco, bagaimana pendapat Anda? Amankah atau beresiko?

Kita berharap agar para produsen nata de coco mau memperhatikan aspek halal selama proses pengolahannya. Dan tentunya akan lebih baik lagi bila produknya disertifikasi halal.

Sumber : HalalMUI