Contoh rumah sebagai tempat bersemainya iman yang terdapat dalam 2 Timotius 1 :5 adalah keluarga

3. Apakah dalam keluargamu ada perubahan peran laki-laki dan perempuan yang diakibatkan oleh modernisasi, kalau ada seperti apa bentuknya? Kalau tidak ada berikan alasannya! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 4. Bagaimana keluargamu mengarahkan anggotanya untuk dapat terhindar dari dampak negatif modernisasi? Selanjutnya lebih mengarahkan keluarga sebagai “berkat bagi lingkungan”? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 4. Keluarga sebagai “Bejana Tanah Liat” di Tengah Dampak Modernisasi Berdasarkan pemahaman yang menyatakan Sumber: Dokumen Kemdikbud bahwa modernisasi adalah sebuah proses dengan Gambar 9.3 Iman Kristen yang aspek penting, yakni efektivitas, efisien, praktis, teguh merupakan senjata untuk sederhana, menghargai kehidupan, dan menghargai menghadapi dampak negatif waktu. Oleh karena itu, keluarga Kristen perlu modernisasi mengembangkan sikap yang terbuka dan mau menerima masukan dari semua pihak termasuk setiap proses perubahan yang diusung oleh zaman modern. Oleh karena itu agaknya model keluarga sebagai “bejana tanah liat” yang dicetuskan oleh Marjorie Thomson (2000) dapat menjadi rujukan pembelajaran bagi keluarga. Pada dasarnya “keluarga sebagai tanah liat” ini, memiliki esensi bahwa keluarga memiliki sikap dan pemikiran yang tidak kaku, cenderung terbuka, 94 Kelas XI SMA/SMKdan dapat menerima perubahan. Keluarga dapat dan bisa dibentuk ulang oleh Tuhan untuk dapat menerapkan model tersebut. Pada intinya masing-masing anggota keluarga harus menyadari bahwa mereka adalah insan-insan yang tidak sempurna sehingga menyediakan diri untuk dibentuk oleh Allah dalam setiap tantangan. Dengan keterbukaan yang dimiliki tersebut, keluarga diharapkan dapat lebih menyerap semangat-semangat positif yang ingin dicapai oleh zaman modern. Melalui modernisasi keluarga juga dapat memanfaatkannya untuk sarana pengembang iman. Belajar dari Alkitab, kita bisa menemukan contoh dampak modernisasi atau perubahan zaman yang positif maupun negatif bila dikaitkan dengan keluarga. Dampak negatif dapat kita lihat dari kisah kehidupan keluarga Isai yang memengaruhi kehidupan Daud anaknya, dalam 1Samuel 16:1-12. Pada nats tersebut dijelaskan bahwa karena didikan Isai di dalam rumah memengaruhi cara hidup Daud selanjutnya, terutama ketika dia sudah menjadi raja. Berbagai kebijakan, berinisiatif untuk melakukan perang, dan memaksakan keadaan damai lewat ancaman merupakan hal yang kiranya tidak perlu kita teladani. Sedangkan contoh yang positif dapat kita lihat dalam surat Efesus 5:22-33. Teks tersebut merupakan nasehat kepada orang Kristen yang hidup di kota metropolis pusat perdagangan modern di kerajaan Romawi. Di tengah masyarakat modern banyak orang yang bersikap egois, pemikiran pragmatis, mentuhankan modernisasi, kurangnya penghargaan terhadap kemanusiaan dan banyak terjadi penyimp­­ ang­ an dalam keluarga. Dalam konteks seperti ini penulis kitab memberikan saran sederhana mengenai aturan yang pantas dalam membina hubungan sesama anggota“keluarga Kristen”. Meletakkan fondasi kehidupan keluarga kepada Kristus sebagai kepala keluarga (Ef. 5:22, 24). Hubungan yang terjalin dalam keluarga Kristen mencerminkan nilai-nilai keadilan (ayat 28), kesetaraan (ayat 33), serta anjuran agar semua anggota keluarga mempunyai kesadaran dan melakukan fungsi masing-masing sesuai perannya. Nats ini memberikan teladan bagi kita semua mengenai bagaimana menjalankan kehidupan di tengah pengaruh negatif peradaban modern yang makin merusak fungsi-fungsi keluarga Kristen. Contoh keteladanan tersebut dapat diperoleh melalui Tuhan Yesus Kristus. Kegiatan 4 Berbagi Pengalaman Guru akan membimbing kamu untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 95Studi Kasus: Di dalam pertemuan keluarga di meja makan, (bapak, ibu, dan anak) ternyata masing-masing orang sangat sibuk dengan handphone di tangannya. Meskipun kelihatannya berdekatan, namun sesungguhnya mereka “saling berjauhan”. Bagaimana me­ngatasi hal yang sering terjadi ini? Kegiatan 5 Penugasan: Berbagi Pengalaman Tuliskan pengalaman tentang dampak modernisasi bagi keluargamu! Tugas ini diselesaikan di rumah dan bisa ditanyakan pada orang tuamu. C. Penutup Rangkuman  Modernisasi adalah sebuah proses perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, maupun masyarakat. Perubahan itu bersifat holistik sesuai dengan tuntutan zaman modern yang di dalamnya mengungkapkan semangat untuk hidup, bersikap, berpikir secara efektif, efisien, praktis, sederhana, serta menghargai kehidupan dan waktu.  Modernisasi dapat memberikan dampak positif dan negatif: 1. Dampak positif menjadi pribadi yang terbuka pada hal-hal baru, berani menyatakan pendapat, menghargai waktu, memiliki orientasi pada masa depan bukan masa lalu, memiliki perencanaan dan pengorganisasian, memiliki rasa percaya diri, perhitungan, menghargai harkat hidup manusia lain, percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjunjung sikap imbalan harus sama dengan prestasi kerja. 2. Dampak negatif membentuk seseorang untuk memiliki kecenderungan berpikir dan bersikap pragmatis, terlalu menggantungkan diri pada alat-alat modern, serta modernisasi dianggap sebagai Allah. Menghilangkan fungsi- fungsi vital dari keluarga, meningkatnya arus urbanisasi, meningkatnya kesenjangan sosial antara keluarga berkemampuan tinggi dan rendah, meningkatnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan limbah-limbah rumah tangga. Selain itu juga muncul kriminalitas dalam lingkup keluarga, munculnya kenakalan remaja, serta meningkatnya perilaku menyimpang dan tidak kristiani pada remaja dan orang tua. 96 Kelas XI SMA/SMK Dalam menghadapi modernisasi keluarga harus bersikap seperti “bejana tanah liat”yang penuh dengan keterbukaan, bersedia, dan dapat dibentuk oleh Allah. Ayat Emas hari ini Efesus 2:19 1. Lengkapilah bagian yang kosong di bawah ini! Demikianlah kamu bukan lagi _______ dan pendatang, melainkan ________ dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah 2. Secara bergantian dengan teman sebangkumu, hafalkanlah ayat tersebut! 3. Pahami dan refleksikanlah makna ayat tersebut bagi kamu! Bernyanyi KJ 451Bila Yesus di tengah Keluarga Doa (diucapkan secara bersama-sama) Kami Mengucap syukur Tuhan, untuk penyertaan-Mu pada pembelajaran hari ini. Semoga pengetahuan yang kami terima mengenai dampak modernisasi dalam keluarga, dapat menjadi bekal dalam kehidupan selanjutnya. Roh Tuhan, sentuhlah kami, arahkan kami sesuai dengan kehendak-Mu. Dalam proses perubahan yang berlangsung, bimbinglah dan tuntunlah kami semua agar dapat melihat tangan dan penyertaan Tuhan. Amin. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 97Bab Relasi Bermakna Antara Keluarga, Gereja, dan X Sekolahku Bacaan Alkitab: Ulangan 6:7-9, Efesus 4:11-15 A. Pengantar  Berdoa: Diucapkan bersama Untuk keluarga yang Tuhan berikan, aku syukuri Tuhan. Meskipun keluarga tidak sempurna, syukur padamu selalu kupanjatkan. Untuk sekolah tempat belajar bersama Syukur pada-Mu mohon diterima Allahku dan Tuhanku, mohon selalu kusadari Keluarga dan sekolahku adalah karunia ilahi yang Tuhan beri. Amin.  Bernyanyi Nyanyikan lagu yang kamu sukai sebagai ucapan syukur karena keluarga atau sekolah yang merupakan berkat Tuhan bagi kamu. Pada bahan Bab II telah membahas mengenai keluarga sebagai pusat pem­ bentukan. Pelajaran kali ini akan membahas mengenai sekolah sebagai lembaga yang mendukung pembentukan dan pertumbuhan anak secara utuh. B. Uraian Materi Kegiatan 1 Curah Pendapat Kemukakan menurut pendapat kamu, bagaimana seharusnya pendidikan yang baik bagi anak dan remaja di rumah dan sekolah? Apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga maupun sekolahmu dalam dunia pendidikan? Bagaimana tanggapan kamu tentang pendidikan pada masa sekarang ini? Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 991. Anak dan Pendidikan Alkitab memberi kesaksian bahwa tugas orang tua untuk mendidik anak-anak sejak kecil sehingga tumbuh menjadi pribadi yang kuat baik secara intelektual maupun kepribadian, terlebih dalam nilai ketaatan terhadap Tuhan. Anak-anak juga membutuhkan sekolah untuk mengembangkan dan mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam diri anak-anak, yang mendukung proses pembentukan dan pertumbuhan anak dalam segala aspek kehidupan. Tahukah kamu bahwa kamu masing-masing sebagai pribadi merupakan ciptaan Allah yang istimewa? Kamu merupakan anugerah sekaligus titipan dari Tuhan yang memiliki potensi yang luar biasa, sehingga kamu sebagai remaja memerlukan didikan untuk mengembangkan potensi dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keutuhan. Potensi-potensi itu terdiri dari potensi kognitif (intelektual), afektif (moral), spiritual, dan psikomotorik (keterampilan). 2. Tri Pusat Pendidikan Kegiatan 2 Diskusi dalam Kelompok Kecil Buatlah kelompok kecil, 2-3 siswa dalam satu kelompok. Diskusikan pertanyaan panduan ini : 1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu? Mengapa? 2. Menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga, gereja, dan sekolah dapat memaksimalkan pendidikan Kristen bagi kamu? 3. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menolong keluarga, gereja dan sekolah supaya lembaga itu dapat melakukan relasi yang bermakna dan saling mendukung? 4. Tahukan kamu bahwa seluruh pendidikan manusia dapat berlangsung dalam tri pusat pendidikan? Apa sajakah itu? a. Pendidikan dalam konteks keluarga Dalam konteks ini kamu berinteraksi dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain, sehingga memperoleh pendidikan informal terutama melalui proses sosialisasi dan edukasi berupa pembiasaan atau habit formations. 100 Kelas XI SMA/SMKb. Pendidikan dalam konteks gereja Di sini kamu berinteraksi dengan seluruh anggota gereja yang berbeda secara umur, tingkat sosial, maupun budaya. Kamu memperoleh pendidikan nonformal atau pendidikan di luar sekolah yang berupa berbagai pengalaman hidup. Agar gereja dapat melakukan eksistensinya, maka seharusnya generasi muda (anak, remaja, dan pemuda) perlu mendapat warisan atau penerusan baik nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan bentuk kelakuan lainnya sesuai dengan dasar-dasar kristiani. Oleh karena itu, kamu perlu terlibat dan menjadi aktifis gereja agar dapat mengembangkan kepribadian kamu dengan sehat secara kristiani. c. Pendidikan dalam konteks sekolah Dalam konteks sekolah, kamu memperoleh pendidikan for­ mal. Artinya terprogram dan ter­jabarkan dengan tetap yang berupa pengetahuan, nilai- nilai, keterampilan, maupun sikap terhadap mata pelajaran. Disini kamu dapat berinteraksi dengan ling­kungan yang lebih luas bers­ ama teman sebayanya. Sumber: wikipedia.org Aspek-aspek penting yang Gambar 10.1 Sekolahku adalah tempatku menimba ilmu, memengaruhi perkembangan sekaligus belajar mengasihi Tuhan dan sesama kamu di sekolah dapat berupa bahan-bahan pengajaran, teman dan sahabat peserta didik, guru, serta para pegawai. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pembelajaran peserta didik di bawah pengawasan guru. Sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban anak bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik di dalam kehidupannya harus tetap berakar dan berpusat pada pribadi Tuhan Yesus, yang digerakkan oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus di dalam PAK dikenal sebagai Tuhan, Juru Selamat, dan Guru Agung yang tidak hanya memperkenalkan siapa Allah yang sesungguhnya, tetapi juga memberikan teladan kehidupan bagi para murid-murid-Nya, termasuk kita pada saat ini. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 1013. Relasi antara Sekolah dan Keluarga Sekolah merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak dan remaja, sebab pihak primer tetap berada di tangan orang tua, terutama ayah dan ibu yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. Pendidikan anak merupakan tantangan yang berat bagi orang tua, namun hal tersebut merupakan tugas mulia karena orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Kehadiran sekolah membantu meringankan tantangan tersebut. Sekolah hadir sebagai mitra yang berkolaborasi dengan orang tua dalam mendidik generasi berikutnya sebagai penerus pelaksana misi Tuhan secara turun-temurun. Sebagai pihak penopang, sekolah perlu menjalin komunikasi dengan keluarga. Sebaliknya, keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi kelangsungan dan pekerjaan Tuhan melalui sekolah. Keluarga dipanggil untuk memberi waktu lebih banyak berdiskusi, baik dengan guru di sekolah maupun dengan anak mereka yang mengikuti pendidikan. Sekolah dan orang tua juga perlu terbuka dan mengusahakan agar lebih mengenal satu sama lain, sehingga dapat memahami dalam segi apa dorongan atau motivasi dapat diberikan dalam perkembangan anak secara utuh. Pendidikan di sekolah tidak akan optimal jika tidak ada dukungan dari orang tua secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak. Surat Paulus dalam Efesus 4:11-15 memberikan kesaksian tentang karunia yang diberikan Tuhan berbeda satu terhadap yang lain. Meskipun demikian, perbedaan karunia dalam jabatan ini memiliki tujuan mulia yaitu untuk melengkapi umat Allah dalam pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus (gereja), sampai semua umat Allah mencapai kedewasaan yang penuh dalam iman dan takut akan Allah. Kamu adalah umat Allah yang diperlengkapi oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah agar kamu bertumbuh secara utuh dalam segala aspek kehidupan. Gereja sebagai persekutuan orang percaya, mendukung kamu dalam aspek spiritual. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 10.2 Diagram keluarga, gereja, dan sekolah 102 Kelas XI SMA/SMKDengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam konteks negara dan berbangsa pendidikan memegang peranan penting, termasuk pendidikan agama Kristen. Hal itu bertujuan untuk mengembangkan cita-cita pendidikan nasional, yakni terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong. Meskipun demikian, dalam memainkan perannya selaku pribadi maupun komunitas Kristen, kita harus tetap melihat identitas kita dari segi iman Kristen. Dalam pembelajaran PAK kita harus tetap berdiri di atas keyakinan iman bahwa Allah adalah sumber pengetahuan, hikmat, realitas, dan nilai kehidupan. Panggilan kita pada saat ini adalah bagaimana mewujudkan keyakinan kita dalam mengemban tugas kita masing-masing. Dengan demikian, kita juga dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya di Indonesia. Pendidikan dalam konteks keluarga, sekolah, dan gereja seharusnya dapat memimpin peserta didik (remaja) untuk mengenal dan memuliakan Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Kegiatan 3 Identifikasi Sebutkan persamaan dan perbedaan antara pendidikan di sekolah dan pendidikan dalam keluarga!  Persamaan Pendidikan di Sekolah Pendidikan dalam Keluarga 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 103 Perbedaan Pendidikan dalam Keluarga Pendidikan di Sekolah 1. 2. 1. 3. 2. 4. 3. 5. 4. 5. 4. Masalah Sosial dalam Kehidupan Remaja Pernahkan kamu bersyukur kepada Tuhan karena kamu dapat bersekolah? Pernahkah kamu bersyukur karena kamu tidak terjerumus dalam dunia narkoba, seks bebas, maupun tindakan kriminal remaja? Lihatlah di sekeliling kamu, banyak masalah remaja yang terjadi. Misalnya, meningkatnya tawuran antarsekolah, kenakal­ an remaja, kriminalitas remaja, Sumber: Dokumen Kemdikbud hamil di luar nikah dan per­ Gambar 10.3 Dari keluarga yang kuat biasanya lahir nikahan dini, pemakaian obat pribadi Kristiani yang kuat. terlarang, serta masih banyak lagi. Meskipun demikian sesungguhnya banyak kesempatan yang dapat dilakukan remaja untuk mengembangkan nilai-nilai kristiani yang bertujuan untuk pengembangan diri, untuk sekolah dan untuk gerejanya. Berkaitan dengan masalah tersebut, rupanya perlu ada kerja sama untuk mencapai tujuan bersama antara keluarga, sekolah, dan gereja untuk mengembangkan nilai-nilai kristiani yang dampaknya dapat secara langsung dirasakan oleh lingkungan. Misalnya, menciptakan lingkungan yang lebih adil, lebih manusiawi, dan mengembangkan kesetaraan dalam perspektif kristiani. 104 Kelas XI SMA/SMKKegiatan 4 Diskusi Kelompok Diskusikanlah dengan kelompok kamu untuk mengidentifikasi hal yang perlu dikembangkan dan hal yang perlu dihindari oleh remaja Kristen! Remaja Kristen Hal yang perlu dikembangkan Hal yang perlu dihindari 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. 9. 9. 10. 10 Kegiatan 5 Menilai Diri Sendiri Nilailah diri kamu sendiri dalam menghayati peran kamu di sekolah maupun di gereja dengan rasa syukur dan bertanggung jawab! Berilah tanda √ pada kolom yang tersedia! Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 105Refleksi diri tentang disiplin dan tanggung jawab. Tindakan No. Kewajiban Saya Tidak Jarang Sering Selalu pernah 1. Datang ke sekolah tepat waktu 2. Mengikuti ibadah remaja di gereja 3. Mengerjakan pekerjaan rumah (PR) 4. Menghormati guru sebagai wakil orang tua 5. Membangkang terhadap nasihat pengajar di gereja 6. Menjaga kebersihan kelas sebagai perwujudan iman 7. Membuat kegaduhan dalam kelas dan gereja 8. Menyontek 9. Bergaul tanpa mendiskriminasi teman 10. Membantu teman yang membutuhkan pertolongan Kegiatan 6 Penelitian (Metode Proyek) dan Role Play Lakukanlah penelitian sederhana dengan teman kelompokmu yang terdiri dari 4–5 orang selama dua (2) minggu. Masing-masing kelompok mempunyai tugas untuk melakukan penelitian terhadap satu masalah sosial yang berkaitan dengan kehidupan remaja. Misalnya tawuran antarsekolah, hamil di luar nikah atau pernikahan dini, penggunaan narkoba dan obat terlarang, penggunaan miras, serta kriminalitas remaja. 106 Kelas XI SMA/SMKBuatlah laporan dengan sistematika berikut. 1. Deskripsi masalah 2. Pengumpulan data (data pribadi) 3. Analisis (bisa memakai analisis personal, sosial, mental/psikis, agama, dan lain- lain) 4. Tindak lanjut (teori dan praktik) 5. Kesimpulan Presentasikan hasil penelitian kelompok kamu, bisa dalam bentuk tertulis atau role play! C. Penutup Rangkuman 1. Sekolah merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak, sebab pihak primer tetap berada di tangan orang tua yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. 2. Sekolah hadir sebagai mitra yang berkolaborasi dengan orang tua dalam mendidik generasi berikutnya sebagai penerus pelaksana misi Tuhan secara turun-temurun. 3. Komunikasi antara sekolah dan keluarga perlu terjalin. Keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi kelangsungan dan pekerjaan Tuhan melalui sekolah, karena pendidikan di sekolah tidak akan optimal jika tidak ada dukungan dari orang tua secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak. Ayat Emas Lengkapilah ayat di bawah ini. Selanjutnya, bagikan maknanya bersama teman- teman di dalam kelas! Amsal 22:6 “_______________ orang muda menurut _______________ yang patut baginya, maka pada masa _______________ pun ia tidak akan _______________ dari pada _______________ itu.” Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 107Bernyanyi NKB 133 ayat 1 Berdoa Doa dipimpin oleh guru atau peserta didik untuk mendoakan agar peserta didik dapat terus bertumbuh sebagai keluarga Allah. 108 Kelas XI SMA/SMKBab Home Sweet Home XI Bahan Alkitab: Kejadian 30:1-24; 2 Timotius 1:5 A. Pengantar  Berdoa Tuhan Yesus, Allah kami yang hidup. Penjaga kehidupan dan keluarga kami. Kami menyerahkan segenap kehidupan kami. Kami mengundang Engkau masuk ke rumah kami. Agar kami menjadi berkat bagi sesama terutama keluarga. Puji syukur dan hormat untuk Allah pencipta semesta. Amin.  Bernyanyi PKJ 165 Janji yang Manis Janji yang manis: Kau tak kulupakan, tak terombang-ambing lagi jiwaku. Walau lembah hidupku penuh awan, nanti ‘kan cerahlah langit di atasku. Reff: Kau tidak ‘kan Aku lupakan, Aku memimpinmu, Aku membimbingmu; Kau tidak ‘kan Aku lupakan, Aku Penolongmu, yakinlah teguh. B. Uraian Materi 1. Keluarga Ideal Tentu kita masing-masing mendambakan memiliki rumah yang nyaman bukan? Rumah bukan sekedar tempat untuk bernaung dari hujan dan panas terik. Namun umumnya sebagian orang yang terlalu sibuk, secara tidak langsung dapat Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 109membentuk rumah menjadi warung makan saja atau seperti penginapan saja. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan aktivitasnya, kebersamaan dengan keluarga malah terbengkalai. Akhirnya setiap penghuni rumah menjadi sibuk dengan kebutuhannya sendiri tanpa ada kedekatan antara orang tua dengan anak dan juga antara kakak-adik. Rumah seharusnya menjadi tempat yang paling indah bagi penghuninya “Home Sweet Home”. Akibatnya dimana saja dan kapan saja rumah selalu dirindukan dan selalu diingat. Sesungguhnya para remaja memandang rumah sebagai tempat yang penuh dengan kenangan sejak kanak-kanak, kenangan tentang suka maupun duka. Rumah yang sederhana, nyaman, tenang, penuh kasih sayang dan damai adalah tempat tingal yang ideal. Sebagai contoh gambaran paling ideal bagi keluarga Kristen adalah Keluarga Kudus dari Maria dan Yusuf di Sumber: pixabay.com Gambar 11.1 Makan Bersama dalam keluarga Nazaret. Maria, Yusuf, dan Tuhan Yesus selalu merayakan hari- hari besar di bait Allah (Misalnya hari raya Pondok Daun). Dalam (Luk. 2:41-52) dijelaskan bahwa Tuhan Yesus pada masa remaja taat pada orang tua duniawinya dan menikmati hidup bersama keluarga. Dia berkembang secara sehat dan utuh. Dia dikasihi oleh Allah dan sesama. Keluarga tersebut merupakan teladan bagi setiap pasangan kristiani dalam membina keluarga. Dalam kehidupan sehari-hari, hendaknya masing-masing keluarga Kristen dapat menghadirkan Kristus dalam kehidupannya. Dengan demikian, keluarga Kristen dapat berkembang menuju kesempurnaan seperti yang dikehendaki Tuhan. 2. Rumah Sebagai Tempat yang Nyaman Di samping kebutuhan materi dan spiritual, tentu saja kita juga membutuhkan suasana rumah yang nyaman, menyenangkan, dan hangat. Ini semua bukanlah hanya pekerjaan seorang ibu namun, menjadi tanggungjawab semua anggota keluarga baik laki-laki maupun perempuan. Saat ini telah terjadi perubahan sosial yang pesat. Banyak perempuan dan ibu yang memiliki peran ganda, yakni mengurusi masalah rumah tangga (domestik) maupun bekerja untuk mencari nafkah di luar rumah (ruang publik). Kalau perempuan sudah melakukan terobosan ke dunia publik maka sudah saatnya para anak laki-laki dan suami juga harus mampu melakukan tugas-tugas di bidang domestik. Dengan demikian akan dicapai keseimbangan, tidak ada yang mempunyai “beban ganda”, tidak ada lagi 110 Kelas XI SMA/SMKpekerjaan yang diberi label “pekerjaan laki-laki dan pekerjaan perempuan. Kita semua perlu berubah, karena adanya perkembangan pesat di bidang sosial dan budaya. Masing-masing orang dalam keluarga dapat menciptakan suasana rumah menjadi suasana yang nyaman dan menyenangkan. Kegiatan 1 Diskusi Kelompok Diskusi: Bagilah kelas dalam kelompok-kelompok kecil Setiap manusia mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang keluarga yang ideal. Mungkin ada yang berpikir bahwa keluarga yang ideal itu apabila memiliki segala perabotan mewah dalam rumah atau sering mengadakan pesta yang mewah, dan sering berlibur ke luar negeri atau ke luar kota. Namun, mungkin ada yang berpendapat bahwa keluarga ideal itu adalah keluarga yang sederhana, memiliki relasi yang intim satu dengan yang lain, dan masing-masing orang dapat saling membantu. Jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini dalam kelompok kecil! 1. Apa makna atau arti keluarga bagi kamu? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Seperti apakah keluarga yang ideal menurut kamu? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Bagaimana peran laki-laki dan perempuan di keluarga kamu? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 4. Apakah dalam keluargamu perempuan (ibu dan saudara perempuan) sudah diperlakukan dengan adil dan tidak menjadi korban? Karena seringkali mereka memiliki tiga peran (sebagai ibu dan istri, sebagai pengelola rumah tangga, sebagai perempuan pencari nafkah). Namun, kedudukannya kurang dihormati dan tidak setara dengan laki-laki? Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 111............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Rumah Tempat Bersemainya Iman Di dalam rumah, prioritas menjadi keluarga yang utuh itu penting. Banyak keluarga para remaja yang saat ini mengalami masalah, dimana orang tua tidak saling mengasihi, banyak timbul kekerasan dalam keluarga, sehingga akhirnya menimbulkan banyak perceraian. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa pendidikan iman mempunyai kedudukan yang penting. Banyak krisis keluarga karena mereka sudah meninggalkan Kristus dan tidak ada lagi cinta dalam keluarga. Tuhan memberikan mandat kepada orang tua untuk mendidik anak, tetapi kadang-kadang orang tua sibuk hanya untuk memenuhi kebutuhan anak secara materi, dan mengabaikan kebutuhan mental dan rohani. Akibatnya anak sering berada di luar rumah untuk menghindari permasalahan keluarga. Seharusnya keluarga merupakan tempat masing-masing orang termasuk anak-anak dapat bertumbuh secara fisik, mental, dan spiritual. Oleh karena itu setiap keluarga perlu menyadari, betapa pentingnya menanamkan iman tentang Allah dan karya-Nya sedini mungkin kepada anak, baik melalui proses pendidikan maupun sosialisasi. Anak-anak dapat bertumbuh imannya berkat pengaruh suasana kristiani yang dialami dan meresapi kehidupan keluarga. Ada doa dan kebaktian harian bersama setiap hari (bisa mencari waktu khusus malam hari atau pagi hari kurang lebih 10 menit). Merayakan secara sederhana keadaan tertentu, misalnya ada yang ulang tahun, lulus ujian, naik kelas, dan saling berbagi dalam suka maupun duka. Anak-anak juga akan bertumbuh kehidupan rohaninya bila orang tua dan masing-masing orang dalam kehidupan sehari-hari memberi tekanan kepada penghayatan iman. Misalnya dengan bersikap adil terhadap asisten rumah tangga, menyatakan pendiriannya terhadap korban penindasan, diskriminasi, penyalahgunaan kekuasaan, dan menunjukkan pengertian terhadap kelemahan manusia tanpa merendahkannya. Kita semuanya sebagai anggota keluarga baik ibu maupun bapak, anak-anak, nenek atau kakek, dan semua yang tinggal di rumah mempunyai tanggung jawab bersama membuat rumah “Home Sweet Home”. Kegiatan 2 Diskusi dalam Kelompok Kecil dan Presentasi Kelompok Bagilah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil (4–5 orang). Masing-masing kelompok membaca dan memahami teks Alkitab dan menjawab beberapa pertanyaan berikut. 112 Kelas XI SMA/SMKKelompok 1 : Kejadian 30:1-24 Teks ini mengisahkan tentang kehidupan keluarga Yakub, yang mengalami banyak sekali ketidakwajaran. Awal cerita, Yakub menyukai Rahel dan ingin menikahinya, tetapi pada waktu pesta pernikahan Laban mertuanya tidak memberikan Rahel untuk menjadi istrinya tetapi Lea kakaknya, Yakub marah akhirnya Laban berjanji akan memberikan Rahel apabila Yakub bekerja lagi padanya selama 7 tahun, dan Yakub menyetujuinya. Singkat cerita (dalam era Perjanjian Lama) Yakub memiliki 2 istri, dalam pernikahan itu mulai timbul masalah, sebab Lea memiliki anak sedangkan Rahel tidak, lalu Rahel dan Lea masing masing memberikan budaknya untuk mendapatkan anak-anak. Namun pada akhirnya Rahel mendapatkan anak dari rahimnya sendiri. Keluarga seperti ini jelas tidak menjadi teladan tapi inilah realita hidup manusia berdosa yang penuh kelemahan dan kekurangan. Pada zaman Perjanjian Lama (PL) memang wajar bila terjadi hal demikian, karena waktu itu tidak ada aturan yang jelas ditambah masih diberlakukannya budaya poligami. Jika istri tidak punya anak, ia bisa memberikan budaknya untuk menikah dengan suaminya (ingat: dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus mengubah poligami menjadi monogami). Bila melihat latar belakang Yakub, dapat diketahui juga bahwa dia adalah seorang yang terkenal sebagai penipu. Ia menipu ayahnya dan Esau saudaranya untuk mendapatkan hak kesulungan. Dari nats tersebut kita bisa belajar memahami bahwa adanya penipuan, usaha- usaha yang tidak sehat untuk memuaskan keinginan diri, dan mendapatkan hak-hak yang bukan bagiannya. Hal ini dapat menimbulkan suasana yang buruk dalam keluarga dan memengaruhi relasi-relasi yang dibangun dengan orang lain. Akibatnya suasana keluarga menjadi tidak menyenangkan atau tidak indah. Kelompok 2 :2 Timotius 1:5 Teks ini mengisahkan tentang kehidupan pemim­ Sumber: Dokumen Kemdikbud pin muda Timotius yang Gambar 11.2 Keluarga Lois, Eunike dan Timotius merupakan keluarga telah dididik sesuai dasar- ideal yang membentuk Timotius menjadi pemimpin muda Kristen dasar alkitabiah sejak masa yang handal kanak-kanak. Timotius yang masih muda bisa dapat menjadi pemimpin bahkan menjadi perintis pekabaran Injil serta pemikir Kristen, karena didikan yang di- terimanya dari keluarganya. Paulus, sebagai rasul yang besar dan terkenal, bahkan menyebutnya sebagai satu- Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 113satunya orang “yang sehati dan sepikir” serta yang tidak mencari kepentingannya sendiri, melainkan kepentingan Kristus (Flp. 2:20). Nama Timotius berasal dari kata Yunani yakni Timotheo artinya menghargai Allah, atau takut akan Tuhan. Timotius adalah putra seorang perempuan Yahudi beragama Kristen bernama Eunike yang bersuami seorang Yunani (lihat Kis. 16:1). Timotius dididik secara kristiani oleh ibunya. Selain itu dia juga menerima didikan secara kristiani dari neneknya yang bernama Lois (lihat 2 Tim.1:5). Alkitab menjelaskan bahwa pengaruh pertama yang dialami Timotius adalah pengaruh asuhan orang tuanya, terutama ibu dan neneknya yang mengajarkan kepadanya tentang isi Alkitab. Nama Lois dan Eunike muncul sekali dalam Alkitab, meskipun demikian nama mereka tercatat dalam sejarah karena mereka meninggalkan kesan yang tidak terhapuskan dalam kehidupan Rasul Paulus. Perkenalan Rasul Paulus dengan Timotius dicatat di dalam Kisah Rasul 16:1-3. Dalam ayat tersebut, Timotius muda dipercaya Rasul Paulus untuk ikut dalam pelayanan misinya yang kedua (Kis. 15:36-18:22). Melalui pelayanan inilah, Timotius bertumbuh menjadi murid dan anak rohani Paulus akhirnya menjadi pemimpin muda yang memiliki kualitas kristiani yang bagus. Kehidupan keluarga Timotius menjadi satu contoh yang patut diteladani oleh setiap keluarga Kristen. 1. Bagaimana kehidupan keluarga dalam kedua teks Alkitab tersebut? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Pelajaran apa saja yang dapat kamu petik dari teks Alkitab yang dibaca? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Hal-hal apa yang dianggap negatif dan positif dari teks tersebut, bagaimana jika dihubungkan dengan keluarga masa kini? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 114 Kelas XI SMA/SMKKegiatan 3 Penugasan: membuat kebaktian keluarga Tahap 1: Gurumu akan mendemonstrasikan kebaktian keluarga. Guru meminta 2 orang peserta didik agar berperan sebagai ayah, ibu, atau anak, guru sebagai ayah atau ibu. Melakukan kebaktian singkat dengan tata acara: (a) membaca Alkitab, (b) membaca renungan harian/saat teduh/penjelasan nats oleh salah satu anggota keluarga, (c) sharing anggota keluarga, (d) doa, (e) bernyanyi (opsional). Tahap 2: 3 peserta didik mendemonstrasikan kebaktian keluarga sesuai yang dicontohkan oleh guru. Masing-masing orang berperan sebagai ayah, ibu, dan anak. Tahap 3: Lakukanlah kebaktian keluarga di rumahmu masing-masing sesuai contoh. Lalu buatlah laporan berkaitan dengan ibadah keluarga tersebut. Laporan akan dibawa dalam pengajaran PAK minggu berikutnya. Juga buatlah saran untuk memperbaiki kebaktian keluarga yang telah dilakukan di keluarga peserta didik masing-masing. Kegiatan 4 Membuat Tulisan Buatlah laporan pendek berisi laporan penelitian. Pertanyaan wawancara menyesuaikan dengan pertanyaan penuntun berikut. Tuliskan penelitian kamu: 1. Carilah pemahaman mengenai keluarga yang ideal melalui wawancara dengan pendeta. 2. Amatilah keluargamu, hal-hal apa saja yang berpotensi untuk menjadi keluarga ideal dan hal-hal apa saja yang menjadi penghalang terealisasinya keluarga Kristen ideal. Buatlah rencana untuk pemecahan masalah. 3. Simpulkanlah hasil no 1 dan 2 ! Kegiatan 5 Penilaian Produk: Membuat Karya Pilihlah kertas berwarna ukuran A4, dan tempelkan gambar keluargamu sendiri yang ideal. Berikan komentar tentang foto tersebut dalam sepuluh kalimat! Kumpulkan tugas pada gurumu lalu dipajang di dalam ruang kelas! Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 115C. Penutup Rangkuman Rumah yang nyaman atau home sweet home, merupakan dambaan setiap orang. Hal itu juga dapat dikatakan sebagai rumah yang ideal dimana setiap orang dapat mengalami suasana rumah atau keluarga yang menyenangkan, nyaman dan terlindungi di tengah-tengah kesibukan yang dialami. Rumah juga menjadi tempat untuk pengembangan iman dan tempat perteduhan. Dalam suasana rumah yang nyaman perlu dibangun relasi yang harmonis diantara anggota keluarga. Home Sweet Home perlu diupayakan oleh masing-masing keluarga agar dalam keluarga terjadi pengembangan relasi dengan Tuhan dan relasi dengan sesama secara berkesinambungan. Bernyanyi Berdoa Tuhan Yesus yang penuh kasih. Engkau menjadikan keluarga untuk membimbingku hingga saat ini. Terima kasih untuk keluarga yang selalu mendukungku, dalam berbagai aspek kehidupanku. Tolong Tuhanku agar keluarga yang manis itu dapat hadir dalam keluargaku. Kami rindu memuliakan nama-Mu selalu. Amin. 116 Kelas XI SMA/SMKBab Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi XII Lingkungan Bahan Alkitab: Efesus 5:21-6:9; Kolose 3:18-22; 1 Timotius 2:8-11; Titus 2:1-10; Amsal 31:10-31 A. Pengantar  Bernyanyi Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k’luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s’nang kumenjadi k’luarganya Tuhan  Berdoa Allah Bapa yang baik. Terima kasih karena Engkau terus menjaga keluargaku hingga hari ini. Terima kasih untuk kedua orang tuaku yang selalu mengasihiku. Terima kasih untuk kakak, adik yang bukan saja menjadi saudara tetapi juga menjadi sahabat bagiku. Terima kasih untuk kebahagiaan yang ku rasakan dalam keluargaku. Kiranya keluargaku dapat menjadi berkat bagi orang lain. Amin. Kegiatan 1 Curah pendapat Sebelum membahas lebih jauh pelajaran ke-12, tuliskan dengan kalimatmu sendiri tentang bagaimana seharusnya gaya hidup keluarga Kristen agar menjadi berkat bagi masyarakat. Sebutkan juga ayat-ayat Alkitab yang menyebutkan tentang hal tersebut! …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 117B. Uraian Materi 1. Perjanjian Lama Tidak ada kata untuk “keluarga”  dalam Perjanjian Lama (Bahasa Ibrani) yang dapat disamakan secara tepat dengan kata modern, “keluarga inti”. Beberapa kelompok sosial digambarkan sebagai “suku”, dan menggambarkan asal etnik. Kata umumnya  (beth ab = rumah ayah) dapat berarti keluarga inti yang tinggal di rumah yang sama (Kej. 50:7-8); kelompok sanak yang lebih besar atau luas termasuk dua atau lebih generasi (Kej. 7:1; 14:14); dan juga sanak dengan berarti lebih luas (Kej. 24:38). Kata lain menunjuk ke kelompok sanak yang besar dan kadang-kadang diterjemahkan sebagai “kaum” (Bil. 27:8-11). Pada kenyataannya, keluarga-keluarga yang digambarkan dalam Perjanjian Lama adalah rumah tangga yang terdiri atas semua orang, baik ayah, ibu, anak- anak, kerabat lain, pelayan-pelayan, dan orang lain yang tinggal di rumah (band. Kel. 20:10; Ul. 5:14). Sebelum masa Daud, hidup keluarga difokuskan pada keperluan umum yaitu pekerjaan, makanan, dan perlindungan. Rumah tangga adalah tempat dimana pendidikan, sosialisasi, dan pendidikan agama terjadi. Kegiatan 2 Mendalami Alkitab Bacalah Amsal 31:10-31! 1. Bagaimana pendapat kamu tentang figur seorang ibu? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Deskripsikan secara singkat isi Amsal tersebut? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Apa yang kamu pelajari dari pesan teks? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 118 Kelas XI SMA/SMK4. Bagaimana pendapat kamu terhadap remaja kristen yang tidak menghargai ibunya? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 5. Apa yang dapat kamu teladani dari bacaan tadi? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Perjanjian Baru Keluarga di Perjanjian Baru tersusun seperti rumah tangga dalam Perjanjian Lama. Ada tekanan pada asal etnik dan jabatan atau peran orang tua. Keluarga Greco-Roman juga rumah tangga besar, yaitu rumah tangga termasuk semua orang yang tinggal di rumah. Tidak ada kata di bahasa Yunani yang dapat disamakan secara tepat dengan ide modern, “keluarga inti”.  Rumah tangga besar ini adalah satuan dasar masyarakat. Kata umum adalah “rumah” (oikos), atau frasa “kepunyaan sendiri”. Dalam Perjanjian Baru ada beberapa yang dinamakan “pedoman-pedoman kehidupan keluarga”  (Kol. 3:18 – 4:1; Ef. 5:21 – 6:9; 1 Ptr. 2:18 – 3:7;  1 Tim. 2:8-15; 6:1-2; Tit. 2:1-10). Pedoman ini mungkin dimaksudkan untuk membantu anggota rumah tangga Kristen agar hidup sesuai dengan kebudayaannya. Di pihak lain kenyataan bahwa pedoman itu tertuju kepada para suami, istri, orang tua, anak, dan pelayan, menunjukkan bahwa ajaran Kristen khusus diterapkan ke kehidupan rumah tangga. Kita seharusnya memperhatikan bahwa bagian-bagian ini  tidak menunjukkan keluarga sebagai satuan, tetapi menunjukkan hubungan-hubungan yang beragam di dalam keluarga itu sendiri yang bertujuan untuk kebahagiaan bersama. 3. Peran Anak yang Menjadi Berkat Sebagaimana kamu ketahui bahwa keluarga tidak hanya terdiri dari ayah dan ibu, tetapi juga termasuk di dalamnya anak-anak baik anak laki-laki maupun perempuan. Hal itu bukan hanya berkaitan dengan status melainkan lebih kepada Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 119peran mereka masing-masing guna menjadi keluarga Kristen yang menjadi berkat bagi lingkungan. Dalam keluarga khususnya keluarga Kristen, orang tua wajib mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tunduk dan taat pada orang tua. Jika anak-anak tunduk dan taat kepada orang tua, Alkitab menegaskan bahwa ada janji umur panjang dan berkat-berkat lain bagi mereka: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. “Hormatilah ayahmu dan ibumu”- (ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji Sumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 12.1 Hidup remaja Kristen bermakna ini), selanjutnya diungkapkan “supaya jika menjadi berkat di rumah, di gereja, dan di kamu berbahagia dan panjang umurmu masyarakat. di bumi”. (Ef. 6:1-3). Melalui penjelasan di atas kita diajarkan bahwa sebagai bagian dari anggota keluarga Kristen tanggung jawab sebagai anak juga memainkan peran yang penting demi terciptanya keluarga Kristen yang menjadi berkat bagi lingkungan. Dengan demikian, jika keluarga Kristen tetap menjaga keharmonisan dalam rumah tangga sesuai ajaran-ajaran firman Tuhan, maka keluarga Kristen akan menjadi berkat bagi semua orang yang menyaksikannya. Kegiatan 3 Asosiasi Hal apa saja yang sudah kamu lakukan sehingga kamu menjadi berkat bagi keluarga, gereja, dan lingkungan kamu? Sampaikan pengalaman kamu di dalam kelas! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 120 Kelas XI SMA/SMK4. Keluarga Kristen yang Menjadi Berkat Menurut Alkitab, keluarga adalah tempat anak-anak diajarkan takut kepada Tuhan dan belajar tentang karya-karya Tuhan (Ul. 6:4-10). Keluarga Kristen adalah suami-istri yang kedua-duanya telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Ini juga berarti bahwa keduanya menaati Dia, mereka hidup dengan kuasa Tuhan Yesus dalam kehidupannya. Sebagai seorang Kristen, gaya hidupnya harus menjadi mengikuti teladan Kristus. Sebagianorangber­pandanganbahwajikaseoranglaki-lakidanseorangperempuan menikah di dalam gereja, maka pern­ ikahan mereka adalah pernikahan Kristen. Bagi mereka, menikah di dalam gereja adalah suatu jaminan bahwa mereka sedang membangun keluarga Kristen. Cara berpikir demikian tidak dapat di­ benarkan. Keluarga dapat disebut keluarga Kristen apabila suami-istri per­ caya kepada Kristus dan menampilkan gaya hidup seperti Kristus. Jadi yang dimaksud keluarga Kristen adalah keluarga yang di­ bentuk oleh Allah dan dalam hidupnya selalu bersandar pada Kristus, serta hidup menurut Sumber: Dokumen Kemdikbud kehendak-Nya. Gambar 12.2 Keluarga harus membiasakan diri hidup sehari-hari membangun kebiasaan kristiani. Di bawah ini merupakan hakikat keluarga Kristen: a. Persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam perjanjian, kasih setia membentuk suatu keluarga yang diberkati dan dikuduskan Allah, serta sebuah persekutuan yang menjadi lambang persekutuan hidup antara Allah dengan umat-Nya. Orang yang hidup dalam pernikahan dipanggil untuk memelihara kekudusan hidup pernikahan yang dikaruniakan Allah kepadanya (1 Tes. 4:3-8; Ibr. 13:4). b. Persekutuan hidup yang bersifat eksklusif, artinya hanya terdiri dari dua orang saja, yaitu seorang laki-laki tertentu dengan seorang perempuan tertentu. Dengan demikian pernikahan dalam keluarga Kristen berpola monogami (Kej. 2:22, 24-25; 1 Kor. 7:2; 1 Tim. 3:2, 12). Oleh karena itu menolak praktek poligami maupun poliandri. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 121c. Persekutuan hidup yang bersifat total, artinya menyangkut seluruh segi kehidupan suami-istri baik yang jasmani maupun yang rohani, ”…keduanya menjadi satu daging” (Kej. 2:24). Kesatuan ini adalah suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Aspek inilah yang membedakan secara hakiki hubungan antara suami-istri dengan orang lain. Keluarga Kristen mempunyai peran yang sangat penting, karena hubungan di rumah tangga juga menggambarkan hubungan dalam keluarga  jemaat. Dalam rumah tangga itulah beberapa segi dari kehidupan Allah harus diperlihatkan. Membesarkan anak-anak adalah tugas bagi rumah tangga. Mengajarkan anak- anak akan iman Kristen adalah tugas orang tua sebelum anak-anak mendapatkan pengajaran dari gereja. Kita hidup di tengah masyarakat. Sebagai keluarga Kristen kita diberi mandat oleh Tuhan agar menjadi berkat di tengah masyarakat. Menjadi berkat dimulai dari masing-masing anggota keluarga, kemudian menjadi berkat bagi jemaat di gereja, serta menjadi berkat di lingkungan RT, RW, dan masyarakat luas. Contoh sederhana yang bisa dilakukan oleh keluarga Kristen dalam rangka menjadi berkat seperti ikut gotong royong dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal, dan aktif dalam kegiatan masyarakat lainnya. Bagaimana Alkitab mengajarkan agar keluarga Kristen bisa menjadi berkat di tengah masyarakat? Berikut beberapa hal yang diajarkan Firman Tuhan. a. Hidup dengan Penuh Hikmat Agar menjadi berkat di tengah masyarakat, maka orang Kristen harus hidup dengan bijaksana. Dalam Titus 2:1-6 ada keterangan tentang bagaimana hidup orang Kristen yang berhikmat atau bijaksana di tengah masyarakat. Kaum laki-laki dianjurkan untuk hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, kasih, dan ketekunan. Kaum perempuan dianjurkan untuk hidup sebagai orang-orang beribadah, tidak memfitnah, tidak menjadi hamba anggur, cakap mengajarkan hal-hal yang baik, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, serta baik hati. Sedangkan kaum muda dianjurkan untuk menguasai diri dalam segala hal. Laki-laki dan perempuan dalam keluarga mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat. b. Pergunakan Waktu yang Ada Apa arti pergunakan waktu yang ada? Kata “waktu” dalam bahasa aslinya (Yunani) adalah kairos. Dalam bahasa Inggris berarti “make the most of every opportunity” (pergunakan sebaik-baiknya setiap kesempatan). Setiap kesempatan datang hanya satu kali dalam hidup kita dan tidak akan datang untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, kesempatan yang datang dalam hidup kita (baik berkaitan dengan belajar, bergaul, bermain, pekerjaan maupun pelayanan) harus kita pakai dengan sebaik-baiknya.  Sehingga setiap orang dapat melihat bahwa kita adalah orang-orang Kristen yang selalu menghargai waktu yang Tuhan berikan. 122 Kelas XI SMA/SMKc. Mengucapkan Kata-Kata yang Membangun Dalam Efesus 4:29 dikatakan: Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Kata-kata kita mempunyai kekuatan yang luar biasa, yang bisa mempunyai efek besar dalam hidup orang lain, baik bersifat negatif maupun positif. Dengan kata-kata kita, kita bisa membangun, menguatkan dan memberi semangat kepada orang lain. Sebaliknya dengan kata-kata pula, kita bisa menimbulkan kepahitan, kepedihan dan meruntuhkan semangat hidup orang lain. Karena itu pakailah kata-kata kita untuk memberkati orang lain. Sebagai pengikut Kristus, sudah seharusnya kita memberkati kehidupan orang lain. Lewat perkataan dan perbuatan yang sederhana, kita dapat menyentuh hati dan membawa mereka mengenal Tuhan. Lewat perkataan, kita dapat membuat kehidupan satu hari seseorang menjadi tidak baik, namun lewat perkataan juga kita dapat membuat kehidupan satu hari seseorang menjadi indah. Marilah kita hidup dengan bijaksana, mempergunakan setiap kesempatan dengan baik, dan mengucapkan kata-kata yang membangun dan menebarkan berkat kepada orang-orang di sekitar kita. Kegiatan 4 Peran Keluarga dalam Masyarakat 1. Amatilah keluargamu! Apakah keluargamu sudah menjadi berkat bagi lingkungan sekitar? Misalnya, membantu tetangga atau orang lain yang sedang terkena musibah. Tuliskan hasil pengamatanmu di buku tugas, dan kumpulkan! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Bagaimana kamu menggunakan setiap kesempatan? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 1233. Sudahkah kamu mengucapkan kata-kata yang memberkati atau memberikan pujian pada orang-orang sekitar kamu hari ini? Jika ya, berikan apa contohnya! Ceritakan di depan teman-teman kelasmu! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ C. Penutup Rangkuman Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak-anak. Mereka disebut keluarga inti atau dikenal dengan istilah keluarga batih. Keluarga-keluarga yang digambarkan dalam Perjanjian Lama adalah rumah tangga yang terdiri atas semua orang, baik ayah, ibu, anak-anak, kerabat lain, pelayan-pelayan, dan orang lain yang tinggal di rumah. Demikian pula dalam Perjanjian Baru, keluarga tersusun seperti rumah tangga dalam Perjanjian Lama. Keluarga Kristen adalah suami-istri yang kedua-duanya telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Ini juga berarti bahwa keduanya menaati Dia, mereka hidup dengan kuasa Tuhan Yesus dalam kehidupannya. Sebagai keluarga Kristen kita diberi mandat oleh Tuhan agar menjadi berkat di tengah masyarakat. Menjadi berkat dimulai dari masing-masing anggota keluarga, kemudian menjadi berkat bagi jemaat di gereja, serta menjadi berkat di lingkungan RT, RW, dan masyarakat luas. Ayat Emas Galatia 3:8b “Olehmu segala bangsa akan diberkati.” a. Hafalkan ayat tersebut! b. Bahaslah dengan teman sebangkumu. Bagaimana cara remaja Kristen menjadi berkat sesuai dengan ayat tersebut? Bernyanyi dan berdoa a. Pilihlah satu lagu yang berkaitan dengan tema untuk dinyanyikan bersama! b. Salah seorang teman atau guru akan memimpin doa penutup. 124 Kelas XI SMA/SMKBab Mensyukuri Anugerah Allah Lewat XIII Perkembangan IPTEK Bahan Alkitab: Kejadian 1:27-28; 6:14-15; Amsal 1:7 A. Pengantar  Bernyanyi dan berdoa Pilihlah dua orang, seorang akan memimpin untuk menyanyikan sebuah lagu yang sesuai dengan pembelajaran hari ini, dan seorang lagi memimpin doa. Dahulu jika bepergian dari satu tempat ke tempat lain orang melakukannya dengan jalan kaki. Sekarang orang berpergian dengan menggunakan mobil, kereta, kapal laut, pesawat udara, dan lain-lain. Dalam telekomunikasi juga mengalami perkembangan. Dahulu orang berkomunikasi jarak jauh dengan menggunakan surat. Lalu berkembang dengan menggunakan telepon, telepon genggam atau handphone, bahkan sekarang menggunakan internet untuk berkomunikasi dengan menggunakan chatting pada social network  dan video call. Pada era globalisasi ini manusia menikmati berkat dari ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Teknologi selalu disangkut-pautkan dengan alat-alat canggih dan modern yang mempermudah kehidupan kita, sedangkan ilmu pengetahuan disangkut-pautkan dengan teori-teori tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan kita seperti pelajaran yang diterima di sekolah. Akan tetapi kemajuan Iptek tidak selalu menjadi berkat. Dengan kemajuan Iptek orang cenderung bergantung pada Iptek dan mulai menggeser posisi utama Tuhan di dalam hati. Lalu bagaimana dengan iman Kristen dalam menghadapi dan menyikapi kemajuan dunia dalam era globalisasi yang serba Iptek ini? Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 125B. Uraian Materi 1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi *Ilmu Pengetahuan Kegiatan 1 Curah pendapat 1. Berikan pendapatmu tentang apa arti ilmu pengetahuan dan kegunaannya bagi manusia! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Apa saja yang termasuk ilmu pengetahuan? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu. Ilmu pengetahuan menurut Horton P. B. dan Chester L. H. (1993) merupakan upaya pencarian pengetahuan yang dapat diuji dan diandalkan, yang dilakukan secara sistematis menurut tahap-tahap yang teratur dan berdasarkan prinsip- prinsip serta prosedur tertentu sedangkan teknologi adalah penerapan penemuan-penemuan ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah praktis. *Teknologi Secara etimologis, teknologi berasal dari kata “techne” yang berarti suatu rangkaian yang berkaitan dengan pembuatan suatu objek atau prinsip atau metode dan seni. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi dari teknologi adalah 1) Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan, 2) Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. 126 Kelas XI SMA/SMKBerikut ini definisi teknologi menurut para ahli. a. Teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia b. Teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.  c. Teknologi merupakan perkembangan suatu media/alat yang dapat digunakan dengan lebih efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah. Kata “teknologi” juga digunakan untuk merujuk sekumpulan teknik-teknik. Dalam konteks ini, teknologi adalah keadaan pengetahuan manusia tentang bagaimana cara untuk memadukan sumber-sumber, guna menghasilkan produk- produk yang dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau memuaskan keinginan yang meliputi cara atau metode, keterampilan, proses, teknik, perangkat, dan bahan mentah.  Jadi, yang dimaksud dengan teknologi adalah suatu benda atau objek yang diciptakan oleh manusia yang bisa bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Teknologi yang diciptakan oleh manusia pada mulanya hanya sebuah alat-alat sederhana, namun memberikan dampak yang sangat besar bagi manusia. Dengan inovasi berkelanjutan yang dilakukan oleh manusia, membuat teknologi sangat cepat berkembang. 2. Dampak Positif dan Negatif dari Berkembangnya Iptek Kegiatan 2 Dampak Positif Dampak Negatif Sikap Saya Evaluasi diri Iptek Iptek Iptek yang Digunakan 1. 2. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 127Iptek yang Dampak Positif Dampak Negatif Sikap Saya Digunakan Iptek Iptek 3. 4. 5. Di era globalisasi ini, Iptek menjadi faktor yang sangat memengaruhi kehidupan. Iptek menjadi faktor penentu keberadaan dan kemajuan masyarakat. Saat ini Iptek terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita. Hampir seluruh aspek kehidupan kita berkaitan erat dengan teknologi, kita jadi semakin dipermudah dan lebih menghemat waktu dalam segala hal. Dalam bidang ekonomi misalnya, dahulu untuk menjual barang atau jasa kita harus mencari tempat untuk berjualan, harus mengeluarkan uang yang lebih banyak, dan belum bisa menjangkau orang di bagian tempat lainnya yang jauh, tetapi sekarang barang atau jasa itu bisa kita jual melalui internet. Melalui internet tidak butuh tempat yang luas, lebih mudah dalam memasarkannya, lebih bisa menjangkau orang banyak dan lebih hemat waktu, konsumen pun tidak perlu berdesak-desakkan di pasar atau berjalan keliling mall. Hanya dengan mentransfer sejumlah uang, barang yang kita inginkan sudah bisa kita miliki. Tetapi kita harus hati-hati dalam membeli barang melalui internet, karena tidak sedikit orang yang tertipu. Kadang barang tidak sesuai dengan gambar yang dipromosikan, atau bahkan ketika kita sudah mentransfer uang barang tidak sampai kepada kita. Jadi ada hal positif dan negatifnya dalam kemajuan teknologi ini. Dalam aspek sosial budaya dan kehidupan sehari-hari teknologi juga mem­ berikan dampak positif yang tidak sedikit. • Informasi yang diperoleh dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh banyak orang dengan cepat melalui media-media yang ada, setiap orang jadi dapat saling bertukar informasi. 128 Kelas XI SMA/SMK• Memudahkan kita dalam belajar karena sudah banyak teknologi yang mendukung, misalnya dengan adanya proyektor, LCD, mikroskop, dan lain-lain. • Hubungan sosial antarmasyarakat bisa berlangsung di mana saja dan kapan saja walaupun berjauhan dan berada dalam zona waktu yang berbeda, tetapi dapat berinteraksi. • Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat sampai ke masyarakat, dengan adanya pemberitaan di radio, televisi, dan internet, sehingga masyarakat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah atau baru dikeluarkan. • Masyarakat dapat mempublikasikan kebudayaan yang dimiliki ke masyarakat luas untuk dipelajari dan dilestarikan, tidak hanya dalam satu negara, tetapi dapat juga antarnegara. Selain dampak positif di atas, teknologi juga memiliki dampak negatif bagi manusia. • Muncul kejahatan baru seperti penipuan, penculikan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman virus dan spam, penyadapan saluran telepon dan masih banyak kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan fasilitas teknologi. • Banyak perilaku menyimpang yang terjadi, khususnya pada remaja karena tidak bisa memilih mana yang harus diterima dan mana yang harus ditolak. • Tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar menurun, karena lebih percaya dengan internet untuk mencari informasi dibandingkan bertanya langsung kepada orang yang mengetahuinya. Ketergantungan  kepada internet semakin meningkat. • Privasi bukan lagi menjadi sesuatu yang mahal, dengan adanya situs jejaring sosial memberikan penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan melihat info serta privasi orang lain. Contohnya: facebook, twiter, dan lain-lain. • Budaya asli yang terkikis karena masuknya budaya asing. Masyarakat jauh lebih mengerti dan mempelajari tentang budaya luar dibandingkan dengan budaya asli yang kita miliki. • Terkadang membuat kita menjadi malas dan tidak kreatif. Karena kecanggihan teknologi,  seseorang bisa dengan mudah menggandakan tugas teman atau mengunduhnya di internet. • Meningkatnya angka pengangguran karena teknologi dapat menggantikan manusia dalam segala bidang. Iptek diibaratkan seperti pisau, jika digunakan oleh cheff (pemasak profesional) pisau itu akan sangat bermanfaat, tetapi jika digunakan oleh pembunuh, maka pisau itu akan merugikan banyak orang. Artinya Iptek bisa membantu serta memudahkan kita dalam segala aktivitas, tetapi juga bisa menjadi bumerang Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 129untuk kita jika kita tidak mampu memilih mana yang harus diterima, mana yang harus ditolak, mana yang benar, dan yang salah. Kita harus bisa menanggulangi dan mencegah dampak negatif tersebut agar tidak terjadi. 3. Sikap dalam Menghadapi Perkembangan Iptek Bagaimana seharusnya orang Kristen menyikapi perkembangan Iptek? Apakah orang Kristen harus menerima Iptek dengan tangan terbuka? Ataukah harus menolak Iptek demi pemeliharaan iman kepada Yesus Kristus? Menerima atau menolak? Amsal 1:5 menjelaskan:“Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.” Dari ayat di atas, jelas bahwa Tuhan memerintahkan bagi manusia untuk senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada dalam dirinya dan terus mencari suatu bahan pertimbangan, agar manusia menjadi bijak dan berpengertian. Ilmu dan pengertian yang kita dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama umat manusia, sebagai wujud ucap syukur atas karunia Tuhan berupa akal budi, kepandaian, kecerdasan, dan talenta yang dianugerahkan-Nya bagi kita. Artinya, Allah tidak pernah melarang penggunaan Iptek, dan menolak Iptek berarti melanggar firman Tuhan. Tetapi yang terpenting dalam hal ini ialah bagaimana kita memanfaatkan Iptek itu dalam terang firman Tuhan. Dalam Kejadian 1:27-28, Allah memberikan manusia suatu amanat Illahi (Mandat Budaya) yaitu untuk menaklukkan alam semesta. Untuk dapat menaklukkan alam semesta, manusia membutuhkan pengetahuan. Manusia harus mampu untuk memeriksa alam serta mengambil suatu tindakan yang tepat bagi kesejahteraan alam semesta. Untuk itu, manusia perlu ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan, bukanlah musuh bagi orang Kristen, melainkan sebagai jalan untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri kepada Tuhan, apabila manusia dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan sebagai saluran beribadah untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan. Kegiatan 3 Wawancara Lakukan wawancara kepada orang Kristen yang kamu jumpai! Tanyakan pendapat mereka mengenai bagaimana seharusnya orang Kristen menyikapi perkembangan Iptek. Hasil wawancara tersebut dibuat dalam tulisan dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya! 130 Kelas XI SMA/SMKSumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 13.1 Baik remaja di kota, di desa, dan di pedalaman dia harus banyak belajar dan menguasai teknologi. Iptek adalah berkat yang harus dikembangkan. Kegiatan 4 Penugasan Menurut kamu, apakah di Alkitab banyak menyinggung tentang Iptek? Ya / Tidak : ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Jika ada, berikan contohnya! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 131C. Penutup Rangkuman Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Ini semua merupakan karunia Tuhan. Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Semuanya harus kita syukuri. Sebagai seorang remaja Kristen hendaknya menyikapi Iptek tersebut dengan baik, termasuk dalam menggunakannya, mengembangkannya dan lain sebagainya. Karena ilmu pengetahuan merupakan anugerah pemberian Tuhan. Kita hendaknya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi itu berdasarkan sikap yang “Takut akan Tuhan” yang berdasarkan Alkitab. Iptek yang kita dapat haruslah dimanfaatkan sebagai sarana bagi kemuliaan nama Tuhan dan bagi kesejahteraan sesama umat manusia, sebagai wujud ucap syukur atas karunia Tuhan berupa akal budi, kepandaian, kecerdasan, dan talenta yang dianugerahkan-Nya bagi kita. Ayat Emas I Tawarikh 16:34 “__________ kepada Tuhan, sebab Ia __________! Bahwasanya untuk selama- lamanya __________ setia-Nya.” a. Lengkapilah ayat di atas! b. Hafalkanlah secara bergantian dengan teman sebangkumu. Bernyanyi Pilihlah lagu bersama teman-temanmu yang sesuai dengan tema pelajaran hari ini, dan nyanyikanlah bersama-sama.” Berdoa Terima kasih Tuhan atas pengetahuan yang berikan kepada kami. Biarlah pengetahuan yang kami miliki dapat kami kembangkan terus untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. 132 Kelas XI SMA/SMKBab Remaja dan Cita-Citanya XIV Bahan Alkitab: Mazmur 1:1-3; Amsal 23:18; Amsal 19:21; Yakobus 4:13-17; Yeremia 29;11 Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 14.1 Going to change A. Pengantar  Menyanyi PKJ 241 - Tak ‘Ku Tahu; Kan Hari Esok (ayat 1) Tak ‘ku tahu ‘kan hari esok, namun langkahku tegap Bukan surya kuharapkan, kar’na surya ‘kan lenyap. O tiada ‘ku gelisah, akan masa menjelang; ‘ku berjalan serta Yesus. Maka hatiku tenang.  Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 133Reff: Banyak hal tak kupahami dalam masa menjelang. Tapi t’rang bagiku ini: Tangan Tuhan yang pegang.  Berdoa Pilihlah salah seorang untuk memimpin doa Setiap orang menginginkan masa depan yang lebih baik, kesuksesan dalam dunia pendidikan dan pekerjaan, mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi seringkali kita terbentur oleh berbagai kendala. Kendala terbesar justru ada pada diri kita sendiri. Sulit untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan ketika kita mau berusaha tetapi tidak ada semangat dalam diri, seperti halnya kita menginginkan sesuatu tanpa ada usaha akan mustahil untuk mendapatkannya. Bagaimana kita mengatasinya? Dan bagaimana kita mewujudkan impian atau cita-cita tertentu?  Sebagai remaja, kamu berupaya meraih cita-cita dan harapan. Di mana kamu bisa memperoleh bantuan dan anjuran untuk melakukannya? Masih ingatkah kamu sewaktu guru, orang tua, kakak, dan teman bertanya tentang apa yang menjadi cita-cita dan harapan atau impian kamu? Mungkin sebagian kalian ada yang sudah lupa, tetapi sebagian lagi masih ingat dan bahkan hingga sampai sekarang masih terus diperjuangkan dengan harapan dapat terwujud. B. Uraian Materi 1. Arti Sebuah Cita-Cita Sumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 14.2 Cita-citaku di tangan Tuhan 134 Kelas XI SMA/SMKYeremia 29:11 : Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan  apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera  dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Kegiatan 1 Sharing Tuliskan cita-cita dan harapan kamu sejak kecil! Apakah sudah berubah atau masih terus diperjuangkan hingga kini? Siapa saja yang berperan kuat (dominan) dalam mencapai cita-citamu? Ceritakanlah kepada teman sebangkumu! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Masih ingatkah kamu dengan salah satu kalimat dari syair lagu Ria Enes yang dinyanyikan bersama Susan yang berkata: “Cita-citaku ingin jadi profesor, cita- citaku ingin jadi presiden….” Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup dan bagi sebagian yang lain cita-cita itu hanyalah mimpi belaka. Bagi orang yang menganggapnya sebagai tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan pasti dalam kehidupannya. Bagi yang menganggap cita-cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah impian belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju. Manusia tanpa cita-cita dan harapan ibarat air yang mengalir dari pegunungan menuju dataran rendah, mengikuti kemana saja alur sungai membawanya. Manusia tanpa cita-cita dan harapan bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat. Ya, cita-cita adalah sebuah rancang bangun kehidupan seseorang. Fenomena seseorang tanpa cita-cita bisa dengan mudah kita temui. Cobalah tanyakan kepada beberapa orang siswa SMA/SMK yang baru lulus. Di manakah mereka akan melanjutkan studi mereka? Atau apa yang akan mereka lakukan setelah mereka lulus? Mungkin sebagian dari mereka akan menjawab tidak tahu, menjawab dengan rasa ragu, atau menjawab mereka akan memilih suatu jurusan favorit di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Swasta tertentu. Apakah jurusan favorit tersebut mereka pilih karena memang sesuai dengan potensi dan minat mereka? Apakah mereka mengetahui gambaran umum perkuliahan di jurusan tersebut? Apakah peluang-peluang yang dapat mereka raih karena berkuliah Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 135di jurusan tersebut? Ataukah hanya sekadar ikut-ikutan teman, gengsi belaka, trend, karena mengikuti “anjuran” orang tua, atau bahkan asal pilih? Jika demikian, maka yang terjadi selanjutnya adalah di saat perkuliahan sudah berlangsung, beberapa dari mereka merasa jurusan yang dipilihnya tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan atau tidak sesuai dengan kemampuannya. Boleh jadi setelah itu ia akan mengikuti ujian lagi di tahun depan atau malas-malasan kuliah. Hal ini sungguh suatu pemborosan terhadap waktu, biaya dan tenaga. Sumber: https://beya.io/2016/03/why-start-a-consulting-business/ Gambar 14.3 Motivasi teks 2. Motivasi Sebagai Faktor Meraih Masa Depan Kegiatan 2 Menjawab Pertanyaan Tentang Motivasi 1. Tuliskan pendapat Kamu tentang arti motivasi! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi motivasi seseorang dalam meraih masa depan? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Ceritakan hasil pemikiranmu kepada teman-teman kamu! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 136 Kelas XI SMA/SMKSeringkali seseorang menghadapi berbagai kendala dalam menjalani perjuangannya untuk meraih masa depan yang lebih baik. Untuk mengatasi kendala dalam diri kita dan dapat mudah mencapai sesuatu yang diinginkan caranya kita harus memiliki motivasi. Seseorang yang mau bertindak dan mau berusaha untuk mencapai yang ia inginkan atau ia  cita-citakan adalah orang memiliki motivasi dan begitu sebaliknya orang yang tidak mau berusaha dan bertindak berarti orang tersebut tidak memiliki motivasi dalam hidupnya.  Sebuah cita-cita atau masa depan yang cerah hanya bisa diraih jika kita memiliki motivasi yang kuat dalam diri. Tanpa adanya motivasi, kita akan mengalami kesulitan dalam menggapai apa yang kita cita-citakan. Dalam  kehidupan  ini, motivasi memiliki peran yang sangat penting. Karena, motivasi adalah hal yang membuat, menyalurkan, mendorong, dan mendukung perilaku manusia, sehingga mau belajar, giat bekerja, dan antusias mencapai hasil yang sesuai dengan yang kita inginkan. Dengan motivasi, orang bisa gemilang dan berhasil dalam menjalani hidup dan kehidupannya. Akan tetapi tak dapat dipungkiri, memang cukup sulit membangun motivasi di dalam diri sendiri. Bahkan mungkin kita tidak tahu pasti bagaimana cara membangun motivasi di dalam diri sendiri. Namun, kita tak boleh merasa tidak berdaya, hilangnya harapan, selalu mengeluh saja tanpa berbuat apa-apa.  3. Dasar Cita-Cita Remaja Kristen Sumber: goo.gl/Miix4X Gambar 14.4 Bagaimana kamu melibatkan Tuhan Kegiatan 3 Penugasan Menurut kamu, apa yang seharusnya menjadi dasar dari remaja Kristen untuk meraih impian dan harapan? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 137Setiap remaja pasti punya cita-cita, bukan?  Mereka mau cita-citanya kelak akan menjadi kenyataan. Apakah rahasia sederhananya agar cita-cita kita menjadi kenyataan?  Apakah itu usaha? Apakah itu belajar? Ya, semua jawaban itu benar.  Nah, sebagai remaja Kristen, kamu perlu melandaskan cita-cita dan harapan pada kebenaran firman Tuhan. Sebagai remaja Kristen, Tuhan adalah landasan iman percayanya. Selanjutnya, ada satu syarat agar semua cita-cita remaja Kristen dapat berhasil kelak 10 atau 20 tahun yang akan datang. Syarat itu tertulis dalam Mazmur 1:2a “…yang kesukaannya adalah Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan malam”.  Ayat ini mengajarkan bahwa agar cita-cita remaja tercapai pada suatu hari nanti, maka remaja perlu mencintai firman Tuhan. Remaja Kristen harus dibekali dengan mutiara-mutiara kehidupan sebagai landasan utama dalam mengambil keputusan.  Cintailah firman Tuhan maka kamu akan mencapai cita-cita dan harapan, tentunya cita-cita dan harapan yang berkenan bagi Tuhan. Firman Tuhan yang melandasi semua cita-cita anak remaja Kristen diambil dari Mazmur 1:1-3. Dalam kitab Mazmur 1:3b dikatakan bahwa “…apa saja yang diperbuatnya berhasil”.  Artinya, cita-cita kita sebagai remaja Kristen akan berhasil jika berdasarkan firman Tuhan atau bersumber dari Tuhan sendiri.  Yang harus dilakukan remaja sekarang untuk menggapai masa depan yang lebih baik adalah dengan menentukan cita-citanya yang sesuai dengan firman dan kehendak Tuhan.  Kemudian, imani dan yakini berlandaskan firman Tuhan tersebut bahwa cita-cita dan harapannya akan berhasil sesuai dengan janji Tuhan. Tuhan memberikan manusia akal dan pikiran yang dipergunakan untuk memecahkan masalah dan mengantisipasi segala masalah yang akan timbul. Manusia dapat merencanakan segala hal yang akan dijalani ke depan. Rencana tersebut seringkali diharapkan bahwa apa yang kita rencanakan dapat berjalan dengan sempurna. Sebagai remaja Kristen, kamu harus sadari juga bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan (Rm. 8:28). Oleh karena itu apapun yang terjadi setelah kita merencanakan segala sesuatu, patut kita syukuri. Tidak jarang juga apa yang kita rencanakan tidak berjalan seperti yang kita kehendaki. Bahkan bisa juga semuanya berubah menjadi kebalikannya. Hal-hal yang tidak kita inginkan bisa terjadi. Dan tentunya hal ini sangat mengecewakan bagi kita. Intinya adalah manusia boleh berusaha, namun Tuhan yang memberi hasil. Demikan juga dalam Surat Yakobus 4:13-17. Di bagian ini menjelaskan tentang “Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan”; rupanya manusia bisa membuat program/rancangan tanpa melibatkan Tuhan, tetapi sebagai orang Kristen kita diberi nasihat jangan melupakan Tuhan saat kita merancangkan segala sesuatu. Ketika kita melibatkan Tuhan dalam perencanaan masa depan, Tuhan mampu mempromosikan kita, masa depan kita sudah dikemas oleh Tuhan. Ketika kita menghormati Dia sebagai pembuat peraturan/hukum dan mau menaati peraturan-Nya, apa yang belum pernah kita pikirkan, Tuhan sudah sediakan. 138 Kelas XI SMA/SMKKegiatan 4 Diskusi Kelompok Secara berpasangan, diskusikanlah dan buatlah laporan tentang: 1. Apa yang harus kamu persiapkan untuk menghadapi studi lanjut atau memasuki dunia kerja, sesuai dengan talenta yang kamu miliki? 2. Apa yang menjadi motivasimu dalam usaha meneruskan studi atau memasuki dunia kerja? 3. Bagaimana peran Tuhan dalam menggapai cita-cita dan harapan bagi masa depan kamu? C. Penutup Rangkuman Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya. Manusia tanpa cita-cita dan harapan bagaikan seseorang yang sedang tersesat yang berjalan tanpa tujuan yang jelas sehingga ia bahkan dapat lebih jauh tersesat. Seringkali seseorang menghadapi berbagai kendala dalam menjalani perjuangannya untuk meraih masa depan yang lebih baik. Untuk mengatasi kendala dalam diri kita dan mudah mencapai sesuatu yang kita inginkan caranya kita harus memiliki motivasi. Sebagai remaja Kristen, Alkitab adalah landasan iman percayanya. Melibatkan dan mengandalkan Tuhan Yesus dalam setiap cita-cita dan harapan remaja Kristen adalah suatu keharusan jika ingin cita-cita harapannya terwujud. Ayat Emas Amsal 23:18 “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” a. Hafalkanlah secara bergantian dengan teman sebangkumu. b. Berikan komentar kamu tentang ayat tersebut dalam kelas! Pembahasan ini merupakan rangkuman dari seluruh pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti semester 2. Bernyanyi S’mua Baik Dari semula t’lah Kau tetapkan Hidupku dalam tangan-Mu Dalam rencana-Mu Tuhan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 139Rencana indah t’lah Kau siapkan Bagi masa depanku Yang penuh harapan Reff :  S’mua baik, s’mua baik Apa yang t’lah Kau perbuat di dalam hidupku S’mua baik, sungguh teramat baik Kau jadikan hidupku berarti Berdoa Allah Bapa yang penuh kasih, kami mengucap terima kasih atas rencana-Mu yang indah untuk kami. Segala yang baik telah Engkau tetapkan bagi kami dan rencana indah Kau pun siapkan bagi kami. Kami mengakui bahwa hanya di dalam dan bersama-Mulah kami bisa meraih masa depan yang cemerlang. Amin Sumber : Dokumen Kemdikbud Gambar 14.5 Di tengah keadaan yang tidak menentu, masa depan yang tak pernah ku tahu, tapi ku yakin Allahku berjalan kedepan bersamaku 140 Kelas XI SMA/SMKDaftar Pustaka Barr, James. 1979. Alkitab di Dunia Modern. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Christenson, Larry. 1994. Keluarga Kristen. Semarang: Yayasan Persekutuan Betania. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Duan, Yeremias Bala Pito. 2007. Keluarga Kristen: Kabar Gembira bagi Milenium Ketiga. Yogyakarta: Kanisius Eminyan, Maurice. 2008. Teologi Keluarga. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. GFresh edisi Mei 2003 No. 36, Temuan Ilmiah di Alkitab. Goode, William J. 1983. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bina Aksara. Hadinoto, Atmaja. 1993. Dialog dan Edukasi: Keluarga Kristen dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hadiwijono, Harun. 1991. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hardana, Timottius I Ketut Adi. 2013. 12 Tema Misa: Rekoleksi Keluarga. Jakarta: Obor. Hasudungan. 2011. Takut Akan Tuhan Pendidikan Agama Kristen Untuk SMA Kelas XI. Medan: Mitra. Ihromi, T.O. (ed.). 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Indra, Ichwe G. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Iman Kristen. Ismail, Andar. 2012. Selamat Ribut Rukun: 33 Renungan tentang keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Kristo M. Thomas. 2010. Andalah Para Orang Tua Terbaik bagi Remaja. Jakarta: Gramedia. McIntyre, Jennie. The Structure-Functional Approach to Family Study.  Nuhamara, Daniel. 2008. PAK (Pendidikan Agama Kristen) Remaja. Bandung: Jurnal Info Media. PB. Horton dan LH, Chester. 1993. Sosiologi, Jilid 1 Edisi Keenam, (Alih Bahasa: Aminuddin Ram, Tita Sobari). Jakarta: Erlangga. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 141Roucek, Joseph S. & Roland L. Warren. 1984. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Bina Aksara. Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana. Sandy, Halim. 2004. Iman Kristen dan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni. Jakarta: Universitas Tarumanegara. Schoorl, J.W. 1980. Modernisasi Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-negara Sedang Berkembang. Jakarta: Gramedia. Sidjabat, B. Samuel. 1999. Strategi Pendidikan Kristen: Suatu Tinjauan Teologis- Filosofis. Yogyakarta: Andi Offset. Sosipater, Karel. 2010. Etika Perjanjian Lama: Law & Obedience. Jakarta: Suara Harapan Bangsa. Suhendi, hendi, dkk. 2001. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: Pustaka Setia. Sumiyatiningsih, Dien. 2012. Mengajar dengan Kreatif & Menarik. Yogyakarta: Andi. Thompson, Marjorie J. 2001. Keluarga sebagai Pusat Pembentukan: Sebuah Visi tentang Peranan Keluarga dalam Pembentukan Rohani. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Tim Penulis. 2008. Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius – Wahyu: Berdasarkan fakta- fakta Sejarah Ilmiah dan Alkitabiah. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Tim penulis. 2008. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I A-L. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Tim penulis. 2008. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid II M-Z. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. Tim Penulis. 2012. Growing Together: Seni Memperkaya & Memperindah Pernikahan. Jakarta: Literatur Perkantas. Tjandrarin, Kristiana. 2004. Bimbingan Konseling keluarga (Terapi Keluarga). Salatiga: Tisara Grafika. Tomatala, Jacob. 1993. Manusia Ilmu Teknologi: Pergumulan Abadi dalam Perang dan Damai. Yogyakarta: Tiara Wacana. Verkuyl, J. 1957. Etika Seksuil. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Verkuyl, J. 1960. Etika Kristen dan Kebudayaan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Widyamartaya, A. 2011. Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern. Yogyakarta: Kanisius. 142 Kelas XI SMA/SMK

http://alamtekno.blogspot.com/2013/05/pengertian-teknologi. html#ixzz2nQnoVCXz http://gkimciumbuleuit.org http://nikennababan.blogspot.com/2010/12/perumpamaan-tentang-dua-dasar- bangunan.html http://www.yoedha.com/2015/11/pentingnya-menjaga-kesehatan-ibu-dan.html https://id.pinterest.com/suzibren/parent-engagement-and-involvement-in-school- classr/ http://batarakarya.blogspot.co.id/p/lowongan-kerja-di-pt-batara-karya-jaya.html https://id.wikipedia.org/wiki/SMA_Negeri_10_Padang http://www.warungsatekamu.org/2013/05/sharing-bagaimana-kamu-melibatkan- tuhan-dalam-rencana-studimu/ https://beya.io/2016/03/why-start-a-consulting-business/ Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 143



Page 2

kalau diperkenankan Tuhan memiliki keturunan. Pada setiap budaya perkawinan dianggap sesuatu yang sangat penting di dalam masyarakat. Sesungguhnya pernikahan bukanlah masalah dua orang saja yang menikah, namun juga menjadi masalah agama dan keluarga besar. Tujuan dan dasar suatu pernikahan Kristen antara lain: a. Suatu pernikahan merupakan peraturan yang ditetapkan oleh Tuhan. Pernikahan merupakan tata tertib yang suci yang ditetapkan oleh Allah sejak penciptaan manusia. Sebagaimana yang tertera dalam Kejadian 2:24 :“... Sebab itu, seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. b. Cinta kasih Tuhan Yesus Kristus menjadi dasar pernikahan Kristen (band: Yoh. 15:9-17 dan Ef. 5:22-33). Yang menjadi dasar dari kehidupan pernikahan dan keluarga adalah cinta kasih Tuhan Yesus Kristus kepada Gereja-Nya. Suami dan istri dipanggil untuk saling mencintai secara timbal balik, secara total dan menyeluruh, serta kemauan untuk saling memberi dan menerima. c. Untuk saling membahagiakan dan mencapai kesejahteraan hidup. Oleh karena itu, kedua belah pihak baik istri maupun suami mempunyai tanggung jawab dan memberi sumbangan yang bermakna untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan suami istri. d. Dalam pernikahan dengan perspektif Kristen, nikah dipandang sebagai suatu peraturan monogami. Karena monogami merupakan suatu refleksi dari kasih agape, yaitu kasih yang saling melayani, tanpa pamrih, dan eksklusif. Realita dwi tunggal, suatu kebahagiaan duniawi yang terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita. Herman adalah seorang pemuda Kristen yang akan menikah dengan pacarnya yang sangat mengasihi Tuhan. Dalam Katekisasi pernikahan/persiapan pernikahan, Pendetanya bertanya : “Herman, keluarga seperti apakah yang ingin kamu bentuk ?.” Jawab Herman : “Ya tentu keluarga yang bahagia.” Tanggapan Pendeta : “Apa maksudnya?.” Jawab Herman : “Keluarga yang rukun, tidak ribut, kebutuhannya tercukupi, dan punya anak yang baik.”Tanya Pendeta selanjutnya : “Hanya itu?.” Jawab Herman : “Saya kira begitulah tujuan pernikahan. Tapi disamping itu tentunya kami akan selalu pergi ke gereja, mendukung program gereja, anak-anak nanti ke Sekolah Minggu. Saya ingin anak-anak menjadi orang Kristen yang baik.” (disadur dari Susabda, 2011: 23) 44 Kelas XI SMA/SMKKegiatan 2 Diskusi Kelompok Buatlah kelompok kecil 3-5 orang. Simaklah kejadian yang diungkapkan, kemudian diskusikan dengan panduan pertanyaan sebagai berikut. Pokok diskusi : 1. Apakah maksud Herman pernikahan Kristen berbeda dari pernikahan yang lain? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. A pakah kamu berpikir bahwa Herman mengerti betul tujuan pernikahan Kristen? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. M enurut pendapatmu apakah berpacaran sebelum pernikahan dan mem­ bentuk kelurga baru itu penting? Jelaskan alasanmu! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Kasih dalam Keluarga Adalah Gambaran Cinta KasihTuhan Pernahkah kamu memperhatikan pasangan suami isteri di jemaat? Bagaimana pendapat kamu tentang pasangan-pasangan suami-istri tersebut? Seringkali kita menemukan di jemaat kita beberapa pasangan yang meskipun usia pernikahannya sudah cukup lama, namun relasi mereka sangat akrab dan mesra. Meskipun usia meraka sudah tua, namun mereka masih tetap menunjukkan teladan pernikahan Kristen yang baik. Mereka menunjukkan bagaimana mereka dapat saling membantu, sabar menunggu, peduli satu terhadap yang lain, bergembira bersama, dan saling mendukung dalam pelayanan. Pasangan-pasangan tersebut, ternyata dalam realita mempunyai dampak yang besar di jemaat. Banyak pasangan dan Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 45keluarga yang menghargai kehadiran mereka, sekaligus mereka menjadi contoh pasangan suami-istri yang diberkati dan menjadi berkat di jemaat. Demikian pula pernikahan dan keluarga yang dijiwai dan dihidupi oleh cinta kasih akan memancar keluar menjadi kesaksian yang menarik dan sebagai suatu pewartaan hidup kepada orang lain. Tuhan menciptakan manusia menurut citra-Nya. Ia memanggil manusia untuk saling mengasihi sekaligus untuk mengasihi Allah. Itulah hakikat cinta kasih. Tuhan memberikan kodrat manusiawi kepada laki-laki dan perempuan, dan memanggilnya untuk saling mengasihi dan bertanggung jawab dalam hidup dan persekutuan. Satu-satunya “lingkungan” yang memungkinkan penyerahan diri dalam arti sepenuhnya ialah pernikahan, dimana disitu ada perjanjian cinta kasih antara suami-istri yang dipilih secara sadar. Pernikahan Kristen merupakan pernikahan yang eksklusif dan unik, untuk hidup dalam kesetiaan sepenuhnya antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan rencana Allah Sang Pencipta. Keluarga Kristen sesungguhnya menerima dan menjadi pewarta kabar gembira. Hal itu dapat dimulai sejak saat persiapan pernikahan, sebagai suatu perjalanan iman, suatu kesempatan dan peluang dimana para calon pengantin semakin memperdalam imannya dan dengan bebas menerima panggilan Kristus untuk mengikuti-Nya dalam hidup berkeluarga. Melalui peristiwa hidup sehari-hari, baik suka maupun duka, baik untung maupun malang, sehat dan sakit, Allah mendatangi mereka untuk menyatakan dan menyampaikan suatu tawaran dan undangan agar mengambil bagian dalam cinta kasih Kristus. Oleh karena itu, keluarga Kristen dipanggil untuk menjadi suatu komunitas yang mewartakan kabar baik atau Injil. Keluarga Kristen, seharusnya menjadi tempat dimana Injil ditaburkan dan selanjutnya diwartakan keluar. Dengan demikian, setiap anggota keluarga Kristen, baik bapak, ibu, maupun anak-anak menjadi penerima sekaligus menjadi pewarta Injil. Dengan demikian, para orang tua tidak hanya mewartakan Injil kepada anak-anak-Nya, namun juga seharusnya terbuka untuk menerima Injil dari mereka. 4. Pentingnya Komunikasi dalam Pernikahan dan Keluarga Sesungguhnya setiap orang yang akan memasuki suatu kehidupan pernikahan tentu mempunyai keinginan untuk hidup berbahagia dan saling mencintai. Mereka dapat memiliki relasi yang dekat dan akrab dengan pasangannya. Keinginan tersebut sesungguhnya memang indah; namun untuk mencapainya tidaklah mudah. Dalam kenyataannya, banyak keluarga mengalami kegagalan dan kekecewaan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Di sekitar kita, dapat dijumpai banyak pernikahan mengalami masalah serius dan berakhir dengan 46 Kelas XI SMA/SMKperceraian. Mengapa hal itu dapat terjadi? Salah satu alasan utamanya adalah karena suami-istri tidak berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, siapa pun yang akan memasuki pernikahan kristiani seharusnya mendapat pembekalan dan dipersiapkan berkaitan dengan komunikasi. Memang pada awal suatu pernikahan semuanya terasa mudah, baik suami maupun istri saling mendahului dalam usaha membahagiakan dan menomorsatukan pasangannya. Dalam keadaan demikian, tentu saja proses penyesuaian diri dapat berjalan dengan bagus dan berhasil. Hal-hal yang kurang menyenangkan, maupun sifat dan sikap pasangannya yang kurang disukai tidak terlalu diperhatikan. Relasi dan komunikasi antarmereka masih dekat dan akrab karena ada komunikasi dari hati ke hati yang disertai oleh cinta kasih yang hangat. Meskipun demikian, keadaan tersebut ternyata sering kali tidak berlangsung lama. Pada beberapa kasus dalam rumah tangga, begitu mereka dianugerahi seorang anak dari Tuhan, perhatian kepada pasangan mulai terbagi. Sang Ibu sibuk merawat anak dan rumah tangga, sedangkan sang Bapak tanggung jawabnya mulai bertambah, ia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tidak disadari lama-kelamaan relasi mereka mulai renggang dan komunikasi mulai ada masalah. Mereka hidup dalam dunia masing-masing, baik tenaga, perhatian, maupun waktu, tersita oleh kesibukan, oleh anak, maupun tugas sehari-hari. Bicara dari hati ke hati mulai kurang dilakukan. Selisih paham dan salah tafsir sering meningkat menjadi suatu pertengkaran. Sifat dan sikap pasangannya yang dahulu dikagumi lambat laun menjadi masalah tersendiri, bahkan menjadi penghambat untuk mengembangkan komunikasi, sehingga menimbulkan kekecewaan dan perasaan negatif. Keadaan ini sering ditambah lagi dengan tantangan dari luar. Misalnya, adanya gangguan dari luar, dari keluarga, lingkungan, dan lain-lain. Seringkali kekecewaan tersebut dipendam di dalam hati. Tetapi pada suatu saat, kekecewaan itu dapat meledak. Ada masalah dalam berkomunikasi, relasi yang hangat diganti ketegangan dan saling mendiamkan. Bila tidak menemukan jalan untuk menyelamatkan keluarga mereka akan jatuh kepada “kepedihan” pernikahan. Salah satu solusi untuk memecahkan masalah relasi tersebut adalah dikembangkannya suatu komunikasi. Melalui komunikasi segala masalah sesungguhnya dapat dihadapi, bahkan dapat diatasi secara bersama. Relasi pernikahan yang mengalami permasalahan karena kekecewaan seringkali dapat diselamatkan dan dipulihkan. Komunikasi adalah suatu proses antara dua orang atau lebih untuk memberi informasi dan menerima informasi, sehingga terjadi kesatuan pemahaman. Hal tersebut perlu diusahakan, agar komunikasi bisa berjalan. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 47Beberapa aspek pendukung komunikasi, antara lain: a. Hubungan suami-istri dinomorsatukan di atas segalanya. Hal yang penting menyangkut soal sikap, kepedulian, mementingkan pasangan, mau me­ nyediakan waktu, mau menerima, dan mendengarkan. Dalam konteks ini, hubungan lebih penting daripada prestasi. b. Hal-hal yang menyangkut masalah keluarga perlu dibicarakan bersama. Diharapkan pada akhirnya akan tecapai suatu kemufakatan, atau paling tidak saling pengertian. Hal-hal yang perlu dibicarakan misalnya, masalah hubungan dengan orang tua dan sanak saudara, masalah ekonomi keluarga, pekerjaan, pendidikan anak, kegiatan dalam masyarakat, penghayatan tentang agama, hobi, dan lain-lain. c. Cinta kasih melebihi sekadar perasaan. Karena perasaan dapat berubah- ubah, sedang cinta kristiani adalah tetap setia “dalam suka maupun duka, dalam sehat dan sakit”. Meskipun kehangatan mulai menurun, namun tetap saling menerima apa adanya, saling mau membantu untuk berkembang, dan menemukan pribadi pasangan yang sejati, tanpa memaksa yang lain menjadi seperti yang diinginkan. d. Seharusnya kedua belah pihak, minimal setiap hari saling mengucapkan atau mengungkapkan kata yang baik atau kata pujian. Sebaliknya kritik, ejekan, tuduhan, celaan, maupun sindiran sebaiknya dihindari. Apabila timbul perasaan negatif, sebaiknya jangan dipendam atau didiamkan saja, jauh lebih baik apabila dibicarakan secara terbuka. 5. Pernikahan Menuju Pada Realisasi “Gereja Keluarga” Sejak suatu pernikahan dibangun secara kristiani, seharusnya pasangan baru tersebut menyadari bahwa pada akhirnya keluarga yang dihadirkan merupakan suatu“gereja keluarga”atau“gereja domestik”(ecclesia domestica). Pada hakikatnya, gereja merupakan kumpulan dari para keluarga dan pribadi Kristen. Bila keluarga- keluarga Kristen cukup kuat dalam kehidupan kristiani yang mereka usahakan, maka tentu gereja juga akan kuat keberadaannya. Sebaliknya, bila keluarga Kristen tidak melakukan fungsi-fungsi gereja dengan baik, bahkan melupakan identitasnya sebagai keluarga Kristen, tentu saja gereja akan menjadi lemah. Pasangan yang baru saja menikah secara kristiani, perlu menyadari pentingnya kedudukan keluarga sebagai gereja rumah tangga, di mana keluarga juga dapat menjadi tempat ibadah para anggotanya dengan relasi yang sangat akrab. Apalagi jika di daerah tersebut tidak ada gereja atau gereja yang ada terlalu jauh untuk dijangkau. Bahkan di Rusia dan China, pada saat kekristenan ditindas oleh 48 Kelas XI SMA/SMKrezim komunis, maka banyak kebaktian gereja yang dilakukan secara sembunyi- sembunyi. Pada saat itu, keluarga yang berfungsi sebagai gereja domestik sangat berperan dan efektif, bahkan menjadi berkat bagi lingkungannya. Terdapat persamaan antara gereja dan keluarga, yaitu: • Keluarga dan gereja merupakan suatu institusi atau lembaga yang bertumbuh. • Semua fungsi dan panggilan gereja, juga menjadi fungsi dan panggilan keluarga Kristen, yaitu panggilan untuk melayani (diakonia), bersekutu (koinonia), dan bersaksi (marturia). Beberapa fungsi dan tugas panggilan gereja di dalam keluarga sebagai “gereja keluarga” atau “gereja domestik”, adalah sama dengan tugas panggilan gereja, antara lain: a. Panggilan untuk Melayani Komunitas keluarga sebagai gereja domestik terpanggil untuk saling melayani dan berkorban antaranggota keluarga yang akhirnya berdampak kepada masyarakat. Semangat melayani ini menuntut adanya keterbukaan, saling menerima, saling pengertian, kesabaran, dan pengampunan. Keluarga merupakan sekolah pertama untuk mengajarkan nilai-nilai pelayanan yang menjadi prinsip keberadaan serta perkembangan gereja dan masyarakat. Keluarga menjadi tempat yag paling efektif untuk memanusiakan manusia secara khusus menjaga dan mewariskan nilai-nilai etis. Salah satu contoh praktis dapat dibaca dalam 1 Petrus 4 ayat 9-10, yang berisi ajakan untuk melayani satu sama lain berdasar karunia yang dimiliki. b. Panggilan untuk Bersekutu Keluarga Kristen pada dasarnya merupakan pesekutuan antarpribadi. Oleh karena itu, keluarga adalah sekolah hidup bersama dan utama. Keluarga Kristen seharusnya menjadi contoh dan stimulus bagi pengembangan relasi, bahkan persekutuan yang lebih luas. Hal ini ditandai dengan adanya dialog, penghargaan, persekutuan bersama, kebaktian bersama, dan doa bersama. Dalam 1 Timotius 4: 7b-8 berisi nasihat untuk melatih diri dalam beribadah yang akan berguna dan menyentuh berbagai aspek kehidupan. Keluarga Kristen seharusnya menjadi sekolah persekutuan dan doa bersama yang sejati untuk berjumpa dengan Yesus Kristus, bukan hanya sekedar untuk memohon dan mengadu, tapi terutama untuk mendengarkan dan merenungkan Firman Tuhan, memuji, menyembah, serta bersyukur. Orang tua bertanggung jawab untuk mengajarkan hal berbakti dan berdoa kepada anak-anak sesuai dengan iman yang telah dinyatakan di dalam pembaptisan maupun pengakuan percaya, agar dapat menyembah Tuhan dan mengasihi sesamanya. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 49c. Panggilan untuk Bersaksi Tugas pokok keluarga Kristen adalah dipanggil untuk membangun Kerajaan Allah di bumi, dengan ikut serta dalam hidup dan misi gereja. Oleh karena itu, keluarga harus menampilkan jati diri maupun misinya sebagai suatu persekutuan hidup di dalam kasih. Keluarga sebagai pusat untuk menghadirkan kabar baik atau injil bagi lingkungannya, sebagai usaha untuk menghadirkan Kristus yang memberikan dirinya bagi dunia. Keluarga perlu solider dan setia kepada kebutuhan lingkungannya. Dengan demikian, keluarga sudah menampilkan dan melaksanakan panggilan bagi lingkungannya. Sumber: Dokumen Kemdikbud. Gambar 3.1 Keluarga Kristen adalah Gereja Domestik atau Gereja Keluarga. Semua tugas panggilan Gereja menjadi panggilan keluarga Kristen. Kegiatan 3 Mengasosiasi Bagikan dengan teman di sampingmu, jawablah beberapa pertanyaan pemandu berikut ini. 1. Mengapa keluarga disebut sebagai gereja keluarga? 2. Lihatlah lingkungan di sekitarmu, apakah keluarga-keluarga Kristen sudah melakukan 3 panggilan gereja? 3. Menurutmu bagaimana cara yang baik agar keluarga Kristen dapat meningkatkan identitasnya sebagai “gereja keluarga”? 50 Kelas XI SMA/SMKC. Penutup Ayat Emas Bacalah ayat ini, selanjutnya bagikan pendapatmu kepada teman di sampingmu. Kemudian simpulkan penemuanmu berdua. Kej. 2:24 “... Sebab itu, seorang laki-laki meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”. Menyanyi : KJ 317:1,4 “Hari Ini Tuhan Berkati” Hari ini Tuhan berkati, mempelai mengikat janji Moga-moga rumah tangganya Kau beri tent’ram bahagia Reff : Puji Tuhan, puji Dia Sang Pencipta manusia Ia suka memberkati, yang bersatu dalam kasih Dalam Dikau Sumber kurnia, mempelai tetap setia. Dalam Dikau ya Juruselamat, umat-Mu beroleh rahmat. Doa Doa akan dipimpin oleh salah seorang peserta didik di kelas. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 51Bab Tanggung Jawabku Terhadap Keluarga VI Bacaan Alkitab: Lukas 2:41-52, Keluaran 20:12, Kejadian 4:1-16 A. Pengantar  Berdoa Dipimpin oleh salah seorang peserta didik.  Bernyanyi (Lagu Pop Rohani) “Di Doa Ibuku” Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang Tiada duka kukenal, tak kunjung mengerang Di sore hari nan sepi, ibuku bertelut Sujud berdoa ku dengar namaku disebut Di doa ibuku, namaku disebut Di doa ibuku ku dengar, ada namaku disebut Seringlah ini kukenang, di masa yang berat Di kala hidup mendesak dan nyaris ku sesat Melintas gambar ibuku, sewaktu bertelut Kembali sayup kudengar, namaku disebut Di sore hari nan sepi... ibuku bertelut Sujud berdoa ku dengar namaku disebut Di doa ibuku, namaku disebut Di doa ibuku dengar ada namaku disebut.... Ada namaku disebut Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 53Kegiatan 1 Tanggapan terhadap lagu: 1. Nyanyikan lagu di atas dan hayatilah maknanya! 2. Pesan apa yang kamu dapat dari lagu di atas? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Bagaimana tanggapan kamu terhadap kasih dari ayah dan ibu yang sudah kamu terima? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… B. Uraian Materi 1. Anak dalam Keluarga Seorang anak adalah anugerah terindah dalam keluarga. Ya, kamu adalah berkat terindah dari Tuhan. Mungkin tidak kamu sadari bahwa dalam setiap doa orang tua, nama kamu selalu disebut. Demikianlah kita sebagai anak, harus juga mendoakan orang tua kita. Anak menjadi sosok penting yang didambakan orang tua dalam trinitas segitiga cinta yang ada dalam keluarga. Trinitas segitiga cinta, artinya relasi antara Bapa, Ibu dan Anak-anak didasarkan kepada cinta kasih yang tulus. Orang tua kamu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai ayah dan ibu sejak dalam 54 Kelas XI SMA/SMKkandungan sampai kamu menikah. Hal ini tidak mudah, membutuhkan kesabaran, kerja keras, dan rasa tanggung jawab yang besar, karena kompleksitas kebutuhan kamu yang harus dipenuhi. Sampai kapan pun budi baik mereka tidak pernah terbalaskan. Meskipun demikian, jangan menganggap suami-istri Kristen yang tidak memiliki anak adalah orang yang berdosa dan tidak diberkati. Ingatlah, Tuhan Yesus dan Rasul Paulus juga tidak menikah atau berkeluarga. Tetapi hidup mereka justru diberikan untuk kemuliaan Tuhan dan melayani sesama. Hidup tanpa pasangan dan tidak mempunyai anak secara kristiani bisa menjadi hidup yang indah, keberkatan, dan berguna bagi sesama. Bagaimana pandangan kamu terhadap orang yang tidak menikah atau orang yang tidak memiliki anak? 2. Tanggung Jawab Anak Bacalah artikel di bawah ini! Lalu jawablah pertanyaan di bawahnya. Kisah Ayah, Remaja, dan Burung Pipit Suatu sore saat langit cerah namun teduh, dengan angin bertiup semilir, di halaman sebuah rumah berpagar tinggi, seorang ayah yang telah lanjut usia dan anak lelakinya yang masih muda tampak sedang duduk di bangku taman. Bersantai sambil menikmati suasana sore hari yang nyaman. Sang anak asyik membaca koran, sedang sang ayah tampak hanya Sumber: Dokumen Kemdikbud diam terpekur memandangi Gambar 6.1 Ayah bercerita kepada anaknya tentang masa lalu tanaman. Ketika tiba-tiba anaknya. seekor burung pipit hinggap di dedaunan tanaman yang berada di dekat sang ayah, ia bertanya kepada anaknya yang sudah beranjak remaja., “Nak, apakah itu?” Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 55Setelah melihat sejenak ke arah tanaman sang anak menjawab ringan, “Itu burung pipit yah”, kemudian ia melanjutkan membaca koran. Sang ayah memandang ke arah burung itu lagi, kemudian bertanya kembali, “Apakah itu?” “Sudah aku katakan burung pipit‘yah”, jawab si anak dengan nada sedikit kesal. Sang ayah masih memandangi burung pipit tersebut, yang tak lama kemudian terbang dan hinggap kembali di tanah di sisi lain dari halaman tersebut. Dengan pandangan yang masih lekat pada burung itu kembali sang ayah bertanya, “Apakah itu?”. “Burung pipit ayah . . burung pipit . .” jawab sang anak yang kesal. “P … I … P … I … T … !” lanjut sang anak sambil mengeja dengan marah. Sang ayah yang masih ragu dengan penglihatannya yang mulai kurang baik, bertanya kembali, “Apakah itu?” Kali ini sang anak benar-benar marah dengan nada keras ia menjawab, “Mengapa ayah menanyakan ini terus-menerus? Bukankah sudah berulang kali kukatakan bahwa itu burung pipit! Tidak bisakah engkau mengerti!!” Mendengar hardikan anaknya, sang ayah yang merasa sakit hati kemudian bangkit dari duduknya untuk masuk ke dalam rumah. “Mau kemana?!” tanya sang anak. Sang ayah tidak menjawab hanya memberikan isyarat tangan yang berarti “sudahlah” dan melanjutkan langkahnya ke dalam rumah dengan langkah gontai dan hati yang sedih. Sang anak meskipun kesal menyadari bahwa ia tidak sepantasnya membentak ayahnya yang telah lanjut usia. Tapi peristiwa tadi memang sungguh membuatnya kesal dan menghilangkan selera untuk meneruskan membaca koran. Saat sang anak masih termangu, sang ayah kembali sambil membawa sebuah buku yang ternyata adalah buku hariannya. Sang ayah duduk kembali di sebelah anaknya, sambil membolak-balik halaman buku seperti mencari sesuatu. Setelah ketemu halaman yang dicarinya ia sodorkan buku harian tersebut ke tangan anaknya, sambil menunjuk bagian yang ia ingin agar anaknya membacanya. Sang anak menerima buku harian tersebut dan melihat bagian yang ditunjukkan oleh ayahnya. Sebelum ia mulai membaca ayahnya berkata, “Yang keras ya…” Ia ingin agar anaknya membaca buku hariannya dengan suara yang dapat terdengar jelas. “Hari ini putraku yang paling bungsu, beberapa hari yang lalu genap berusia 3 tahun,” Sang anak mulai membaca, 56 Kelas XI SMA/SMK“Sedang duduk bersamaku di bangku sebuah taman, ketika tak lama kemudian ada seekor burung pipit yang hinggap di hadapan kami. Putraku bertanya hingga 21 kali padaku. ‘Apakah itu?’ Aku jawab sebanyak 21 kali sebanyak ia bertanya, bahwa itu adalah burung pipit. Aku selalu memeluknya dengan bahagia setiap kali ia bertanya dan mengulangi pertanyaannya. Sekali lagi dan lagi. Tanpa sedikit pun aku merasa kesal, karena ia adalah putra kecilku dengan wajah tanpa dosa dan dengan rasa ingin tahunya yang besar, aku malah merasa bahagia dan senang.” Sampai di situ sang anak berhenti membaca, apa yang barusan dibacanya bukan hanya membuatnya menyadari kesalahannya, tapi membuatnya sungguh menyesal telah memperlakukan ayahnya seperti tadi. Sang anak terdiam, memandang ayahnya sejenak, dengan mata berkaca-kaca menahan tangis ia memeluk dan mencium kening ayahnya. Meskipun tidak ada kata-kata apa pun yang terlontar dari mulut anaknya, sang ayah tahu bahwa putra kesayangannya telah menyadari kesalahannya, ciuman dan pelukan eratnya adalah tanda permintaan maaf darinya. Sang ayah pun tersenyum bahagia. Suasana sore yang indah menjadi terasa semakin indah. (Dikutip dari http://www.astrodigi.com/2011/05/kisah-ayah-anak-dan-burung-pipit.html) Jawablah pertanyan berikut! a) Menurut kamu, bagaimana sikap sang anak terhadap ayahnya? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ b) Apa pesan yang kamu dapat dari bacaan di atas? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ c) Apa yang akan kamu lakukan mulai sekarang kepada orang tua kamu? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 57Taat Kepada Perintah Tuhan Sikap hormat kepada orang tua merupakan salah satu tugas moral yang harus dilakukan oleh anak sepanjang hidupnya. Sejak masa Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru, sikap ini ditekankan dalam Alkitab sebagai perintah yang harus dilakukan. Hubungan orang tua dan anak yang paling ideal dapat kita lihat pelajari dari kehidupan keluarga Tuhan Yesus (Luk. 2:41-52). Sering terjadi dalam kehidupan saat ini sikap orang tua yang ketinggalan zaman dan tidak banyak tahu. Benarkah demikian? Biasanya orang tua melarang, menyuruh, serta menasihati sehingga banyak anak yang cenderung menjauhkan diri seolah-olah membuat tembok pemisah antara mereka. Anak merasa ingin bebas, serta ingin mempunyai pandangan sendiri, sehingga kurang senang pada otoritas atau kekuasaan orang tua yang mengatur. Keinginan untuk bebas ini dapat menimbulkan kejengkelan dan salah paham apabila antara orang tua dan anak tidak memahami jalan pikiran masing-masing. Memang masa yang paling sulit seringkali adalah masa remaja. Di satu sisi, remaja mengalami perkembangan yang seringkali tidak bersesuaian dengan pendapat dan harapan orang tua serta lingkungan. Oleh karena itu, kamu perlu memahami perkembangan masa remaja sehingga kamu bisa menghindari konflik-konflik yang seharusnya tidak terjadi. Ada empat aspek yang perlu kamu pahami. 1. Perkembangan Kognitif Pada usia ini kamu memasuki tahapan kematangan intelek. Kamu mampu berpikir jauh melebihi dunia nyata dan keyakinan sendiri, yaitu memasuki dunia ide-ide. Kamu bisa memecahkan masalah secara sistematis, tidak hanya meniru orang lain. Kamu bisa berpikir reflektif, mengevaluasi pemikiran, melakukan imajinasi ideal, dan berpikir abstrak. 2. Perkembangan Moral-Etika Pada usia ini, penekanannya adalah siapa yang memegang kekuasaan, mereka perlu dihormati. Kamu mulai senang menegakkan hukum dan disiplin, gemar memperhatikan kewajiban yang harus dilakukan dan memperhatikan tata kehidupan sosial serta kepentingan keamanan diri. Kamu menghormati orang yang memelihara aturan masyarakat. 3. Perkembangan Ego Kamu berada dalam situasi di mana di satu sisi ingin memiliki identitas pribadi, namun di sisi lain ingin menyisihkan rasa kekaburan identitas. Kamu mulai belajar memberikan loyalitas terhadap suatu kelompok yang menjadi bagian identitas (kelompok teman, ideologi, kekristenan yang kamu anut). Adakalanya kamu juga mengevaluasi identitas yang dianggap kuno untuk dipikir ulang. Identitas meliputi tiga konsep diri, yaitu seksual, pekerjaan/panggilan, dan sosial. Kamu ingin tahu siapa diri kamu dan ke mana hidup diarahkan, 58 Kelas XI SMA/SMKmenyenangi identitas diri yang unik. Kamu sering mengalami konflik identitas karena ada jarak antara siapa diri yang sebenarnya dan keinginan menjadi pribadi ideal. 4. Perkembangan Iman Pada usia ini, kamu membentuk sikap terhadap hidup melalui apa yang dipercayai oleh keluarga sendiri menuju pandangan di luar diri dan keluarga. Seringkali bagi remaja, Allah adalah pribadi yang paling berperan dalam hidupnya. Allah menjadi sahabat yang paling karib dan memahami kehidupan remaja. Kamu mempunyai komitmen dan loyalitas yang sangat dalam terhadap Allah sebagai tempat menimba seluruh kepercayaan. Bagi remaja seringkali juga Allah juga dipandang sebagai ‘Allah kelompok’ atau ‘Allah kolektif’. Dengan pemahaman ini, orang tua memahami bahwa keinginan untuk bebas dan berdiri sendiri merupakan bagian dari pertumbuhan remaja. Seorang anak tidak akan bertumbuh menjadi dewasa selama ia masih bergantung pada pikiran orang tuanya. Tetapi di pihak lain, anak juga harus memaklumi bahwa pikirannya keluar dari kepala yang belum banyak pengalaman. Memang seorang remaja sudah mampu menganalisis suatu masalah secara logis, tetapi dengan tingkat kognitif yang belum matang, seorang anak belum mampu memperhitungkan dampak dan konsekuensinya. Oleh karenanya, pikiran seorang remaja perlu diimbangi dengan pikiran orang tua, karena orang tua sudah banyak mengecap ‘asam-manis’ kehidupan. Ketegangan antara remaja dengan orang tua juga dapat dihindari kalau hubungan antara keduanya bersifat terbuka. Orang tua sebetulnya ingin mengobrol dengan anak mereka yang remaja secara intim. Kegiatan 2 Tugas Mandiri Berikanlah contoh konkret bahwa kamu sudah berkembang secara kognitif, moral-etika, ego, dan iman! Perkembangan saya secara kognitif: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Perkembangan saya secara moral-etika: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 59Perkembangan saya secara ego: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Perkembangan saya secara iman: ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Taat Kepada Perintah Tuhan: Menghormati Orang Tua Salah satu dari Sepuluh Hukum Tuhan dalam kitab Keluaran 20:1-17 adalah “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu.” (Kel. 20:12). Hormat berarti: a. bersikap santun dan patuh terhadap orang tua. Di dalam Hukum Taurat tertera perintah yang mengharuskan orang Israel untuk menjatuhkan sanksi berat, yaitu kematian kepada anak yang mengutuki orang tuanya, “Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri” (Im. 20:9); b. bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orang tua. Tuhan Yesus menegur orang Yahudi yang menyelewengkan perintah Tuhan akan persembahan atas dasar ketidakrelaan memenuhi kebutuhan orang tua (Matius 15:3-6). Juga, sebelum Tuhan Yesus mati di kayu salib, Ia meminta Yohanes untuk memelihara Maria, ibu-Nya (Yoh. 19:26-27). Semua ini memperlihatkan bahwa Tuhan menginginkan anak untuk bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orang tua masing-masing; dan c. menghargai dan mengakui kewibawaan orang tua, yaitu dengan mengakui bahwa orang tua ditugaskan oleh Tuhan untuk menjadi pendidik anak. Memahami aspirasi orang tua, melihat motivasi positif di belakang nasihat dan larangan mereka, memaklumi kelemahan mereka, dan mengakui keunggulan mereka. Singkatnya, menghargai usaha orang tua untuk menghantar anak ke gerbang kedewasaan sampai orang tua melepas anaknya untuk berjalan sendiri seutuhnya. Sikap hormat dan pengertian kepada orang tua dengan landasan cinta kasih dari Kristus, akan membangun sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia. Bukan hanya sikap anak kepada orang tua, namun juga sikap anak terhadap saudaranya satu dengan yang lain. 60 Kelas XI SMA/SMKKegiatan 3 Belajar dari Alkitab Bacalah Keluaran 20:12, kemudian diskusikan dan jawablah pertanyaan berikut bersama dengan teman sebangkumu. 1. Apa kehendak Tuhan dalam ayat tersebut? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Mengapa anak-anak dalam keluarga harus menghormati orang tuannya? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Apa yang kamu pelajari setelah membaca ayat ini? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 4. Bagaimana realita yang kamu jumpai di sekitarmu bila dihubungkan dengan ayat ini? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................. ................................................................................................................................................ Kegiatan 4 Janjiku Buatlah komitmen/janji kepada diri kamu sendiri untuk menghormati orang tua kamu sesuai dengan firman Tuhan! Kumpulkan kepada guru untuk dinilai, sesudah itu simpan di tempat yang dapat kamu lihat setiap hari agar komitmen/janji kamu semakin dimaknai! Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 61Sikap yang saya lakukan yang Komitmen saya menyakiti orang tua 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7. 7. 8. 8. 9. 9. 10. 10. Kegiatan 5 Tugas/Proyek 1. Carilah lagu rakyat dari Minangkabau, Sumatra Barat yang berjudul ‘Malin Kundang Anak Durhaka’! 2. Analisis lirik lagu tersebut dan berikan komentar kamu! 3. Simpulkan apa yang seharusnya kamu lakukan kepada orang tua, khususnya kepada ibu! 62 Kelas XI SMA/SMKC. Penutup Rangkuman 1. Anak adalah anugerah terindah dalam kehidupan rumah tangga. 2. Tanggung jawab orang tua untuk mendidik dan membesarkan anak-anak yang diberikan Tuhan harus dilaksanakan dengan penuh sukacita dan sikap takut akan Tuhan, sehingga anak-anak dapat bertumbuh menjadi pribadi yang beriman dan berakhlak mulia. 3. Anak-anak (remaja) juga mempunyai tanggung jawab untuk menghormati orang tua seumur hidup mereka, sehingga berkat-berkat Tuhan melimpah dalam kehidupan anak-anak. Ayat Emas Hafalkanlah ayat ini, selanjutnya berikan contoh penerapannya. Amsal 23:22 “Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah meng­ hina ibumu kalau ia sudah tua.” Bernyanyi Pilihlah lagu yang sesuai dengan pujian di gerejamu. Carilah yang sesuai dengan tema pelajaran hari ini. Berdoa Doa dipimpin oleh guru atau peserta didik untuk mendoakan agar peserta didik dapat menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 63Bab Keadilan dan Perdamaian dalam VII Keluarga Bahan Alkitab: Yesaya 57:2; Matius 5:9 B. Pengantar Pendahuluan  Doa Ya Tuhan, kami bersyukur atas penyertaanmu Hingga saat ini kami boleh mempelajari pengetahuan berdasarkan firman-Mu Ajarlah kami untuk hidup lebih adil dan damai Ajarlah kami untuk menjadi seperti-Mu Tuhan Amin.  Menyanyi PKJ 36 Yesus Raja Damai do = g 4 ketuk 1. Yesus, Raja Damai, Tuhan Mahakasih, sambut kami ini dalam rahmat-Mu. 2. Buanglah, ya Tuhan, dosa-dosa kami, rantai kuasa jahat Kau putuskanlah! 3. Tumpaslah, ya Tuhan, kuasa kegelapan, hingga tak tersisa dampak dayanya. 4. Penebus tersalib, tuntunlah umat-Mu, untuk mengasihi Dikau s`lamanya. 5. Dikau kami ikut trobos kegelapan, sampai kami masuk sukacita-Mu. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 65Tahukah kamu bahwa keadilan dan perdamaian sangat dibutuhkan bagi banyak bangsa di dunia. Berkaitan dengan hal itu, UNESCO telah mewajibkan pada banyak negara anggota PBB untuk melakukan pendidikan perdamaian bagi lembaga pendidikan termasuk keluarga. Dalam realitas saat ini banyak dijumpai fenomena ketidakadilan yang menyebabkan tidak adanya perdamaian di berbagai aras dan institusi/lembaga. Tiap hari kita mendengar dan melihat adanya konflik antarindividu, dalam keluarga, kelompok, bahkan dalam tingkat bangsa dan negara. Akibatnya timbul adanya rasa kebencian, konflik, dan banyak pertumpahan darah. Oleh karena itu, kita harus mengembangkan budaya damai mulai dari relasi antarindividu dan keluarga, bahkan untuk komunitas kita. B. Uraian Materi 1. Kebutuhan Terhadap Keadilan dan Perdamaian Pada umumnya keadilan berkaitan erat dengan perdamaian. Keadilan ternyata memiliki beberapa arti, yakni: adil, tulus, benar, tidak salah. Secara hakiki, adil pada diri sendiri adalah sesuatu yang harus dipenuhi sebagai kewajiban yang telah menjadi haknya dalam hubungannya dengan hidup. Itu berarti, adil adalah: sesuai dengan haknya, tidak lebih dan tidak kurang. Keadilan yang dihubungkan dengan keluarga memiliki potensi yang sangat besar. Karena di dalam keluarga, seseorang menjadi apa yang telah diajarkan dalam keluarganya. Jika seseorang diajarkan dengan keadilan dalam keluarga maka orang tersebut akan membawa pribadi adil ke luar, di masyarakat. Sikap atau tindakan yang dianggap adil adalah penyerahan diri secara total kepada Tuhan Allah. Dalam hal ini, keadilan selalu berimplikasi pada beberapa prinsip, yakni: kesejahteraan, kecukupan, kesetaraan, personalitas, dan persaudaraan. Untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, keadilan juga memerlukan kasih. Sedangkan perdamaian berasal dari kata “damai” yang bisa berubah konsepsi sesuai waktu dan budaya. Dalam masyarakat luas, orang-orang memahami istilah “damai” dan implikasi-implikasinya melalui berbagai pandangan. Banyak orang, dan mungkin juga diri kita sendiri, memahami perdamaian secara sederhana sebagai suatu situasi/keadaan di mana tidak ada konflik atau tidak ada perang. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu, konsep damai ini sebenarnya memiliki dua pemahaman, yaitu negatif dan positif. Pemahaman damai yang negatif ini kita menilai apakah sebuah situasi/keadaan bisa disebut sebagai situasi/keadaan damai atau tidak, dengan cara melihat ada atau tidaknya hal yang biasanya mengancam dan menghancurkan perdamaian, yaitu ketidakadilan dan konflik 66 Kelas XI SMA/SMKatau dalam skala yang lebih luas adalah perang. Contohnya dalam keluarga tidak ada konflik, pertengkaran, saling curiga, saling menuduh, kekerasan, dan lain-lain. Sedangkan pemahaman damai yang positif, dapat menilainya melalui situasi/ keadaan, tidak sekadar hanya dengan melihat ada perang atau konflik terbuka atau tidak, melainkan dengan melihat adakah hal-hal yang mendukung terciptanya perdamaian atau tidak. Dalam pemahaman semacam ini, yang kita cermati adalah apakah orang-orang dalam keluarga tersebut sudah dengan sengaja berusaha menghapuskan berbagai bentuk kekerasan dan ketidakadilan, baik individual maupun dalam struktural keluarga. Juga apakah orang-orang tersebut sudah dengan sengaja menciptakan hal-hal yang bisa menjamin kelanggengan perdamaian dan keadilan terhadap masing-masing anggota keluarga, misalnya antara bapak serta ibu dan antara orang tua dan anak-anak di dalam satu rumah. Sebelum kita berdamai dengan keluarga dan lingkungan, seharusnya lebih dulu kita berdamai dengan Tuhan dan kehendaknya. Inilah dasar utama kehidupan kristiani. Usahakan dan upayakanlah pola hidup kamu adil dan damai dengan meneladani keadilan dan perdamaian Tuhan. Bagaimana caranya? Caranya adalah membuat pola hidup berkomunikasi dengan Tuhan setiap hari melalui pembacaan firman dan doa. Kegiatan 1 Curah Pendapat Berikan pendapat kamu mengenai keadilan dan perdamaian dengan pertanyaan berikut. 1. Apa yang kamu pahami dengan perdamaian dan keadilan dalam keluarga? .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... a. Apakah arti perdamaian dan keadilan? ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 67b. Apakah dampak dari keadilan dan perdamaian? ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... c. Apakah yang dimaksud dengan perdamaian yang positif? berikan contoh dari lingkunganmu! ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... ................................................................................................................................................... 4. Hal-hal apa saja yang dapat menimbulkan keluarga tidak damai dan tidak adil? .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... 5. Apakah yang dimaksud pemahaman damai yang positif? .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................... Guru akan membantu menyimpulkan curah pendapat yang baru saja terjadi. 2. Meneladani Tuhan Yesus Orang kristen adalah pembawa damai dan sahabat bagi dunia, memiliki sikap kehidupan sebagai orang Kristen, yang identik dengan kasih dan damai. Tentu seharusnya demikian kehidupan kita sebagai orang Kristen. Sebelum kita berdamai dengan keluarga dan lingkungan, seharusnya lebih dulu kita harus berdamai dengan Tuhan dan kehendaknya. Inilah dasar utama kehidupan Kristiani. Usahakan dan upayakanlah pola hidup kamu adil dan damai 68 Kelas XI SMA/SMKdengan meneladani keadilan dan perdamaian Tuhan. Bagaimana caranya? Dengan cara membuat pola hidup berkomunikasi dengan Tuhan setiap hari melalui pembacaan firman dan doa. Dalam kitab Nabi Mikha 5:4 dikatakan bahwa “Dia menjadi damai sejahtera”. Pada umumnya para penafsir mengungkapkan bahwa ayat itu menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai “Raja Damai”. Dia adalah damai sejahtera itu sendiri, yang menjadi pedoman kehidupan kita. Kehadiran Kristus dalam kelahiran, kematian, dan kebangkitannya adalah cara Allah yang merendahkan diri dan menjadi manusia untuk berdamai dengan kita manusia yang berdosa. Kristus adalah Allah Sang Kasih yang mendamaikan kita dengan Allah, serta menjadi contoh perdamaian antara kita dan sesama, bahkan dengan lingkungan. Salah satu contoh tentang perdamaian yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus adalah percakapan Tuhan Yesus dengan seorang perempuan Samaria, di sumur Yakub (Yoh. 4:9-18). Pada ayat tersebut kita menemukan bagaimana Tuhan Yesus, sebagai seorang Yahudi, sedang menjadi “jembatan” pendamai dengan orang Samaria, di mana sebelumnya kedua bangsa ini bermusuhan dan tidak berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Sebenarnya, apa yang diperlihatkanTuhanYesus dalam kisah di atas merupakan sebuah teladan yang harus dilakukan dalam kehidupan orang Kristen. Terutama kaum remaja yang sering sensitif, mudah tersinggung, dan mudah terlibat konflik. Tuhan Yesus memberikan teladan bahwa sebagai orang Kristen harus menjadi pembawa damai bagi dunia. Salah satu tes yang bisa kita lakukan misalnya adalah ketika kita hadir di suatu tempat. Pada saat kita hadir, apakah kehadiran kita disukai oleh orang-orang di sekitar kita? Adakah kehadiran kita sudah ditunggu- tunggu dan sangat diharapkan? Jika kehadiran kita diterima atau ditunggu- tunggu, mungkin kita sudah membawa dampak yang positif bagi lingkungan itu, atau setidaknya membawa damai di lingkungan. Tahukah kamu, bahwa lingkungan membutuhkan damai? Sudahkah kita menjadi pembawa damai bagi lingkungan kita? Sudahkah kita sungguh-sungguh berdamai dengan Allah dan berdamai dengan sesama? Hal ini pernah dibuktikan oleh salah seorang peneliti tentang dampak suasana damai. Suatu ketika, ada dua kelompok ayam betina. Kelompok pertama selalu diperdengarkan musik rohani setiap hari. Kelompok kedua, selalu diperdengarkan musik rock yang keras. Satu bulan kemudian, ketika tiba masa bertelur, ditemukan bahwa kelompok ayam pertama bertelur jauh lebih banyak dari kelompok kedua. Hal ini membuktikan bahwa ayam saja membutuhkan kedamaian, apalagi manusia. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 69Kegiatan 2 Amatilah gambar di bawah ini dan beri komentar! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 7.1 Pertengkaran seringkali merupakan dampak dari realita yang tidak adil di sekitar kita 3. Perdamaian dalam Keluarga Kata perdamaian berasal dari kata “damai” yang bisa berubah konsepsi sesuai waktu dan budaya. Dalam masyarakat luas, orang-orang memahami istilah “damai” dan implikasinya melalui berbagai pandangan. Banyak orang, memahami perdamaian secara sederhana sebagai suatu situasi/keadaan di mana tidak ada konflik atau tidak ada perang. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu, konsep damai ini sebenarnya memiliki dua pemahaman, yaitu negatif dan positif. Pemahaman damai yang negatif sebuah situasi/keadaan bisa disebut sebagai situasi/keadaan damai atau tidak, dengan cara melihat ada atau tidaknya hal yang biasanya mengancam dan menghancurkan perdamaian, yaitu ketidakadilan dan konflik atau dalam skala yang lebih luas adalah perang. Sedangkan pemahaman damai yang positif, kita bisa menilainya lewat situasi/keadaan, tidak sekedar hanya dengan melihat ada perang atau konflik terbuka atau tidak, melainkan dengan melihat adakah hal-hal yang mendukung terciptanya perdamaian atau tidak. 70 Kelas XI SMA/SMKDalam pemahaman semacam ini, yang kita cermati adalah apakah orang- orang dalam keluarga tersebut sudah berusaha menghapuskan berbagai bentuk kekerasan dan ketidakadilan, baik individual maupun dalam struktural keluarga. Dengan demikian juga sebaliknya, apakah orang-orang tersebut sudah menciptakan hal-hal yang bisa menjamin kelanggengan perdamaian dan keadilan terhadap masing-masing anggota keluarga, antara bapak dan ibu serta antara orang tua dan anak-anak di dalam satu rumah. Kegiatan 3 Diskusi Potongan teks ilustrasi berikut diambil dari sebuah wawancara awal antara pendeta dengan keluarga yang menggambarkan struktur keluarga bermasalah. Alan, Mary, Mike, dan Nancy merupakan sebuah keluarga. Pendeta : “Alan, kamu mengatakan bahwa istrimu, Mary tidak bersedia menyiapkan makanan karena…” Alan : “Karena ia terlalu malas. Ia bukan seorang istri.” Mary : “Bukan karena saya malas. Saya hanya terlalu lelah…, terlalu lelah. Tidak seorang pun mau melakukan segala sesuatunya, tak seorang pun …” Alan : “Tidak seorang pun mau melakukan sesuatu karena kamu tidak mau melakukannya. Yang kamu lakukan hanya mengkritik dan bertengkar.” Mary : “Kamu tidak akan dan tidak mau mengerti! Nancy tidak pernah mengerjakan apapun yang saya katakan bahkan yang saya minta. Ia tidak mau merapikan tempat tidurnya ataupun membantu menyiapkan makan malam ataupun mencuci piring.” Nancy : “Oh, Ibu! Ayah benar, ibu hanyalah tukang kritik. Aku tidak mengerti kenapa saya harus merapikan tempat tidur setiap hari. Itu tempat tidurku. Ibu mengkritikku karena hal itu.” Alan : “Iya. Untuk apa kamu juga mengeluhkan hal itu? Demi Tuhan, Mary. Kamu bahkan tidak merapikan tempat tidur kita!” Mary : “Kamu juga tidak mau mengerti. Aku hanya butuh pertolongan. Ternyata di keluarga ini tidak ada yang mau menolong.” Mike : “Bagaimana denganku? Aku …” Mary : “Kamu! Kami bahkan tidak pernah melihatmu. Kamu makan di rumah tapi tidak pernah bersama kami. Kamu tidur di rumah, tapi cuma itu saja. Kamu seperti ‘anak kos’ saja dan bukan anakku.” Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 71Diskusikan dengan temanmu dan presentasikan di depan teman dan gurumu: 1. Apa yang menjadi penyebab timbulnya situasi tidak damai pada keluarga di atas? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Apa yang kamu tangkap dari peran Alan, Mary, Nancy, dan Mike? Bagaimana seharusnya peran mereka masing-masing dalam keluarga? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Menurut kamu, apa yang harus mereka lakukan untuk menciptakan keadilan dan perdamaian dalam keluarga? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 4. Mengapa orang-orang yang membawa damai disebut orang yang berbahagia menurut Kristus? Jelaskan pendapatmu! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 5. Apa sumbangan yang dapat kamu berikan untuk keadilan dan perdamaian dalam keluargamu? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 72 Kelas XI SMA/SMK4. Masalah yang Dihadapi Kaum Muda Philip Tangdilingtin (dalam Sugiyo, 2001) mengungkapkan ada empat masalah pokok yang dihadapi kaum muda pada umumnya, yaitu masalah dalam: keluarga, masyarakat, gereja, dan diri kaum muda sendiri. Mengidentifikasi masalah merupakan langkah yang bijak untuk dapat mengatasi dan menanggulanginya. Yang perlu diketahui dan dilakukan bahwa setiap masalah kaum muda merupakan tanggung jawab kaum muda itu sendiri untuk mengatasinya. Orang lain hanya dapat memberikan bantuan atau pendampingan. Dengan kata lain kaum muda harus melatih/mendidik diri sendiri untuk mengatasi masalah secara mandiri. Jika memang tidak mampu, barulah minta tolong kepada orang lain khususnya pada orang tua. Dalam hubungan dengan keluarga ada kesenjangan atau jarak antara nilai dan norma yang berakibat membawa pada konflik antara kaum muda dan orang tua. Kurangnya perhatian dan pengertian dari orang tua, menurunnya wibawa orang tua karena pengaruh teknologi komunikasi, posisi anak dalam keluarga (bungsu, sulung); semua itu dapat membawa akibat bahwa kaum muda kurang merasa damai, aman, dan terlindungi. Lalu mereka tidak nyaman tinggal di rumah, dan sering berada di luar rumah, serta kehilangan kesempatan dan tantangan untuk berkembang secara utuh. Kaum muda sering terjalin dalam lingkungan sosial tanpa mereka sadari, yang sering menguasai dan memanipulasi hidup mereka. Akibatnya terjadilah sikap apatis, frustrasi, dan tidak aman, terlebih saat remaja berada dalam masa transisi menuju kepada kedewasaan hidup. Permasalahan dalam diri kaum muda sendiri umumnya berpangkal pada penampilan psikis dan fisik mereka yang masih labil dan terbuka terhadap pengaruh dari luar, yang diserap lewat media komunikasi atau pergaulan seperti ketidaktahuan seksualitas serta upaya aktualisasi diri yang kurang mendapat tanggapan dan pengakuan merupakan konflik sekitar kebebasan mereka. Ada banyak hal dapat menjadi penyebab bagi terhambatnya perkembangan seorang remaja, di antaranya kurang menyadari potensi yang dimiliki, pendidikan yang tidak tuntas, perasaan “tidak berpunya” atau minder, perngaruh pernikahan dini, dan kurangnya kesadaran serta upaya untuk mengubah tradisi. Banyak pula yang mengalami masalah lingkungan misalnya kesulitan sekitar perumahan, lingkungan belajar, dan pergaulan bagi mereka yang datang dari desa ke kota besar. Semuanya itu mengakibatkan kaum muda menjadi gelisah, bingung, tidak pasti, dan masa depan suram (Sugiyo, 2001). Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 73Kegiatan 4 Presentasi Kelompok Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok membaca dan memahami teks Alkitab dan menjawab beberapa pertanyaan berikut serta meng­ hubungkan dengan keadilan dan per­ damaian. Selanjutnya presentasikan di depan kelas. Kelompok 1 : Yesaya 57:21 Bagian Alkitab ini berisi tentang kata-kata penghiburan dari Nabi Yesaya untuk umat Tuhan. Dia mengungkapkan bahwa tidak akan ada damai apabila umat Tuhan tetap melakukan ketidakadilan atau kefasikan. Sumber: Dokumen Kemdikbud “Tiada damai bagi orang-orang fasik itu”. Gambar 7.2 Tahukah kamu bahwa seringkali Jelas dari ayat ini bahwa realitas damai sosok seorang ibu dalam keluarga adalah sejahtera bukanlah hal yang tanpa syarat. korban dari ketidakadilan gender. Dia Keadilan rupanya merupakan langkah memiliki 3 peran sekaligus. Sebagai ibu dan awal untuk memasuki suasana damai istri, juga bisa sebagai penanggung jawab sejahtera. Dengan demikian pemecahan rumah tangga. Namun, sekaligus juga sebagai masalah kefasikan atau ketidakadilan perlu perempuan pencari nafkah. Akibatnya dipecahkan lebih dahulu sebelum damai dia sering mengalami stres, sakit, merasa diskriminasi. Juga sering mengalamai hidup yang tidak damai dan diperlakukan tidak adil. sejahtera itu dapat dialami. Ketidakadilan memang pada hakikatnya sangat menganggu, meresahkan dan mengelisahkan. Hal ini dialami oleh Nabi Yesaya di tengah-tengah bangsa yang dikasihinya. Oleh karena itu, Nabi Yesaya menyerukan dan mengusahakan, agar masalah ketidakadilan lebih dulu digarap dan diatasi sehingga damai sejahtera itu pada akhirnya menjadi realita komunitas. Dari teks ini kita mendapat pengajaran bahwa untuk mengalami suasana damai sejahtera baik dalam keluarga, dalam komunitas bahkan di tengah-tengah bangsa, maka perlu diusahakan lebih dahulu pemecahan ketidakadilan. Hasil dari usaha tersebut maka akan tercipta suasana yang adil dan damai yang menjadi dambaan dari setiap insan dimanapun dia berada. Kelompok 2 : Matius 5:9 Teks ini adalah khotbah Tuhan Yesus di bukit : “Berbahagialah orang yang membawa damai”. Orang yang membawa damai itu adalah orang yang menciptakan perdamaian atau yang menyalurkan damai yang berasal dari Tuhan Sang Pendamai Agung kepada semua orang. Jadi, orang tersebut lebih 74 Kelas XI SMA/SMKdahulu menerima damai itu dan menyampaikan kepada semua orang sebagai kesaksiannya. Mereka inilah yang akan disebut anak-anak Allah, yaitu keluarga besar Kerajaan Allah. Itulah sebabnya mereka disebut sebagai orang yang berbahagia karena mereka hidup secara adil, tanpa masalah, tanpa permusuhan, dan tanpa konflik. Jadi dalam ajaran Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah, damai merupakan kondisi yang harus ada dalam Kerajaan Allah. Tanpa keadilan dan perdamaian, Kerajaan Allah tidak dapat dihadirkan dan tanda-tanda Kerajaan Allah tidak dapat dirasakan. Pertanyaan untuk didiskusikan dalam kelompok. Bagaimana makna perdamaian dan keadilan dalam teks Alkitab tersebut? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Pelajaran apa saja yang dapat kamu petik dari teks Alkitab yang dibaca? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 5. Peran Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga adalah lembaga/unit kemasyarakatan yang terkecil dan yang terpenting di dunia. Disebut demikian, karena keluarga menentukan tinggi rendahnya mutu kehidupan masyarakat dan negara termasuk gereja. Kekuatan gereja bahkan suatu bangsa sangat ditentukan oleh unit-unit keluarga yang menjadi warganya. Apabila unit-unit keluarga itu terdiri dari keluarga-keluarga yang sehat (jasmani dan rohani) dan bertanggung- jawab, maka bisa dipastikan bahwa gereja bahkan negara akan menjadi lembaga yang sehat dan kuat pula. Sebaliknya, jika keluarga-keluarga yang menjadi warga gereja itu lemah, rapuh, penuh dengan ketidakadilan, dan jauh dari hidup yang damai maka dapat dipastikan bahwa gereja maupun negara itu akan lemah, rapuh, dan kacau (Krisetya, 1999). Dari ungkapan di atas dapat diringkaskan bahwa pribadi dan keluarga yang kuat adalah keluarga yang bersedia berdamai dengan Allah sumber perdamaian, dan berdamai dengan sesama terutama dengan para anggota keluarga. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 75Kegiatan 5 Bacalah teks di bawah ini dan berilah komentar! “Tahukah kamu, bahwa lingkungan kita membutuhkan keadilan dan per­ damaian? Sudahkah kita menjadi pembawa keadilan dan perd­ amaia­ n bagi keluarga dan lingkungan kita? Sudahkah kita sungguh-sungguh berdamai dengan Allah dan berdamai dengan sesama? Hal ini pernah dibuktikan oleh salah seorang peneliti tentang dampak suasana damai. Suatu ketika, ada dua kelompok ayam betina. Kelompok pertama selalu diperdengarkan musik rohani setiap hari. Kelompok kedua, selalu diperdengarkan musik rock yang keras. Satu bulan kemudian, ketika tiba masa bertelur, ditemukan bahwa kelompok ayam pertama bertelur jauh lebih banyak dari kelompok kedua. Hal ini membuktikan bahwa ayam saja, membutuhkan kedamaian, apalagi manusia.” Komentarku: .................................................................................................................................... .................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................. .................................................................................................................................................................. Kegiatan 6 Penilaian Diri Kenalilah diri kamu dengan mengidentifikasi sejauh mana kamu sudah menjadi alat keadilan dan perdamaian Allah untuk keluarga dan lingkunganmu. Nama Tindakan Berhasil karena Tidak berhasil Cara 1. 1. karena memperbaiki 1. 1. 2. 2. 2. 2. 76 Kelas XI SMA/SMKNama Tindakan Berhasil karena Tidak berhasil Cara 3. 3. karena memperbaiki 3. 3. 4. 4. 4. 4. 5. 5. 5. 5. C. Penutup Rangkuman Remaja membutuhkan dan perlu belajar tentang keadilan dan perdamaian. Hal tersebut perlu menjadi bagian dari kehidupan Kristen yang meneladani kehidupan Tuhan Yesus Kristus. Fenomena perdamaian seringkali berkaitan erat dengan keadilan. Keadaan yang tidak adil dapat menimbulkan konflik antarindividu dalam keluarga dan komunitas. Pribadi Kristen dipanggil oleh Tuhan untuk membawa keadilan dan perdamaian dimanapun dia berada. Dalam keluarga Kristen realita keadilan dan perdamaian sangat erat kaitannya. Bahkan bisa menjadi fenomena kausalitas (fenomena sebab akibat). Realita keadilan dan perdamaian sangat dibutuhkan dalam lingkup keluarga, bahkan juga dalam lingkup komunitas dan negara. Keluarga Kristen perlu meneladani sikap Tuhan Yesus Kristus dalam “Sang Raja Adil, Sang Raja Damai” yang telah memberikan diri-Nya bagi kita. Kaum muda perlu berperan dalam keluarganya secara aktif untuk mengupayakan adanya keadilan, sehingga tercipta suasana damai dalam keluarga. Pada gilirannya remaja Kristen perlu menjadi berkat bagi lingkungannya karena keadilan dan perdamaian yang dihadirkannya. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 77Ayat hafalan dan sharing: Baca dan hafalkan Yakobus 3:17, tentang ciri-ciri pendamai adalah peramah, penurut, penuh belas kasihan, tidak munafik, dan tidak memihak. Sejauh mana kamu sudah melakukan ciri-ciri sebagai Kristen? Diskusikan dengan teman sebangkumu. Bernyanyi Berdoa Ya Tuhan, kami bersyukur atas anugerah yang begitu besar dalam hidup kami. Kami beryukur atas kehidupan kami saat ini. Biarlah kami memiliki sikap yang adil dan damai. Tuhan, kami ingin memulai dari kami masing-masing. Sehingga kami juga mampu untuk membawa sikap hidup damai dan adil di tengah-tengah keluarga dan lingkungan kami. Amin. 78 Kelas XI SMA/SMKBab Keluargaku dalam Gaya Hidup VIII Modern Bahan Alkitab: Kejadian 35: 22b-29, Matius 19: 16-26 A. Pengantar  Berdoa Tuhan, kami mengucap syukur Untuk penyertaan-Mu bagi kehidupan keluarga kami Pada saat ini kami hendak menggali nilai-nilai kekristenan bagi keluarga kami di tengah gaya hidup modern. Tolonglah kami agar keluarga kami tidak goyah, dalam arus perubahan zaman. Engkau Tuhan, tetap menjadi pedoman kehidupan keluarga. Amin.  Bernyanyi PKJ 286 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 79B. Uraian Materi 1. Pengertian Gaya Hidup Modern Kegiatan 1 Curah Pendapat Istilah ’gaya hidup modern’ dalam kehidupan sehari-hari sangat lazim kita dengar. Berikan pendapat kamu atas pertanyaan berikut! a. Apa yang dimaksud dengan gaya hidup modern? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ b. Apakah menggunakan handphone, mobil, motor, laptop, dan ipad termasuk dalam gaya hidup modern? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ c. Sebutkan contoh sikap gaya hidup modern di sekitar kita atau melalui media TV bagi yang memiliki! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 80 Kelas XI SMA/SMKHingga saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai gaya hidup modern. Oleh karena itu mari kita selidiki pengertian gaya hidup modern dengan memulainya dari definisi gaya hidup.  Kotler (2002), gaya hidup sebagai sebuah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.  Assael (1984) mengungkapkan bahwa gaya hidup merupakan sebuah pola kehidupan yang dapat diidentifikasi melalui bagaimana seseorang menghabiskan waktunya, apa yang mereka anggap penting di dalam lingkungan masyarakatnya, dan apa yang mereka pikirkan tentang dirinya sendiri di dunia yang mengitari mereka.  Minor dan Mowen (2002) mengungkapkan bahwa gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktunya.  Suratno dan Rismiati (2001) mengatakan bahwa gaya hidup merupakan pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan bakat yang bersangkutan. Sekarang kita mulai dengan pengertian modern.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), modern di­ artikan sebagai sebuah sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Kata modern berasal dari bahasa Latin yaitu modernus yang berarti saat ini, atau sesuatu yang menunjuk pada sifat kekinian. Di dalam­ nya tercermin suatu nilai yang Sumber: news.ishared.id/2016/05/5-referensi-tempat-bermain-anak- meng­arahkan seseorang untuk bersikap efektif, efisien, praktis, di-mall.html Gambar 8.1 Di kota besar mall menjadi tempat rekreasi keluarga sederhana, dan meng­hargai waktu. Dengan demikian maka dapat diperoleh pengertian bahwa gaya hidup modern merupakan sebuah pola hidup yang menyangkut cara bersikap dan berpikir yang berkaitan dengan aspek fisik, mental, serta spiritual sesuai dengan tuntutan zaman modern. Di dalamnya mencerminkan adanya semangat dan nilai-nilai efektivitas, efisien, praktis, sederhana, menghargai kehidupan, serta menghargai waktu. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 812. Bentuk Gaya Hidup Modern Ada beberapa macam bentuk gaya hidup modern, A.B Susanto (1996) mengatakan bahwa bentuk gaya hidup modern yang sedang menjangkiti keluarga di Indonesia dapat diidentifikasi, sebaai berikut. a. Pola pikir yang menganggap status sebagai sesuatu yang penting. b. Setiap individu memiliki mobilitas yang tinggi. c. Memiliki kebiasaan untuk bercengkrama di tempat-tempat tertentu. d. Memiliki kebiasaan untuk melakukan makan siang atau makan malam bersama di tempat tertentu. e. Melakukan olahraga mahal seperti golf. f. Melaksanakan pernikahan agung. g. Merayakan wisuda. h. Memiliki gaya hidup serba instant. i. Memanfaatkan segala macam jenis teknologi komunikasi. Sedangkan dalam sumber lain dikatakan bahwa gaya hidup modern seperti yang disebutkan sebelumnya, membentuk manusia untuk memiliki kecenderungan bersikap konsumerisme, materialisme, dan hedonisme. a. Konsumerisme adalah gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, atau kesenangan sehingga membentuk seseorang untuk bersikap tidak hemat. b. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indera. c. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi merupakan tujuan utama dalam kehidupan di dunia. Dari paparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya gaya hidup modern dapat mengarahkan individu untuk memiliki pola perilaku negatif maupun positif. Pemahaman yang keliru terhadap esensi dari gaya hidup modern cenderung membentuk seseorang untuk berperilaku menyimpang. Sedangkan pemahaman yang benar terhadap gaya hidup modern justru dapat mengarahkan seseorang untuk memiliki perilaku benar sesuai dengan prinsip-prinsip yang tercermin dalam semangat gaya hidup modern seperti efektif, efisien, praktis, sederhana, menghargai kehidupan, dan menghargai waktu. 82 Kelas XI SMA/SMKKegiatan 2 Diskusi Kelompok Apa jawaban atau pendapatmu tentang pertanyaan-pertanyaan di bawah ini? a. Apakah kamu termasuk orang yang memiliki gaya hidup modern? Jelaskan! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ b. Apakah keluargamu termasuk keluarga yang memiliki gaya hidup modern? Jelaskan! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ c. Bentuk gaya hidup modern seperti apa yang ada dalam dirimu? Jelaskan! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ d. Bentuk gaya hidup modern seperti apa yang ada dalam keluargamu? Jelaskan! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 3. Peran Keluarga di Tengah Gaya Hidup Modern Sebagai seorang remaja yang terlibat dalam proses kehidupan modern, kamu perlu memahami kehadiran dan peran keluarga, selanjutnya melakukan analisis agar dapat mengambil sikap yang tepat. Dalam perspektif kristiani dapat diungkap bahwa peran keluarga di tengah gaya hidup modern sangatlah penting dan perlu dicermati. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 83Beberapa aspek dapat diidentifikasi sebagai berikut. a. Keluarga kristiani perlu membangun persekutuan pribadi-pribadi dan melayani kehidupan. Keluarga kristiani juga dituntut untuk turut serta mengembangkan kehidupan perutusan gereja. b. Dalam kehidupan keluarga Kristen, perlu dibangun persekutuan pribadi- pribadi yang dapat dilakukan dengan meletakkan cinta kasih sebagai asas dan kekuatan yang mempersatukan masing- masing anggotanya. Keluarga Kristen perlu menjaga persatuan yang utuh antara suami-istri dan membangun sebuah bentuk persatuan yang tidak terceraikan. Keluarga Kristen yang modern dalam perkembangan keadaan, perlu memberikan penghargaan yang tinggi terhadap hak-hak dan peranan perempuan, hal ini sebetulnya juga menjadi perhatian negara maupun pada aras dunia. Di samping itu keluarga juga perlu menjunjung tinggi hak-hak anak dan menganggap mereka memiliki pemikiran yang patut dihargai. Kehadiran orang lanjut usia yang menjadi anggota dalam keluarga juga perlu diperhatikan kebutuhannya dan dihargai Sumber: Dokumen Kemdikbud yang selayaknya. Gambar 8.2 Simbol modernisasi tak c. Dalam kaitan dengan perkembangan pernah lepas dari kehidupan remaja masa kini masyarakat, keluarga dipanggil untuk turut serta dalam mengembangkan masyarakat, karena pada hakikatnya keluarga merupakan sel masyarakat yang pertama dan amat penting. Ke­hidupan berkeluarga pada hakikatnya merupakan pengalaman hidup bersatu dan berbagi rasa, sadar akan peranan sosial bagi lingkungan. Oleh karena itu, keluarga Kristen perlu menyadari terhadap rahmat dan tanggungjawabnya bagi masyarakat. d. Di tengah perubahan keadaan dan masyarakat, keluarga perlu terlibat dalam hidup dan perutusan gereja. Hal itu dapat dilakukan dengan cara bersungguh- sungguh dalam membangun persekutuan keluarga yang beriman secara kokoh. Justru di tengah perubahan yang ada, keluarga Kristen harus mampu membangun persekutuan antaranggota keluarga untuk terus-menerus berdialog dengan Tuhan dengan berbagai cara. Melalui keluarga kita bisa memb­ angun persekutuan dengan orang lain dan melayani kebutuhan se­ sama. Oleh karena itu, keluarga Kristen diharapkan dapat melakukan filtrasi 84 Kelas XI SMA/SMKatau menyaring pengaruh negatif dari gaya hidup modern. Dengan demikian di tengah-tengah arus modernisasi, keluarga Kristen mampu menjadi agen penanaman semangat positif yang tercermin dalam gaya hidup modern. Tahukah kamu bahwa sesungguhnya Alkitab memberikan contoh baik yang positif dan negatif berkaitan dengan gaya hidup modern pada waktu itu. Tentu kita bisa belajar dari contoh-contoh tersebut. Contoh yang positif kita bisa melihatnya dari Kejadian 35:22b-29. Sedangkan contoh yang negatif terambil dari Matius 19:16-26. Dalam Kejadian 35:22b-29 mengisahkan tentang kehidupan keluarga Yakub yang memiliki 13 orang anak. Dari 13 anak tersebut Yusuf yang sudah menginjak remaja dikasihi oleh Yakub. Tentu saja hal ini menyebabkan para saudaranya iri hati. Lalu mereka menjual Yusuf menjadi budak di tanah Mesir. Namun pengaruh keluarga Yusuf yang dekat dengan Tuhan masih sangat mewarnai kehidupan Yusuf di tanah Mesir. Yusuf di tanah Mesir akhirnya dapat menjadi pemimpin muda di tengah lingkungan yang maju, bisa dikatakan modern pada saat itu, Yusuf tetap taat dan menjadi pemimpin muda yang takut kepada Tuhan. Akhirnya, Yusuf mampu menolong bapak dan saudara-saudaranya lepas dari bahaya kelaparan, hidup dalam “gaya hidup modern” di tanah Mesir, tetap memelihara kasihnya kepada Tuhan dan keluarganya. Walaupun saudara-saudaranya pernah membenci dan membuang dia, namun ia mampu mengatasi luka batin dan mengampuni para saudaranya sehingga dia dapat mentransformasi keluarganya, hidup berkecukupan dan tetap berjalan seturut dengan kehendak Tuhan. Contoh yang negatif dapat kita lihat dari kehidupan orang muda yang kaya, yang memiliki “gaya hidup modern” pada waktu itu, dapat kita pelajari dari Matius 19:16-26. Meskipun orang muda pada ayat itu hidup bergelimang harta dan gaya hidup yang up to date tetapi ia mengalami kekosongan dan kebimbangan hidup, serta mencari jawaban kepada Tuhan Yesus. Pada saat Tuhan Yesus memberikan pilihan untuk hidup di jalan Tuhan atau “jalan dunia”, sayangnya orang muda tersebut memilih hidup dalam harta dunia yang dimiliki, terkungkung dalam pengaruh gaya hidup buruk yang ia pilih. Akibatnya dia kehilangan Kristus sebagai sumber kehidupan dan berkat. Kegiatan 3 Membuat Tulisan Guru akan membimbing kamu dalam kelompok atau individu untuk membuat tulisan mengenai apa yang kamu temukan ketika melakukan proses menggali informasi mengenai bentuk-bentuk gaya hidup modern yang kamu lakukan dan alami di lingkungan keluarga masing-masing. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 85Kegiatan 4 Presentasi Guru akan meminta kamu untuk mempresentasikan hasil yang kamu peroleh dari proses menggali informasi yang kamu lakukan dengan subjek diri kamu sendiri dan keluarga kamu mengenai bentuk-bentuk gaya hidup modern. C. Penutup Rangkuman 1. Gaya hidup modern merupakan sebuah pola hidup yang menyangkut cara bersikap dan berpikir berkaitan dengan aspek fisik, mental, dan spiritual, sesuai dengan tuntutan zaman modern, di dalamnya mencerminkan semangat efektif, efisien, praktis, sederhana, menghargai kehidupan, dan menghargai waktu. 2. Dalam perubahan keadaan, keluarga Kristen perlu tetap berpegang teguh pada kehendak Kristus dan berperan sebagai berkat bagi lingkungannya. 3. Remaja Kristen perlu membangun persekutuan, melayani hidup, turut serta mengembangkan masyarakat, turut serta dalam hidup dan perutusan gereja, baik bagi gereja maupun lingkungannya. Ayat Emas hari ini: Lengkapilah 1 Timotius 3:15, menghafal, dan merefleksikan isinya. 1. Lengkapilah bagian yang kosong di bawah ini! Jadi jika aku______, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai ________, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan__________. 2. Secara bergantian dengan teman sebangkumu, hafalkanlah ayat tersebut! 3. Pahami dan refleksikanlah makna ayat tersebut bagi kamu! 86 Kelas XI SMA/SMKBernyanyi Doa Kami mengucap syukur Tuhan Untuk penyertaan-mu pada pembelajaran ini Semoga pengetahuan yang kami peroleh mengenai modernisasi Dapat menjadi pedoman hidup dalam keseharian kami Dalam keadaan apapun diri dan keluarga kami Engkau Tuhan selalu jadi pengharapan sejati Terimakasih Tuhan Yesus, Allah surgawi yang beserta kami Amin. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 87Bab Dampak Modernisasi Bagi Keluargaku IX Bahan Alkitab: 1 Samuel 16: 1-12, Efesus 5: 22-33 A. Pengantar  Berdoa Kami mengucap syukur pada-Mu Tuhan sumber ilmu pengetahuan dan berkat Untuk segala penyertaan-Mu dalam keluarga kami Pada kesempatan kali ini tolonglah kami, Untuk memahami nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan keluarga. Agar kami semua siap menghadapi modernisasi Terima kasih Tuhan Yesus, Amin.  Bernyanyi KJ 447 – Dalam Rumah yang Gembira Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 89B. Uraian Materi 1. Pengertian Modernisasi Kegiatan 1 Curah Pendapat Kita sering mendengar istilah modernisasi dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui media sosial, elektronik, maupun media cetak. Berikan pendapat kamu atas pertanyaan berikut! 1. Apa yang dimaksud dengan modernisasi? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 2. Apakah dampak modernisasi bagi keluarga? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… 3. Bagaimana sikap keluarga-keluarga kristen dalam menghadapi modernisasi? …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… Banyak definisi mengenai modernisasi,  Kamus Besar Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa modernisasi sebagai sebuah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.  J.W Schrool (1998) mengungkapkan modernisasi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah pada semua kegiatan, bidang kehidupan, dan aspek kemasyarakatan. Aspek yang paling menonjol proses modernisasi adalah perubahan Iptek yang tinggi. 90 Kelas XI SMA/SMK William E. More (2003) mengungkapkan modernisasi adalah transf­ormasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang didahului oleh negara- negara Barat yang telah stabil.  Koentjaraningrat (1996) mengungkapkan bahwa modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan keadaan dunia sekarang.  Soerjono Soekanto (1998), mengatakan bahwa modernisasi ada- lah suatu bentuk dari Sumber: batarakarya.blogspot.co.id perubahan sosial yang Gambar 9.1 Banyak pabrik dan gedung bertingkat didirikan sebagai biasanya terarah dan simbol era modernisasi. didasarkan pada suatu perencanaan. Dari sekian banyak pengertian yang disebutkan oleh para ahli di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa modernisasi adalah sebuah proses pergeseran yang terjadi kepada individu maupun masyarakat secara holistik sesuai dengan tuntutan zaman modern yang di dalamnya mengungkapkan semangat untuk hidup, bersikap, berpikir secara efektif, efisien, praktis, sederhana, serta menghargai kehidupan, dan menghargai waktu. Kegiatan 2 Dialog dan Tanya Jawab Kamu dapat berdialog dengan gurumu, tentang dampak modernisasi kemudian tanyakan hal-hal yang kamu anggap belum jelas, dan sampaikan hal-hal yang sudah kamu ketahui. 2. Berubahnya Berbagai Fungsi Keluarga Dampak yang paling mendasar dari modernisasi bagi keluarga adalah perubahan fungsi dalam keluarga.  Pertama adalah perubahan fungsi dalam bidang pendidikan. Keluarga yang dahulu bertanggung jawab dalam melatih anak pada usia dini dalam hal fisik, mental, dan spiritual, pada zaman modern fungsinya sudah mulai digeser oleh lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Keluarga yang dahulu berfungsi memberikan pengetahuan tambahan dalam hal kognitif, tentang pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah kini fungsinya mulai digeser oleh Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 91lembaga-lembaga bimbingan belajar. Namun seiring dengan perkembangan yang terus ber­ jalan fungsi keluarga dalam bidang pendidikan mulai terlihat kembali dengan munculnya model home-schooling.  Kedua adalah fungsi sosialisasi anak. Keluarga yang dahulu bertugas untuk membentuk kepribadian anak, memperkenalkan pola tingkah Sumber: Dokumen Kemdikbud laku, sikap, keyakinan, cita-cita, Gambar 9.2 Di samping dampak positif juga ada dampak dan nilai-nilai yang dianut oleh negative dari modernisasi. Keadaan tersebut juga dialami oleh remaja. kelompok sosial masyarakat, pada zaman modern perannya mulai digeser. Peran keluarga tersebut sekarang diambil alih oleh lembaga-lembaga training yang menawarkan jasa pembentukan kepribadian, serta lembaga-lembaga konseling psikologis yang menawarkan jasa untuk mengetahui bakat dan minat melalui tes psikologi.  Ketiga adalah fungsi perlindungan. Keluarga yang dahulunya bertugas untuk memberikan tempat yang nyaman bagi anggota keluarga dan memberikan perlindungan secara fisik, ekonomi, maupun psikologis bagi seluruh anggotanya, pada zaman modern fungsinya mulai digeser oleh lembaga- lembaga yang menawarkan jasa-jasa asuransi.  Keempat adalah fungsi perasaan. Keluarga yang dahulunya bertugas memberikan rasa keintiman, perhatian, dan rasa aman yang tercipta dalam keluarga, pada zaman modern perannya sudah mulai digeser oleh baby sitter, dan day care.  Kelima adalah fungsi rekreatif. Keluarga yang dahulunya berfungsi untuk mencari hiburan, serta memberikan suasana yang segar dan gembira dalam lingkungan keluarga, pada zaman modern perannya sudah mulai digeser oleh media cetak, elektronik, dan media sosial. 3. Dampak Modernisasi bagi Keluarga Ternyata modernisasi yang terus berjalan di tengah-tengah masyarakat memiliki dampak yang cukup signifikan. Dampak modernisasi tersebut dapat berbentuk pengaruh positif maupun negatif baik dalam kehidupan pribadi maupun keluarga. 92 Kelas XI SMA/SMK

 Pengaruh positif modernisasi misalnya dapat membentuk anggota keluarga menjadi pribadi yang menerima dan terbuka pada hal-hal baru. Pada umumnya mereka berani menyatakan pendapat, menghargai waktu, memiliki orientasi pada masa depan. Pada umumnya mereka menghargai adanya perencanaan dan pengorganisasian. Mereka juga memiliki rasa percaya diri, perhitungan, menghargai harkat hidup manusia lain, percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjunjung sikap imbalan harus sama dengan prestasi kerja. Cara mengembangkan iman generasi modern bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, terutama banyak diakses oleh remaja dan pemuda.  Pengaruh negatif dari dampak modernisasi adalah membentuk seseorang untuk memiliki kecenderungan berpikir dan bersikap pragmatis. Terlalu menggantungkan diri pada alat-alat modern, bahkan modernisasi dianggap sebagai Allah. Modernisasi juga dapat menghilangkan fungsi-fungsi vital dari keluarga. Juga berpotensi meningkatnya arus urbanisasi. Dalam kehidupan remaja dapat terlihat meningkatnya kenakalan remaja, dan meningkatnya perilaku menyimpang pada remaja dan orang tua. Kegiatan 3 Diskusi dalam kelompok kecil 1. Apa saja dampak modernisasi yang muncul dalam keluargamu? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ 2. Dampak modernisasi dalam keluargamu cenderung mengarah pada proses seperti apa? ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 93