Cabang iman yang berhubungan dengan anggota badan

IMAN memiliki cabang yang sangat banyak, hal ini menunjukkan bahwa kata-kata IMAN jika disebutkan secara mutlak -tanpa dikaitkan dengan kata Islam- mencakup agama secara keseluruhan. Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan cabang-cabang IMAN tersebut baik secara global ataupun secara rinci.

Berkaitan dengan penjelasan Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam tentang IMAN secara global, hal ini terdapat dalam hadits Abu Hurairah Radhiallohu ‘Anhu, beliau berkata; Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

 ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻀﻊ ﻭﺳﺒﻌﻮﻥ ﺷﻌﺒﺔ، ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﺷﻌﺒﺔ ﻣﻦ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ 

IMAN itu ada lebih dari tujuh puluh cabang, dan MALU merupakan salah satu cabang dari IMAN

Dalam riwayat yang lain :

ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻀﻊ ﻭﺳﺒﻌﻮﻥ، ﺃﻭ ﺑﻀﻊ ﻭﺳﺘّﻮﻥ ﺷﻌﺒﺔ، ﻓﺄﻓﻀﻠﻬﺎ ﻗﻮﻝ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺃﺩﻧﺎﻫﺎ ﺇﻣﺎﻃﺔ ﺍﻷﺫﻯ ﻋﻦ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ، ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﺷﻌﺒﺔ ﻣﻦ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ 

IMAN itu ada lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, tingkatan cabang terafdhol -tertinggi- adalah ucapan LA ILAHA ILLALLOH, tingkatan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan, dan MALU merupakan salah satu cabang dari IMAN [Muttafaqun ‘alaih]

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang (riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan yang paling utama ialah Laa ilaaha illa Allah, dan yang terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga merupakan salah satu cabang iman.” (Ashhabus Sittah).

Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.

Para pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta mengumpulkan ringkasan masalah ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada hakikatnya iman yang sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian :

1. Tashdiq bil Qalbi, yaitu meyakini dengan hati,

2. Iqrar bil Lisan, mengucapkan dengan lisan, dan

3. Amal bil Arkan, mengamalkan dengan anggota badan.

Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :

1) Niat, aqidah, dan amalan hati;

2) Lidah; dan

3) Seluruh anggota tubuh.

Yang Berhubungan dengan Niat, Aqidah, dan Hati

1) Beriman kepada Allah, kepada Dzat-Nya, dan segala sifat-Nya, meyakini bahwa Allah adalah Maha Suci, Esa, dan tiada bandingan serta perumpamaannya.

2) Selain Allah semuanya adalah ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.

3) Beriman kepada para malaikat.

4) Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.

5) Beriman kepada para Rasul.

6) Beriman kepada takdir yang baik maupun buruk, bahwa semua itu dating dari Allah.

7) Beriman kepada hari Kiamat, termasuk siksa dan pertanyaan di dalam kubur, kehidupan setelah mati, hisab, penimbangan amal, dan menyeberangi shirat.

8) Meyakini akan adanya Syurga dan Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.

9) Meyakini neraka dan siksanya yang sangat pedih untuk selamanya.

10) Mencintai ALLAH

11) Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah termasuk mencintai para sahabat, khususnya Muhajirin dan Anshar, juga keluarga Nabi Muhammad saw dan keturunannya.

12) Mencintai Rasulullah saw, termasuk siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat atasnya, dan mengikuti sunnahnya.

13) Ikhlash, tidak riya dalam beramal dan menjauhi nifaq.

14) Bertaubat, menyesali dosa-dosanya dalam hati disertai janji tidak akan mengulanginya lagi.

15) Takut kepada Allah.

16) Selalu mengharap Rahmat Allah.

17) Tidak berputus asa dari Rahmat Allah.

18) Syukur.

19) Menunaikan amanah.

20) Sabar.

21) Tawadhu dan menghormati yang lebih tua.

22) Kasih saying, termasuk mencintai anak-anak kecil.

23) Menerima dan ridha dengan apa yang telah ditakdirkan.

24) Tawakkal.

25) Meninggalkan sifat takabbur dan membanggakan diri, termasuk menundukkan hawa nafsu.

26) Tidak dengki dan iri hati.

27) Rasa malu.

28) Tidak menjadi pemarah.

29) Tidak menipu, termasuk tidak berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan atau maker kepada siapapun.

30) Mengeluarkan segala cinta dunia dari hati, termasuk cinta harta dan pangkat.

Yang Berhubungan dengan Lidah

31) Membaca kalimat Thayyibah.

32) Membaca Al Quran yang suci.

33) Menuntut ilmu.

34) Mengajarkan ilmu.

35) Berdoa.

36) Dzikrullah, termasuk istighfar.

37) Menghindari bicara sia-sia.

Yang berhubungan dengan Anggota Tubuh

38) Bersuci. Termasuk kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.

39) Menjaga shalat. Termasuk shalat fardhu, sunnah, dan qadha’.

40) Bersedekah. Termasuk zakat fitrah, zakat harta, member makan, memuliakan tamu, serta membebaskan hamba sahaya.

41) Berpuasa, wajib maupun sunnah.

42) Haji, fardhu maupun sunnah.

43) Beriktikaf, termasuk mencari lailatul qadar di dalamnya.

44) Menjaga agama dan meninggalkan rumah untuk berhijrah sementara waktu.

45) Menyempurnakan nazar.

46) Menyempurnakan sumpah.

47) Menyempurnakan kifarah.

48) Menutup aurat ketika shalat dan di luar shalat.

49) Berkorban hewan, termasuk memperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan menjaganya dengan baik.

50) Mengurus jenazah.

51) Menunaikan utang.

52) Meluruskan mu’amalah dan meninggalkan riba.

53) Bersaksi benar dan jujur, tidak menutupi kebenaran.

54) Menikah untuk menghindari perbuatan keji dan haram.

55) Menunaikan hak keluarga dan sanak kerabat, serta menunaikan hak hamba sahaya.

56) Berbakti dan menunaikan hak orang tua.

57) Mendidikan anak-anak dengan tarbiyah yang baik.

58) Menjaga silaturrahmi.

59) Taat kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.

60) Menegakkan pemerintahan yang adil

61) Mendukung jemaah yang bergerak di dalam kebenaran.

62) Mentaati hakim (pemerintah) dengan syarat tidak melanggar syariat.

63) Memperbaiki mu’amalah dengan sesama.

64) Membantu orang lain dalam kebaikan.

65) Amar makruh Nahi Mungkar.

66) Menegakkan hukum Islam.

67) Berjihad, termasuk menjaga perbatasan.

68) Menunaikan amanah, termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.

69) Memberi dan membayar utang.

70) Memberikan hak tetangga dan memuliakannya.

71) Mencari harta dengan cara yang halal.

72) Menyumbangkan harta pada tempatnya, termasuk menghindari sifat boros dan kikir.

73) Memberi dan menjawab salam.

74) Mendoakan orang yang bersin.

75) Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.

76) Menghindari permainan dan senda gurau.

77) Menjauhkan benda-benda yang mengganggu di jalan.

Cabang iman yang berhubungan dengan anggota badan
Ilustrasi by Google

Oleh: Umi Kulsum.M Ag. (Sekretaris DPW Wanita PUI Jawa Barat)

Allahumma shalli alaa Muhammad wa alaa ali Muhammad.

Semua manusia memiliki iman.

Iman artinya tashdiq membenarkan sedangkan menurut syari iman adalah perkataan di lisan kenyataan dalam hati amalan dengan anggota badan bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang jika melakukan maksiat.

Iman merupakan benteng. Kuat tidaknya seseorang terhadap bujukan syetan akan tergantung kepada kuat tidaknya iman. Iman itu banyak sekali cabangnya, diantara cabang-cabang iman adalah berdasarkan sabda Rasul SAW:

عن أبي هريرة رضي الله عنه ايضا،عن النَّبيّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: ((الإيمانُ بِضْعٌ وَسَبعُونَ أَوْ بِضعٌ وسِتُونَ شُعْبَةً: فَأفْضَلُهَا قَولُ: لا إلهَ إلا اللهُ، وَأَدْنَاهَا إمَاطَةُ الأذَى عَنِ الطَّريقِ، والحياءُ شُعبَةٌ مِنَ الإيمان)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi SAW., sabdanya: “Iman itu ada 70 lebih atau 60 lebihnya ialah antara 3 sampai  9 cabangnya. Maka yang terutama sekali ialah ucapan La ilaha illallah, sedang yang terendah sekali ialah melemparkan apa-apa yang berbahaya dari jalan. Perasaan malu – berbuat keburukan – adalah salah satu cabang dari keimanan.” (Muttafaq ‘alaih)

Kita ingin tahu apa saja yang termasuk ke dalam cabang iman. Diantara cabang imam yaitu:

  1. Cabang iman yang tertinggi ialah kalimat ‘Laa ilaha illalah’ (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah). Kalimat tersebut adalah pokok Islam dan Iman. Kalimat tersebut merupakan rukun pertama dari Islam dan yang bisa membuat seseorang masuk Islam.
  2. Cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, yag dimaksud di sini adalah menyingkirkan setiap gangguan apa pun. Sedangkan meletakkan gangguan di jalanan termasuk sesuatu yang terlarang. Semisal memarkir mobil di jalan dan mengganggu kendaraan yang lalu lalang, ini termasuk meletakan gangguan di jalan. Mengalirkan air sehingga mengganggu orang lain di jalan, ini pun termasuk yang dilarang. Begitu pula meletakkan batu sehingga mengganggu di jalan, ini pun dilarang. Jika seseorang menyingkirkan gangguan-gangguan tadi dari jalanan,itu menunjukan keimanannya orang itu.
  3. Cabang iman yg selanjutnya adalah Malu dlm melakukan kejelekan. Seseorang yang memiliki sifat malu, maka dirinya akan semakin mempesona dengan akhlaknya yang mulia.

Menurut Syaikh Shalih Al Fauzan malu terbagi 2, yaitu:

  1. Malu yang terpuji, yaitu Malu yang bisa mengantarkan pada kebaikan dan mencegah dari kejelekan.
  2. Malu yang tercela yaitu Malu yang menghalangi seseorang dari berbuat baik, dari menuntut ilmu dan malu bertanya dalam perkara yang dibingungkan.

Firman Allah yang berkaitan dengan iman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang sebenar-benarnya beriman hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka (terus percaya dengan) tidak ragu-ragu lagi, serta mereka berjuang dengan harta benda dan jiwa di jalan Allah. Mereka  itulah orang-orang yang benar (pengakuan imannya) .(QS.Al-Hujurat 15) 

Semoga Allah selalu memberikan kekuatan iman dan islam kepada kita semua dan kematikan kita kelak husnul khatimah masuk syurga tanpa hisab. (Zoom)