Tuliskan alasan mengapa seorang guru harus melakukan penelitian tindakan kelas!

Ketika membaca tentang pengertian dan ciri-ciri PTK, barangkali muncul pertanyaan yang sangat mendasar pada diri Anda. Mengapa guru harus dibebani lagi dengan PTK? Pekerjaan guru sudah cukup banyak, mengapa bukan orang lain saja yang melakukan PTK ini? Bukankah ada para peneliti pendidikan yang hasil-hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan oleh para guru? Pertanyaan ini tentu biasa-biasa saja, namun, jika Anda membaca alasan berikut, barangkali rasa antipati Anda akan berkurang, dan lama-lama Anda akan merasakan, bahwa seorang guru memang perlu mampu melakukan PTK. Anggapan bahwa hasil-hasil penelitian pendidikan dapat dimanfaatkan oleh guru ternyata tidak seluruhnya benar, seperti yang diungkapkan oleh Raka Joni, Kardiawarman, & Hadisubroto (1998). Penelitian pendidikan pada umumnya dilakukan oleh para pakar atau peneliti dari LPTK, sehingga masalah yang diteliti sering kurang dihayati oleh guru, meskipun penelitian tersebut dilakukan di kelas. Sebagai akibatnya, guru yang menjadi objek kajian tidak terlibat dalam pembentukan pengetahuan. Di samping itu, penyebarluasan hasil penelitian ke kalangan praktisi di lapangan memakan waktu yang cukup lama karena publikasi melalui jurnal ilmiah sering memerlukan waktu sekitar tiga tahun. Kalaupun hasil tersebut sampai ke tangan guru, untuk mencobakannya masih diperlukan proses yang panjang lagi.

Selanjutnya, pertanyaan: mengapa guru yang harus melakukan PTK, menurut Hopkins (1993) berkaitan dengan isu-isu seputar profesionalisme, praktik di kelas, kontrol sosial terhadap guru, serta kemanfaatan penelitian pendidikan. Dari segi profesionalisme, penelitian kelas yang dilakukan oleh guru dipandang sebagai satu unjuk kerja seorang guru yang profesional karena studi sistematik yang dilakukan terhadap diri sendiri dianggap sebagai tanda (hallmark) dari pekerjaan guru yang profesional. Dari sisi ini ada dua argumentasi yang dapat dikemukakan (Hopkins, 1993, hal. 34-42).

Pertama, guru yang baik perlu mempunyai otonomi dalam melakukan penilaian profesional, sehingga sesungguhnya, ia tidak perlu diberitahu apa yang harus dia kerjakan. Ini tidak berarti bahwa ia tidak dapat menerima masukan atau saran dari luar. Saran atau masukan tersebut tetap penting, tetapi gurulah yang menentukan (memberikan professional judgement) atau yang paling tahu apakah masukan/saran tersebut sesuai dengan kelas yang dihadapinya.
 

Kedua, ketidaktepatan paradigma penelitian tradisional dalam membantu guru memperbaiki kinerjanya dalam mengajar. Salah satu aspek yang tidak menguntungkan dari penelitian tradisional adalah temuan-temuannya yang sangat sulit diterapkan dalam praktik pembelajaran di kelas. Sebagaimana dikemukakan oleh Athur Bolster yang dikutip oleh Hopkins (1993), pengaruh penelitian tentang mengajar terhadap praktik pembelajaran sangat kecil karena asumsi atau titik tolak tentang mengajar yang digunakan para peneliti berbeda dengan asumsi atau titik tolak yang digunakan para guru. Sebagai akibatnya, kesimpulan resmi yang dihasilkan oleh berbagai penelitian tersebut kurang relevan dengan kebutuhan para guru yang mengajar di kelas. Anda barangkali dapat menemukan contoh konkret tentang hal ini.
 

Misalnya para peneliti ingin meneliti keefektifan salah satu metode mengajar. Ia berasumsi bahwa metode tersebut dapat digunakan guru secara terisolasi tanpa memperhatikan aspek lainnya. Padahal, dalam praktiknya, guru tidak pernah menggunakan metode itu secara terisolasi dan selalu menyesuaikannya dengan kondisi kelas. Tentu saja kesimpulan yang dihasilkan oleh penelitian tersebut tidak sepenuhnya sesuai jika diterapkan.

Tuliskan alasan mengapa seorang guru harus melakukan penelitian tindakan kelas!

Tuliskan alasan mengapa seorang guru harus melakukan penelitian tindakan kelas!
TK Perlu Dilakukan Oleh Guru


Ketika membaca tentang pengertian dan ciri-ciri PTK, barangkali muncul pertanyaan yang sangat mendasar pada diri Anda. Mengapa guru harus dibebani lagi dengan PTK? Pekerjaan guru sudah cukup banyak, mengapa bukan orang lain saja yang melakukan PTK ini? Bukankah ada para peneliti pendidikan yang hasil-hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan oleh para guru? Pertanyaan ini tentu biasa-biasa saja, namun, jika Anda membaca alasan berikut, barangkali rasa antipati Anda akan berkurang, dan lama-lama Anda akan merasakan, bahwa seorang guru memang perlu mampu melakukan PTK

Anggapan bahwa hasil-hasil penelitian pendidikan dapat dimanfaatkan oleh guru ternyata tidak seluruhnya benar, seperti yang diungkapkan oleh Raka Joni, Kardiawarman, & Hadisubroto (1998). Penelitian pendidikan pada umumnya dilakukan oleh para pakar atau peneliti dari LPTK, sehingga masalah yang diteliti sering kurang dihayati oleh guru, meskipun penelitian tersebut dilakukan di kelas. Sebagai akibatnya, guru yang menjadi objek kajian tidak terlibat dalam pembentukan pengetahuan. Di samping itu, penyebarluasan hasil penelitian ke kalangan praktisi di lapangan memakan waktu yang cukup lama karena publikasi melalui jurnal ilmiah sering memerlukan waktu sekitar tiga tahun. Kalaupun hasil tersebut sampai ke tangan guru, untuk mencoba nya masih diperlukan proses yang panjang lagi.

Selanjutnya, pertanyaan: mengapa guru yang harus melakukan PTK, menurut Hopkins (1993) berkaitan dengan isu-isu seputar profesionalisme, praktik di kelas, kontrol sosial terhadap guru, serta kemanfaatan penelitian pendidikan. Dari segi profesionalisme, penelitian kelas yang dilakukan oleh guru dipandang sebagai satu unjuk kerja seorang guru yang profesional karena studi sistematik yang dilakukan terhadap diri sendiri dianggap sebagai tanda (hallmark) dari pekerjaan guru yang profesional. Dari sisi ini ada dua argumentasi yang dapat dikemukakan (Hopkins, 1993, hal 34-42).

Pertama, guru yang baik perlu mempunyai otonomi dalam melakukan penilaian profesional, sehingga sesungguhnya, ia tidak perlu diberitahu apa yang harus dia kerjakan. Ini tidak berarti bahwa ia tidak dapat menerima masukan atau saran dari luar. Saran atau masukan tersebut tetap penting, tetapi gurulah yang menentukan (memberikan professional judgement) atau yang paling tahu apakah masukan/saran tersebut sesuai dengan kelas yang dihadapinya

Kedua, ketidaktepatan paradigma penelitian tradisional dalam membantu guru memperbaiki kinerjanya dalam mengajar. Salah satu aspek yang tidak menguntungkan dari penelitian tradisional adalah temuan temuannya yang sangat sulit diterapkan dalam praktik pembelajaran di kelas. Sebagaimana dikemukakan oleh Arthur Bolster yang dikutip oleh Hopkins (1993), pengaruh penelitian tentang mengajar terhadap praktik pembelajaran sangat kecil karena asumsi atau titik tolak tentang mengajar yang digunakan para peneliti berbeda dengan asumsi atau titik tolak yang digunakan para guru. Sebagai akibatnya, kesimpulan resmi yang dihasilkan oleh berbagai penelitian tersebut kurang relevan dengan kebutuhan para guru yang mengajar di kelas.

Faktor lain yang juga ikut memperkuat alasan perlunya guru melakukan PTK adalah keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan pengembangan di sekolahnya dan mungkin di tingkat yang lebih luas, sehingga ia perlu mampu melakukan reviu terhadap kinerjanya sendiri, untuk selanjutnya dapat dipakai sebagai masukan dalam reviu kinerja sekolah. Kegiatan menilai daya serap, reviu muatan kurikulum, atau reviu teknik pembelajaran yang efektif memerlukan keterampilan untuk melaksanakan PTK. Dengan pengalaman melaksanakan PTK, guru akan merasa lebih mantap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan inovatif.

IGAK Wardhani dan kuswaya wihardit, penelitian tindakan kelas, 2011, cet 11, universitas terbuka, hal...1.12

Bagikan Artikel

untuk membantu penduduk Yatsrib dalam mengajarkan agama Islam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengirim Dai yang bernama​

kafir Quraisy merasa khawatir dengan peristiwa hijrah kaum muslimin Ke Habsyi karena Islam umat Islam akan Terusir dari Mekah B Islam akan menyebar ke … luar maka c kebesaran kafir Quraisy akan terasa ingin B kafir Quraisy tidak bisa mengganggu lagi​

Konsentrasi Kerajaan Sriwijaya pada kegiatan per dagangan didukung oleh fakta A Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu & Balaputradewa berhas … il membawa Sriwijaya pada puncak kejayaan C Sriwijaya terletak di tepi pantai dan Sungai Musi n Sriwijaya merupakan pusat penyebaran agama Buddha E Sriwijaya banyak menghasilkan beras​

Tuliskan Sebab-akibat ( hubungan bom atom di diroshima dengan kemerdekaan RI )​

analisislah bagaimana pandangan hidup nyai ahmad dahlan memengaruhi tindakannya​

siapa yg pertama kali menemukan lagu galau? GUHEK JADI GALAU BANGET ANJENG​

pengertian cabang ilmu antropologi fisik

keluarga Bu Siti adalah keluarga yang kurang mampu. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarganya, Bu Siti harus berutang dengan demikian Bu Siti … TOLONG DI JAWAB YA.....​

Agar manusia dapat belajar dan me- nambah pengetahuan, Allah Swt. mem- berikan .... a. rumah mewah b. sekolah megah pancaindra C. d. pakaian e. buku p … elajaran​

. Arti potongan hadis di bawah ini adalah ....ثم يكون في ذلك علقة مثل ذلك a. setiap kalian dikumpulkan pen- ciptaannya dalam rahim ibunya b.kemudian … menjadi segumpal darah selama waktu itu juga c.kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh kepadanya d. demi Allah yang tiada Tuhan selain- Nya e. sehingga tidak ada jarak antara dirinya dengan surga​